< Previous74Buku Guru Kelas VII SMPKatekismus Gereja Katolik Artikel 2342Memperoleh pengendalian diri adalah satu tugas yang membutuhkan waktu. Kita tidak boleh berpendapat bahwa kita telah memperolehnya untuk selama-lamanya. Kita harus selalu berusaha terus-menerus dalam segala situasi kehidupan. Dalam bagian kehidupan tertentu, ketika kepribadian dibentuk, ia menuntut satu usaha khusus, misalnya dalam masa kanak-kanak dan dalam masa muda. Katekismus Gereja Katolik Artikel 2343Kemurnian mengikuti hukum pertumbuhan: ia melewati beberapa tahap, di mana ia masih tidak sempurna dan mudah untuk berdosa. Manusia yang berkebajikan dan murni adalah “suatu makhluk dalam sejarah, yang dari hari ke hari membentuk diri melalui sekian banyak keputusannya yang bebas; karena itu ia mengenal, mencintai dan melaksanakan kebaikan moral juga secara bertahap” (FC 34). Katekismus Gereja Katolik Artikel 2344Kemurnian adalah satu tugas pribadi; tetapi ia menuntut juga satu usaha kultural, karena “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri saling tergantung” (GS 25,1). Kemurnian mengandaikan penghormatan kepada hak-hak manusia, terutama sekali hak atas pembinaan dan pendidikan, yang memperhatikan dimensi susila dan rohani kehidupan manusia. Katekismus Gereja KatolikArtikel 2345Kemurnian adalah satu kebajikan susila. Ia juga merupakan anugerah Allah, satu rahmat, satu buah roh Roh Kudus yang menganugerahkan kekuatan untuk mengikuti kemurnian Kristus kepada mereka yang dilahirkan kembali dalam air Pembaptisan.2. Guru meminta peserta didik merumuskan pesan yang terungkap dalam masing-masing artikel Katekismus Gereja Katolik, dengan bantuan pertanyaan:a. Apa yang kalian pahami, bila manusia itu, perempuan atau laki-laki harus mampu menjadi citra kekuatan dan kasih Allah yang lemah lembut?b. Artikel 2342-2344, berbicara mengenai perlunya menjaga kemurnian/ kesucian diri sebagai perempuan atau laki-laki. Apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kesucian atau kemurnian tersebut? 3. Guru dapat meminta beberapa peserta didik mengungkapkan hasil rumusan yang dibuatnya, lalu merangkumnya.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti754. Bila dipandang perlu, guru dapat menyampaikan beberapa peneguhan berikut ini.• Allah menciptakan manusia, baik perempuan maupun laki-laki, sebagai citra-Nya. Maka panggilan agar kita mengembangkan diri, entah sebagai perempuan atau laki-laki, terutama agar kita semakin mampu menampilkan dan memancarkan gambaran diri Allah. Dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 2335 ditegaskan bahwa : Manusia, entah perempuan atau laki-laki harus mampu memancarkan citra (gambaran dari) kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut.• Salah satu wujud untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki antara lain dengan cara menjaga kesucian diri, baik sebagai perempuan maupun laki-laki (bdk. Katekismus Gereja Katolik artikel 2342-2345). Santo Paulus dalam 1Kor 6: 13b-20 mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita untuk mewujudkan kehendak Allah.• Untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki kalian pun dapat melakukan berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang perlu dimiliki oleh seorang perempuan atau laki-laki, sehingga kelak dapat berperan sebagai seorang Ibu atau seorang Bapak yang baik.Langkah 3Refleksi1. Guru mengajak peserta didik hening untuk menyimak cerita berikut:Semula Menjengkelkan, Kemudian Berguna Nama saya Anton. Saya anak kedua dari lima bersaudara. Sejak kelas empat SD, saya tinggal jauh dari orang tua karena diminta menemani Bibi yang bekerja di kota lain. Bibi bekerja sebagai Guru SD. Saya pulang ke rumah orang tua hanya dua kali dalam setahun, yakni setiap libur semester. Saya tinggal di rumah Bibi sejak SD sampai SMA, sejak Bibi belum menikah, sampai Bibi mempunyai tiga anak. Ada pengalaman yang tak dapat saya lupakan semasa tinggal dengan Bibi. Sejak Bibi menikah dengan suaminya, yang juga bekerja sebagai guru, dan mempunyai seorang anak, mencari penghasilan tambahan dengan memberikan les privat. Mereka sering tidak sempat berbelanja, dan tidak sempat memasak. Oleh karena itu, saya sering disuruh Bibi belanja ke warung. Biasanya Bibi, sudah menuliskan apa saja yang akan dibeli, sayur-mayur, dan berbagai macam bumbu dapur.76Buku Guru Kelas VII SMP Awalnya saya malu bukan main. Bayangkan, saya adalah anak laki-laki satu-satunya yang setiap hari harus antri di warung untuk belanja sayuran di antara ibu-ibu, Ada ibu-ibu yang memuji dan bangga melihat saya karena mau membantu Bibi berbelanja. Tetapi ada juga yang mengejek. Adakalanya ibu-ibu mengalah dan memberi kesempatan kepada saya untuk belanja lebih dahulu. Lama-kelamaan, Bibi saya tidak hanya menyuruh saya belanja. Saya juga disuruh untuk memasak. Saya diberi tahu cara memotong kangkung, mengiris bawang, menumbuk bumbu, hingga memasaknya. Saya dapat memasak sayur , membuat sambal terasi, dan yang lainnya. Selain memasak, saya juga harus mengasuh anak Bibi. Jika bibi sangat sibuk, saya harus memandikan anak-anak Bibi, dan menyiapkan makanan mereka. Saya juga menyapu, mengepel, mencuci pakaian, menyetrika, dan sebagainya. Kadang-kadang saya marah dalam hati “Mengapa Bibi saya memperlakukan saya seperti ini ? Saya kan laki-laki” Bayangkan semua pekerjaan itu saya lakukan selama saya tinggal di rumah Bibi, yaitu sejak SD sampai lulus SMA. Sejak bibi menikah hingga mempunyai tiga anak.Kadang-kadang saya malu. Tapi saya berusaha tidak menolak dan tidak berontak terhadap apa saja yang Bibi perintahkan kepada saya. Saya sadar, bahwa kalau saya tidak ikut Bibi, saya mungkin tidak dapat bersekolah. Bibi yang membiayai sekolah saya sejak saya tinggal dengan Bibi. Di kemudian hari, saat saya kuliah, saya baru sadar bahwa ternyata apa yang Bibi latih selama ini sangat berguna. Di tempat kost saya dapat memasak. Saya menjadi pribadi yang mandiri . Lebih-lebih setelah saya menikah dan mempunyai anak, saya dapat mengurus anak-anak saya dengan baik. Bahkan sampai sekarang, kebiasaan memasak itu menjadi kegiatan yang menyenangkan. Saya senang dan bangga, karena walaupun saya seorang bapak, tetapi berkat didikan Bibi di masa lalu, di dalam keluarga saya tidak hanya mengandalkan istri untuk urusan masak atau mengurus anak. Saya dapat membantu istri saya.Sumber: MamanApakah makna cerita itu bagimu ?Apakah kalian juga mau belajar dan mempersiapkan diri menjadi laki-laki atau perempuan sejati dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam keluarga?Hening....2. Guru mengajak peserta didik menuliskan niat yang akan dilakukan dalam upaya untuk mengembangkan diri sebagai laki atau perempuan.Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti77DoaGuru mengajak peserta didik menutup pelajaran dengan doa.Didoakan perempuan Allah Maha Pencipta, Tanamkanlah dalam diri kami, tanggung jawab untuk melatih dan membekali diri, dengan sifat-sifat seorang perempuan sejati, sebagaimana tampak dalam Bunda Maria, yang taat, tulus hati dan penuh kepasrahan pada kehendak-Mu, setia pada Yesus Putra-Mu.Didoakan laki-laki Allah Maha Pencipta, Tanamkanlah dalam diri kami, tanggung jawab untuk melatih dan membekali diri,dengan sifat-sifat seorang laki-laki sejati, sebagaimana tampak dalam diri Yesusputra-Mu,yang bijaksana dan tegas melawan semua godaan, yang melindungiorang-orang lemah, yang bersahabat dengan siapa saja.3. Lakukanlah kegiatan di rumah yang merupakan perwujudan pemahamanmu atas pelajaran iniPENILAIAN1. Penilaian Sikap Spiritual:Bentuk/ Teknik Penilaian : Observasi Kompetensi Dasar : 1. Bersyukur atas dirinya telah diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan yang sederajat.2. Bersyukur atas anugerah seksualitas demi kehidupan bersama yang lebih baik.Aspek yang dinilai : 1. Berperilaku yang mencerminkan diri sebagai perempuan atau laki-laki.78Buku Guru Kelas VII SMP2. Tidak mengeluh diciptakan sebagai perempuan atau laki-laki.3. Menjaga kemurnian diri sebagai perempuan atau laki-laki.Instrumen : NoNama Peserta DidikAspek yang DinilaiSkor123432143214321Keterangan:4 = Selalu3 = sering2 = kadang-kadang1 = tidak pernahNilai akhir: Skor yang diperoleh x 100 = Skor maksimal2. Penilaian Sikap SosialBentuk/ Teknik Penilaian : Observasi Kompetensi Dasar : 1. Santun terhadap perempuan dan laki-laki sebagai ciptaan Tuhan yang sederajat.2. Bertanggung jawab dalam mengembangkan seksualitas secara benar sebagai anugerah Allah.Aspek yang dinilai : 1. Hormat terhadap lawan jenis.2. Mau bersahabat dengan semua teman termasuk lawan jenis. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti793. Tidak memberi cap negatif atau ejekan terhadap lawan jenis Instrumen :NoNama Peserta DidikAspek yang DinilaiSkor123432143214321Keterangan:4 = Selalu3 = sering2 = kadang-kadang1 = tidak pernahNilai akhir: Skor yang diperoleh x 100 = Skor maksimalBentuk / Teknik Penilaian: Observasi Diskusi/ Sharing Instrumen Penilaian:NoAspek yang DinilaiSkor1Ketrampilan mengkomunikasikan252Ketrampilan mendengarkan253Ketrampilan berargumentasi254Ketrampilan berkontribusi25Skor Total10080Buku Guru Kelas VII SMPNoNama SiswaAspek yang dinilaiSkor1 (25)2 (25)3 (25)4 (25)3. Penilaian PengetahuanBentuk / Teknik Penilaian: Tes Tertulis/ UraianInstrumen Penilaian :NoSoal/ Pernyataan Skor1.Jelaskan pandangan Kitab Suci tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diterangkan dalam Kejadian 1: 26-27; 2: 18, 21-23.102.Jelaskan pandangan Gereja tentang perempuan dan laki-laki sebagaimana diuraikan dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334.103.Uraikanlah satu contoh kasus yang memperlihatkan pandangan keliru tentang kedudukan perempuan dan laki-laki.204.Jelaskan makna kesederajatan antara perempuan dan laki-laki berdasarkan kutipan Kejadian1:26-27; 2:18.105.Jelaskan berbagai keterampilan, sikap, dan kebiasaan yang perlu dilatih dan dikuasai sejak kini agar berkembang menjadi perempuan atau laki-laki sejati.106.Jelaskan pandangan Kristiani tentang panggilan untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki.20Skor Total80Nilai akhir: Skor yang diperoleh x 100 = Skor maksimalPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti814. Penilaian KetrampilanBentuk / Teknik Penilaian: PortofolioMembuat motto yang mengungkapkan penghayatan akan kesederajatan perempuan dan laki-laki.Instrumen Penilaian :NoAspek yang dinilai Skor1.Motto menarik (dirumuskan dalam bahasa yang padat dan singkat, mengandung ajakan yang jelas).502.Sesuai dengan tema yang ditentukan.103.Tampilan menarik (tata letak, tata warna).20Skor Total80Nilai akhir: Skor yang diperoleh x 100 = Skor maksimalPENGAYAAN Bagi peserta didik yang telah menuntaskan Kompetensi Dasar dalam Bab ini, dapat diberikan pengayaan melalui salah satu kegiatan berikut.a. Guru meminta peserta didik untuk melakukan studi pustaka (ke perpustakaan atau mencari di koran, majalah, dan browsing internet) untuk menemukan ar-tikel yang menunjukkan tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki, mis-alnya dalam bidang pendidikan atau pekerjaan.b. Hasil temuannya ditulis dalam laporan tertulis yang berisi rangkuman singkat dari artikel tersebut.REMEDIAL Bagi peserta didik yang belum menuntaskan Kompetensi Dasar dalam bab ini, dapat diberikan remedial melalui salah satu kegiatan berikut.a. Guru menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik akan hal-hal apa saja yang belum mereka pahami.b. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-pe-neguhan yang lebih praktis.c. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan, dengan per-tanyaan yang lebih sederhana.82Buku Guru Kelas VII SMPPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti83Manusia yang diciptakan oleh Allah sebagai pribadi unik, baik sebagai perempuan maupun laki-laki, dalam perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa membutuh kan orang lain dan tak dapat hidup tanpa bantuan sesama. Itulah sebabnya manusia disebut makhluk sosial.Ada empat lingkup hidup tempat manusia bertumbuh dan berkembang, yakni keluarga, jemaat (Gereja), sekolah, dan masyarakat. Masing-masing lingkup memberi peran dan pengaruh secara khas. Dalam bab ini, kita akan mencoba untuk melihat dan menyadari kembali sumbangan keempat lingkup hidup itu. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat semakin mampu bersikap positif terhadap keempat lingkup tersebut, dan mampu menempat kan diri lebih baik lagi, serta semakin berkembang dengan lebih baik dalam perkembangan peserta didik dalam berelasi dengan sesamanya.Topik-topik yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut.A. Peran Keluarga bagi perkembanganku.B. Peran Sekolah bagi perkembanganku.C. Peran Gereja bagi perkembanganku.D. Peran Masyarakat bagi perkembanganku.Peran Keluarga, Sekolah, Gereja & Masyarakat bagi PerkembangankuBab IIINext >