< Previous130 hormon oxytocin ini akan dihasilkan dan diangkut melalui sistem sirkulasi menuju uterus yang dapat menstimulasi peningkatan pelepasan PGF2α. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini. Sumber : Mottershead (2001) dalam... (IPB) Gambar 24. Siklus Estrus pada sapi Sumber : research.vet.upenn.edu – 131 4. Faktor-tor-faktor yang mempengaruhi pubertas Tercapainya pubertas bagi setiap individu hewan agak berbeda-beda karena pertumbuhan tubuh dan kelamin sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor keturunan, iklim, sosial dan makanan. a. Musim Musim sangat mempegaruhi pada alat reproduksi hewan tersebut. Contoh : biasanya ternak partus pada musim semi, karena untuk menjaga kesehatan pedet dan induknya serta ketersediaan pakan akan tercukupi. b. Suhu Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu. Suatu lingkungan dengan suhu ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu ternak terutama pada masa-masa pubertasnya. Suhu yang terlalu dingini atau terlalu panas (tidak normal) akan menggangu hal tersebut di atas. Ternak akan memilih suhu ideal untuk melakukan perkawinan. Suhu yang sangat panas akan menghambat/mempengaruhi tingkat kawin dari suatu ternak. c. Makanan Jika pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh tenak, jumlah maupun kualitasnya baik maka sangat baik ternak tersebut. Dengan demikian perkembangan reproduksi mulai dari dari pubertas hingga dewasa penuh juga berkembang dengan baik. Kekurangan pakan pada hewan akan menyebabkan penundaan pubertas, sedangkan kelebihan pakan akan memperpendek pubertas. Pakan yang cukup diperlukan untuk fungsi endoktrin yang normal. Sintesis dan sekresi hormon-hormon reproduksi oleh kelenjar-kelenjar endoktrin dipengaruhi oleh tingkatan pakan yang diberikan, semakin berkualitas dan kecukupan jumlah pakan yang diberikan 132 maka sintesis hormon akan lebih cepat. Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi akan terhambat apabila hewan betina muda mengalami kekurangan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya. Sapi Holstain yang diberi makan dengan tingkat energi yang tinggi, sedang, dan rendah memperlihatkan umur dan bobot tubuh yang berbeda-beda pada saat pubertas. Pubertas dicapai pada umur 262 hari pada sapi dengan tingkatan energi 140%, 344 hari pada tingkatan energi 100%, dan pada tingkatan energi 60% pada umur 504 hari, bobot tubuh yang dicapai berkisar antara 200 dan 300 kg. Pada pemeliharaan normal pubertas dicapai pada umur 20—560 hari dengan bobot tubuh 179—424 kg. d. Faktor-faktor genetik Faktor keturunan sangat menentukan saat tercapainya pubertas. Sebagai contoh sapi ongole atau persilangan ongole dengan FH, pada umumnnya lebih lambat mencapai pubertas daripada sapi FH. Faktor genetik yang berpengaruh terhadap pubertas dicerminkan dengan adanya perbedaan-perbedaan antar bangsa, strain, dan persilangan. Bangsa sapi perah mencapai pubertas lebih cepat dibandingkan dengan sapi potong. Sapi-sapi Brahman dan Zebu mencapai pubertas 6-12 bulan lebih lambat daripada bangsa-bangsa sapi eropa. Pada umumnya, pubertas akan lebih cepat pada perkawinan cross breeding dibandingkan dengan inbreeding. Pengaruh bangsa terhadap umur pubertas didemonstrasikan dengan membandingkan sapi bangsa besar dan kecil. Penelitian di Nebraska membagi-bagi sapi menjadi tiga kategori, yaitu bangsa sapi persilangan Jersey yang mencapai pubertas lebih pendek, persilangan Carolais dengan pubertas yang panjang dan pubertas 133 sedang pada persilangan Hereford dengan Angus dan South Devon. Persilangan sapi Jersey mengalami pubertas pada umur 322 hari dibandingkan dengan persilangan yang lain 364-415 hari. Bobot tubuh yang dicapai pada saat pubertas 219 kg pada persilangan Jersey, sedangkan yang lain 266-303 kg. Pada bangsa domba, perbedaan umur dan bobot tubuh dapat dilihat pada persilangan bangsa Finn yang mengalami pubertas lebih awal yaitu 219 hari dengan bobot tubuh 40 kg dibandingkan dengan persilangan Rambouillet pada umur 238 hari dan bobot tubuh 44kg dan bangsa aslinya pada umur 245 hari dan bobot tubuh 45 kg. Bangsa asli babi Poland China dan Chester White mencapai pubertas pada umur 204 hari dibandingkan bangsa persilangannya 182 hari. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi saat tercapainya pubertas, tetapi dalam prakteknya, untuk menentukan saat pubertas berdasarkan umur dan sekali-sekali berdasarkan berat badan. e. Lingkungan Faktor lingkungan seperti temperatur dan kelembaban dapat menyebabkan penundaan pubertas. Kelompok sapi yang berada pada daerah bertemperatur tinggi (Brahman dan Shorthorn) dapat tumbuh lebih cepat tetapi pubertasnya tertunda dibandingkan dengan kelompok sapi yang berada pada daerah bertemperatur rendah (Santa Gertrudis). Waktu lahir anak-anak domba berpengaruh besar terhadap waktu pubertas. Demikian juga babi yang dilahirkan pada musm gugur akan mencapai pubertas lebih cepat dibandingkan dengan yang lahir pada musim semi. Musim kelahiran babi yang berpengaruh nyata terhadap pubertas. Bangsa Chester White yang lahir pada musim semi akan mencapai pubertas 12 hari lebih cepat dibandingkan dengan yang 134 lahir pada musim gugur, sebaliknya bangsa Poland China yang lahir pada musim gugur mencapai pubertas 13 hari lebih cepat dibandingkan dengan yang lahir pada musim semi. Faktor lingkungan lainnya yang dapat mempercepat timbulnya pubertas adalah kehadiran pejantan pada sekelompok betina. Interaksi hewan jantan dan hewan betina akan merangsang perkembangan kelenjar endoktrin dan saluran reproduksi sehingga hewan akan lebih cepat mencapai pubertas. f. Musim kawin (breeding season) Musim kawin juga mempengaruhi pubertas. Ketika musim kawin terjadi banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang belum dewasa sekalipun. Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya. Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain : Lamanya siang hari, biasanya ternak akan sering ovulasi pada malam hari, sehingga pada siang hari sebelumnya ternak tersebut menunjukkan tanda-tanda berahi yang dapat merangsang pejantan untuk mengawininya. Awal pubertas pada hewan betina disebabkan oleh pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar adenohipofise ke dalam pembuluh darah dan bukan produksi hormon-hormon tersebut secara tiba-tiba. Pada hewan yang belum dewasa kelamin terbukti mengandung hormon-hormon gonadotopin pada hewan-hewan betina muda immatur akan menyebabkan ovarium dan saluran reproduksi memberikan respon dengan terjadinya estrus dan ovulasi. g. Faktor-faktor lain Contoh faktor lain yang dapat mempengaruhi antara lain jenis ternak yang dipelihara jantan semua atau betina semua, pemeliharan jantan 135 dan betina yang digabung dalam satu kandang (dicampur) dan lain-lain. Pada semua ternak bahwa dewasa kelamin akan tercapai pada saat dewasa tubuh tercapai. Pada saat ini ternak sudah mampu untuk melakukan perkawinan, tetapi pada saat itu tubuhnya belum mampu untuk melakukan proses reproduksi selanjutnya seperti bunting, melahirkan dan menyusui. Pada saat itu tubuhnya masih dalam proses pertumbuhan, sehingga apabila ternak tersebut bunting maka tubuhnya harus menyediakan makanan untuk pertumbuhan dirinya dan pertumbuhan anak yang dikandungnya. Apabila hal ini terjadi maka kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan akan terjadi seperti terjadi kematian baik pada induk maupun anaknya, akan melahirkan anak-anak yang cacat atau lemah, kecil, dll. Untuk menghindari hal-hal tersebut diatas maka sebaiknya perkawinan hendaknya ditangguhkan beberapa saat sampai tubuhnya cukup dewasa atau dewasa tubuh telah tercapai. Umur dan berat badan pada saat pubertas dari bangsa yang berbeda disajikan pada tabel di bawah ini. 136 Tabel 5. Umur dan berat pubertas pada beberapa macam ternak No Jenis ternak Umur (bulan) Berat ( kg) Umur dikawinkan pertama kali 1 Kelinci, tipe: -ringan - menengah - berat 4 6-7 9-12 - - 2 Kambing 5-7 10-30 12-18 3 Babi 4-7 68-90 8-9 4 Domba 7-10 27-34 12-18 5 Kerbau 24-30 18-24 6 Kuda 15-24 Bervariasi dengan ukuran kematangan bangsa 24-36 7 Sapi perah 8-13 160-270 18-24 Sapi pedaging (Eropa) 10-15 18-24 Sapi Zebu 18-24 8 Kucing 10 - Sumber : Muhammad Yusuf (20120) dan Toelihere, 1995; Latifah (1986) Pada ternak kelinci, pubertas (dewasa kelamin) tergantung pada umur, ukuran tubuh dan bangsa atau jenisnya. Jenis kelinci kecil lebih cepat mencapai dewasa kelamin dibandingkan dengan jenis kelinci yang lebih besar. Jenis kelinci kecil mencapai dewasa kelamin pada umur 4 bulan, jenis menengah mencapai umur 6 sampai 7 bulan dan jenis berat mencapai dewasa kelamin pada umur 9 sampai 12 bulan. Siklus berahi kelinci tidak beraturan sebagaimana didapatkan pada kebanyakan hewan lainnya. Pada saat pubertas, follicle stimulating hormone (FSH) dilepaskan ke dalam aliran darah menyebabkan pertumbuhan folikel-folikel pada ovarium. Sewaktu folikel-folikel tersebut tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium meninggi dan estrogen disekresikan di dalam ovarium untuk dilepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen menyebabkan hewan betina menerima hewan jantan. Umumnya perkembangan folikel terjadi dalam beberapa gelombang, pada waktu yang sama 5 sampai 10 yang 137 berkembang pada tingkat yang sama di ovarium. Folikel yang mulai berkembang ada terus menerus, jadi terdapat beberapa tingkatan perkembangan dari folikel. Apabila folikel-folikel telah matang, mereka aktif dalam memproduksi estrogen selama kira-kira 12 sampai 14 hari. Setelah periode ini, jika ovulasi tidak terjadi, folikel akan mengalami degenerasi, sesuai dengan pengurangan tingkat estrogen dan kemauan untuk menerima hewan jantan. Demikian halnya pada ternak kelinci, dewasa kelamin pada unggaspun tergantung juga pada jenis dan typenya. Pada ayam-ayam ras petelur ringan pubertas lebih cepat tercapai yaitu sekitar berumur 18-19 minggu, ayam petelur tipe sedang antara 20-22 minggu sedangkan pada tipe berat akan lebih lama lagi. Sedangkan pada puyuh mengalami dewasa kelamin pada umur 36 – 40 hari dan mulai bertelur pada umur 40-42 hari. Dewasa kelamin lebih dahulu terjadi sebelum dewasa tubuh terjadi, oleh sebab itu ternak betina tidak dikawinkan pada waktu munculnya tanda-tanda pubertas yang pertama karena untuk mencegah hewan betina bunting, sedang kondisi badan masih dalam proses pertumbuhan, sehingga tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dirinya dan pertumbuhan anak yang dikandungnya. Pubertas pada hewan betina ditandai dengan estrus yang terjadi secara tiba-tiba sehingga sangat menyolok perubahannya. Pubertas biasanya terjadi apabila berat dewasa tubuh hampir tercapai dan kecepatan pertumbuhan mulai menurun. hewan-hewan muda tidak oleh dikawinkan sampai pertumbuhan badannya memungkinkan suatu kebuntingan dan kelahiran normal. Sapi-sapi dara sebaiknya dikawinkan berdasarkan ukuran dan berat bukan berdasarkan umur. Mekanisme timbulnya pubertas dikontrol secara fisiologis yang 138 melibatkan gonad dan kelenjar adenohifpofise, maka pubertas dipengaruhi oleh hormon, genetik, nutrisi, dan lingkungan. 5. Pubertas pada ternak jantan Pubertas merupakan batasan umur dan waktu hewan jantan secara fisik dan fisiologis siap untuk melakukan perkawinan dan berkembangbiak. Pada hewan jantan, pubertas ditandai dengan direproduksinya hormon adrogen dan spermatozoa serta organ-organ reproduksi telah berkembang dan ternak mampu melakukan kopulasi. Kriteria lain yang menandai pubertas pada hewan jantan adalah adanya spermatozoa di dalam epididimis, terjadi ejakulasi dengan adanya stimulasi elektrik, penis telah mengalami ereksi dan perpanjangan, penis mampu melewati preputium, dan libido hewan mulai tampak. Seperti halnya pada hewan betina, pubertas pada hewan jantan dipengaruhi oleh hormon, geneik, nutrisi, dan lingkungan. Tabel 6. Umur pubertas dan umur kawin yang dianjurkan pada hewan jantan. Jenis ternak Umur pada pubertas (bulan) Umur yang dianjurkan pada perkawinan pertama (bulan) Rata-rata Kisaran Kuda 18 12—24 18—24 Sapi 10 6—18 18—24 Kerbau 3 tahun Domba 7 4—12 10—14 Babi 6 4—8 6—8 Kelinci - Tipe kecil - Tipe sedang - Tipe berat 4 6-7 9-12 139 Proses pembentukan spermatozoa (spermatogenesis) dimulai pada waktu pubertas atau dewasa kelamin. Pubertas pada ternak jantan terjadi pada waktu hormon-hormon adenohypophysa menggertakkan pelepasan hormon-hormon gonadal yang menyebabkan untuk pertumbuhan organ-organ kelamin dan sifat-sifat kelamin sekunder. Fisiologi reproduksi pada kerbau agak berbeda. Dibandingkan dengan ternak sapi ataupun kuda, pubertas pada kerbau dicapai umur jauh lebih tua. Di Jawa, estrus pertama terlihat pada kerbau lumpur pada umur 3-5 tahun. Namun demikian kerbau betina adalah ternak produktif selama hidupnya, yang dapat menghasilkan 20 ekor anak dalam waktu 25 tahun. Kegiatan -2. Menanya Berdasarkan hasil mengamati (membaca lembar informasi) yang telah anda lakukan, dan untuk meningkatkan pemahaman anda tentang Pubertas pada beberapa jenis ternak, lakukan diskusi kelompok dan jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini: 1. Ternak akan mengalami pubertas pada umur tertentu, tergantung dari jenis ternak dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Jelaskan, adakah hubungan antara umur pubertas dengan berat ternak? 2. Pada ternak yang sudah menghasilkan folikel yang telah masak, maka proses reproduksi terus akan berlangsung sampai ternak tersebut sudah tidak dapat menghasilkan folikel yang masal lagi. Mengapa demikian ? 3. Ada beberapa hormon tertentu yang secara langsung mempengaruhi pubertas ternak. Hormon apa itu dan bagaimana kerja hormon tersebut? Next >