< Previous316 Cara pencegahan dan pengobatan Penderita diberi obat batuk untuk menggertak produksi lendir (ekspektoransia). Sebagai usah pencegahan, ternak hendaknya diistirahatkan dan ditempatkan di kandang yang hangat dan bersih. c) Pneumonia Penyebab Penyakit Penyebab penyakit ini sama dengan penyebab penyakit bronchitis. Peradan/gan terjadi pada paru–paru baik pada jaringan parenchimnya maupun pada interstitialnya. Penyakit dapat terjadi secara akut maupun kronis. Gejala Sakit Gejala–gejala yang ditimbulkan karena penyakit pneumonia dibedakan menjadi dua macam yaitu kejadian yang akut dan kejadian yang kronis : Kejadian yang akut Ternak mengalami demam Kondisi badan lemah Tidak ada nafsu makan Frekuensi pulsus (denyut nadi) dan frekuensi pernapasan meningkat Ada sekreta pada hidung Pada kejadian yang kronis Tidak demam Sekreta dari hidung bisa berbentuk mucous, hingga mucopurulent Ternak mengalami sesak napas Cara pencegahan dan pengobatan 317 Ternak yang sakit diobati dengan antibiotic, atau obat sulfa. Ternak yang sakit diisolasi diistirahatkan dan dan ditempatkan di kandang yang hangat dan bersih. d) Endometritis Penyebab penyakit Endometritis merupakan penyakit radang selaput lendir rahim yanag terjadi pada sapi dan kerbau. Mikroorganisme non spesifik yang menjadi penyebab penyakit ini adalah Eschericia coli, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Basillus sp. Mikroorganisme spesifik yang dapat menyebabkan endometritis yang menular sudah di bahas di bagian depan, diantaranya pada jenis penyakit brucellosis, vibriosis, trichomoniasis, dan leptospirosis. Endometritis terjadi karena proses kelahiran yang abnormal, seperti keguguran (abortus), sulit beranak (distoksi), kelahiran disi, kelahiran kembar, retensia plasenta, lesion traumatic atau luka pada uterus, cervix, vagina, maupun vulva. Gejala sakit Penyakit endometritis ditandai dengan keluarnya eksudat (cairan radang) dari uterus ke vagina. Pada waktu ternak birahi akan keluar gumpalan nanah yang bercampur lendir, kadang–kadang lendir birahi berwarna keruh seperti awan, atau air susu. Karena banyak mengandung sel darah putih. Gejala umum penyakit endometritis adalah gagalnya konsepsi walaupun perkawinan dilakukan berulang. Adakalanya siklus birahi normal, tapi adakalanya siklus birahi pendek (8 – 12 hari), 318 karena sel telur yang sudah dibuahi mati, atau akan terjadi siklus birahinya panjang karena embrio mati. Pencegahan dan pengobatan Pengobatan secara langsung terhadap penyakit endometritis adalah pemberian antibiotic secara intra uterin. Antibiotik yang digunakan antara lain Penisilin dan Streptomisin, atau jenis antibiotic lain yang berspektrum luas, yaitu teramisin, tetrasiklin, aureomisin, atau neomisin. Pengobatan secara tidak langsung juga dapat dilakukan, prinsipnya untuk merangsang penyembuhan, yaitu dengan menggunakan estrogen, estradiol, atau ovalum. Yang diberikan secara intra muskuler. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang dan lingkungan, tatalaksana pemeliharaan yang baik, penanganan induk dengan baik, serta melakukan pencegahan penyakit kelamin menular. e) Kalibasilosis Penyebab penyakit Penyakit Kalibasilosis disebabkan oleh kuman Escherichia colli. Kuman ini dapat dibedakan kedalam kuman yang bersifat enteropatogenik, dan kuman yang bersifat septikemik. Ternak yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah anak sapi umur 2–10 hari. Escherichia colli, yang tinggal di dalam lumen usus akan menghasilkan enterotoksin yang dapat menyebabkan peningkatan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus. Cairan tersebut diambilkan dari jaringan lainnya di luar usus, sehingga jaringan tersebut akan mengalami dehidrasi dan 319 gangguan keseimbangan elektrolit, yang dapat menyebabkan penderita menjadi stress dan diakhiri dengan kematian. Gejala sakit Dikenal dua bentuk klinis kalibasilosis, yaitu bentuk toksemia, dan bentuk klasik. Kalibasilosis bentuk toksemia ditandai dengan : Suhu tubuh abnormal Pulsus lemah Kelemahan usus yang berat Penderita dapat mati dalam waktu 2–6 jam, semenjak diketahui gejala–gejala tersebut Kalibasilosis bentuk klasik, ditandai dengan : Diare profus, faeses berbentuk pasta atau sangat berair, berwarna putih atau kuning, dengan bau yang sangat menusuk hidung Pada faeses kadang–kadang dijumpai adanya darah segar Nafsu makan hilang Penderita mengalami dehidrasi, stress dan diakhiri dengan kematian Cara pencegahan dan pengobatan Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat diberikan cairan faali, dan tindakan pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan, serta menjaga lantai kandang tidak lembab atau basah. 2) Penyakit yang tidak menular karena gangguan metabolisme a) Ketosis Penyebab penyakit 320 Penyakit ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat atau karena tidak efisiensinya kelenjar adrenalin. Ketosis terjadi pada sapid an domba yang berproduksi susu tinggi dan gejalanya terjadi 10 hari sampai 6 minggu setelah melahirkan. Kejadian penyakit banyak dijumpai pada sapi dewasa dan sapi yang beru beranak satu kali. Ketosis terjadi karena meningkatnya kadar keton di dalam darah dan kadar glukosanya rendah. Gejala sakit Gejala yang tampak pada sapi yang menderita ketosis adalah : Tidak ada nafsu makan Ternak kelihatan lesu Produksi susu menurun Terjadi kelumpuhan Tercium bau aseton di dalam susu urine dan napas sapi. Gejala ketosis kadang–kadang dikacaukan dengan gejala penyakit milk fever. Oleh karena itu untuk mendiagnosis penyakit ini perlu pengamatan yang lebih teliti terhadap riwayat penyakit, gejala sakit dan melakukan uji ross untuk menentukan kadar aceton di dalam urine. Cara pencegahan dan pengobatan Ketosis dapat diobati dengan penyuntikan hormon adrenokortikotropik (ACTH), atau dengan kortikosteroid. Untuk meningkatkan kadar gula dalam darah dapat disuntik dengan glukosa 50%. Sebagai pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberi pakan konsentrat yang melebihi kebutuhan pada dua minggu terakhir masa kering dua minggu pertama mas permulaan laktasi. 321 b) Milk Fever Penyebab penyakit Milk fever disebabkan oleh kekurangan zat kapur dalam darah. (Hypocalcemia). Penyakit ini terjadi apabila persediaan Ca dalam jaringan tidak mencukupi kebutuhan Ca yang diperlukan untuk produksi susu. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada sapi setelah 72 jam melahirkan anak dan dapat terjadi sapi muda yang baru melahirkan pertama maupun sapi yang sudah dewasa (beberapa kali melahirkan). Biasanya terjadi pada sapi berumur 5–9 tahun, kadang–kadang terjadi juga pada domba. Penyakit ini dapat terjadi sebelum melahirkan, pada saat melahirkan atau beberapa bulan setelah melahirkan. Gambar 69. (a) Upaya penangan agar sapi tidak ambruk, (b) Sapi Ambruk dan tidak mampu berdiri lagi, karena penyakit Milk Fever http://dokterternak.com/2013/05/20/sapi-hypocalcaemia-paresis-puerpuralis-milk-fever-calving-paralysis-parturient-paralysis-parturient-apoplexy-ssa-kekurangan-kalsium-postpartus/ a b 322 http://dokterternak.com/2013/06/08/syndrom-sapi-ambruk-hypocalcaemia-paresis-puerpuralismilk-feverparturient-paralysis-bagian-ii Gejala sakit Penyakit ini menunjukkan gejala–gejala sebagai berikut : Sapi terlihat jalannya goyang kanan dan kiri (sempoyongan) Sapi akan sering berbaring dengan tumpuan dada dan kepala akan menghadap ke daerah lipat paha Karena kelumpuhan kaki belakang sapi tidak mampu berdiri lagi Mata tampak melotot dan tidak bersinar lagi (sayu) Nafsu makan menurun/hilang Hidung kering dan kaki dingin Diagnosis penyakit sering dikacaukan dengan gejala sakit ketosis. Untuk itu perlu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap darah dan urine dan pengamatan gejala–gejala klinis lebih teliti. Cara pencegahan dan pengobatan Sapi yang sakit dapat diobati dengan kalsium glukonate 20% dengan cara intravena sebanyak 250–500 cc. Pemberian kalsium glukonate dapat diulang 2–3 kali jika selam 8–12 jam belum sembuh. Sebagai upaya pencegahan, sapi yanag sedang bunting perlu diberi tambahan mineral Ca. c) Timpani Penyebab penyakit Timpani disebut juga dengan nama bloat atau meteorismus atau perut kembung adalah keadaan keadaan rumen yang penuh berisi dengan gas metan (CH4) hasil fermentasi dn ternak tidak 323 dapat mengeluarkannya. Penyakit ini disebabkan oleh makanan yang mudah terfermentasi, misalnya daun–daun yang berwarna hijau muda dan segar yang banyak mengandung air dan berprotein tinggi. Hijauan leguminosa mudah terfermentasi dan menghasilkan gas. Oleh karena itu pemberian leguminosa segar yang berlebihan dapat menimbulkan timpani. Pemberian pakan penguat yang terlalu banyak juga dapat menimbulkan timpani. Pemberian rumput yang basah atau berembun juga dapat menyebabkan timpani. Timpani biasanya terjadi pada sapi, kerbau dan domba. Gambar 70. Sapi Terkena Penyakit Timpani Sumber: http://www.harapanrakyat.com/kawali/ternak-sapi-di-cipaku-diserang-penyakit-timpani Gajala sakit Gejala–gejala yang timbul karena timpani adalah : Perut sebelah kiri atas membesar (di daerah legok lapar) Ternak tampak gelisah disertai menendang–nendang perutnya Sesak napas (dispnea), bernapas dengan mulut terbuka Pemeriksaan dengan cara perkusi terdengar adanya timbunan udara 324 Jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematiana karena ternak kekurangan oksigen Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan gejala klinisnya, terutama terjadinya pembesaran lambung di daerah legog lapar. Cara pencegahan dan pengobatan Timpani dapat diobati dengan cara pemberian minyak tumbuh–tumbuhan (minyak nabati), misalnya minyak kedele, minyak kacang tanah dan minyak jagung dengan dosis 120–240 ml diberikan per oral. Jika pengobatan tidak memberikan hasil, maka perlu dilakukan penusukan rumen dengan trokar untuk mengeluarkan gas yang ada di dalam rumen. Bagian yang runcing dari trokar ditusukkan ke arah titik tengah segitiga daerah legok lapar, yang terdapat dibagian kiri badan ternak. Obat anti kembung lainnya yang dapat diberikan antara lain cresol dengan dosis 10–30 ml, terpentin dengan dosis 30–60 ml, atau larutan formaldehid dengan dosis 30–50 ml. Obat–obat tersebut diberikan per oral. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara tidak memberikan pakan leguminosa melebihi dari 50% dari total pakan hijauan, ternak tidak digembalakan ketika rumput masih basah karna embun atau air hujan. d) Indigesti Penyebab penyakit Indigesti adalah gangguan pencernaan lambung di bagian depan pada ternak ruminansia. Salah satu bentuk indigesti akut adalah indigesti asam (asidosis rumen) atau impaksia rumen. 325 Indigesti disebabkan karena ternak mengkonsumsi pakan penguat yang banyak mengandung karbohidrat secara berlebihan. Kesalahan pengelolaan bisa terjadi karena peternak beranggapan bahwa dengan pemberian pakan penguat yang banyak maka produksi susu meninghkat. Dapat juga terjadi karena kesalahan pemberian pakan, sehingga sapi dengan berbagai umur diberi jenis pakan penguat yang sama. Sehingga sapi yang lebih kuat akan memperoleh pakan yang lebih banyak dan berlebihan sehingga menyebabkan kasus digesti. Konsumsi karbohidrat berlebihan menyebabkan kuman gram positif terutama lactobasillus tumbuh dengancepat. Kuman ini menghasilkan asam susu yang berlebihan sampai 20%, sehingga dapat menurunkan derajat keasaman. Lambung, dari pH 6–7 menjadi 4,0. Meningkatnya jumlah asam di dalam rumen berakibat meningkatnya tekanan osmosis. Peningkatan tekanan osmosis menyebabkan absorbsi air menurun. Sementara itu produksi air liur meningkat untuk menetralkan asam yang berlebihan. Karena air liur berlebihan, maka keinginan untuk minum menurun, sehingga pemasukan air dari luar berkurang. Akibatnya lebih lanjut adalah terjadinya dehidrasi yang sangat. Meningkatnya asam susu yang berlebihan menyebabkan peningkatan kadar asam dalam darah yang disebut dengan asidosis. Gejala sakit Ternak yang menderita indigesti menunjukkan gejala–gejala klinis sebagai berikut : Adanya rasa sakit di daerah perut Penderita tampak lesu dan malas bergerak Nafsu makan dan minum hilang Next >