< Previous14Kelas X SMA/SMK6. Masa KeemasanKemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim. Sriwijaya mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan mem-bangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai, serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9, Sriwijaya telah melakukan kolonisasi pada hampir semua kerajaan di Asia Tenggara, antara lain wilayah Sumatra, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute per-dagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara sepanjang abad ke-10. Tetapi, pada akhir abad ini, Kerajaan Medang di Jawa Timur tumbuh menjadi kekuatan bahari baru dan mulai menantang dominasi Sriwijaya. Berita Tiongkok dari Dinasti Song menyebut Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dengan nama San-fo-tsi, sedangkan Kerajaan Medang di Jawa dengan nama Cho-po. Dikisahkan bahwa, Sanfo-tsi dan Cho-po terlibat persaingan untuk menguasai Asia Tenggara. Kedua negeri itu saling mengirim duta besar ke Tiongkok. Utusan San-fo-tsi yang berangkat tahun 988 tertahan di pelabuhan Kanton ketika hendak pulang karena negerinya diserang oleh balatentara Jawa. Serangan dari Jawa ini diduga berlangsung sekitar tahun 990-an, yaitu antara tahun 988 dan 992 pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa. Pada musim semi tahun 992, duta Sriwijaya tersebut mencoba pulang, namun kembali tertahan di Champa karena negerinya belum aman. Ia meminta Kaisar Song agar Tiongkok memberi perlindungan kepada San-fo-tsi. Utusan Jawa juga tiba di Tiongkok tahun 992. Ia dikirim oleh rajanya yang naik takhta tahun 991. Raja baru Jawa tersebut adalah Dharmawangsa Teguh.Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/SriwijayaGambar 1.18 Arca emas Avalokiteçvara bergaya Malayu-Sriwijaya, ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian, Jambi, Indonesia.15Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiKerajaan Medang berhasil merebut Palembang pada tahun 992 untuk sementara waktu. Namun, kemudian pasukan Medang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya. Prasasti Hujung Langit tahun 997 kembali menyebutkan adanya serangan Jawa terhadap Sumatra. Rangkaian serangan dari Jawa ini pada akhirnya gagal karena Jawa tidak berhasil membangun pijakan di Sumatra. Menguasai ibu kota di Palembang tidak cukup karena pada hakikatnya kekuasaan dan kekuatan mandala Sriwijaya tersebar di beberapa bandar pelabuhan di kawasan Selat Malaka. Maharaja Sriwijaya, Sri Cudamani Warmadewa, berhasil lolos keluar dari ibu kota dan berkeliling menghimpun kekuatan dan bala bantuan dari sekutu dan raja-raja bawahannya untuk memukul mundur tentara Jawa. Sriwijaya memperlihatkan kegigihan persekutuan mandalanya, bertahan dan berjaya memukul mundur angkatan laut Jawa.Sri Cudamani Warmadewa kembali memperlihatkan kecakapan diplomasinya, memenangi dukungan Tiongkok dengan cara merebut hati kaisarnya. Pada tahun 1003, ia mengirimkan utusan ke Tiongkok dan mengabarkan bahwa di negerinya telah selesai dibangun sebuah candi Buddha yang didedikasikan untuk mendoakan agar Kaisar Tiongkok panjang usia. Kaisar Tiongkok yang berbesar hati dengan persembahan itu menamai candi itu Cheng Tien Wan Shoudan dan menganugerahkan genta yang akan dipasang di candi itu. Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus.Serangan dari Medang ini membuka mata Sriwijaya betapa berbahayanya ancaman Jawa. Maka, Maharaja Sriwijaya pun menyusun siasat balasan dan berusaha menghancurkan Kerajaan Medang. Sriwijaya disebut-sebut berperan dalam menghancurkan Kerajaan Medang di Jawa. Dalam prasasti Pucangan, disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya, yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaram yang merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh16Kelas X SMA/SMKPara Maharaja SriwijayaTahukah kamu nama-nama Maharaja Sriwijaya pada tabel di bawah ini? Tabel 7.1 Nama-Nama Maharaja SriwijayaTahun Nama RajaIbu KotaPrasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa671Dapunta Hyang atau Sri JayanasaSrivijaya Shih-li-fo-shihCatatan perjalanan I Tsing pada tahun 671-685, Penaklukan Malayu, penaklukan JawaPrasasti Kedukan Bukit (683), Talang Tuo (684), Kota Kapur (686), Karang Brahi, dan Palas Pasemah702Sri Indrawarman Shih-li-t-’o-pa-moSriwijaya Shih-li-fo-shihUtusan ke Tiongkok pada tahun 702-716, 724728Rudra VikramanLieou-t’eng-weikongSriwijaya Shih-li-fo-shihUtusan ke Tiongkok pada tahun 728-742743-774Belum ada berita pada periode ini775Sri MaharajaSriwijayaPrasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand dan menaklukkan KambojaPindah ke Jawa (Jawa Tengah atau Yogyakar-ta)Wangsa Sailendra menggantikan Wangsa Sanjaya17Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiTahun Nama RajaIbu KotaPrasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa778Dharanindra atau Rakai PanangkaranJawaPrasasti Kelurak tahun 782 di sebelah utara kompleks Candi PrambananPrasasti Kalasan tahun 778 di Candi Kalasan782Samaragrawiraatau Rakai WarakJawaPrasasti Nalanda dan Prasasti Mantyasih tahun 907792Samaratungga atau Rakai GarungJawaPrasasti Karang Tengah tahun 824, 825 menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur840Kebangkitan Wangsa Sanjaya, Rakai Pikatan856BalaputradewaSuwarnadwipaKehilangan kekuasaan di Jawa, dan kembali ke SuwarnadwipaPrasasti Nalanda tahun 860, India861-959Belum ada berita pada periode ini960Sri Udayaditya WarmadewaSe-li-hou-ta-hiali-tanSriwijayaSan-fo-ts’iUtusan ke Tiongkok pada tahun 960 dan 962980Utusan ke Tiongkok pada tahun 980 dan 983: dengan raja Hietche (Haji)988Sri Cudamani WarmadewaSe-li-chu-lawu-ni-fu-ma-tian-hwaSriwijayaMalayagiri (Swarnadwipa) San-fo-ts’i990 Jawa menyerang Sriwijaya, Catatan Atiśa,utusan ke Tiongkok tahun 988-992-1003, pembangunan candi untuk kaisar Cina yang diberi nama Cheng tien wan shou18Kelas X SMA/SMKTahun Nama RajaIbu KotaPrasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa1008Sri Mara-Vijayottungga warmanSe-li-ma-la-piSan-fo-ts’i KatahaPrasasti Leiden dan utusan ke Tiongkok 10081017Utusan San-fo-ts’i ke Tiongkok tahun 1017: dengan raja Ha-ch’isu-wa-ch’a-p’u(Haji Sumaterabhumi (?)); gelar haji biasanya untuk raja bawahan1025Sangrama-Vijayottungga warmanSriwijaya KadaramDiserang oleh Rajendra Chola I dan menjadi tawananPrasasti Tanjore bertarikh 1030 pada candi Rajaraja, Tanjore, India1030Di bawah Dinasti Chola dari Koromandel1079Utusan San-fo-ts’i dengan raja Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) ke Tiongkok 1079 membantu memperbaiki Candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)1082Utusan San-fo-ts’i dari Kienpi (Jambi) ke Tiongkok tahun 1082 dan 10881089-1177Belum ada berita1178Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-chi berisi daftar koloni San-fo-ts’i19Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiTahun Nama RajaIbu KotaPrasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa1183Srimat Trailokyaraja Maulibhusana WarmadewaDharmasrayaDi bawah Dinasti Mauli, Kerajaan Melayu, Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan ThailandWarisan SejarahMeskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggal anarkeologi dan keberadaannya sempat terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan dan keemasan menggambarkan kegemilangan dan kekayaan kerajaan-kerajaan bahari, Sriwijaya pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya pada masa lalu. Warisan terpenting Sriwijaya mungkin adalah bahasanya. Selama berabad-abad, kekuatan ekonomi dan keperkasaan militernya telah berperan besar atas tersebarluasnya penggunaan Bahasa Melayu Kuno di Nusantara, setidaknya di kawasan pesisir. Bahasa ini menjadi bahasa kerja atau bahasa yang berfungsi sebagai penghubung (lingua franca) yang digunakan di berbagai bandar dan pasar di kawasan Nusantara. Tersebar luasnya Bahasa Melayu Kuno ini mungkin yang telah membuka dan memuluskan jalan bagi Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Malaysia, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Indonesia modern. Adapun Bahasa Melayu Kuno masih tetap digunakan sampai pada abad ke-14 M.Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk Kota Palembang, Sumatra Selatan. Keluhuran Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/SriwijayaGambar: 1.19 Busana gadis penari Gending Sriwijaya yang raya20Kelas X SMA/SMKSriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat di selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichaiyang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.Nyanyikan Gending Sriwijaya di bawah ini bersama-sama! Kamu bisa mengakses video di youtube atau MP3.Ayo, Berekspesi! Gending SriwijayaDi kala kumerindukan keluhuran dulu kalaKutembangkan nyanyian lagu Gending SriwijayaDalam seni kunikmati lagi zaman bahagiaKuciptakan kembali dari kandungan Sang Maha KalaSriwijaya dengan Asrama Agung Sang Maha GuruTutur sabda Dharmapala sakya Khirti dharma khirtiBerkumandang dari puncaknya Siguntang Maha Meru Menaburkan tuntunan suci Gautama Buddha sakti.Borobudur candi pusaka di zaman SriwijayaSaksi luhur berdiri teguh kokoh sepanjang masaMemahsyurkan Indonesia di daratan se-AsiaMelambangkan keagungan sejarah Nusa dan BangsaTaman Sari berjenjangkan emas perlak Sri KesitraDengan kalam pualam bagai di Sorga Indralaya Taman puji keturunan Maharaja SyailendraMendengarkan iramanya lagu Gending Sriwijaya.Syair Gending Sriwijaya disusun oleh Nungcik AR pada tahun 1940-an. Proses penciptaan Tari Gending Sriwijaya untuk memenuhi permintaan dari pemerintah zaman pendudukan Jepang kepada Jawatan Penerangan (Hodohan) untuk menciptakan sebuah tarian dan lagu tentang Sriwijaya. Gunanya adalah untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke Palembang. 21Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiDi Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota. Nama Sriwijaya juga digunakan oleh Universitas Sriwijaya yang didirikan pada tahun 1960 di Palembang. Demikian pula Kodam II Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatra Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), Sriwijaya TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club (Klab Sepak -bola Palembang). Terakhir, tepatnya pada tanggal 5 September 2001, nama “Sriwijaya” diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya, di BSD Tangerang, Banten. Tujuan pemakaian nama Sriwijaya adalah untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kemaharajaan Sriwijaya yang gemilang.Pada tanggal 11 November 2011, digelar upacara pembukaan SEA Games 2011 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Upacara pembukaan ini menampilkan tarian kolosal yang bertajuk “Srivijaya the Golden Peninsula” menampilkan tarian tradisional Palembang dan juga replika ukuran sebenarnya perahu Sriwijaya untuk menggambarkan kejayaan kemaharajaan bahari ini. Kerajaan Sriwijaya berjaya dengan mempersatukan Nusantara. Persatuan Nusantara ini dikenal sebagai Negara Kesatuan Nusantara I, dengan pusatnya di Pulau Sumatra. Namun, setelah tahun 1377, Kerajaan Sriwijaya runtuh dan akhirnya tidak pernah terdengar lagi sebagai suatu kerajaan yang kuat.Ayo, Merangkum ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................22Kelas X SMA/SMKTugasku1. Buatlah rangkuman tentang Kerajaan Sriwijaya sebagai tugas mandiri yang terstruktur!2. Buatlah kliping tentang berita benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya dari koran, majalah, atau sumber lainnya!C. Zaman Penjajahan1. Masa Gelap Agama Buddha di IndonesiaBerita-berita yang didapat hanya diceritakan tentang runtuhnya Kerajaan Majapahit, bukan lenyapnya agama kehidupan yang sangat berkaitan erat dengan Buddha di Majapahit. Berita tradisi dengan situasi sosial politik pada suatu negara. Demikian juga agama Buddha pada masa runtuhnya Kerajaan Majapahit. Kerajaan Sriwijaya tidak runtuh pada tahun Saka 1400 atau satu sumber sejarah pun yang menceritakan tahun 1478 Masehi. Saat keruntuhan keadaan agama Buddha maupun Hindu setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, disimpulkan dalam candrasengkala itu, masa ini disebut sebagai masa gelap sirna-ilang-kertaning-bumi (hilang dari sejarah agama Buddha di Indonesia. muka bumi). Disebutkan pula bahwa keruntuhan tersebut disebabkan karena serangan dari kerajaan Islam Demak. Akan tetapi, berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, ternyata bahwa pada saat itu Kerajaan Majapahit belum runtuh dan masih berdiri untuk beberapa waktu yang cukup lama. Prasasti batu yang berangka tahun 1486 masih menyebutkan adanya kekuasaan Kerajaan Majapahit. Rajanya waktu itu bernama Dyah Ranawijaya. Berita Cina yang berasal dari Dinasti Ming (1368-1643) masih menyebutkan adanya hubungan diplomatik antara Cina dan Jawa (Majapahit) pada tahun 1499.Faktor internal keadaan agama Buddha secara umum di Majapahit diduga menjadi faktor pengaruh hancurnya agama Buddha itu sendiri. Faktor internal dimaksud misalnya kecenderungan Sinkretisme agama Buddha dan Hindu, praktik penyimpangan ajaran seperti berkembangnya praktik-praktik takhayul, dan lain-lain. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, yang tidak dipahami dengan baik oleh kebanyakan orang awam diduga menjadi sumber praktik keagamaan yang tidak semestinya. Faktor lain ialah berkembangnya Tantra di Indonesia. Seperti halnya di India, praktik Tantra di Indonesia salah. Misalnya, merebaknya pemujaan terhadap “Ma” lima, yaitu madya (anggur), mamsa (daging), matsya (ikan), mudra (wanita), dan 23Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekertimaituna (hubungan kelamin), menyebabkan runtuhnya agama Buddha di India, demikian juga di Indonesia pada zaman Majapahit ini. Diduga bahwa praktik-praktik Tantra yang cenderung mistik dan klenik bahkan penyembahan berhala menjadi titik lemah kehidupan keagamaan Buddha pada zaman Majapahit.Dari sisi politik, hal yang berpengaruh terhadap kehidupan agama Buddha pada zaman Majapahit adalah adanya perebutan kekuasaan oleh Raden Patah, putra Raja Prabu Brawijaya Majapahit sendiri. Raden Patah tidak menyukai jika kerajaan dipimpin oleh seorang raja selain Islam. Karena Raden Patah beragama Islam, haram hukumnya jika negara dipimpin oleh orang yang tidak seiman.Dari sisi sosial, secara umum agama Islam sudah mulai meluas di Indonesia pada waktu itu. Hal ini dapat diketahui dari berita laporan Rui de Brito, Gubernur Portugis di Malaka pada tahun 1514 yang menyatakan bahwa di Jawa masih ada raja yang bukan Islam, yaitu raja Sunda dan raja Jawa (Majapahit). Berita yang sama juga disampaikan oleh Antonio Pigafetta tahun 1522. Dari berita-berita tersebut dapat disimpulkan bahwa agama Buddha sudah tidak berpengaruh lagi dan digeser oleh agama baru, yaitu Islam.Berdasarkan bukti-bukti sejarah, kemudian terungkap bahwa yang menyebabkan Majapahit hilang dari muka bumi bukanlah terjadi pada tahun 1400 tahun Saka karena serangan tentara Demak yang dipimpin oleh Raden Patah. Lenyapnya Majapahit dari muka bumi terjadi antara tahun 1518 sampai dengan 1521 yang dilakukan oleh Adipati Unus, anak Raden Patah penguasa Demak, sebagai tindakan balasan terhadap Girindrawardana yang telah mengalahkan neneknya, Bhre Kertabumi.Zaman sesudah runtuhnya Majapahit adalah masa gelap agama Buddha. Tidak ada sumber sejarah yang ditemukan yang menceritakan keadaan agama Buddha waktu itu. Hal ini dapat dimengerti bahwa masyarakat secara umum yang sudah beragama Islam, tidak membicarakan agama yang tidak dianutnya.2. Masa Kebangkitan Agama Buddha di IndonesiaKerajaan Majapahit yang mengalami keruntuhan pada tahun 1478 juga membawa dampak runtuhnya pilar-pilar kejayaan agama Buddha di Nusantara (Indonesia). Rakyat yang tetap setia memeluk agama Shiva-Buddha mengungsi dan berkumpul di berbagai tempat di Jawa Timur dan Pulau Bali. Namun, sebuah literatur kuno mengatakan bahwa agama Buddha di Indonesia akan tertidur dalam 4 zaman dan akan bangkit kembali setelah 500 tahun kemudian semenjak runtuhnya Kerajaan Mahapahit pada tahun 1478. Pada akhir masa kejayaan kerajaan-kerajaan Islam, bangsa Eropa mulai menjejakkan kakinya ke bumi pertiwi dan Nusantara memasuki zaman kolonial (penjajahan). Bangsa Belanda mulai menjajah Indonesia setelah didahului oleh bangsa Portugis. Selama lebih kurang 350 tahun, Belanda menjajah beberapa daerah di Indonesia.Next >