< Previous34Buku Guru Kelas VII SMPasal ada tekad, dan sebagainya. Maka mengeluh, minder, frustrasi, iri, atau menghalalkan segala cara tidak akan menyelesaikan keterbatasan yang dimiliki. • Semua orang mempunyai keterbatasan, atau pada saat tertentu sadar akan keterbatasan. Bahkan murid-murid Yesus pun pada saat tertentu merasakan keterbatasan kemampuan dirinya. Apa yang mereka lakukan? Simaklah dalam kisah mereka berikut ini.Langkah 2Mendalami Pesan Kitab Suci tentang Sikap Menghadapi Keterbatasan Kemampuan 1. Guru mengajak para peserta didik untuk membaca teks Kitab Suci Markus 4: 35-41 beberapa kali.Angin Ribut Diredakan(Markus 4: 35-41)35Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang”. 36Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu tempat Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38Pada waktu itu, Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” 39Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” 41Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”2. Guru memberi kesempatan peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari kutipan tersebut. Bila dipandang perlu, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan berikut untuk didiskusikan.a. Keterbatasan apa yang dialami oleh para murid Yesus dalam kisah tersebut? b. Perasaan atau sikap apa yang muncul dalam diri mereka saat menghadapi keterbatasan?c. Apa yang mereka lakukan untuk mengatasi keterbatasan mereka? Apa reaksi mereka saat mengalami keterbatasan itu sendiri? Apa yang mereka lakukan? d. Pesan apa yang kamu peroleh dari kisah tersebut?Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti353. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan jawaban mereka dan memberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya4. Bila dipandang perlu, Guru dapat menyampaikan beberapa penegasan berikut ini.• Ketika sadar akan keterbatasan kemampuan, ada sebagian orang menjadi bingung, bahkan ada pula yang menyalahkan Tuhan. Para murid Yesus rupanya mengalami hal yang kurang lebih sama. Mereka bingung dan menyalahkan Yesus seolah-olah Yesus tidak peduli dengan nasib mereka, seperti nampak dalam ungkapan: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Mungkin dalam bahasa manusia sekarang hal tersebut dapat berbunyi: “mengapa saya tidak dilahirkan dengan wajah cantik/ganteng? Mengapa orang tua saya miskin? Mengapa saya tidak sepintar dia? Mengapa Engkau menciptakan aku dalam keadaan cacat?”• Tetapi ada hal yang menarik dari kutipan tersebut. Ketika sadar akan keterbatasan kemampuannya, para murid Yesus pergi mencari pertolongan Yesus. Mereka sadar bahwa saat menghadapi keterbatasan, manusia perlu memberanikan diri meminta bantuan orang lain, terutama Tuhan. • Ada dua pesan yang kuat yang tersampaikan dalam kisah Yesus meredakan angin ribut. Pertama, menguatkan keyakinan iman kita, bahwa dibalik keterbatasan yang dimiliki pada setiap orang pada saat manusia diciptakan, Allah bermaksud supaya manusia dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk saling mengembangkan dan menyempurnakan. Bukan maksud Tuhan untuk bersikap tidak adil. Ketika dalam keluarga ada satu anggotanya yang cacat, misalnya, Tuhan hendak mengajari mereka untuk lebih peduli dan menyayangi anggota keluarga itu. Kita semakin diteguhkan jika saling membantu dan bekerja sama dalam keterbatasan masing-masing demi saling melengkapi dan mengembangkan diri. Kedua, pada akhirnya manusia harus sadar, bilamana mengalami keterbatasan diri ia harus mencari sumber kekuatan dan kesempurnaan sejati, yakni Tuhan Allah. Kenyataan tersebut dapat kalian lihat, mengapa pada saat-saat sulit orang tuamu atau kamu lebih rajin berdoa, supaya kamu lulus ujian banyak orang tuamu bermohon kepada Tuhan dengan bernovena.Langkah 3Refleksi 1. Guru mengajak para peserta didik untuk refleksi dengan cara duduk tenang dengan memejamkan mata sambil mendengarkan tuntunan guru, misalnya: 36Buku Guru Kelas VII SMP Anak-anakku yang terkasih,Marilah kita hening sejenak untuk meresapkan apa yang telah kita pelajari hari ini. Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang sempurna , tidak ada manusia yang tidak memiliki kekurangan dan keterbatasan. Bayangkan,bila semua manusia itu hebat, maka yang akan terjadi persaingan dan pertengkaran.Sebaliknya,bila semua manusia lemah, mungkin mereka hanya akan saling memandang penuh putus asa.Ada yang kuat dan ada yang lemah,ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada pula yang memiliki kekurangan.Allah menciptakan manusia seperti itu bukan tanpa maksud,Allah sengaja melakukannya agar manusia saling bekerjasama,saling memberi dan saling membantu. Kepada yang lemah, Allah mengajari agar mau berusaha keras dan tak pernah malu meminta bantuan kepada yang kuat.Kepada yang kuat Allah mengajari agar ia mau berbagi dan membantuBukanlah hal ini sesuatu yang indah ?Manusia adalah mahluk yang terbatas, ini kenyataan yang tidak dapat disangkal.Terutama di hadapan Tuhan, manusia tidak ada apa-apanya.Maka setiap saat Tuhan pun menanti kedatangan manusiadan selalu siap memberi pertolongan.Sekarang coba ingat-ingat kembali keterbatasan kemampuan yang kamu miliki!Ingatlah bahwa keterbatasanmu itu bukan penjaran yang akan menghambatmu untuk maju!Apakah selama ini saya menutup-nutupi keterbatasanku?Apakah selama ini saya malu mengakui keterbatasanku?Apa yang telah saya upayakan mengatasi keterbatasanku?Sekarang tuliskan seperti berikut.Upaya apa lagi yang akan dilakukan agar keterbatasan kemampuanku tidak menghalangiku untuk maju?Percayalah bahwa selalu ada jalan keluar bila kamu mempunyai tekad besar!Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti37Tugas PribadiGuru memberi tugas kepada peserta didik membuat ringkasan kisah tokoh-tokoh terkenal, yang sekalipun mempunyai keterbatasan tetapi dapat mencapai sukses!LaguGuru mengajak peserta didik untuk mendengarkan lagu atau menyanyikan lagu berikut. Jangan Menyerah(D’ Masiv)Tak ada manusia yang terlahir sempurnajangan kau sesali segala yang telah terjadiKita pasti pernahdapatkan cobaan yang beratseakan hidup ini tak ada artinya lagi Reff 1: Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaikTak ada manusiaYang terlahir sempurna jangan kau sesaliSegala yang pernah terjadiKembali ke Reff 1: Reff 2: Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya Bagi hambanya yang sabar Dan tak kenal putus asa Kembali ke Reff 1 Kembali ke Reff 238Buku Guru Kelas VII SMPE. Syukur sebagai Citra AllahKompetensi Dasar1.2 Bersyukur kepada Allah atas kemampuan dan keterbatasan yang dimilikinya2.2 Bertanggung jawab mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan dirinya.3.2 Memahami berbagai kemampuan dan keterbatasan dirinya.4.2 Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan.IndikatorPeserta didik mampu1. Menyebutkan hal-hal yang patut disyukuri dalam hidup.2. Menjelaskan unsur-unsur yang penting disadari agar dapat bersyukur.3. Menjelaskan pesan kutipan Lukas 17: 11-19 berkaitan dengan sikap syukur.4. Menyusun doa ucapan syukur atas anugerah kehidupan yang diterimanya.Bahan Kajian1. Berbagai hal yang patut disyukuri. 2. Unsur-unsur Penting dalam Bersyukur.3. Pesan Kitab Suci untuk senantiasa bersyukur.Sumber Belajar1. Robert E. Vallet. Aku Mengembangkan Diriku, Cipta Loka Caraka, Jakarta: 1989.2. William A. Barry, S.J. Menemukan Tuhan dalam Segala Sesuatu. Kanisius, Yogyakarta: 2000.3. Thomas P. Rausch. Katolisisme-Teologi bagi Kaum Awam. Kanisius, Yogyakarta: 2001.4. Anthony de Mello, S.J. Hidup di Hadirat Allah, Cet. 7, Kanisius, Yogyakarta: 2001.5. Pengalaman peserta didik.Pendekatan Kateketis dan SaintifikPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti39Metode1. Diskusi Kelompok2. Sharing3. RefleksiWaktu3 Jam PelajaranPemikiran Dasar Kata “syukur” atau “bersyukur” bagi sebagian orang menjadi sesuatu yang mudah dikatakan, tetapi sulit dilaksanakan. Hal itu disebabkan karena manusia zaman sekarang sering memandang seolah-olah keberhasilan dan apa yang dimiliki saat ini semata-mata hasil usaha dan kerja kerasnya sendiri, lepas dari peran Tuhan di dalamnya. Tentu saja hal ini memprihatinkan. Walaupun demikian, kita dapat memaklumi mengapa hal ini terjadi. Salah satu faktor penyebabnya karena manusia zaman sekarang hampir tidak menyempatkan diri untuk diam dan hening. Seluruh waktu seolah habis untuk berbagai aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidup yang sifatnya keduniawian. Iman atau agama hampir tidak mempunyai tempat dalam kehidupan. Kalaupun masih sempat melakukan komunikasi dengan Tuhan, hal itu lebih bersifat formal-legalis (karena kewajiban dan aturan). Bentuk kehidupan semacam ini menjadi salah satu hal yang melanda dunia remaja. Banyak remaja lebih mengutamakan pemenuhan kewajiban belajar daripada yang sifatnya rohani. Bahkan kewajiban keagamaan sering terkalahkan dengan kebutuhan untuk berkumpul dengan teman atau bermain game. Tentu saja hal tersebut merupakan tanda-tanda lunturnya iman manusia akan Allah. Dari segala yang telah diciptakan Tuhan, hanya manusia diberi kemampuan bersyukur. Manusia mampu bersyukur karena sebagai Citra-Nya, Allah membekali manusia dengan akal budi dan hati nurani serta roh. Semua itu memampukan manusia untuk senantiasa mencari Allah dan mengarahkan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Lewat akal budi, hati nurani dan roh pula manusia beriman mampu mengamini, bahwa sesungguhnya hidup manusia dengan segala pengalamannya – baik manis maupun pahit, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan segala keadaannya: sempurna atau tidak sempurna, cantik atau tampan-atau kurang cantik dan kurang tampan; tidak pernah lepas dari peran Allah sang Pencipta. Hidup yang kita alami apapun keadaannya sesungguhnya merupakan bukti pemeliharaan dan cinta Tuhan. Maka, selayaknyalah manusiapun bertumbuh menjadi pribadi yang penuh syukur kepada-Nya. Melalui kisah Kesepuluh Orang Kusta dalam Lukas 17:11-19, Injil hendak mengajak kita untuk meneladan orang Samaria, yang setelah mengalami penyelamatan Allah melalui Yesus pergi bersyukur kepada-Nya. 40Buku Guru Kelas VII SMP Dengan mencoba melihat pengalaman suka dan duka kehidupan sehari-hari, serta melihat peran Allah dalam pengalaman hidupnya, pelajaran ini ingin mengajak para peserta didik untuk membangun sikap syukur atas hidup sebagai citra Allah. Peserta didik diajak untuk mulai menyadari bahwa hidup itu anugerah yang luar biasa dari Allah yang patut disyukuri karena dalam situasi apa pun Allah terlibat di dalamnya. Allah senantiasa berkeinginan menyelamatkan manusia.Kegiatan PembelajaranGuru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan menyanyikan lagu bertema syukur. Misalnya: Syukur dan Terima Kasih(Madah Suci 153)Syukur dan terima kasih kepada-Mu , O Tuhankuberkat-Mu setiap hari Kau berikan padaku.Sekarang Kupersembahkan seluruh jiwa ragakusebab tiada perbuatan mampu balas kasih-Mu.Terang sinar matahari dan kebuTuhan hidupku.juga Putra-Mu sendiri Kau berikan padakuSyukur dan terima kasih Kuucapkan kepada-Mubuatlah hidupku kini mengandalkan cinta-Mu.Langkah 1Menggali Pengalaman Bersyukur kepada Tuhan 1. Peserta didik diminta menanggapi lagu tersebut dalam bentuk pertanyaan untuk didiskusikan.2. Bila diperlukan Guru dapat menyampaikan pertanyaan berikut: a. Apa yang menjadi alasan manusia harus bersyukur menurut syair lagu itu? b. Masih menurut syair itu, apa yang kemudian dilakukan manusia untuk menindaklanjuti rasa syukur?c. Kapan dan dalam kesempatan apa umumnya manusia bersyukur?3. Guru mengajak peserta didik menyimak cerita Catatan “Harian Martin”.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti41Catatan Harian MartinSeminggu setelah anak laki-lakinya meninggal karena serangan jantung, seorang ibu menemukan catatan harian anaknya itu . Sambil membaca halaman demi halaman, tak terasa sang Ibu pun meneteskan air mata. Air mata sedih bercampur bahagia. Sedih karena anaknya tak berada lagi disampingnya, tetapi bahagia karena tulisan anaknya menunjukkan bahwa anaknya itu dalam keadaan baik. Berikut beberapa cuplikan catatan harian anaknya.10 Junipk. 21.30Yah....sepi deh. Semua orang sudah pada tidur.Sementara aku sulit sekali memejamkan mata.Beberapa kali aku mencobanya, tapi tetap tak dapat. Pikiranku masih dibayangi Ulang tahunku yang dirayakan sore tadi. Tak ada yang istimewa. Dari dulu begitu-begitu saja. Kami berkumpul makan bersama dengan menu yang sama seperti makan harian-tak ada yang istimewa, lalu Bapak memberi sambutan ( kayak pejabat aja ) dan memberi tahu bahwa hari ini aku ulang tahun, lalu semua memeluk aku, baru makan deh. Pernah aku berangan-angan untuk meminta dipestakan secara khusus, tapi kasihan orang tuaku, mereka tak punya uang.Tapi, terima kasih kalian semua yang selalu mengasihi dan mendukung aku. Terima kasih Tuhan telah memberiku kesehatan dan umur yang bertambah. Dah ngantuk ahhhhhhh. Aku mau bobo Tuhan. 23 JuliWah cape deh.Saya beruntung dapat berlibur bersama teman-teman.Baru pertama kali saya liburan bermain di pantai.Luar biasa indahnya menatap langit saat matahari terbenam.Matahari memancarkan cahaya kejinggaan, diselingi awan putih dan hitam.Diiringi deburan ombak yang kian besar dan meninggi.Ah TuhanBerdiri di sini, aku merasa tak berarti apapun..Aku bagaikan sebutir pasir di antara milyaran yang terhampar di pantai ini.Sungguh besar keagunganmu Tuhan.42Buku Guru Kelas VII SMP27 AgustusHari ini aku sedih.Pak Saelan marah besar, gara-gara aku dan beberapa temanku tidak mengerjakan PR matematika. Yah,maafkan aku ya Pak. Aku memang salah. Kemarin sore aku main bersama teman-teman sampai sore dan karena kecapaian aku lupa, begitu Pak.Terima kasih Pak telah memarahi aku.Kalau tidak begitu, aku tidak belajar bertanggung jawab donk. Tapi aku mendoakan Bapak, supaya marahnya makin berkurang. Hati-hati lho Pak.. nanti darah tingginya naik, dan kalau naik terus dapat-dapat Bapak cepet... heheheTuhan terima kasih atas guruku yang baik ini.Sabtu, 7 OktoberBapak, Ibu.Kadang aku merasa minder saat berkumpul dengan teman-temanku. Karena nyatanya aku paling miskin di sekolahku.Pernah aku bertanya dalam hati: mengapa harus kalian yang menjadi orang tuaku, yang hidupnya pas-pasan, yang penghasilan tak menentu, yang rumah sangat sederhana?Kadang aku bertanya: mengapa aku tidak dilahirkan dari orang tua dari keluarga yang kayaraya?Tapi, tidak, aku tidak kecewa terhadap kalian. Itu hanya perasaanku saja yang tak Aku tahu,bahwa kalian sangat mencintaiku dan menginginkan keberadaanku... sementara aku sering mendengar ada orang tua yang tega menyiksa bahkan menjual atau membuang anaknyaAku tahu,Walaupun kalian tak mampu membelikan perlengkapan sekolahku sebaik mereka, tapi berkat doa dan dorongan kalian prestasiku lebih baik dari mereka.Aku tahu,Walaupun makanan kita serba sederhana, tapi aku tak pernah sakit- sakitan, tetap sehat dan kuat.Aku tahu,Walaupun kalian tak pernah memberiku hadiah, tapi dari tatapan mata dan doa dapat kuketahui bahwa kalian sangat mengasihiku,Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti43Sabtu, 7 OktoberAku malah sering mendengar dari temanku yang kaya,Mereka dapat mendapatkan apa saja yang dia inginkanTapi sulit mendapat kasih sayang dari orang tuanya yang sibuk cari duit.Tuhan, terima kasih atas segala sesuatu yang manis dan pahit, yang baik dan indah dalam hidupku.Terima kasih atas keluargaku, berkatilah mereka.Selamat malam Tuhan.Sumber: Maman4. Guru mengajak peserta didik menganalisis salah satu bagian dasar pengalaman Martin untuk melihat bahwa pengalaman yang sangat biasa dan manusiawi dapat menyadari pengalaman iman bila direfleksikan.Coba kamu baca sekali lagi dalam hati, perhatikan catatan harian yang pertama, tanggal 10 Juni.a. Pengalaman yang diungkapkan: Sore hari ulang tahunnya dirayakan, walaupun tidak ada yang istimewa dalam perayaan itu. Ia sempat berangan-angan untuk dirayakan secara istimewa.b. Setelah direnungkan kembali, ia mengungkapkan bahwa dibalik kekecewaan dan angan-angannya yang tidak terwujud, ia tetap berterima kasih atas perhatian dan kasih keluarganya.c. Di bagian akhir: pengalaman biasa itu menjadi pengalaman iman. Hal itu tampak dalam ungkapan syukur Martin: “Terima kasih Tuhan telah memberiku kesehatan dan umur yang bertambah ... dan keluarga yang mengasihi aku...” d. Kapan waktunya: Kejadiannya sore, direnungkan dan diungkapkan malam hari.5. Guru mengajak peserta didik mengungkapkan pengalamannya sendiri dengan format analisis diatas, kemudian berbagi/sharing kepada teman-temannya.a. Pengalaman yang diungkapkan: .............................................................................................................................................................................................................................................b. Setelah direnungkan kembali: .................................................................................................................................................................................................................................................c. Di bagian akhir: ..............................................................................................................................................................................................................................................................................d. Kapan waktunya: ...........................................................................................................................................................................................................................................................................Next >