< Previous4Kelas XI SMA/SMK1. Menggemilangkan Kebajikan yang Bercahaya Tian Yang Maha Esa menjelmakan manusia melengkapinya dengan dua bagian yang tak terpisahkan, yaitu: roh (shen) atau daya hidup rohani, dan nyawa (gui) atau daya hidup jasmani. Daya hidup Rohani itu adalah Watak Asli atau Watak Sejati yang di dalamnya terkandung benih-benih kebajikan, yaitu: Cinta kasih (ren), Kebenaran (yi), Susila (li), Bijaksana (zhi). Benih-benih kebajikan adalah kemampuan luhur manusia untuk berbuat baik/bajik. Watak Sejati (xing) inilah Firman Tian atas diri manusia dan menjadi kodrat suci manusia.Dengan Watak Sejati sebagai Firman Tian yang menjadi kodrat sucinya itulah manusia mampu/berpotensi berbuat baik/bajik. Tetapi seperti dinyatakan (tertulis dalam Kang-gao), “Sesungguhnya Firman Tian itu tidak berlaku selamanya, kepada yang berbuat baik akan mendapatkan dan yang berbuat tidak baik akan kehilangan”. Begitupun apa yang telah difirmankan Tian atas manusia (watak sejati) yang menjadi kodrat sucinya. Artinya, bahwa manusia dapat menjadi tetap baik dan lebih baik, atau sebaliknya. Menggemilangkan berarti membuat sesuatu yang pada awalnya baik (watak sejati) menjadi lebih baik, dan bahkan dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dan alam semesta.Dalam Kitab San Zi Jing disebutkan: “Manusia pada mulanya memiliki watak sejati baik. Watak sejati itu saling mendekatkan (karena sama yakni menyukai kebajikan). Kebiasaan dan lingkungan itu yang menjauhkan. Bila tidak terbimbing/terdidik (dengan agama) watak sejatinya dapat berantakan. Jalan suci yang dibawakan agama memberikan kemampuan/kecakapan yang luhur mulia”.2. Mengasihi Sesama Watak Sejati itu memang baik pada mulanya, tetapi dapatkah tetap baik sampai pada akhirnya? Inilah pertanyaan besar sepanjang perjalanan hidup manusia di atas dunia.5Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi PekertiMengasihi sesama, adalah kewajiban manusia dalam menggemilangkan kebajikan (watak sejatinya). Wujud pelaksanaan menggemilangkan kebajikan yang bercahaya adalah dengan mengasihi sesama. Mengasihi sesama mengandung arti mengasihi orang-orang di sekitar kita. Sifat-sifat kemanusiaan kita diuji melalui orang-orang yang ada di sekitar kita. Inilah yang dimaksud dengan manusia memanusiakan manusia. Mengasihi sesama dimulai dari yang dekat (keluarga) dan selanjutnya kepada yang jauh, bahkan sampai melewati batas-batas gender, suku, ras, etnis, agama atau kesamaan-kesamaan tertentu. Nabi Kongzi mengajarkan kepada kita bahwa rasa mengasihi memang untuk semua orang, tetapi kita harus berhubungan erat dengan orang-orang yang berpericinta kasih. Nasihat ini tertulis dalam kitab Lunyu Jilid 1 pasal 2: “Seorang muda di rumah hendaklah bersikap bakti, di luar hendaklah bersikap rendah hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat (sesama), dan berhubungan erat dengan orang-orang yang berpericinta kasih”. Mengapa Nabi Kongzi menasihati untuk mencintai semua orang (sesama), tetapi kita harus dekat dengan orang yang berpricinta kasih?Diskusikanlah maksud ayat suci di atas, dan berikan paparan dan contoh nyatanya! Aktivitas 1.2Diskusi Kelompok3. Berhenti pada Puncak KebaikanBerhenti pada Puncak Kebaikan dalam konteks ini berarti bertahan pada sikap senantiasa berusaha melakukan yang terbaik (spirit “ter-“), dan puncak kebaikan itulah tempat hentian yang harus diusahakan oleh setiap orang. Apa puncak kebaikan sebagai tempat hentian itu? 6Kelas XI SMA/SMKPuncak kebaikan ini terkait erat dengan predikat atau peran yang kita miliki. Misalnya, dalam peran kita sebagai seorang anak adalah bersikap bakti, sebagai orangtua ia tahu harus bersikap kasih sayang; sebagai atasan harus bersikap cinta kasih; sebagai bawahan bersikap hormat dan setia pada tugas; sebagai suami tahu harus bersikap bertanggung jawab; sebagai istri bersikap patuh mengikuti dan tahu kewajiban; sebagai kakak bersikap mendidik; sebagai adik bersikap menurut; sebagai sesama teman dalam pergaulan harus bersikap dapat dipercaya.Dari sini dapatlah dimengerti, bahwa peran atau predikat setiap orang tidak tunggal. Lebih dari itu, bahwa seiring dengan waktu peran atau predikat setiap orang bertambah. Misalkan, pada awalnya peran orang hanya sebagai anak, namun kemudian menjadi kakak setelah mempunyai adik; dari orang yang lebih muda menjadi orang yang lebih tua dan seterusnya.Tentang puncak kebaikan ini lebih jelas sebagaimana tertulis dalam kitab Daxue bab III pasal 3, sebagai berikut: Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Sungguh Agung dan Luhur raja Wen, betapa gemilang budinya karena selalu di puncak kebaikan. Sebagai raja ia bersikap cinta kasih; sebagai menteri bersikap hormat (akan tugas); sebagai anak bersikap bakti; sebagai ayah bersikap kasih sayang; dan di dalam pergaulan dengan rakyat senegeri bersikap dapat dipercaya”.Diskusikan, apa yang dimaksud dengan puncak kebaikan sebagai tempat hentian itu!Aktivitas 1.3Diskusi Kelompok7Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti“Bila sudah diketahui Tempat Hentian, akan diperoleh Ketetapan/ Tujuan. Setelah diperoleh ketetapan/tujuan barulah dapat dirasakan Ketentraman, setelah tentram barulah orang dapat merasakan kesentosaan batin, setelah sentosa barulah orang dapat berpikir benar, dengan berpikir benar, barulah orang dapat berhasil”. (Daxue III : 4)B. Pembinaan Diri Kewajiban Pokok Setiap ManusiaKitab Daxue atau Kitab Ajaran Besar yang merupakan kitab pertama dari empat kitab (Sishu) yang berisi ajaran dan asas-asas pengetahuan moral yang tinggi, untuk diterapkan dalam perilaku kehidupan kita. Secara sederhana, Daxue mengajarkan bahwa pembinaan diri dan pengembangan pribadi adalah hal pertama yang harus diperhatikan jika ingin mencapai damai di dunia. Langkah perantaranya adalah tercipta keteraturan-keteraturan dalam setiap pemerintahan/negara, dan keteraturan sebuah negara itu tidak bisa lepas dari keberesan setiap rumah tangga, dan setiap rumah tangga itu tidak bisa terlepas dari pribadi-pribadi yang terbina di dalamnya.Target tertingginya adalah dapat menggemilangkan kebajikan yang bercahaya pada setiap umat di dunia sehingga sampai pada satu kondisi damai di dunia, dan pembinaan diri adalah langkah awal yang tidak bisa dielakkan. Ini adalah sebuah pemikiran sederhana tetapi sangat agung, bahwa pembinaan diri (pengembangan pribadi) merupakan akar dari semua kebaikan dan merupakan dasar dari suatu tujuan tertinggi umat manusia di atas dunia ini.Daxue Bab utama ayat 4 - 5, menyebutkan: “Orang zaman dahulu yang hendak menggemilangkan kebajikan yang bercahaya pada setiap umat di dunia, ia lebih dahulu berusaha mengatur negerinya; untuk mengatur negerinya, ia lebih dahulu membereskan rumah tangganya; untuk membereskan rumah tangganya, ia lebih dahulu membina dirinya; untuk membina dirinya, ia lebih dahulu meluruskan hatinya; untuk meluruskan hatinya, ia lebih dahulu mengimankan tekadnya; 8Kelas XI SMA/SMKuntuk mengimankan tekadnya, ia lebih dahulu mencukupkan pengetahuannya; dan untuk mencukupkan pengetahuannya, ia meneliti hakikat tiap perkara”.“Dengan meneliti hakikat tiap perkara dapat cukuplah pengetahuannya; dengan cukup pengetahuannya akan dapatlah mengimankan tekadnya; dengan tekad yang beriman akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan dapatlah membina dirinya; dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah tangganya; dengan rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negeri yang teratur akan dapat dicapai damai di dunia”.Berikan komentar dan pandanganmu terkait pernyataan bahwa pembinaan diri adalah kewajiban pokok setiap manusia!Apa yang dapat kalian simpulkan dari materi tersebut?Aktivitas 1.4Tugas Mandiri1. Membina Diri Membereskan Rumah TanggaDalam Daxue Bab VIII ayat 1-3 dijelaskan bahwa untuk dapat membereskan rumah tangga itu berpangkal pada pembinaan diri.a. Adapun yang dikatakan untuk membereskan rumah tangga harus lebih-dahulu membina diri itu ialah: di dalam mengasihi dan mencintai biasanya orang menyebelah; di dalam menghina dan membenci biasanya orang menyebelah; di dalam menjunjung dan menghormat biasanya orang menyebelah; di dalam menyedihi dan mengasihi biasanya orang menyebelah; dan di dalam merasa bangga dan agungpun biasanya orang menyebelah. Sesungguhnya orang yang dapat mengetahui keburukan pada apa-apa yang disukai dan dapat mengetahui kebaikan pada apa-apa yang dibenci, amat jaranglah kita jumpai di dalam dunia ini.9Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertib. Maka di dalam peribahasa dikatakan, “Orangtua tidak tahu keburukan anaknya, seperti petani yang tidak tahu kesuburan padinya”.c. Inilah yang dikatakan, bahwa diri yang tidak terbina itu takkan sanggup membereskan rumah tangganya.2. Membereskan Rumah Tangga Mengatur NegaraDalam Daxue Bab IX pasal 1 – 3 dijelaskan, bahwa untuk dapat mengatur Negara itu berpangkal pada keberesan rumah tangga.a. Adapun yang dikatakan untuk mengatur negara harus lebih dahulu membereskan rumah tangga, maksudnya ialah: tidak dapat mendidik keluarga sendiri tetapi dapat mendidik orang lain itulah hal yang takkan terjadi. Maka seorang Junzi biar tidak ke luar rumah, dapat menyempurnakan pendidikan di keluarganya. Dengan berbakti kepada ayah bunda, ia dapat turut mengabdi kepada raja; dengan bersikap rendah hati, ia turut mengabdi kepada atasannya; dan dengan bersikap kasih sayang, turut mengatur masyarakat.b. Di dalam Kang-gao tertulis, “Berlakulah seumpama merawat bayi, bila dengan sebulat hati mengusahakannya, meski tidak tepat benar, niscaya tidak jauh dari yang seharusnya. Sesungguhnya tiada yang harus lebih dahulu, belajar merawat bayi baru boleh menikah”.c. Bila dalam keluarga saling mengasihi niscaya seluruh negara akan di dalam Cinta Kasih. Bila dalam tiap keluarga saling mengalah, niscaya seluruh Negara akan di dalam suasana saling mengalah. Tetapi bilamana orang tamak dan curang, niscaya seluruh negara akan terjerumus ke dalam kekalutan; demikianlah semuanya itu berperan. Maka dikatakan, sepatah kata dapat merusak perkara dan satu orang dapat berperan menenteramkan Negara.10Kelas XI SMA/SMKSumber: dokumen KemendikbudGambar 1.1 Bila dalam keluarga saling mengasihi niscaya seluruh negara akan di dalam cinta kasih.d. Yao dan Shun dengan cinta kasih memerintah dunia, maka rakyatpun mengikutinya. Jie dan Zhou dengan kekejaman memerintah dunia, maka rakyatpun mengikutinya. Perintah yang tidak sesuai dengan kehendak rakyat, rakyat takkan menurut; maka seorang Junzi lebih dahulu menuntut diri sendiri, baru kemudian mengharap dari orang lain. Bila diri sendiri sudah tak bercacat baru boleh mengharapkan dari orang lain. Bila diri sendiri belum dapat bersikap Teposelero (tahu menimbang/tenggang rasa), tetapi berharap dapat memperbaiki orang lain, itulah suatu hal yang belum pernah terjadi. e. Maka teraturnya Negara itu sesungguhnya berpangkal pada keberesan dalam rumah tangga.f. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Betapa indah pohon persik (Tao) lebat rimbunlah daunnya; laksana nona pengantin ke rumah suami, ciptakan damai dalam keluarga”. Dengan damai di dalam rumah barulah dapat mendidik rakyat negara.g. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu. Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu”. Dengan demikian barulah dapat mendidik rakyat negara. h. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Laku yang tanpa cacat itulah akan meluruskan hati rakyat di empat penjuru negara”. Dapat 11Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertimelaksanakan sebagai bapak, sebagai anak, sebagai kakak dan sebagai adik, barulah kemudian dapat berharap rakyat meneladaninya.i. Inilah yang dikatakan mengatur negara itu berpangkal pada keberesan rumah tangga.3. Teraturnya Negara Damai di DuniaDalam Daxue Bab X Pasal 1–10 dijelaskan, bahwa untuk dapat mencapai damai di dunia itu berpangkal pada teraturnya negara.a. Adapun yang dikatakan damai di dunia itu berpangkal pada teraturnya negara ialah: bila para pemimpin dapat hormat kepada orang yang lanjut usia, niscaya rakyat bangun rasa baktinya; bila para pemimpin dapat merendah diri kepada atasannya, niscaya rakyat bangun rasa rendah hatinya; bila para pemimpin dapat berlaku kasih dan memperhatikan rakyatnya, niscaya rakyatpun tidak mau ketinggalan. Itulah sebabnya seorang Junzi mempunyai jalan suci yang bersifat siku.b. Apa yang tidak baik dari atas tidak dilanjutkan ke bawah; apa yang tidak baik dari bawah tidak dilanjutkan ke atas; apa yang tidak baik dari muka tidak dilanjutkan ke belakang; apa yang tidak baik dari belakang tidak dilanjutkan ke muka; apa yang tidak baik dari kanan tidak dilanjutkan ke kiri; apa yang tidak baik dari kiri tidak dilanjutkan ke kanan. Inilah yang dinamai jalan suci yang bersifat siku. 12Kelas XI SMA/SMKSumber: dokumen KemendikbudGambar 1.2 Jalan Suci yang bersifat siku “apa yang tidak baik dari atas tidak dilanjutkan ke bawah.c. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Bahagialah seorang Junzi, karena dialah ayah bunda rakyat”, ia menyukai apa yang disukai rakyat dan membenci apa yang dibenci rakyat. Inilah yang dikatakan ia sebagai ayah bunda rakyat.d. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Pandanglah gunung Selatan, tinggi megah batu di puncaknya, ingatlah akan kebesaranmu menteri Yin, rakyat selalu melihatmu”. Maka seorang yang memegang kekuasaan di dalam negara tidak boleh tidak hati-hati, bila ia menyebelah, dunia akan mengutuknya.Lebih lanjut dijelaskan di dalam Daxue Bab X pasal 7-9 tentang kebajikan dan kekayaan, tentang yang pokok yang ujung: “Kebajikan itulah yang pokok dan kekayaan itulah yang ujung”. 2) Bila mengabaikan yang pokok dan mengutamakan yang ujung, inilah meneladani rakyat untuk berebut. 3) Maka penimbunan kekayaan itu akan menimbulkan perpecahan di antara rakyat; sebaliknya tersebarnya kekayaan akan menyatukan rakyat.C. Proses Pembinaan DiriBagaimana caranya mencapai pembinaan diri atau pengembangan pribadi? Berikut ini adalah urutan penting yang harus diperhatikan sebagai proses pembinaan diri seperti tercatat dalam Daxue. Bab VII: 13Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti“…Untuk membina dirinya ia lebih dahulu meluruskan hatinya; untuk meluruskan hatinya, ia lebih dahulu mengimankan tekadnya; untuk mengimankan tekadnya, ia mencukupkan pengetahuannya; dan untuk mencukupkan pengetahuannya, ia meneliti hakikat tiap perkara”.“Dengan meneliti hakikat tiap perkara dapat cukuplah pengetahuannya; dengan pengetahuan yang cukup akan dapatlah mengimankan tekadnya; dengan tekad yang beriman akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan dapatlah membina dirinya; dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah tangganya; dengan rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negeri yang teratur akan dapatlah dicapai damai di dunia”.Dari ayat tersebut, dapat kalian ketahui bahwa langkah-langkah pembinaan diri meliputi:1) Meneliti hakikat tiap perkara2) Mencukupkan pengetahuan3) Mengimankan tekad4) Meluruskan hati5) Membina diri1. Meneliti Hakikat Setiap Perkara Mencukupkan PengetahuanDalam Daxue Bab V pasal 1, dijelaskan: “Adapun yang dinamai meluaskan pengetahuan dengan meneliti hakikat tiap perkara itu ialah: Bila kita hendak meluaskan pengetahuan, kita harus meneliti hukum (li) sembarang hal sampai sedalam-dalamnya. Oleh karena manusia itu mempunyai kekuatan bathin, sudah selayaknya tidak ada hal yang tidak dapat diketahui; selain itu juga karena tiap hal di dunia ini sudah mempunyai hukum tertentu. Tetapi kalau kita belum dapat mengetahui hukum itu sedalam-dalamnya, itulah karena kita belum sekuat tenaga menggunakan kecerdasan. Maka Kitab Daxue ini mula-Next >