< Previous50 No Jenis ternak Organ reproduksi betina Bentuk Berat Ukuran 2. .................... 3...................... 4..................... 5...................... Dst ............... .............. ............... ................. ............... .............. ............... ................. ............... .............. ............... ................. Lembar Informasi Reproduksi hewan betina adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan. Sistem reproduksi akan berfungsi apabila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Dewasa kelamin disebut juga pubertas. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun ternak betina. Sistem reproduksi pada ternak betina terdiri atas ovarium dan saluran reproduksinya (sistem ductus). Sistem tersebut mempunyai dua fungsi menerima telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur ke tempat implantasi yaitu uterus dan menerima spermatozoa dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduct atau tuba fallopii, tepatnya dibagian infundibulum. Pada mamalia (termasuk ternak ruminansia dan non ruminansia), ovarium dan bagian duktus dari sistem reproduksi berhubungan satu dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dengan sebuah seri dari ligamen-ligamen. Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga melekat pada uterus. 51 Oviduct berada di dalam lipatan mesosalpink, sedangkan mesosalpink melekat pada ligamen ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen inguinal, yang homolog dengan gubernakulum testis. Bagian ligamen ini membentuk ligamen bulat pada uterus yang kemudian melebarkan diri dari uterus ke daerah inguinal. Gambar 7 . organ reproduksi betina pada sapi Sumber : animal--husbandry.blogspot.com Gambar 8. Organ reproduksi kuda betina Sumber : Infonet biovision ora 52 Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavumpelvis dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Secara anatomi alat reproduksi betina pada umumnya terdiri atas : ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva. Pada tenak unggas pembagian organ-organ reproduksi betina ini agak berbeda, karena memang fungsi dari tiap-tiap organ antara ternak ruminansia dan ternak unggas ada perbedaannya. Organ-organ reproduksi betina tersebut terdiri atas ovarium , infundibulum, magnum, ishmus, uterus dan vagina. 1. Ovarium Ovarium disebut organ kelamin primer. Organ tersebut adalah bagian alat kelamin yang paling utama, karena fungsinya untuk menghasilkan sel gonad (ovum). Ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari sepasang ovari yaitu ovari kanan dan ovari kiri yang terletak di belakang ginjal kanan dan kiri. Bentuk ovarium seekor sapi betina bentuknya menyerupai biji buah almond dengan berat rata-rata 10 - 20 gram. Ovarium terletak di dalam rongga perut. Ovarium digantung oleh suatu ligamentum yang disebut mesovarium. Ligamentum tersebut tersusun atas syaraf-syaraf dan pembuluh darah. Mesovarium berfungsi untuk mensuplai makanan yang diperlukan oleh ovarium dan sebagai saluran reproduksi. Ovarium ini berbentuk lonjong bulat. Fungsi ovarium adalah untuk memproduksi sel telur/ovum dan sebagai penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibinJadi seperti juga halnya dengan testis pada ternak jantan, ovarium bersifat endokrin dan bersifatsitogenik.Ovarium bersifat endokrin, yaitu 53 mampu menghasilkan dan mensekresikan hormon (hormon steroid/steroidogenesis) yang akan diserap secara langsung kedalam peredaran darah. Ovarium juga bersifat sitigenik artinya ovarium juga mampu menghasilkan sel yaitu ovum atau sel telur, baik dalam pembentukan dan pematangan folikel. Oleh karena itu ovarium sering juga disebut induk telur, indung telur atau pengarang telur. Pada ternak kerbau, ovarium kanan lebih aktif dibandingkan ovarium kiri. Berbeda dengan jenis-jenis ternak lainnya, pada jenis unggas, ovarium tidak sepasang melainkan hanya satu buah yaitu dibagian kiri sedangkan ovarium sebelah kanan mengalami rudimenter. Ovarium pada unggas ini berupa follikel-follikel, sehingga ovarium unggas disebut juga follikel. Follikel pada unggas disertai dengan adanya kuning telur atau yolk. Pada unggas, yolk berfungsi sebagai cadangan makanan bagi calon individu baru, karena pada unggas pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induknya, sehingga perlu cadangan makanan untuk perkembangan hidupnya. Besarnya ovarium bervariasi antar jenis ternak, hal ini tergantung dari jenis ternak, umur dan masa reproduksi ternak.Bentuk ovarium pada kebanyakan spesies hewan adalah hampir sama yaitu seperti biji almond, tetapi ada beberapa ternak yang mempunyai bentuk ovarium yang berbeda seperti pada ternak babi bentuk ovariumnya tampak dengan lobul-lobul karena banyaknya folikel dan corpus lutea. Pada kuda bentuk ovarium mirip seperti kacang karena adanya fosa ovarii.Perbedaan bentuk ovarium tersebut karena pada dasarnya pada hewan dapat dibedakan dua sifat dalam melahirkan anak yaitu hewan yang bersifat polytocus yaitu melahirkan anak dalam jumlah banyak dalam satu kali kelahiran seperti babi, kucing dan tikus sehingga bentuknya seperti buah murbei. Sedangkan sifat yang kedua adalah 54 termasuk dalam golongan hewan monotokes maka bentuk ovariumnya bulat panjang atau bundar. Bentuk dan Berat Ovarium dijelaskan pada Tabel berikut: Tabel 3. Bentuk dan Berat atau ukuran Ovarium Ternak No Jenis ternak Berat dan ukuran ovarium Bentuk ovarium 1 Sapi 11-18 gram Oval 2 Kerbau 3,3 – 6,1 gram Panjang : 2,4-2,8 cm 3 Domba 2-3 gram Seperti buah almond 4 Kuda 70-90 gram Musim kawin : - panjang 6-8 cm - lebar 3-4 cm Bukan musim kawin - panjang 2-4 cm - lebar 2-3 cm Seperti kacang 5 Babi 8-16 gram Seperti buah murbei 6 Anjing 3-12 gram Memanjang, menipis, oval 7 Kelinci 0,5 – 0,75 gram Sumber : Fransond, 1992 Bagian ovarium terdiri atas bagian medula atau bagian sentral dan merupakan bagian yang berongga (vaskular). Sedangkan bagian luar atau korteks terdiri atas jaringan ikat iregular yang padat. Lapisan luar dari korteks adalah kapsul jaringan ikat yang padat yaitu Tunika 55 albugenia. Sedangkan lapisan yang paling luar merupakan suatu lapis tunggal dari epitel germinal atau disebut sel kelamin primer. Ada dua komponen yang amat penting yang terdapat dalam ovarium. Komponen tersebut adalah folikel dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting dalam proses reproduksi. Gambar 9 . Follikel dalam ovarium Sumber : Dokterternak.com 2. Folikel Ovarium mengandung folikel-folikel. Setiap follikel mengandung satu ovum. Pembentukan dan pertumbuhan folikel ini dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofise. Folikel dalam pertumbuhannya mengalami empat tahap yaitu : a. folikel primer Follikel yang paling muda disebut foolikel perimer. Folikel primer ini merupakan suatu sel besar. Tiap-tiap folikel terdapat oosit yang dikelilingi oleh suatu lapis tunggal dari sel-sel folikel dan disebut membrana granulosa. Folikel primer ini terjadi sejak ternak betina 56 masih dalam kandungan. Letak folikel primer ini berada langsung di bawah kulit ovarium atau tunika albugenia. b. folikel sekunder Perkembangan dari follikel primer adalah follikel sekunder. Folikel sekunder ini letaknya agak jauh dari permukaan ovarium. Perbedaan dengan follikel primer, follikel skunder mempunyai banyak Sel-sel granulosa dan ovumnya dilapisi oleh pembungkus tipis yang disebut membrana vitelina. c. folikel tertier Folikel tertier merupakan perkembangan dari folikel sekunder, dimana sel-sel granulosanya tampak lebih besar dan letaknya jauh dari korteks ovarium. Pada follikel sekunder ini pertumbuhan sel granulosa antara bagian luar dan bagian dalam tidak sama sehingga menyebabkan terbentuknya rongga atau antrum-antrum yang semakin lama besarnya bertambah sehingga membentuk menjadi satu antrum yang besar. d. Folikel de Graaf Perkembangan dari follikel primer menjadi follikel sekunder dan follikel tersier akan tumbuh dan berkembang lagi menjadi follikel yang mengandung ovum yang telah dewasa dan siap melakukan fertilisasi. Ova didalam folikel primer semakin besar. Sel-sel folikel berganda menjadi beberapa lapis, hingga membentuk folikel yang masak. Dalam folekel de graaf ini ovum terbungkus oleh masa sel yang masak yang disebut cumulus ooporus. Ovum bersama cumulus ooporus menonjol kedalam ruang antrum yang penuh dengan cairan folikel. Cairan folikel ini mengandung hormon estrogen. Sel-sel granulosa yang membungkus ovum disebut corona radiata. 57 Folikel degraaf setelah membentuk sejumlah cairan terus membesar dan mendorong ke arah permukaan ovari. Folikel yang telah masak ( folikel de Graaf) akan menonjol keluar melalui korteks ke permukaan ovarium. Dalam pertumbuhannya, folikel de Graaf mempunyai dua lapis sel stroma cortex yang mengelilingi sel-sel folikuler. Lapisan sel-sel tersebut membentuk theca foliculi yang dapat dibagi atas theca interna dan theca externa. Folikel de Graaf inilah yang akan siap diovulasikan (peristiwa keluarnya ovum dari folikel) dan jumlahnya hanya satu karena sapi merupakan hewan monotokosa yang menghasilkan satu keturunan setiap kebuntingan. Peristiwa ovulasi diawali dengan robeknya folikel de Graaf pada bagian stigma dipengaruhi oleh hormon LH (Luteinizing hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipifise. LH menyebabkan aliran darah di sekitar folikel meningkat dan menyebabkan dinding folikel pecah. Bekas tempat ovum yang baru keluar disebut corpus haemorragicum yang dapat kemasukan darah akibat meningkatnya aliran darah dan menjadi merah, setelah itu terbentuk corpus luteum (berwarna kuning ) yang akan menghasilkan hormon progesteron untuk mempertahankan kebuntingan dan menghambat prostaglandin. Sehingga pada saat bunting tidak terjadi ovulasi karena prostaglandin yang mempengaruhi hormon estrogen dan FSH. Pemecahan folikel de Graaf terjadi sewaktu ovum dilepaskan dari ovarium yaitu pada daerah stigma. Stigma semakin lama menipis dan mengembung kepermukaan ovarium. Stigma yang mengembung segera pecah melepaskan sedikit cairan folikuler. Cairan folikuler bergerak melalui celah tersebut dan membawa 58 ovum. Pecahnya folikel de Graaf yang membawa ovum keluar sering diistilahkan dengan sebutan “ ovulasi”. Setelah ovulasi makafolikel akan menciut. Dan ovulasi ini diikuti oleh pendarahan yang cukup meluas didalam rongga folikel. 3. Corpus Luteum Luteunasi adalah proses pembentukan corpus luteum oleh sel-sel granulose dan sel-sel theca. Segera sesudah ovulasi, terjadi kawah pada permukaan ovarium. Kawah tersebut kemudian diisi oleh darah dan lymphe sehingga berwarna merah, dan membentuk corpus haemorrhagicum. Darah ini cepat membeku dan diresorbsi. Kemudian rongga ini diganti dan diisi oleh sel-sel lutein yang semakin lama semakin banyak. Pada ternak sapi, sel-sel lutein mengandung suatu pigmen lipochrom kuning (lutein) . Apabila kebuntingan terjadi maka corpus luteum akan mempertahankan ukuran besarnya dan disebut sebagai corpus luteum verum. Sedangkan apabila tidak terjadi kebuntingan disebut corpus luteum spurum. Jika tidak terjadi fertilisasi (peleburan sel telur dan sel sperma) maka corpus luteum beregresi karena aktifitas hormon progesteron menurun, dan memungkinkan folikel de Graaf yang lain menjadi matang. Kemudian corpus luteum beregresi akan mengecil dan berwarna pucat dan disebut corpus albicant. Aktifitas FSH (Follicel Stimulating Hormone) akan semakin dipacu lagi yang menyebabkan perkembangan folikel tersier menjadi folikel de Graaf. Pengecilan corpus luteum disertai dengan munculnya tenunan pengikat, lemak dan struktur semacam hialine di antara sel-sel luteum. Hal ini akan mempercepat regresi sel luteum dan akhirnya sel luteum dan akhirnya sel luteum tidak terdapat lagi. Bekas tempat corpus 59 luteum berubah menjadi jaringan parut yang berwarna coklat kepucat-pucatan, yang kemudian disebut corpus albicans. Gambar 10. Pertumbuhan dan perkembangan follikel Sumber : Pewidya blogspot. Com 4. Tuba Uterin Atau Tuba Fallopii ( oviduct ) Tuba Fallopii atau oviduct merupakan saluran reproduksi yang letaknya paling dekat dengan ovarium atau paling anterior. Pada umumnya tuba fallopii merupakan saluran kecil, berliku-liku dan terasa keras seperti kawat terutama pada pangkalnya. Namun, Tuba fallopii pada unggas tidak keras, besar dan kurang panjang. Antara ovarium dan oviductterdapat hubungan anatomik yang erat,walaupun tidak bersambung dalam arti kata yang sebenarnya. Pada saat ovulasi, ovum disapu ke dalam ujung Next >