< Previous52Buku Guru | Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Dalam format yang demikian maka proses pengembangan pedoman observasi untuk hasil pendidikan karakter lebih sederhana. Dalam satu halaman guru dapat merekam perilaku lebih dari satu peserta didik dan lebih dari satu perilaku yang berbeda. Meskipun demikian, dalam satu halaman sebaiknya tidak digunakan lebih dari empat orang. Setiap nama peserta didik memiliki kolom kosong untuk merekam perilaku yang teramati pada hari tersebut. Berikut contoh panduan obsevasiContohTanggal:............. Hari:......................Nama Peserta Didik Perilaku yang di tampilkanAnikBudiSalmonTinaFransiska Catatan : berisikan situasi/kondisi khusus (bukan yang terjadi sehari-hari ketika suatu perilaku muncul) Guru dapat membuat lembar panduan observasi sebanyak yang diperlukan sesuai jumlah peserta didik dalam satu kelas dibagi 4. Suatu kelas yang terdapat 40 peserta didik, maka guru akan membawa 10 lembar data panduan observasi. Guru perlu mengganti tanggal yang sesuai hari observasi. Kertas pedoman observasi yang terisi maupun yang kosong adalah data. Ketika mengolah hasil maka hari yang tidak ada kertas menunjukkan tidak ada perilaku yang ditunjukkan peserta didik.53Sejarah Indonesiae. Pengolahan Jawaban Peserta Didik Pengolahan jawaban peserta didik yang terekam dalam pedoman observasi bersifat inferensial dan induktif. Artinya, guru memberikan pertimbangan terhadap data yang telah terekam ke dalam kelompok nilai yang sesuai. Secara teknis guru menggunakan indikator suatu nilai untuk mengelompokkan perilaku yang terekam. Suatu perilaku yang terekam dapat dikelompokkan lebih dalam satu kelompok nilai, apabila dalam perilaku peserta didik benar menunjukkan perilaku lebih dari satu nilai. Misalnya peserta didik tidak mempunyai buku teks yang seharusnya dibahas untuk pertemuan berikutnya. Kemudian ia meminjam kepada temannya yang memiliki buku itu. Teman yang memiliki buku itu kemudian meminjamkan bukunya kepada teman yang tidak punya, maka perilaku itu menunjukkan sikap peduli dan saling menolong. Ketika peserta didik menjelaskan materi dan terjadi diskusi tentang pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya maka guru dapat mengkategorikan sikap tersebut sebagai perilaku saling membantu, bekerja sama, saling mengasihi, dan bersahabat. Dari data jawaban peserta didik, guru dapat mengolah jawaban itu untuk dijadikan dasar merekam perilaku peserta didik dan dapat dijadikan dasar sebagai profil peserta didik. Berdasarkan hasil perekaman itu dalam waktu-waktu tertentu, setiap satu minggu sekali guru kelas membuat daftar pengembangan profil dari setiap peserta didik, untuk guru suatu mata pelajaran dapat membuat pengembangan profil setiap satu bulan sekali untuk melihat keseluruhan profil peserta didik. Beberapa karekter dari perserta didik itu dapat dilihat perkembangannya sebagai berikut: Belum Tampak (BT), Mulai Tampak (MT), Mulai Berkembang (MB), Mulai Konsisten (MK), Sudah Konsisten (SK).7. Skala Penilaian Dalam penilaian peserta didik digunakan skala Likert. Skala ini dikembangkan untuk mengukur sikap seseorang terhadap suatu nilai/atau perilaku peserta didik. Skala ini memberikan suatu dimensi proses kuantifikasi angka dalam suatu interval seraha dari yang paling rendah ke yang lebih tinggi atau sebaliknya.54Buku Guru | Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pengembangan skala Likert saat ini memiliki empat interval atau lima titik walaupun masih ada yang mempertahankan dua interval atau tiga titik bahkan ada yang mengembangkan sampai dengan enam interval hingga tujuh titik. Bentuk skala interval yang kita gunakan dalam contoh ini adalah lima titik, yaitu: Bentuk skala Likert sebagai berikut: |____________|____________|____________|____________| sangat tidak setuju tidak setuju tidak bersikap setuju sangat setuju Bentuk di atas dapat dibalik menjadi:|____________|____________|____________|____________| sangat setuju setuju tidak bersikap tidak setuju sangat tidak setujuAngka 1 : sangat tidak setujuAngka 2 : tidak setujuAngka 3 : tidak bersikapAngka 4 : setujuAngka 5 : sangat setuju Dalam pengembangan skala ini dapat dipilih bentuk yang lain, namun demikian harus ada konsistensi dalam setiap kelompok pernyataan yang mengukur sikap terhadap perilaku peserta didik. Pernyataan terbalik tidak mengubah prinsip konsisten bentuk yang digunakan, tetapi pada cara pemberian angkanya. Kegunaan skala Linkert untuk melihat sikap seseorang terhadap suatu nilai atau perilaku. Sikap adalah kecenderungan emosi terhadap suatu nilai atau perilaku. Proses pengembangan skala Linkert yaitu pertama, pengembangan pada pernyataan yang akan dijawab peserta didik, dan kedua adalah proses penentuan posisi jawaban pada skala. Berikut adalah proses yang harus dilakukan dalam menengembangkan pernyataan:1) menentukan nilai atau perilaku yang akan diketahui. Untuk suatu tes Linkert dapat digunakan lebih dari satu nilai.2) perhatian indikator yang telah dikembangkan untuk setiap nilai yang akan diketahui melalui skala Linkert.SS S TB S STS STS TS TB S SS 55Sejarah Indonesia3) dari indikator yang dikembangkan situasi atau bentuk perilaku yang harus dipertunjukkan sesorang.4) mengembangkan pernyataan dari situasi atau bentuk perilaku yang dikembangkan.5) penilaian terhadap kualitas pernyataan dalam kriteria pernyata-an yang baik adalah yang memungkinkan ada peserta didik yang setuju, tidak setuju, dan tidak bersikap.6) revisi pernyataan yang memungkinkan semua peserta didik setuju, tidak setuju, atau tidak bersikap7) tentukan pernyataan terbalik dari situasi atau perilaku yang telah dikembangkan8) tentukan angka untuk titik dalam skala9) tulis petunjuk cara memberikan jawaban10) tentukan bentuk jawaban untuk setiap nilai atau perilaku yang ingin diketahui dari seorang peserta didik.CONTOH1) Nilai yang akan diketahui adalah jujur, kerja keras, disiplin, dan tol-eransi2) Dari daftar nilai pada buku pedoman pendidikan karakter maka in-dikator setiap nilai adalah sebagai berikut:NILAIJujurKerja kerasDisiplinToleransiINDIKATORPerilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.56Buku Guru | Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 3). Dari indikator dikembangkan situasi atau perilaku yang menun-jukkan nilai yang ingin diketahui. Misalnya kerja keras dapat diterjemahkan dalam waktu belajar dibandingkan waktu bermain, menghindari tugas yang sulit, menyelesaikan pekerjaan sebaik-bai-knya, bertanya kepada teman untuk menyelesaikan tugas yang tidak diketahui dan lain-lain.4). Dari kegiatan nomor 3 untuk kerja keras maka ada pernyataan se-bagai berikut:• Mengerjakan tugas harus sampai selesai walau pun harus mengambil waktu bermain• Tugas yang sulit perlu dikerjakan dengan sungguh-sungguh meskipun jam tidur jadi berkurang• Jam untuk bermain tidak boleh dikorbankan untuk mengerjakan pekerjaan rumah• Bertanya kepada teman untuk mengetahui cara menyelesaikan tugas perlu dilakukan• Kerja keras harus menjadi kebiasaan dalam belajar yang menyenangkan 5). Kaji setiap pernyataan yang telah dibuat: apakah ada pernyataan yang semua peserta didik akan setuju/sangat setuju dan apakah ada pernyataan dimana semua peserta didik akan tidak setuju/sangat tidak setuju atau tidak bersikap. Kajian ini memang sangat subjektif tetapi perlu dilakukan.6). Dari pernyataan di atas mungkin pernyataan terakhir akan melahir-kan respon setuju semua. Oleh karena itu, pernyataan itu direvisi menjadi: kerja keras harus menjadi kebiasaan belajar yang meny-enangkan bagi setiap peserta didik. Setelah direvisi mungkin ada yang setuju, tidak setuju atau tidak bersikap.7). Menentukan pernyataan terbalik: dari pernyataan pada titik 4 dan direvisi pada titik 6 maka pernyataan ketiga adalah pernyataan ter-balik. Jadi pernyataan pertama, kedua, keempat, dan kelima adalah pernyataan positif sedangkan pernyataan ketiga adalah pernyataan negatif.8). Tentukan angka untuk titik dalam skala: apakah 1 untuk paling setuju atau untuk paling tidak setuju. Misalkan guru menetapkan angka 1 adalah untuk yang paling setuju.57Sejarah Indonesia9). Tulis petunjuk cara memberikan jawaban: lingkari atau beri tanda si-lang atau tulis angka di akhir setiap pernyataan, dimana:1 = sangat setuju2 = setuju3 = tidak bersikap4 = tidak setuju5 = sangat tidak setuju10). Buat format yang menggabungkan antara pernyataan dengan jawaban. Contoh Format lain dapat digunakan. Misalkan petunjuk cara menjawab tidak menyatakan 1 = sangat setuju atau sangat tidak setuju tetapi langsung memberikan tanda lingkaran atau silang (X) jawaban yang sesuai. Bentuk tabel di atas menjadi sebagai berikut:PernyataanMengerjakan tugas harus sampai selesai walau harus mengambil waktu bermainTugas yang sulit perlu dikerjakan dengan sungguh-sungguh meskipun jam tidur jadi berkurangJam untuk bermain tidak boleh dikorbankan untuk mengerjakan pekerjaan rumahBertanya kepada teman untuk mengetahui cara menyelesaikan tugas perlu dilakukanKerja keras harus menjadi kebiasaan belajar yang menyenangkan bagi setiap peserta didik1111122222333334444455555Jawaban58Buku Guru | Kelas X SMA/MA/SMK/MAK a) Membuat petunjuk menjawab Sebagaimana dengan alat penilaian lain petunjuk cara menjawab harus jelas dan tidak boleh ada keraguan di pihak peserta didik untuk menjawabnya. Khusus untuk skala Likert perlu ditambah-kan bahwa kalimat: 1). Berilah jawaban yang paling sesuai dengan perasaan kalian: setuju jika setuju dengan pernyataan, tidak setuju jika tidak setuju dengan pernyataan, tidak bersikap jika tidak dapat menentukan persetujuan atau ketidakpersetujuan terhadap suatu pernyataan.2). Jawaban yang diberikan tidak berpengaruh terhadap kenaikan kelasb) Pengolahan jawaban peserta didik Mengolah hasil jawaban untuk skala sikap adalah dengan me-nambahkan angka dari setiap pernyataan untuk suatu nilai atau perilaku yang ingin diketahui. Setiap nilai dan perilaku dinamakan satu skala, jadi jika dalam satu skala sikap ada 4 nilai atau perilaku yang diukur maka ada 4 skala dan akan ada 4 angka hasil dari tambahan masing-masing skala. Dengan perkataan lain jika yang akan diketahui adalah nilai jujur, kerja keras, disiplin, dan peduli sosial maka akan ada 4 angka yaitu satu untuk masing-masing skala.PernyataanMengerjakan tugas harus sampai selesai walau harus mengambil waktu bermainTugas yang sulit perlu dikerjakan dengan sungguh-sungguh meskipun jam tidur jadi berkurangJam untuk bermain tidak boleh dikorbankan untuk mengerjakan pekerjaan rumahBertanya kepada teman untuk mengetahui cara menyelesaikan tugas perlu dilakukanKerja keras harus menjadi kebiasaan belajar yang menyenangkan bagi setiap peserta didikSSSSSSSSSSSSSSSTBTBTBTBTBTSTSTSTSTSSTSSTSSTSSTSSTSJawaban59Sejarah Indonesia Dalam menjumlahkan angka harus diingat ada pernyataan yang bersifat terbalik maka untuk pernyataan itu angka yang diberi-kan terbalik dari pernyataan lainnya. Jika yang umum skor 1 diberikan kepada sangat setuju maka pada pernyataan terbalik skor 1 diberikan kepada yang sangat tidak setuju. Jumlahkan skor untuk setiap skala setelah itu boleh dibagi atas banyaknya pernyataan. Dari pengolahan jawaban tersebut terlihat posisi sikap setiap peserta didik terhadap suatu nilai atau perbuatan. Jawaban tersebut baru mencerminkan kecenderungan perasaan seorang peserta didik belum mencerminkan perilaku mereka. Skala Likert adalah skala mengenai kecenderungan dan bukan perilaku.c) Pelaporan Hasil Penilaian Pada tahap pelaporan hasil penilaian, guru melakukan kegiatan sebagai berikut:1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas); 2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh.E. Format Buku Teks Pelajaran Sejarah IndonesiaDalam rangka membelajarkan peserta didik, guru harus juga memahami format buku teks pelajaran Sejarah Indonesia. Buku teks pelajaran Sejarah Indonesia disusun dengan format sebagai berikut. Buku teks pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X terdiri atas tiga bab. Setiap bab terdapat sebuah pengantar. Setiap bab terdiri atas beberapa sub bab. Setiap sub bab disusun dalam tiga aktivitas: (1) mengamati lingkungan, (2) memahami teks, dan (3) uji kompetensi. Setiap bab diakhiri dengan kesimpulan.60Buku Guru | Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAGIAN 2 Petunjuk Khusus Pembelajaran Per Bab Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengelola pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-pesan sejarah yang ada pada Buku Siswa. Materi ajar yang ada pada Buku Siswa akan dibelajarkan selama satu tahun ajaran. Sesuai dengan desain waktu dan materi setiap bab maka bab I akan diselesaikan dalam waktu 10 minggu pembelajaran, sedang untuk bab II dan III masing-masing dapat diselesaikan dalam 11 minggu pembelajaran. Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka setiap minggu pembelajaran dirancang terdiri atas: (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi dan Proses pembelajaran, (3) Penilaian, (4) Pengayaan, dan (Remidial), ditambah Interaksi Guru dan orang tua.Pelaksanaan PembelajaranBerdasarkan pemahaman tentang KI dan KD, guru sejarah yang mengajarkan materi tersebut hendaknya dapat:a. Menggunakan isu-isu aktual untuk dapat mengajak peserta didik dalam mengembangkan kemampuan analisis dan evaluatif dengan mengambil contoh kasus dari situasi saat ini dengan fakta-fakta sejarah yang ada pada masa itu.b. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus memberikan motivasi dan mendorong peserta didik secara aktif (active learning) untuk mencari sumber dan contoh-contoh konkrit dari lingkungan sekitarnya. Guru harus menciptakan situasi belajar yang memungkinkan peserta didik 61Sejarah Indonesiamelakukan observasi dan refleksi. Observasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membaca buku dengan kritis, menganalisis dan mengevaluasi sumber-sumber sejarah, membuat tulisan sejarah secara sederhana, melakukan wawancara dengan pelaku sejarah atau ahli sejarah, menonton film atau dokumentasi sejarah dan mengunjungi situs-situs sejarah yang berkaitan dengan pembahasan di lingkungan sekitar peserta didik tinggal. Dalam pelaksanaan kunjungan ke situs-situs bersejarah, guru dapat melakukan kerja sama dengan lembaga kebudayaan yang menangani bidang kesejarahan setempat agar peserta didik mendapatkan informasi secara lengkap. Contohnya Balai Arkeologi, Balai Pelestarian Cagar Budaya, Balai Pelestarian Nilai Budaya, museum-museum dan lain-lain.c. Peserta didik harus dirangsang berpikir kritis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan di setiap jam pelajaran.d. Guru sejarah harus mampu mengaitkan konteks lingkungan tempat tinggal peserta didik (kabupaten, provinsi, pulau) dengan konteks kesejarahan yang lebih luas, yaitu Indonesia. Bagaimana posisi daerahnya di masa lampau ketika masa praaksara, masa klasik Hindu-Buddha, dan masa Islam. Next >