< Previous94Buku Guru Kelas VII SMP Pelajaran ini ini hendak membantu peserta didik agar mereka menyadari pentingnya sekolah, terutama mengingat dan menghargai orang-orang yang terlibat di dalamnya, yang telah memberi sumbangan besar dalam pembentukan diri mereka. Mereka perlu menyadari bahwa melalui sekolah banyak pengetahuan dan ketrampilan diperoleh sehingga dirinya makin berkembang. Kegiatan PembelajaranDoaGuru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa. Allah, sumber segala pengetahuan dan kebenaran kami bersyukur kepada-Mu, karena kami kau beri kesempatan belajar di sekolah ini Bimbinglah kami, agar kami dapat belajar dengan baik terutama agar melalui pengetahuan yang kami peroleh kami dapat memperkembangkan diri secara benar sehingga hidup kami dapat berguna bagi semua orang yang membutuhkan kami. Amin.Langkah 1Menggali Pengalaman Belajar di Sekolah 1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan menyanyikan lagu “Guru Bak Pelita” dari soundtrack sinetron Keluarga Cemara.Guru Bak Pelita Kita jadi dapat menulis dan membaca ,karena siapa.Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu, dari siapa. Kita jadi pintar dibimbing pak Guru, Kita jadi pandai dibimbing bu Guru. Guru bak pelita, penerang dalam gulita, jasamu tiada tara.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti95Reff.Kamu jadi pintar, menulis dan membacaKarena siapa?Kamu jadi tahu, berbagai macam ilmuKarena siapa? Guru bak pelita, penerang dalam gulita Jasamu tiada tara (Reff. 2x) Kamu jadi pintar menulis dan membaca dibimbing pak guru Kamu jadi tahu berbagai macam ilmu Dibimbing bu guru (Reff)2. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang isi lagu, dengan pertanyaan sebagai berikut. Betulkah sekolah membantu memperkembangkan diri kita?3. Guru meminta peserta didik berdiskusi untuk mendalami peran sekolah bagi perkembangan dirinya, melalui bantuan pertanyaan berikut ini.a. Sekarang kamu sudah SMP! Ingat-ingat kembali satu pengalaman paling menyenangkan dan satu pengalaman kurang menyenangkan pada saat kamu di SD?b. Mata pelajaran apa saja yang kamu terima pada kelas VII? Kira-kira apa tujuan mata pelajaran itu diberikan? c. Dari berbagai mata pelajaran yang ada, manakah yang dirasa tidak berguna, dan manakah yang paling berguna?d. Siapa saja orang-orang di lingkungan sekolah yang berperan dalam memperkembangkan dirimu? Apa peran yang mereka berikan? 4. Setelah selesai berdiskusi, guru memberi kesempatan peserta didik melaporkan hasilnya. 5. Guru meminta peserta didik menyampaikan tanggapan atas beberapa contoh kasus berikut.a. Sikap terhadap mata pelajaranDari sejumlah mata pelajaran, Richard paling menyukai olahraga, dan paling membenci matematika. Demi kegiatan olahraga, ia dapat mengorbankan apa saja, tetapi setiap pelajaran matematika ia langsung merasa stres, bahkan ia kerap kali membolos.Bagaimana pendapatmu tentang sikap Richard?b. Sikap terhadap Guru, Kepala Sekolah, Karyawan, dan Tata UsahaSeorang guru bahasa Indonesia marah besar kepada Renata, karena pada saat ia sedang menjelaskankan Renata tidak memperhatikan, malahan ia main 96Buku Guru Kelas VII SMPlempar-lemparan kertas kepada temannya. Walaupun sudah diperingatkan satu kali, Renata tetap saja melakukan perbuatannya itu. Guru tersebut akhirnya menyuruh Renata keluar dari ruang kelas, dan meminta supaya menghadap pada jam istirahat. Bagaimana pendapatmu tentang tindakan Guru terhadap Renata?Suhadi sering tidak melaksanakan piket kelas. Kepada teman-temannya ia selalu mengatakan: untuk apa saya piket? membersihkan kelas itu tugas karyawan sekolah, bukan tugas siswa, lagi pula kita ‘kan sudah membayar mahal! Di rumah pun saya tidak pernah bersih-bersih, karena itu pekerjaan orang tua atau pembantu rumah tangga! Bagaimana pendapatmu tentang sikap Suhadi? c. Sikap terhadap temanStefanus anak yang pandai, nilai-nilai ulangannya selalu baik. Sayang, ia kurang disenangi oleh teman-temannya, ia lebih banyak menyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman lain, apalagi yang kemampuannya lebih rendah dari dia. Bila ada temanmu seperti itu, bagaimana pendapat mu? d. Sikap dalam belajar“Bagi saya prestasi belajar sangat penting. Oleh karena itu, saya akan belajar dengan baik, entah di sekolah maupun di rumah; tetapi jangan sampai saya melakukan tindakan tidak terpuji (misalnya menyontek atau menjiplak) demi meraih prestasi tersebut. Sebab, bila masih kecil saja sudah terbiasa tidak jujur, apa jadinya kelak kalau sudah dewasa?”Bagaimana pendapatmu bila ada teman yang mempunyai pandangan atau sikap semacam ini? Langkah 2Mendalami Pandangan Gereja tentang Peran Sekolah bagi Perkembangan Diri1. Guru meminta peserta didik membaca Dokumen Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, artikel 1 dan 5.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti97Artikel 1Semua orang dari suku, kondisi atau usia manapun juga, berdasarkan martabat mereka selaku pribadi mempunyai hak yang tak dapat diganggu gugat atas pendidikan, yang cocok dengan tujuan atau sifat-perangai mereka, mengindahkan perbedaan jenis, serasi dengan tradisi-tradisi kebudayaan serta para leluhur, sekaligus juga terbuka bagi persekutuan persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain, untuk menumbuhkan kesatuan dan damai yang sejati di dunia. Tujuan pendidikan dalam arti sesungguhnya ialah mencapai pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya.Artikel 5 Di antara segala upaya pendidikan sekolah mempunyai makna yang istimewa. Sementara terus-menerus mengembangkan daya kemampuan akal budi, berdasarkan misinya sekolah menumbuhkan kemampuan memberi penilaian yang cermat, memperkenalkan harta warisan budaya yang telah dihimpun oleh generasi-generasi masa silam, meningkatkan kesadaran akan tata nilai, menyiapkan siswa untuk mengelola kejuruan tertentu, memupuk rukun persahabatan antara para siswa yang beraneka watak-perangai maupun kondisi hidupnya, dan mengembangkan sikap saling memahami. Kecuali itu, sekolah merupakan bagaikan suatu pusat kegiatan kemajuan, yang serentak harus melibatkan keluarga-keluarga, para guru, bermacam-macam perserikatan yang memajukan hidup berbudaya, kemasyarakatan dan keagamaan, masyarakat sipil dan segenap keluarga manusia.2. Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok untuk merumuskan gagasan penting yang terdapat pada masing-masing artikel, dengan bantuan pertanyaan:a. apa tujuan pendidikan itu?b. apa saja peran pendidikan/ sekolah bagi kita ? Dengan cara apa hal itu dilaksanakan? 98Buku Guru Kelas VII SMPLangkah 3Refleksi1. Guru mengajak peserta didik masuk dalam suasana hening untuk berefleksi, dengan memberikan pengantar singkat, misalnya:Anak-anak terkasih,Kenyataan yang kalian hadapi sekarang adalah: bahwa kalian saat ini bersekolah di sekolah ini.Sekolah ini akan menjadi tempat yang menyenangkan, bilamana setiap orang yang ada disekolah ini dapat menjalankan hak dan kewajiban serta peraturan yang berlaku di sekolah ini.Cobalah mengingat kembali hak dan kewajibanmu di sekolah ini! Sejauh mana kalian sudah menjalankan dan memenuhi hak dan kewajiban itu?Sekolah juga mempunyai sejumlah peraturan! Sejauhmana peraturan itu sudah dijalankan dengan kesadaran dan ketulusan ? Salah satu kebiasaan baik yang perlu dipelihara adalah: jangan pernah melupakan orang-orang yang pernah berjasa saat di sekolah. Maka ada baiknya kalian masih menjalin hubungan dengan Guru-guru saat kamu SD. Tugasmu adalah: sempatkanlah bersama teman yang lain, untuk mengunjungi Guru-Guru SD tempatmu belajar.2. Guru dapat mengajak peserta didik menyanyikan lagu Himne Guru.Himne GuruTerpujilah wahai engkau Ibu-Bapak guruNamamu akan selalu hidup, dalam sanubarikuSemua bhaktimu akan ku ukir di dalam hatikuS’bagai prasasti, terima kasihku ‘tuk pengabdianmu Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan Engkau patriot pahlawan pembangun insan cendikiaPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti99DoaTuhan,hari ini Engkau menyadarkan kamitentang betapa pentingnya kami bersekolah.Semoga kami mempunyai ketekunan dan tanggung jawabuntuk senantiasa belajar dengan baikdemi masa depan kami dan keluarga kami.Semoga berkatMu melimpah pula bagi semua orang yang membantu kamidi sekolah iniC. Peran Gereja bagi PerkembangankuKompetensi Dasar1.5 Bersyukur atas peran keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat terhadap pengembangan dirinya.2.5 Bertanggung jawab pada keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat atas peran mereka terhadap pengembangan dirinya.3.5 Memahami peran keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat dalam mengembangkan dirinya.4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa/ puisi/ refleksi/ merencanakan suatu kegiatan) yang mengungkapkan rasa syukur atas peran keluarga, sekolah,Gereja dan masyarakat terhadap pengembangan dirinya.IndikatorPeserta didik mampu1. Menyebutkan berbagai kegiatan Gerejani yang dapat diikuti kaum remaja.2. Menjelaskan manfaat yang diperoleh melalui keterlibatan dalam kegiatan pelayanan Gereja.3. Menjelaskan peran Gereja bagi perkembangan diri umat.4. Menyusun doa untuk mendoakan para pemimpin Gereja.Sumber Belajar1. E. Martasudjita, Pr. Komunitas Peziarah, Sebuah Spiritualitas Hidup Bersama. Yogyakarta, Kanisius, 2000.100Buku Guru Kelas VII SMP2. Robert E. Vallet, Aku Mengembangkan Diriku, CLC-Jakarta:1989.3. Katekismus Gereja Katolik.4. Kitab Suci Perjanjian Baru (Kis 2: 41-47; Rm. 1: 12-17).5. Pengalaman Peserta Didik.PendekatanKateketis dan SaintifikMetode1. Diskusi Kelompok2. Sharing3. RefleksiWaktu3 Jam PelajaranPemikiran Dasar Manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus mahluk beriman, yang mempunyai relasi secara khusus dengan Allah Pencipta-Nya. Tetapi tak mungkin ia beriman bila tidak ada orang yang lebih dahulu beriman, dan juga bila orang yang beriman sebelumnya tidak mewartakan imannya kepada generasi berikutnya. Iman seseorang juga tidak akan berkembang bila tidak ada relasi dan komunikasi antarorang beriman. Iman akan berkembang bila masing-masing mau saling berbagi. Iman juga akan berkembang terutama melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan dan pelayanan kaum beriman. Paham dan gagasan seperti ini perlu ditumbuhkan dalam diri remaja. Sesuai dengan usianya, hidup beriman membutuhkan proses afiliasi pada komunitas iman (Gereja). Mereka membutuhkan model hidup beriman yang baik dan benar; mereka juga membutuhkan wadah untuk mengimplementasikan imannya dalam kebersamaan dengan yang lain. Sesungguhnya sejak seseorang dibaptis, ia menjadi anggota komunitas Gereja yang dipanggil untuk ikut bertanggung jawab dan terlibat aktif dalam kegiatan Gereja. Sebab iman di satu pihak berdimensi pribadi, tetapi juga berdimensi komunal. Iman pertama-tama relasi pribadi seseorang dengan Tuhan yang perlu ditampakkan dalam kebersamaan. Orang beriman dapat memberi banyak hal demi kemajuan Gereja, dan sebaliknya Gereja menyediakan berbagai macam pelayanan agar kehidupan orang beriman semakin berkembang menuju kesempurnaannya, baik melalui keteladanan tokoh-tokohnya maupun melalui kegiatan-kegiatannya.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti101 Jadi ada dua gagasan penting yang ingin didalami bersama dalam pelajaran ini. Pertama, menekankan bahwa seseorang dapat berkembang imannya melalui keterlibatan dalam pelayanan Gereja; Kedua, ia akan berkembang bila belajar meneladan dari tokoh-tokoh yang menunjukkan sikap dan komitment iman yang baik. Kedua gagasan itu diolah dengan mengolah contoh pengalaman remaja yang terlibat dalam kegiatan Gerejani, serta sikap dan pernyataan Gereja sendiri yang senantiasa melayani umat-Nya melalui berbagai bentuk pelayanannya.Kegiatan PembelajaranDoaGuru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan berdoa. Allah Bapa yang Mahabaik sejak semula Engkau menghendaki agar kami senantiasa membangun relasi yang erat dengan-Mu Kami bersyukur, berkat jasa orang tua kami, tokoh-tokoh Gereja, para nabi, dan semua orang beriman yang lain, terutama berkat jasa Yesus Kristus yang menjadi teladan iman kami Engkau telah membimbing kami menjadi anak-anak-Mu Semoga kami senantiasa berusaha agar hubungan kami dengan-Mu semakin erat tidak tergoyahkan oleh kepentingan apa pun.Langkah 1Mendalami Pengalaman Terlibat dalam Kegiatan Gereja 1. Guru mengajak peserta didik untuk menyimak berbagi pengalaman remaja yang terlibat dalam kegiatan Legio Mariae.Belajar Melayani melalui Legio MariaeNama saya Agnes. Saya sekarang duduk di kelas IX di salah satu SMP Negeri di kota saya. Selain kegiatan sekolah, sejak kecil saya senang mengikuti sekolah minggu. Tetapi sejak saya SMP mulai aktif menjadi anggota presidium Legio Mariae yunior yang ada di stasi saya, sampai akhirnya, sudah satu tahun ini, saya dipilih menjadi Ketua presidium. Anggota presidium saya berjumlah 17 orang, terdiri atas 11 teman perempuan dan 6 teman laki-laki. Kami rapat setiap hari Minggu setelah misa selesai. Presidium kami mempunyai pembimbing rohani, seorang Bapak yang lemah lembut dan menyenangkan. Beliau selalu hadir dalam rapat kami.102Buku Guru Kelas VII SMPTeman-teman mungkin sudah tahu kegiatan Legio Mariae ‘kan? Legio Mariae adalah Pasukan atau Tentara Maria. Kami yang tergabung dalam Legio Mariae adalah Pasukan atau tentaranya Maria yang selalu siap sedia bertempur. Tetapi pertempuran kami adalah untuk memerangi kuasa jahat dan menaklukkan jiwa-jiwa setiap manusia agar bertekuk lutut hidup di bawah kuasa Tuhan Yesus. Sebagai tentara kami harus selalu siaga, membekali dan mempersenjati diri. Bekal dan senjata kami bukan makanan-minuman atau senjata api, melainkan bekal dan senjata rohani. Itulah sebabnya dalam setiap rapat mingguan kami berdoa rosario, dan mendengarkan nasehat rohani dari pembimbing rohani, lalu dilanjutkan dengan laporan pelaksanaan tugas minggu lalu dan pembagian tugas yang harus dilaksanakan berikutnya, dan ditutup kembali dengan doa.Karena kami ini masih junior, tugas-tugas yang kami lakukan disesuaikan dengan kemampuan kami, antara lain: membaca dan merenungkan Kitab Suci atau bacaan rohani, mengikuti pertemuan lingkungan/kelompok basis, menjadi lektor, menjadi putera atau puteri altar, mengunjungi teman yang sakit, membereskan buku-buku misa, membantu membersihkan gereja, membantu ketua lingkungan menyebarkan undangan. Ternyata menjadi anggota Legio Mariae menyenangkan. Saya dapat mengenal banyak Umat, saya belajar melayani sesama, saya belajar berdisiplin, saya belajar peduli, dan saya menjadi rajin berdoa maupun membaca Kitab Suci.Sumber: Maman2. Guru meminta masing-masing peserta didik berbagi beberapa hal yang bertolak dari pernyataan berikut.a. Ungkapkanlah hal yang berkesan bagimu dari cerita di atas?b. Apa kegiatan gerejani yang sekarang ini kamu ikuti?c. Apa manfaat yang kamu peroleh dalam kegiatan Gereja tersebut?3. Guru meminta peserta didik berdiskusi dalam kelompok dengan tugas sebagai berikut. a. Menginventarisasi berbagai kegiatan atau pelayanan yang ada dalam Gereja Katolik.b. Menjelaskan pelajaran/manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai kegiatan tersebut.c. Siapa saja tokoh di Gerejamu yang patut dianggap sebagai teladan dalam mengembangkan diri? Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti103Kegiatan/ kelompok Pelayanan yang ada di GerejaPelajaran yang dapat dipetik4. Setelah hasil diskusi diplenokan, guru dapat memberikan rangkum an atau peneguhan.• Untuk mengembangkan diri kita dapat belajar dari berbagai macam sumber. Salah satu sumber dapat kita temukan dalam komunitas jemaat beriman (Gereja).• Kita dapat belajar dengan melihat sikap dan tindakan-tindakan baik yang telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh dalam Gereja, terutama melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan Gereja tersebut.• Banyak sikap dan keteladanan tokoh-tokoh umat yang terlibat dalam Gereja yang dapat menjadi pelajaran bagi kita. Umumnya mereka terlibat dengan penuh semangat dan dengan sukarela. Mereka itu aktif di Gereja, padahal untuk itu mereka seringkali harus berkorban tenaga, waktu, dan pikiran. Mereka bekerja tanpa pamrih. Keteladanan semacam ini dapat ditiru oleh kita agar kita pun semakin bertumbuh menjadi pribadi yang sama dengan mereka. Langkah 2Mendalami Ajaran Gereja tentang Peran Gereja dalam Perkembangan Pribadi1. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mendalami kutipan Rom 10:14-15 dan Katekismus Gereja Katolik berkaitan dengan peran Gereja dalam pengembangan pribadi umatnya.Rom 10: 14-1514 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? 15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Next >