< Previous24Buku Guru Kelas VII SMPdengan perbedaan tersebut maka terjadilah apa yang dikehendaki Tuhan, yakni agar manusia saling membantu dan bekerja sama dalam memperkembang diri. Tetapi kemampuan yang telah dianugerahkan Allah itu perlu disadari dan dikembangkan dengan sikap yang bertanggung jawab, sebab pada saatnya nanti, manusia harus mempertanggungjawabkan pemberian Tuhan itu. Gagasan inilah yang cukup jelas diungkapkan dalam perumpamaan tentang talenta (Bandingkan Matius 25: 14-30). Melalui pengamatan diri dan meminta bantuan dari teman-temannya, peserta didik diharapkan mampu menemukan, mengamini, dan menyadari panggilan berbagai kemampuan yang melekat pada dirinya yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya. Pada akhirnya diharapkan peserta didik siap mengarahkan dan mengembangkan hidup dan masa depan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam kerja sama dengan orang lain dan dengan penuh kepercayaan diri.Kegiatan Pembelajaran Doa 1. Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa. Allah, Bapa yang Mahakasih, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau membekali aku dengan berbagai kemampuan. Doronglah aku, agar aku dengan tekun dan bertanggung jawab, senantiasa berusaha memperkembangnya demi kebahagiaan diriku dan demi pelayanan kepada sesama. Amin.2. Tanya jawab tentang materi pelajaran sebelumnyaLangkah 1Menemukan Berbagai Kemampuan Diri 1. Guru meminta peserta didik menuliskan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya (sebanyak-banyaknya).2. Setelah selesai, peserta didik dapat meminta teman-temannya untuk menambahkan tentang kemampuan yang dimiliki dirinya.3. Peserta didik mengurutkan daftar kemampuan yang dimiliki dari yang dirasa paling menonjol ke yang biasa-biasa saja.4. Bertolak dari daftar urutan kemampuan yang dimiliki, peserta didik merumuskan cita-citanya yang dipandang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kemudian mendiskusikan cita-citanya kepada teman-teman kelompoknya.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti255. Guru memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki dan berkaitan dengan pengembangan dirinya.6. Bila diperlukan guru dapat memberikan tanggapan, misalnya: • Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak mempunyai kemampuan, sebab pada saat Allah menciptakannya, Ia sudah membekali manusia dengan berbagai kemampuan, walaupun kemampuan yang diberikan itu berbeda satu dengan yang lain. Tugas manusia adalah bertanya, mencari dan menemukan dalam dirinya kemampuan-kemampuan itu.• Ada kemampuan yang sifatnya umum dimiliki semua orang, ada yang sifatnya khusus. Semua orang dapat berlari, tetapi ada yang dapat cepat sehingga dapat meraih sukses lewat kemasmpuan lartinya itu, ada yang biasa-biasa saja. Semua orang dapat bicara, tetapi ada yang beruntung dengan kemampuan bicaranya menghasilkan banyak uang, ada yang senang membicarakan oang lain, ada yang bicara seperlunya.• Kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan itu perlu dilatih dan dikembangkan, agar lebih bermanfaat. Tidak dapat langsung terampil tanpa berlatih. 7. Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok untuk membahas pertanyaan “Apa yang harus kalian lakukan agar kemampuan yang dimiliki semakin berkembang?” 8. Selesai diskusi, guru memberi kesempatan tiap kelompok me laporkan hasilnya dalam pleno.9. Sebagai rangkuman guru dapat mengajak peserta didik untuk melakukan permainan berikut ini. Petunjuk Permainan.1) Tujuan: Menyadarkan peserta didik untuk memiliki sikap tekun dalam melatih diri dalam segala hal.2) Beberapa situasi yang akan terjadi• Pada saat peserta didik melakukan perintah harus menulis dengan tangan kiri, biasanya suasana agak ribut, mereka mengeluh karena merasa sulit dan tidak biasa, mereka akan mengerjakannya cukup lama, sesekali melihat hasil tulisan temannya. Tetapi pada saat melakukan perintah kedua menulis dengan tangan kanan, mereka dapat melakukannya dengan cepat.• Pada saat mereka melakukan perintah ketiga, hampir kebanyakan dari mereka akan menulis dengan tangan kanan. Mengapa demikian? 26Buku Guru Kelas VII SMPUmumnya mereka mengungkapkan alasan: lebih cepat, lebih mudah. Tapi ada juga yang menulis dengan tangan kiri. Alasannya, ingin mencoba lagi, ternyata hasilnya lebih baik dan lebih rapi walaupun sulit.3) Perintah yang harus diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut.• Kalian semua harus menuliskan kalimat ”Semua orang dapat mencapai sukses bila mau bekerja keras” sebanyak tiga kali (Guru dapat menuliskan di papan tulis kelas). Tetapi menunggu perintah dari saya.• Sekarang tulislah kalimat tersebut dengan menggunakan tangan kiri!• (Bila terlihat semua peserta didik selesai, baru masuk pada perintah berikut.) Sekarang tulislah kembali kalimat yang sama dengan tangan kanan!• (Bila terlihat semua peserta didik selesai, baru masuk pada perintah berikut.) Sekarang, kamu harus menulis kalimat yang sama, boleh menggunakan tangan kanan atau tangan kiri. Silakan! 10. Bila sudah selesai, mintalah beberapa peserta didik mengungkapkan pesan yang mereka petik dari permainan tadi, lalu tanyakan beberapa pertanyaan berikut.a. Siapa di antara kalian yang menulis ketiga kalinya dengan tangan kanan? b. Apa alasannya?c. Siapa yang menulis dengan tangan kiri? Apa alasannya? d. Sekarang coba bandingkan tulisanmu dengan tangan kiri yang pertama dengan yang kedua kali: adakah perkembangan?e. Apa makna yang kalian peroleh dari permainan di atas ?11. Penjelasan yang harus diberikan setelah permainan berakhir adalah sebagai berikut.Coba ingat kembali saat kamu pertama kali di TK belajar menulis, ada yang belajar sambil menangis karena sulit. Tetapi karena mencoba terus, baik di rumah maupun di sekolah, dan melakukannya terus-menerus maka hasil tulisanmu dapat seperti sekarang. Kalian yang saat menulis kembali yang ketiga kali dengan tangan kanan, menggambarkan orang yang mudah putus asa bila mengalami kesulitan, cepat menyerah, mengambil jalan yang tercepat dan termudah. Tetapi kalian yang berusaha menulis ketiga kalinya dengan tangan kiri menggambarkan sikap tidak pantang menyerah, mau belajar dan berlatih sekalipun sulit. Orang yang seperti inilah yang kelak akan berpeluang hidupnya berhasil. 12. Setelah diantar melalui permainan, selanjutnya guru meminta peserta didik berdiskusi dalam kelompok, untuk membahas cara dan sikap yang perlu dimiliki dalam upaya mengembangkan kemampuan, lalu diplenokan. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti27Langkah 2Menggali Pesan Tuhan untuk Mengembangkan Kemampuan1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca teks Kitab Suci Matius 25:14-30. Masing-masing peserta didik membaca satu ayat secara berurut bergantian sampai selesai.14“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang akan bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang itu di dalamnya. 19Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh lima talenta. 21Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh dua talenta. 23Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut di tempat di mana aku tidak menanam? 27Karena itu sudah seharusnya uangku itu kau berikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembalinya aku menerimanya serta dengan bunganya. 28Sebab itu, ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29Karena setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”28Buku Guru Kelas VII SMP2. Guru meminta peserta didik berdiskusi berdua-dua dengan temannya untuk menjawab pertanyaan berikut.a. Pesan apa yang hendak diungkapkan dalam perumpamaan talenta diatas? Dari ketiga tokoh diatas, tokoh mana yang menurutmu sejalan dengan upaya pengembangan kemampuan?b. Perhatikan ayat 29-30? Apa tanggapanmu terhadap kutipan tersebut?3. Guru memberi kesempatan kepada beberapa pasangan untuk menyampaikan jawaban mereka dan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.4. Bila dipandang perlu guru dapat memberikan pengayaan, misalnya sebagai berikut.• Perumpamaan tentang talenta memberi pesan yang cukup jelas. Kemampuan yang ada pada diri manusia merupakan anugerah Allah, bukan berasal dari diri manusia itu sendiri. Manusia harus bertanggung jawab terhadap pemberian Tuhan itu. Sikap bertanggung jawab ditunjukkan dengan berusaha keras mengembangkannya agar berbuah berlipat ganda, dan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya, bila manusia hanya membenamkan kemampuan yang telah diberikan itu, berarti manusia menyia-nyiakan anugerah itu, dan dan lama-kelamaan kemampuannya itu akan tumpul, bahkan akan hilang. • Banyak cara untuk mengembangkan kemampuan atau talenta, misalnya:- melatih diri terus-menerus tanpa takut salah atau gagal;- masuk dalam kelompok atau organisasi yang mempunyai minat yang sama sehingga dapat saling mengembangkan;- belajar dan berani bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman.• Selain itu, perlu disertai dengan sikap-sikap berikut:- tidak mudah putus asa;- tekun;- disiplin;- berusaha dengan keras;- menyertakan Tuhan dalam setiap usaha.Langkah 3Refleksi 1. Guru mengajak peserta didik hening sejenak, untuk berefleksi dan menyampaikan beberapa pertanyaan refleksi berikut dalam hati: • Apakah selama ini saya sudah menyadari berbagai talenta atau kemampuan yang dimiliki?• Apakah saya sudah berusaha mengembangkan talenta atau kemampuan yang dianugerahkan Tuhan secara bertanggung jawab?Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti29• Apakah saya sudah bersyukur atas berbagai kemampuan atau talenta yang saya miliki?• Sikap-sikap apa saja yang dapat menghambat saya dalam mengembangkan kemampuan yang harus saya tinggalkan?• Sikap-sikap apa yang akan saya perkembangkan demi mengembangkan kemampuan secara berdaya guna? Sekarang, masih dalam keadaan hening, tuliskan jawabanmu atas pertanyaan-pertanyaan tadi dalam buku catatanmu ! 2. Guru meminta peserta didik untuk merangkum semua proses pembelajaran dalam bentuk doa tertulis, yang mengungkapkan rasa syukur atas berbagai kemampuan yang dimiliki serta berisi tekad untuk mengembangkannya.Doa Guru mengajak peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa. Salah seorang peserta didik diminta untuk membacakan doa yang dibuatnya. D. Kemampuanku TerbatasKompetensi Dasar1.2 Bersyukur kepada Allah atas kemampuan dan keterbatasan yang dimilikinya2.2 Bertanggung jawab mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan dirinya.3.2 Memahami berbagai kemampuan dan keterbatasan dirinya.4.2 Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan.IndikatorPeserta didik mampu1. Menyebutkan berbagai keterbatasan yang dimiliki manusia.2. Menjelaskan sikap yang sering muncul pada saat seseorang mengalami keterbatasan.3. Menjelaskan pesan Markur 4: 35-41 berkaitan dengan sikap menghadapi keterbatasan.4. Membuat ringkasan tentang kisah orang sukses sekalipun mempunyai keterbatasan.30Buku Guru Kelas VII SMPBahan Kajian1. Berbagai keterbatasan manusia. 2. Sikap dalam menghadapi keterbatasan. 3. Pesan Kitab Suci, dalam menghadapi keterbatasan.Sumber Belajar1. Zig Ziglar. Something to Smile About (Untuk Membuat Kita Tersenyum). Alih bahasa oleh Anton Adiwiyoto, Editor: Dr. Lyndon Saputra, Profesional Books, Jakarta 1998.2. Julius Chandra. Hidup Bersama Orang Lain, Cet. ke-11, Kanisius, Yogyakarta: 1994.3. Robert E. Vallet. Aku Mengembangkan Diriku, CLC-Jakarta: 1989.4. Kitab Suci: Markur 4: 35-41, Markus 6: 35-44, dan Lukas 5: 1-11.5. Pengalaman peserta didik.PendekatanKateketis dan SaintifikMetode1. Diskusi Kelompok2. RefleksiWaktu3 Jam PelajaranPemikiran Dasar Pengalaman akan keterbatasan kemampuan diri sesungguhnya merupakan pengalaman yang kerap kali dialami. Walaupun demikian, kita dapat melihat dua sikap yang sering muncul menghadapi keterbatasan. Sikap pertama, sikap menerima dan mengakui. Sikap positif ini akan berdampak pada kemampuan untuk mengatasi keterbatasan dengan positif pula: belajar lebih keras, belajar dari orang lain, tidak minder, dan sebagainya. Sikap kedua adalah sikap tidak mengakui, bahkan menutup-nutupi keterbatasan. Sikap negatif ini umumnya akan mengantar orang pada sikap dan tindakan munafik, berpura-pura, iri hati akan keberhasilan orang lain, berusaha menjatuhkan orang lain, minder, kurang percaya diri, kadang menghalalkan segala cara untuk menutupi keterbatasan dirinya. Dua sisi keterbatasan tersebut sudah mulai dirasakan oleh remaja. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti31sudah saatnya mereka diajak untuk menyadari kenyataan ini sehingga mereka dapat mengambil sikap yang benar dalam hidupnya, khususnya dalam menghadapi keterbatasan diri. Iman Kristiani mengajarkan bahwa pengalaman keterbatasan merupakan pengalaman yang tak dapat diingkari. Manusia adalah makhluk yang fana, yang terbatas. Manusia diciptakan dalam kesempurnaan, tetapi yang juga mempunyai keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki dalam bentuk apa pun sesungguhnya menyiratkan suatu panggilan kepada setiap manusia untuk berelasi dengan sesama, bekerja sama saling melengkapi dan saling mengembangkan demi kepenuhannya. Tetapi yang menjadi penting adalah bagaimana pengalaman keterbatasan tersebut disikapi secara benar, yakni berupaya mengatasi dengan mencari sumber kekuatan dan kesempurnaan sejati, yakni Allah sendiri. Sikap semacam ini, dapat direfleksikan dari kisah Yesus meredakan angin ribut dalam Markus 4: 35-41, atau beberapa kisah lainnya, seperti Markus 6: 35-44, dan Lukas 5: 1-11. Melalui contoh pengalaman Louis Braille, atau pengalaman tokoh yang mereka kenal, peserta didik hendak diajak untuk belajar melihat, bahwa sesungguhnya keterbatasan kemampuan, tidak selamanya menjadi penghalang bagi kemajuan dan sukses. Dengan demikian, mereka mampu bersikap dan bertindak positif dalam kehidupannya dan tergerak untuk meneladan tokoh-tokoh tersebut dalam hidupnya.Kegiatan PembelajaranDoaGuru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa. Allah, Bapa yang Mahabaik kami senantiasa bersyukur Kemampuan-Mu karena Engkau telah menganugerahi kami masing-masing dengan berbagai kemampuan khusus. Bimbinglah kami agar setia mengembangkannya dan sadarkanlah kami pula akan keterbatasan yang kami miliki, sehingga kami dapat saling belajar dan saling membantu, serta bersedia bekerjasama demi perkembangan kami demi pelayanan kepada sesama. Amin.32Buku Guru Kelas VII SMPLangkah 1Mengamati Keterbatasan Kemampuan Diri1. Guru dapat memberi pengantar singkat tentang macam-macam keterbatasan yang dialami manusia, misalnya sebagai berikut : “Setiap manusia mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut dapat berupa keterbatasan fisik, atau keterbatasan kemampuan”.2. Guru mengajak peserta didik menyimak beberapa contoh kasus berikut:a. Ada anak yang sangat pandai sewaktu di SD, tetapi sekarang hanya menjadi pengamen jalanan karena orang tuanya tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan dia. b. Ada anak keluarga kaya dan serba kecukupan, tetapi sekarang hanya menjadi pedagang asongan karena malas sekolah dan sering tidak naik kelas. c. Ada anak yang pandai dalam pelajaran, tetapi di sekolah tidak punya teman karena ia memiliki sifat pemalu dan kurang bergaul.3. Guru memberi kesempatan peserta didik bertanya hal-hal yang berkaitan dengan kasus yang dibahas maupun tentang keterbatasan manusia.4. Guru memberi kesempatan peserta didik menuliskan jawaban atas beberapa pertanyaan tentang keterbatasan manusia.5. Guru memberi kesempatan beberapa peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil tentang keterbatasan dirinya, keterbatasan yang menjadi penghalang, dan jalan keluar atas keterbatasan dirinya. 6. Guru mengajak peserta didik membandingkan jawaban-jawaban tersebut dengan mendalami cerita “Mengubah Tragedi Menjadi Kemenangan” berikut ini.Mengubah Tragedi Menjadi Kemenangan Selama generasi-generasi sebelum abad ini, usaha untuk mengembangkan perajin ahli dilakukan oleh seorang ayah dengan mengajarkan profesinya kepada anak laki-lakinya. Keahlian yang diperlukan untuk membuat kerajinan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bertahun-tahun yang lalu, seorang pembuat sepatu mengajarkan kepada anak laki-lakinya yang berumur sembilan tahun untuk membuat kerajinan sepatu ini guna mempersiapkan dia menghadapi kehidupan di masa mendatang. Pada suatu hari, alat pelubang kulit jatuh dari meja pembuat sepatu itu dan secara tragis membutakan sebelah mata anaknya yang berumur sembilan tahun. Karena belum ada pengetahuan dan keahlian kedokteran seperti zaman sekarang, maka anak tersebut akhirnya tidak hanya kehilangan sebelah mata saja, tetapi kehilangan kedua matanya.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti33 Ayahnya memasukkan anaknya yang telah menjadi buta itu ke sekolah khusus bagi anak tuna netra. Pada masa itu mereka diajar membaca dengan menggunakan balok-balok kayu yang diukir dengan huruf-huruf. Belajar dengan balok-balok kayu semacam itu tentu saja merepotkan dan memerlukan banyak waktu untuk belajar. Walaupun demikian, anak tukang sepatu tersebut tidak puas hanya belajar membaca. Dia tahu pasti ada cara yang lebih mudah dan lebih baik. Selama bertahun-tahun, dia merancang sistem membaca yang baru bagi orang buta dengan menusukkan bintik-bintik pada kertas. Untuk mencapai tujuannya, anak pembuat sepatu tersebut menggunakan alat pelubang kulit yang sama dengan pelubang kulit yang telah membutakannya itu. Nama anak itu adalah Louis Braille. Zig Ziglar, Something to Smile About (Untuk Membuat Kita Tersenyum).7. Guru memberi kesempatan peserta didik bertanya tentang cerita, atau mengajukan beberapa pertanyaan berikut. Guru meminta peserta merumuskan pertanyaan untuk didiskusikan. Bila diperlukan Guru dapat menyampaikan pertanyaan untuk didiskusikana. Apa yang menarik bagimu dari kisah tersebut?b. Dapatkah kamu menemukan tokoh-tokoh lain yang mempunyai kemiripan dengan kisah itu?c. Pesan apa yang dapat kamu petik petik dari kisah tersebut?8. Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok kecil untuk merumuskan sikap positif dan negatif yang sering muncul dalam menghadapi keterbatasan kemampuan serta dampak sikap tersebut pada tindakan dan kebiasaan.9. Setelah selesai berdiskusi, tiap kelompok mempresentasikan hasilnya dalam pleno. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas hasil kelompok. 10. Setelah pleno selesai, bila dianggap perlu guru dapat menyampaikan beberapa penegasan, seperti berikut ini.• Kisah Louis Braille, memberi pesan yang amat jelas. Ke terbatasan apapun bila disikapi secara positif dapat menjadi peluang untuk berkembang. Kalian dapat menyaksikan sendiri banyak orang cacat yang menjadi terkenal, banyak orang yang kurang pandai dalam matematika tetapi sukses jadi pengusaha, banyak orang yang berasal dari pelosok kampung---yang ke sekolah harus berjalan kaki puluhan kilometer dan fasilitas belajarnya sangat minim dapat menjadi juara olimpiade. Masih banyak lagi contoh yang dapat ditemukan. Yang penting keberanian menerima ke terbatasan, mengatasi dengan bekerja keras, yakin bahwa segala sesuatu dapat di raih Next >