< Previous140 4. Apakah ternak yang baru pubertas diperbolehkan untuk dikawini ? Beri alasanmu ! 5. Kapan sebaiknya ternak mulai dikawini? Mengapa ? 6. Salah satu faktor yang mempengaruhi umur pubertas adalah faktor genetik, di mana bangsa sapi perah lebih cepat pubertas dibanding dengan sapi potong. Mengapa bisa demikian ? 7. Pubertas pada ternak jantan terjadi pada saat ternak tersebut sudah mampu memproduksi spermatozoa yang masak. Faktor apa saja yang sangat berperan dalam pemasakan spermatozoa! 8. Mungkinkah ternak yang belum mencapai pubertas sudah mengalami siklus berahi, mengapa ? Jika dalam pelaksanaan diskusi kelompok atau selama mempelajari materi ini ada permasalahan atau ada materi yang belum Anda pahami, silahkan anda ungkapkan dalam bentuk pertanyaan secara lisan dan tuangkan dalam bentuk pertanyaan tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pertanyaan dibuat per individu sesuai dengan permasalahan atau materi yang belum dipahami. Pertanyaan dituangkan dalam format berikut ini”. 141 FORMAT PERTANYAAN PESERTA DIDIK NAMA KELOMPOK TOPIK : SUB TOPIK : NO PERTANYAAN Kegiatan-3.1 Mengumpulkan informasi/ eksperimen/ percobaan Untuk membedakan bahwa ternak sudah mengalami pubertas ataukah belum dapat dilihat dari tanda-tanda eksterirnya. Untuk itu, silahkan anda lakukan percobaan pada ayam ras petelur betina. Bahan yang perlu dipersiapkan ayam ras betina muda dan ayam ras betina petelur baru produksi . Langkah yang harus anda lakukan : 1. Pegang ayam muda dan ayam yang baru produksi 2. Amati apa perbedaannya !, caranya lihatlah bagian : a. jengger, adakah perbedaan ? 142 b. pial , adakah perbedaan ? c. ukur jarak antara kedua tulang pubis ! d. ukur jarak antara tulang dada dan tulang duduk ( lebar perut) ! hasil pengamatan 1 No Kondisi ayam Hasil Keterangan 1 Ayam ras petelur muda - warna jengger - ukuran jengger - warna pial - ukuran pial - jarak antara kedua tulang pubis - jarak antara tulang dada dan tulang duduk -------------------------------- -------------------------------- ------------------------------- ------------------------------- ------------------------------- ------------------------------- ------------------------------- ------------------------------- 2 Ayam ras petelur awal produksi - warna jengger - ukuran jengger - warna pial - ukuran pial - jarak antara kedua tulang pubis - jarak antara tulang dada dan tulang duduk -------------------------------- -------------------------------- -------------------------------- -------------------------------- -------------------------------- -------------------------------- -------------------------------- --------------------------- Kegiatan -3.2 Mengumpulkan informasi/ mencoba/ eksperimen Judul : Melakukan identifikasi jenis-jenis folikel didalam ovarium Siapkan alat dan bahan berikut : 143 1. Ayam yang sedang berproduksi ( bertelur) 2. Disseting set/gunting kecil 3. Meja praktek 4. Lakukan langkah-langkah berikut : 5. Potong ayam dengan menggunakan pisau yang tajam, pada daerah vena jugularis 6. Bedahlah dadanya secara hati-hati 7. Keluarkan organ-organ dalam, terutama organ pencernakan, karena organ pencernakan dlam tubuh menutupi organ-organ reproduksi. 8. Keluarkan ovarium dengan hati-hati, maka akan terlihatlah folikel-folikelnya Gambar dan lakukan identifikasi Data pengamatan 2 N0 Macam folikel Ciri-ciri khusus 1 Folikel primer ....................................................................................... ....................................................................................... ....................................................................................... 2 Folikel sekunder ....................................................................................... ....................................................................................... ....................................................................................... 3 Folikel tersier ....................................................................................... ....................................................................................... ....................................................................................... 4 Folikel de Graaf ....................................................................................... ....................................................................................... ....................................................................................... 144 Kegiatan -4 Mengasosiasikan/ mengolah informasi Kesimpulan hasil identifikasi dari hasil pengamatan, diskusi dan pengumpulan informasi adalah : ------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------- Guru mata pelajaran Kelompok (-----------------------------) (-------------------------------) Kegiatan-5 Mengkomunikasikan Presentasikan hasil kerja kelompok anda di depan teman-teman !. Apakah ada tanggapan /masukan /sanggahan dari hasil kerja kelompok anda ?. Bandingkan dengan hasil temanmu. Buat laporan hasilnya ! 145 c. Gametogenesis (Oogenesis dan spermatogenesis) ( Waktu : 1 x 3 JP) Kegiatan -1 Lembar Informasii : Gametogenesisadalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom, contohnya apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi ternak. PERTEMUAN KE –14 MENGAMATI: 3. Lakukan pengamatan dengan cara mencari informasi melalui internet/buku/modul, dll tentang : a. Oogenesis b. Spermatogenesis c. Pengangkutan, pematangan dan penyimpangan spermatozoa d. Fisiologi semen 4. Pelajari uraian materi tentang gametogenesis dalam buku teks siswa dibawah ini 146 Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n). Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis. 1. Oogenesis (Ovigenesis) Sel telur atau ovum (jamak:ova) adalah suatu sel yang sanggup dibuahi dan selanjutnya dapat mengalami perkembangan embrional. Pengadaan ovum terjadi di dalam ovarium dan meliputi oogenesis, follikulogenesis, dan ovulasi. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Oogenesis sudah dimulai pada periode prenatal. Potensial gamet oogonium terkait dengan folikel primer pada awal pembentukannya. Pada awal pembentukannya, proliferasi oogonia dengan pembelahan mitosis terjadi dalam parenkim ovarium. Proliferasi ini berhenti sebelum kelahiran sehingga ovarium mempunyai jumlah potensial ova atau oosit yang tetap pada saat dilahirkan. Oosit memasuki profase pada pembelahan miosis pertama selama peride fetus. Pola siklus dalam pertumbuhan dan pematangan oosit telah terjadi sejak periode prenatal dan selanjutnya setelah dilahirkan. Namun oosit yang betul-betul matang adalah tercapai pada saat umur pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub 147 primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. Pertumbuhan dan pematangan oosit tersebut berlanjut terus secara siklus setelah pubertas. Pertumbuhan folikel terus terjadi pada setiap siklus berahi. Sekelompok oosit akan tumbuh dan matang seiring dengan pertumbuhan dan pematangan folikelnya. Setelah miosis berhenti, perkembangan, pematangan kembali dengan pertumguhan oosit dan pembentukan zona pellucid, membran luar seperti gel di sekitar oosit. Pertumbuhan oosit diikuti dengan pertumbuhan folikel. FSH menstimulir proliferasi sel-sel granulosa yang mengelilingi oosit, dengan folikel berkembang dari folikel primer menjadi folikel sekunder. Proses oogenesis diawali dari perubahan bakal sel telur atau oogonia dan diakhiri dengan terbentuknya ovum atau oosit yang siap diovulasikan. Pertumbuhan oosit ditandai oleh pembesaran sitoplasma karena penumpukan granula-granula deutoplasma (kuning telur) dalam berbagai ukuran, pembentukan zona pelusida sebagai sualu selaput sel telur, serta proliferasi mitosis epitel folikuler dan jaringan sekitarnya. Sel-sel folikuler ini dapat berfungsi sebagai sel-sel pemberi makan bagi oosit dengn jalan menyediakan deutoplasma bagi bakal sel telur 148 tersebut. Menjelang pubertas, sel telur telah mengumpulkan materi sebagai sumber energi untuk perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan oosit terbagi atas dua fase. Selama fase pertama, oosit bertumbuh cepat dan erat berhubungan dengan perkembangan folikel ovari. Ukuran dewasanya tercapai kira-kira pada waktu pertumbuhan antrum dimulai di dalam folikel. Selama fase kedua, oosit tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii yang berespon terhadap hormon-hormon hipofisis sangat bertambah besar diameternya. Pada umumnya, pertumbuhan ini hanya berlaku bagi folikel pada saat ovum telah mencapai ukuran yang maksimal. Selama fase terakhir pertumbuhan folikel, oosit mengalami pematangan. Nukleus yang telah memasuki profase, pembelahan meosis selama pertumbuhan oosit bersiap-siap untuk menjalani pembelahan reduksi. Pada pembelahan pertama, dua anak sel terbenuk dan masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom. Berbeda dengan spermatogenesis, satu anak sel mengambil hampir semua sitoplasmal, sel ini disebut oosit sekunder dan anak sel lainnya yang jauh lebih kecil disebut badan kutub (polar body). Pada pembelahan sel kedua, oosit sekunder membagi diri mnjadi ootid (n) dan badan polar kutub kedua (n). Kedua badan kutup tersebut mengandung sedikit sekali sitoplasmal, terjerat dalam zona pelusida dan mengalami degenerasi. Badan kutub pertama dapat pula membagi diri sehingga zona pelusida dapat berisi satu, dua, atau tiga badan kutub. Kecuali oosit primer pada kuda, pada ternak mamalia lain oosit sekunderlah yang dibebaskan pada waktu ovulasi. Oosit terus berkembang sampai pembuahan dan menjadi zigot. Pada proses oogenesis, satu oosit primer berkembang menjadi satu ovum, 149 sedangkan pada proses spermatogenesis, satu spermatosit primer berkembang menjadi empat spermatozoa. Pembentukan, pelepasan, dan pembuahan ova merupakan proses reproduksi yang sangat penting pada hewan betina. Beratus-ratus calon ovum yang potensial terdapat di ovarium pada waktu lahir, tetapi hanya beberapa yang berhasil diovulasikan. Jumlah oosit di dalam ovaria pada seekor sapi sangat bervariasi dan berkisar antara 0 (kemandulan sempurna) sampai 700.000. Jumlah tersebut relatif stabil sekitar 140.000 pada saat sapi mencapai umur 4 - 6 tahun dan mendekati 0 padaumur 20 tahun. Kebanyakan oosit berdegenerasi dan mati pada suatu proses yang disebut atresiafollikuler. Produk dari pembelahan pertama miosis adalah oosit sekunder dan polar body pertama yang tersimpan/berlokasi diantara membran vitelin dan zona pellucida di dalam ruang perivitelin. Pada pembelahan ini, jumlah kromosom di dalam oosit berubah dari diploid (2n) menjadi haploid (n). Oosit sekunder mempertahankan semua sitoplasma dan setengah materi inti (kromosom) dari oosit primer. Kemudian setengah dari materi inti tersebut terekstrusi sebagai polar body. Pembelahan miosis pertama ini berakhir sesaat sebelum ovulasi pada sapi, babi dan domba serta segera setelah ovulasi pada kuda. Next >