< Previous182 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK NoPernyataan5Saya berperan aktif dalam kelompok.☐ Ya ☐ Tidak6Saya menyerahkan tugas tepat waktu.☐ Ya ☐ Tidak7Saya menghargai keunikan perilaku manusia di daerah saya.☐ Ya ☐ Tidak8Saya menghormati dan menghargai orang tua.☐ Ya ☐ Tidak9Saya menghormati dan menghargai teman.☐ Ya ☐ Tidak10Saya menghormati dan menghargai guru.☐ Ya ☐ Tidak2. Penilaian AntartemanNama : …………………………………..Kelas : …………………………………..Semester : ………………………………….. Waktu penilaian : …………………………………..NoPernyataan1Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh☐ Ya ☐ Tidak2Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian☐ Ya ☐ Tidak3Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu☐ Ya ☐ Tidak4Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami☐ Ya ☐ Tidak5Berperan aktif dalam kelompok☐ Ya ☐ Tidak Seni Budaya 183NoPernyataan6Menyerahkan tugas tepat waktu☐ Ya ☐ Tidak7Menghargai keunikan ragam dan bentuk teater ☐ Ya ☐ Tidak8Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik☐ Ya ☐ Tidak9Menghormati dan menghargai teman☐ Ya ☐ Tidak10Menghormati dan menghargai guru☐ Ya ☐ TidakF. RangkumanSeni peran atau seni akting merupakan unsur utama dalam seni teater. Seni peran adalah ilmu dan seni dalam membawakan suatu peran atau sosok tokoh yang dijalin oleh lakon atau cerita yang mengandung konflik. Seni peran adalah keterampilan dalam melakukan, bertindak, berbuat seolah-olah menjadi dengan karakter peran sesuai lakon yang dibawakan di atas pentas secara tepat, logis, etis, estetis, dan mempesona. Seni peran dilakukan oleh seorang atau beberapa orang pemain. Pemain dalam seni teater disebut juga dengan istilah tokoh, aktor, aktris, atau pemain. Seorang pemain yang baik harus; rajin berlatih, bekerja sama, berinisiatif, menguasai unsur dan teknik seni peran, serta memiliki kesadaran akan potensi (kelebihan dan kekurangan) diri sendiri dan potensi teman dalam menciptakan irama dan suasana permainan dalam seni peran.Ragam seni peran dalam pementasan teater tradisional, dapat dibedakan dalam gaya; komikal, realistik dan, agung. Unsur seni peran meliputi ekspresi tubuh, ekspresi wajah, ekspresi suara, ekspresi irama permainan seni peran, penghayatan peran, kostum (rias, busana, dan asesoris) dan peralatan (handprop) pemain.Teknik dasar seni peran meliputi; olah tubuh, olah suara, dan olah rasa/ sukma.Kreativitas seni peran dalam seni teater dapat dilakukan dengan langkah-langkah atau prosedur sebagai berikut: Memilih dan menentukan lakon, 184 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK membaca lakon (reading), pembagian peran (casting peran), menganalisis peran, menghafal lakon, mengamati karakter peran dari orang-orang disekitarmu, mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran melalui latihan individu dan kelompok, menyeleksi karakter peran, menyusun karakter peran, menggabungkan karakter peran dengan unsur seni peran dalam latihan kelompok, membentuk (gladi kotor dan gladi bersih) seni peran sebagai hasil latihan kelompok, menampilkan seni peran kelompok dengan lisan dan tulisan, serta mengevaluasi pembelajaran seni peran.G. RefleksiKeragaman dan keunikan karakteristik peran yang hadir dalam kehidupan di masyarakat merupakan sumber gagasan dalam mengembangkan seni peran. Dengan mengetahui karakter peran yang dibawakan dalam pembelajaran seni peran merupakan suatu pemahaman dan kesadaran bahwa manusia diciptakan Tuhan memiliki kecenderungan perilaku dan kedudukan sosial yang berbeda di mata manusia tetapi memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba dihadapan Tuhan. Dengan belajar seni peran sebagai inti dari seni teater (tradisional) dapat dimaknai dan syukuri bahwa secara tidak langsung kita belajar untuk memahami kehidupan dari kita dan dari orang lain. Oleh karena itu, kita (manusia) dengan segenap potensi (kelebihan dan kekurangan) kita yang dianugrahi Tuhan, berupa; pikir, tubuh, suara, kehalusan rasa, kekayaan seni, budaya dan lingkungan sosial yang menyertainya sudah sepantasnya untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk kemaslahatan umat manusia, bangsa dan negara dengan cara bekerja sama, bersikap simpati dan empati terhadap sesama mahluk dan ciptaan Tuhan.H. Uji KompetensiKegiatan akhir pembelajaran seni peran perlu kiranya dilakukan evaluasi berupa uji kompetensi terhadap kamu, baik teori maupun praktik. Setelah mempelajari lingkup seni peran dan mengetahui langkah-langkah kreativitas dalam seni peran, coba presentasikan konsep dan praktik seni peran secara kelompok dengan lisan dan tulisan bersumber ceritera daerah atau lakon teater tradisional yang ada di daerahmu dan kamu akan tampilkan ! Seni Budaya 185Setelah mempelajari Bab 8 peserta didik diharapkan dapat:1. Mengidentifikasi lakon teater tradisional.2. Membedakan ragam jenis dan bentuk lakon teater tradisional.3. Mengidentifikasi unsur-unsur lakon teater tradisional.4. Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. 5. Mengapreasiasi lakon teater tradisional. 6. Menginterpretasi lakon teater tradisional.7. Menyusun naskah lakon teater tradisional.8. Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional.Semester 1BAB 8Menyusun Naskah LakonPETA MATERI Pengertian Seni Peran Ragam Jenis Seni Peran Teknik Seni Peran Unsur-unsur Seni PeranSeni Peran Kreativitas Seni PeranMengobservasi Seni PeranMenginterpretasi Karakter Tokoh Seni PeranMelatih Seni PeranMenampilkan Seni Peran186 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Pengantar Terkait pembelajaran seni teater di kelas X, pada bab. 7, kamu telah belajar tentang seni peran sebagai tahapan dan unsur penting dalam pembelajaran seni teater. Tahap pembelajaran selanjutnya, pada bab.8 kamu akan diajak belajar untuk menyusun naskah lakon. Lakon, teks cerita, teks pidato, karya tulis dan lain sebagainya disebut naskah. Lakon bagian dari naskah, karena medianya kata-kata. Tetapi tidak semua naskah disebut lakon teater (drama), karena di dalam lakon teater mengadung unsur konflik. Konflik dalam cerita dibangun adanya pertentangan pandangan tokoh (peran) lain atau unsur lain yang menghambat itikad baik dari peran utama sebagai ciri dari lakon teater atau drama. Kedudukan lakon di dalam pementasan seni teater menjadi unsur penting, khususnya pementasan drama. Lakon teater (drama) memberikan napas kehidupan di atas pentas melalui keutuhan unsur lakon diungkap sang kreator melalui media seni: rupa, bunyi, gerak dan totalitas tubuh manusia. Lakon teater merupakan hasil karya masyarakat, sastrawan, seniman yang diwujudkan melalui media kata-kata. Kata-kata yang diungkapkan dengan tertulis atau lisan dengan bentuk pilihan bahasa puitik atau prosaik atau terjadi gabungan keduanya, tergantung kepada kebutuhan pentas, agar terjadi komunikasi dengan pembaca atau apresiatornya. Lakon, kisah atau cerita ditangan sang kreator, yakni pemeran, sutradara (peramu seni teater, drama) merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Yakni proses kreatif, mengintrepretasi teks tulisan menjadi konteks pementasan melalui perwujudan seni teater atau drama.Manfaat adanya naskah lakon dalam suatu pementasan teater, termasuk di dalamnya seni drama tidak lain untuk memberi kemudahan bagi sang penggarap agar efektif dan efisien di dalam menentukan langkah-langkah menyiapkan materi seni, produksi dan publikasi pementasan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai kepada public (penonton). Menyusun naskah lakon adalah pekerjaan yang tidah mudah, hal ini dapat dilakukan apabila kita memiliki daya imajinasi dan kreativitas tinggi dalam membiasakan diri untuk berlatih dan terus mengasah diri dalam hal dunia kepengarangan. Melalui pembelajaran ini diharapkan kamu dapat mengetahui, memahami, mengalami dan mampu menyusun naskah lakon untuk menambah wawasan dalam mendalami pembelajaran seni teater. Seni Budaya 187Ketika kamu membaca kisah, lakon atau menyaksikan pementasan teater; di panggung, media televisi, layar perak (bioskop), unsur penting apa saja yang dapat kamu ketahui dan pahami? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi keragaman lakon pementasan teater tradisional dalam mengawali pembelajaran menyusun naskah lakon!142536Kamu perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini!1. Gambar manakah yang menunjukan teater tradisional yang ada di daerahmu atau yang kamu ketahui?2. Dapatkah kamu menceritakan peristiwa lakon dari salah satu contoh gambar tersebut?3. Apa perbedaan yang menonjol terkait unsur lakon dari contoh gambar tersebut?4. Dapatkah kamu mengidentifikasi unsur lakon dari contoh gambar tersebut?188 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK 5. Bagaimanakah pendapat kamu terkait keberadaan lakon teater tradisional yang ada di daerahmu? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokan dan isilah kolom tabel di bawah ini sesuai dengan sumber lakon pementasan teater tradisional yang kamu ketahui!No GambarNama PementasanSumber Cerita/LakonUraian RomanHikayatEpos(Mahabarata-Ramayana)1.2.3.4.5.6.Setelah kamu mengisi kolom tabel tentang sumber cerita atau lakon pementasan teater tradisional tersebut, kemudian diskusikan dengan teman kamu dan isilah kolom di bawah ini!Format Diskusi Hasil PengamatanNama Siswa : NIS :Hari/Tanggal Pengamatan : Seni Budaya 189No.Unsur PengamatanUraian Hasil Pengamatan1Judul Lakon 2Jenis Lakon 3Tema Lakon 4Unsur Lakon 5Gambaran Singkat Lakon6Pesan LakonAgar kamu lebih mudah memahami, bacalah dan pelajari lebih mendalam tentang teori, konsep, teknik dan prosedur lingkup teater. Selanjutnya, kamu bisa mengamati lebih lanjut dengan melihat pertunjukan langsung ataupun melihat tayangan dari video, media jejaring sosial, dan televisi serta membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain!A. Pengertian LakonKata lakon sama halnya dengan istilah ‘ngalalakon-boga lalakon’ (dalam, Bahasa Sunda), atau ‘lelakon’ (dalam, Bahasa Jawa) artinya melakukan, melakoni peran atau memerankan tokoh cerita dengan berkata-kata (verbal) atau tanpa berkata-kata (non verbal) di atas pentas. Kedudukan lakon dalam pementasan teater merupakan nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan atau membangun susunan (struktur) cerita melalui penokohan atau peran yang dibawakan seorang atau lebih pemeran. Lakon dalam pemetasan teater adalah hasil karya kolektif masyarakat, seniman dan atau Sumber: dok. en.wikipedia.orgGambar 8.1 Wayang Kulit Jawa Teater Boneka Sumber Lakon Epos Sumber: dok. en.wikipedia.orgGambar 8.2 Wayang Golek Teater Boneka Sumber Lakon Cerita Epos. 190 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk naskah lakon dengan cara ditulis atau tidak tertulis (leluri). Lakon di mata seniman atau kreator seni teater merupakan bahan baku atau sumber ide, gagasan dalam menyampaikan pesan estetis (bentuk/wujud pementasan) dan pesan moral (makna kehidupan) melalui kreativitas pementasan seni teater.Lakon dalam pementasan teater tradisional (teater rakyat dan teater istana) di kita (baca, Indonesia), memiliki ciri tidak menggunakan naskah tertulis bersifat baku sebagaimana lakon pada teater non tradisional.Lakon dalam pementasan teater merupakan pelengkap pokok dari keseluruhan bentuk penyajian keseniannya. Hamid, (1976:31) mengungkapka bahwa “Lakon atau cerita ini biasanya tanpa naskah tertulis sedang dialog berkembang (mekar) secara spontan. Kadang jalan cerita lakon berkembang dalam pementasannya sendiri. Artinya tanpa penaskahan, hanya alur dan karakter tokoh l akon yang ditentukan lebih dulu kepada para pemainnya “.Lebih lanjut menurut Sembung, (1992:26) umumnya cerita-cerita berasal dari cerita-cerita rakyat yang berbau sejarah. Sebagai manifestasi kehidupan mereka sehari-hari. Temanya berkisar pada kehidupan rumah tangga, kriminalitas, kekejaman, dan kemalangan, serta kelakuan-kelakuan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Adakalanya lakon teater mengambil dari kejadian tahun 1918 di Belendung ketika membuat induk irigasi Walahar. Contoh-contoh lakon dalam Topeng Banjet dapat dilihat dalam berbagai topik. Contoh topik kriminalitas adalah cerita tentang Si Ridon, seorang jawara yang suka memamerkan kejawaraannya dan suka memeras orang lain, tetapi akhirnya ia terbunuh karena ulahnya Sumber: dok. ajimachmudi.wordpress.com, 2014Gambar 8.3 Wayang Wong Teater Istana Sumber Lakon Cerita Epos. Sumber: dok. ajimachmudi.wordpress.com, 2014Gambar 8.3 Wayang Wong Teater Istana Sumber Lakon Cerita Epos. Sumber: Lakon Cerita PanjiGambar 8.4 Topeng Arja Bali Teater Rakyat Seni Budaya 191sendiri melalui tangan teman seperguruannya yang bernama Camang. Dengan demikian bahwa cerita-cerita teater rakyat dapat digolongkan pada cerita melodramatik ataupun cerita komikal, peristiwa-peristiwanya disusun untuk menghasilkan premis yang bertujuan membangkitkan kesadaran ide atau moral yang dapat dipakai baik dalam rumah tangga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat secara baik. Contoh premis yang biasa terdapat pada cerita Topeng Banjet adalah: a) Kegegabahan dalam bertindak akan menimbulkan penderitaan. B) Yang jahat akhirnya menemui nasib yang mengenaskan.Naskah lakon pada teater tradisional dituangkan dalam bentuk bedrip atau bagal cerita atau lakon bersifat garis besar dari adegan lakon yang akan di pentaskan. Lakon bersumber dari kisah-kisah roman, kisah 1001 malam (desik), kisah gambaran kehidupan sehari-hari, sejarah, legenda, babad, epos, dst. yang mengakar, tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat pemiliknya.Sumber-sumber cerita atau naskah lakon dapat kamu peroleh melalui: cerita-cerita fiksi, cerita sejarah, cerita–cerita daerah Nusantara atau cerita daerah setempat lebih khususnya. Sumber lakon teater remaja dengan sarat nilai pendidikan terdapat pada; kisah 1001 malam (Lampu Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun, dst..), legenda (Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung, Si Pahit Lidah, Batu Menangis dst..), sejarah (Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo, dst.), Babad ( Babad Tanah Jawa, Babad Tanah Sunda, Babad Kacirebonan, Babad Tanah Leluhur,dst.), Hikayat (Raja-raja,Kasultan, Panji Semirang. Calanarang, Umar Amir, dst.), dan Epos (Mahabarata dan Ramayana).Sumber: Teater Rakyat – Lakon RomanGambar 8.6 Mendu RiauSumber: Teater Rakyat – Lakon RomanGambar 8.6 Mendu RiauSetelah kamu belajar tentang pengertian lakon, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini!1. Apa yang dimaksud dengan hakekat lakon?2. Apa perbedaan lakon teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana ?Next >