< PreviousKelas XI sMa/Ma/sMK/MaK14seMester 2Sumber: Oprical ArtGambar 4.4 Karya-karya Optical Art, dipajang berdam pingan dengan karya non figuratif laninnya, agar para penonton pameran dapat menikmati lukisan dengan nyaman (hindarkan pemajangan karya optical art berdampingan dengan karya-karya figuratif).D. PemajanganKegiatan pemajangan karya seni rupa dilaksanakan oleh tim kerja yang telah ditentukan dan dipilih berdasarkan klasifikasi dan seleksi materi pameran. Tim kerja pemajangan karya seni rupa dibagi menjadi dua kelompok, yakni Tim kerja pemajangan karya seni rupa dua dimensi dan tim kerja pemajangan karya tiga dimensi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemajangan karya dua dimensi adalah antara faktor keluasan ruang dengan jumlah karya yang dipamerkan harus sesuai. Untuk itu pengaturan penataan panel dan penggunaan luas dinding terkait juga dengan faktor sirkulasi pengunjung dan pencahayan karya. Semuanya ditata dengan baik dan estetis. Tingkat ketinggian penggantungan lukisan, misalnya, harus disesuaikan dengan rata-rata tinggi pengunjung pameran, artinya seorang pengunjung tidak perlu “mendongak” atau “menunduk” ketika mengamati lukisan. Demikian pula faktor pencahayaan karya, tidak boleh merusak keberadaan karya, jadi fungsi pencahayaan harus mendukung kehadian karya, pencayaan jangan sampai menyilaukan bagi pengunjung pameran.Untuk tim kerja pemajangan karya tiga dimensi perlu memikirkan faktor dimensi itu, artinya sebuah patung, misalnya, tidak dipajang di pojok ruangan, melainkan pemajangannya yang memungkinkan pengunjung pameran dapat melihatnya dari segala arah (360°), jadi sifat keindahan karya tiga dimensi dapat diamati dengan seoptimal mungkin.senI Budaya15Sumber: Apresiasi SeniGambar 4.5 Contoh pemajangan karya tiga dimensi, karya seni patung. Diupayakan agar para pengunjung pameran dapat mengamatinya dari berbagai sisi.E. Pembukaan PameranPada pelaksanaan pembukaan pameran kita perlu mempersiapkan susunan acara dan tokoh yang meresmikan pembukaan pameran. Dalam kegiatan ini diperlukan buku tamu, penerima tamu, buku kesan, katalogus pameran, konsumsi, pemandu pameran, keamanan, dokumentasi, dan lain-lain yang dipandang perlu.Pada acara pembukaan pameran ada laporan ketua panitia, sambutan kepala sekolah, sambutan guru seni budaya, penanda tanganan prasasti atau pengguntingan pita sebagai tanda peresmian pembukaan pameran. Biasanya pameran dinyatakan resmi dibuka oleh tokoh tertentu, bisa dari Kanwil kemdikbud setempat, kepala sekolah, atau tokoh lain yang memberi kesan baik dan dipandang layak membuka pameran seni rupa.Kelas XI sMa/Ma/sMK/MaK16seMester 2MENGANALISIS KARYA SENI RUPA BERDASARKAN JENIS, FUNGSI, TEMA DAN TOKOH DALAM BENTUK LISAN DAN TULISANBAB5A. JenisPengklasifikasian seni rupa dapat dibuat berdasarkan jenisnya, kita mengenal: 1. Seni Rupa Murni seperti lukisan, patung, dan grafis, 2. Seni Rupa Terapan seperti desain dan kriya. Sedangkan dari segi bentuk dapat dibedakan menjadi tiga kategori: 1. Seni Rupa Dua Dimensi, 2. Seni Rupa Tiga Dimensi, 3. Seni Rupa Multi Dimensi seperti Seni Rupa Pertunjukan (performance art), environment art, happening art, video art, dan banyak lagi, termasuk seni-seni yang dikatagorikan menggunakan media baru.B. FungsiEdmund Burke Feldman membagi fungsi seni menjadi tiga bagian, yakni: fungsi seni secara personal, fungsi seni secara sosial, dan fungsi seni secara fisikal. Seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa terapan adalah penciptaan benda fungsional yang estetis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat desain atau kriya berfungsi memenuhi kebutuhan fisik yang sifatnya praktis dan sekaligus indah.Sumber: Apresiasi SeniGambar 5.1 Contoh karya Seni Kriya. Memenuhi fungsi seni secara sosial dan fisikal (kita gunakan untuk keperluan sehari-hari).senI Budaya17Sumber: Art Fair TokyoGambar 5.2 Contoh lukisan sebagai media ekspresi. Pemajangannya di ruang pameran, harus mempertimbangkan pengelompokan karya yang sejenis.C. TemaMasalah pokok atau tema dikenal sebagai subject matter seni. Misalnya tema dapat bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal seperti harapan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal, dan kepribadian seorang perupa diekspresikan melalui karya seni. Sedangkan realitas eksternal adalah ekspresi interaksi perupa dengan kepercayaan, religius, kemiskinan, ketidakadilan, nasionalisme, politik (tema sosial), hubungan perupa dengan alam, (tema lingkungan), dan lain sebagainya.D. TokohPengenalan akan tokoh-tokoh perupa terapan (pedesain, pekriya) dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional adalah penting dalam meningkatkan kemampuan berapresiasi seni. Siswa diminta membuat kliping atas tokoh yang dipilih dan disepakati bersama oleh siswa dan guru. Tujuannya untuk mendapatkan informasi tentang ketokohan, reputasi, dan kon-tribusi tokoh bagi masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan pada umumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan rasa empati, sehingga kepekaan dan pengetahuannya dapat memicu rasa kagum akan prestasi dan jasa-jasa para seniman (dan budayawan) berdasarkan bukti-bukti kualitas karya seni dan pengakuan yang diberikan tokoh tertentu.Kelas XI sMa/Ma/sMK/MaK18seMester 2E. Tugas Pengkajian Karya Seni RupaProses pengkajian seni rupa dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanyakan, mencoba, menalar, dan menyajikan) mencakup aspek visual (menguraikan keberadaan rupa dengan kata-kata), aspek proses kreasi seni (menguraikan tahapan teknis penciptaan, skill atau keterampilan), aspek konseptual (menemukan inspirasi dan gagasan seni) dan aspek kreativitas (menetapkan tingkat pencapaian kreativitas). Pada Gambar 5.1, 5.3, dan 5.5 disajikan 3 reproduksi karya seni rupa, sebagai objek pengamatan dan latihan mengapresiasi seni.Sumber: Katalog PameranGambar 5.3 Ketut Nurija, Seni Keramik: Konfigurasi 1, Keprihatinan, 1998. Fire Clay, tinggi 50 cm.Yang dimaksud dengan keramik ialah berbagai macam benda yang dibuat dari bahan-bahan anorganik yang berasal dari bumi, seperti tanah liat, dan melalui proses pembakaran dengan suhu cukup tinggi akhirnya menjadi keras dan awet. Ada tiga kualitas keramik, yang dihasilkan dari perbedaan komposisi unsur-unsur bahan dan suhu pembakaran yang lebih rendah atau tinggi, yaitu gerabah lunak yang juga disebut earthenware atau aardewerk, benda batu atau stoneware, dan porselen.senI Budaya19Keramik modern seperti yang diciptakan oleh Ketur Nurija, merupakan perkembangan lebih lanjut seni keramik Indonesia. Ada kecenderungan pergeseran konsep berkarya keramik dari yang tradisional fungsional kepada sikap kreatif modern, ketika keramik seni dipandang setara dengan hasil-hasil seni murni yang lain, seperti karya-karya seni lukis, seni patung, seni serat, dan lain-lain.Sumber: Katalog PameranGambar 5.4 Karya seni instalasi, bukan saja mengekspresikan makna denotatif, melainkan juga makna konotatif.Secara garis besar konsep perupa instalasi ditunjukkan dalam sikap berkesenian. Mereka menawarkan suatu sikap yang paling ekstrim dan nyata-nyata “keberatan” dengan media konvensional. Misalnya, secara umum mereka menolak kecenderungan berkarya dalam konsep pictural dan sculptural dalam seni rupa. Ketika berkarya mereka mencari alternatif yang paling radikal dan anti konvensi, dan keinginginan ini sungguh-sungguh diperjuangkan dalam karya-karyanya.Kelas XI sMa/Ma/sMK/MaK20seMester 2Sumber: Apresiasi SeniGambar 5.5 But Muchtar, Sitting Girl, cat minyak pada kanvas, 75 x 90 cm.Pada seni kubisme seniman lebih banyak mengungkapkan tema alam benda, manusia, dan lingkungan. Selain itu banyak yang mengungkapkan tentang warna, garis, bentuk dan komposisi, yang memperlihatkan visi yang berbeda-beda dari setiap seniman. Tema yang mempunyai pengaruh besar pada kubisme adalah lingkungan sosial, baik sebelum maupun sesudah perang dunia.Kubisme cukup konsisten dalam penggarapan objek dan latar belakangnya, penggunaan warna dipikirkan secara rasional, dengan menyelaraskan objek dengan latar belakangnya. Pada karya But Muchtar kehadiran objek sudah demikian tersamar dalam kesatuan kepingan komposisi bidang-bidang warna.senI Budaya21BAB6FENOMENA SENI RUPAA. Seni Rupa PramodernIstilah seni rupa pramodern menunjukkan babakan sejarah di mana manifestasi karya seni rupa hadir sebelum zaman industri. Perkembangan seni rupa dilihat dari aspek kesejarahan merupakan rangkaian perubahan, baik dari aspek konseptual maupun aspek kebentukan. Berikut akan disampaikan aliran-aliran seni rupa hingga saat ini.1. PrimitivismePrimitivisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni. Perhatikan contoh patung primitif dari Afrika di halaman 19. Patung primitif tersebut merupakan karya tiga dimensi yang perwujudannya mengekspresikan makna seni dengan bahasa bentuk simbolik. Sementara patung Dewi Kecantikan Yunani klasik mengekspresikan makna seni dengan idealisasi bentuk mimesis (mengimitasi atau meniru) rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.2. NaturalismeNaturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang dilihat oleh mata. Tokoh-tokohnya antara lain, Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain.Sumber: R. Basoeki Abdullah, Sebuah Biografi.Gambar 6.1 Basoeki Abdullah, Gunung Sumbing, cat minyak pada kanvas, 125 x 200 cmKelas XI sMa/Ma/sMK/MaK22seMester 23. RealismeAliran seni rupa realisme merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Aliran ini muncul di belahan dunia barat sekitar pertengahan abad ke-17. Intisari filosofinya menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni. Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa kategori. Misalnya, realisme sosialis (yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit). Herbert Read antara lain menyatakan, “Jenis seni rupa yang sepenuhnya dapat kita sebut sebagai realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya filsafat realisme, selalu berdasar atas keyakinan atas keberadaan objektif dari sesuatu”. Jadi dalam pengertian murni, aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia ini. Dengan perkataan lain seniman realis mendasarkan seninya pada penerapan panca inderanya tanpa mengikutsertakan fantasi dan imajinasinya. Tokoh-tokoh realisme di Indonesia antara lain, Raden Saleh (realisme romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realisme fotografis), Dede Eri Supria, dan Ronald Manullang (Realisme Baru).Sumber: Indonesian Art and BeyondGambar 6.2 Raden Saleh, Antara Hidup dan Mati. senI Budaya23Sumber: Masterpieces of Art & Africa ArtGambar 6.3 Kiri: Patung Dewi Kecantikan, idealisasi keindahan Yunani Klasik. Kanan: Fertillity Figur, Akua Mma or Akua Ba. Ashanti, Ghana Afrika (Gold Coast).4. DekoratifKarya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri-cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaan yang rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat. Pada karya dua dimensi sering mengabaikan unsur perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya tiga dimensi mengabaikan plastisitas bentuk (naturalistis).Karya seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi dua bagian utama, yakni dekoratif figuratif dan dekoratif geometris. Dekoratif figuratif biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figur atau bentuk-bentuk di alam yang kita kenali. Seperti misalnya, pemandangan, pasar, kota, hewan-hewan di tengah rimba, lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun teknik pelukisannya tidak berupaya untuk meniru rupa secara realistis, melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan aspek volume dalam penggarapan bentuk visual.Dekoratif geometris adalah karya-karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, bentuk-bentuk, dan teknik pelukisan yang menuntut keterampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.Seni rupa dekoratif geometris dapat dilihat pada ragam hias di daerah-daerah seluruh kepulauan Indonesia. Misalnya motif pilin berganda, lingkaran, elips, setengah lingkaran, segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain. Motif tersebut biasanya tersusun rapi dengan teknik pengulangan, Next >