< PreviousSumber: Alhaq1wc.blogspot.comGambar 1.1 Nuh di dalam bahteranya bersama keluarga dan berbagai jenis binatangSumber: www.pmkfebugm.orgGambar 1.2 Abraham ketika akan mengorbankan Ishak sebagai korban persembahanMenurut Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Artinya, iman percaya itu akan terlihat dalam perbuatan. Iman percaya adalah melihat dan meyakini sesuatu hal yang belum kita lihat. Misalnya, kepercayaan tentang Yesus Kristus yang tidak pernah kamu lihat secara fisik namun kamu percaya pada-Nya berdasarkan kesaksian Alkitab. Iman merupakan anugerah Allah yang dicurahkan bagi orang yang percaya dan berharap kepada-Nya serta melakukan kehendak-Nya. Jadi, dalam iman ada unsur percaya dan pengharapan. Beriman artinya mengamini janji-janji Allah di dalam Yesus Kristus dengan segenap hati, akal budi dan perbuatan.B. Iman dan PercayaMenurut Niftrik dan Boland, aspek iman tidak dapat dipisahkan dari percaya. Manusia beriman membangun imannya dengan kepercayaan yang menjadi akar dari iman. Alkitab menyatakan bahwa, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6). Selanjutnya Ibrani 6:7-9 menulis tentang Nuh dan Abraham yang telah menunjukkan imannya yang luar biasa kepada Allah. Iman mereka terus bertumbuh dalam perjalanan hidup mereka dan mereka terus memelihara iman.Nuh merupakan tokoh fenomenal pada zamannya, ketika ia mulai mengerjakan bahtera sebagaimana diperintahkan Tuhan padanya. 2 Kelas VIII SMPSumber: www.globalrecordings.netGambar 1.3 Yesus menyembuhkan seorang anak perempuan KanaanSumber: www.yesusuntukdunia.blogspot.comGambar 1.4 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira Romawi di KapernaumBanyak orang memperolok dirinya bahkan menganggap Nuh kurang waras. Berbagai tekanan yang dialaminya tidak mudah untuk dihadapi, namun ia percaya kepada Tuhan. Imannya tidak goyah menghadapi tekanan dari penduduk kota. Dalam bahtera dan turun hujan 40 hari lamanya sehingga seluruh bumi tergenang air. Tidak ada manusia yang selamat kecuali Nuh dan keluarganya (seisi rumahnya).Ketika Abraham disuruh Tuhan untuk meninggalkan tempat tinggalnya dan pergi ke suatu negeri yang belum ia ketahui, ia taat kepada perintah Tuhan tanpa bertanya atau mengeluh. Allah berjanji akan menjadikan keturunan Abraham sebagai bangsa yang besar dan diberkati oleh Allah. Demikianlah Abraham pergi tanpa kejelasan arah dan tujuan. Ia hanya mengandalkan janji Allah dan ia tetap memegang teguh janji tersebut. Abraham percaya dan dengan sepenuh hati menyerahkan masa depannya kepada janji Allah. Ia harus berpisah dari sanak keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya untuk menjalani perintah Tuhan. Berbagai rintangan dan kesulitan ia hadapi. Puncak dari perjuangannya adalah ketika Tuhan meminta Abraham mempersembahkan Ishak sebagai kurban bagi-Nya. Anak tunggal yang diperoleh dari Tuhan setelah sekian lama menantikannya. Ia pun memenuhi perintah Allah untuk mengurbankan Ishak. Namun, Allah meluputkan Ishak dan menggantikannya dengan hewan kurban.Melalui ujian ini, Abraham disebut sebagai Bapa segala orang beriman. Bacalah lebih lengkap kisah ini di Kejadian 22: 1-14.Riwayat Nuh dan Abraham dapat menjadi petunjuk bagi kamu, bagaimana manusia beriman menampakkan iman dan percayanya kepada Tuhan. Tindakan mereka menyenangkan hati Tuhan. Tindakan Nuh dan Abraham didasari oleh aspek “percaya” kepada janji Tuhan. Mereka mengenal Tuhan yang dipercayai, mereka merasakan kedekatan dengan-Nya, mereka membangun relasi atau hubungan yang intim dengan Tuhan dan berkomunikasi Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 3dengan-Nya secara teratur. Hubungan dengan Tuhan dibangun berdasarkan pengenalan, kedekatan serta pengetahuan akan Tuhan yang melibatkan seluruh diri, baik hati nurani maupun akal budi. Dalam Kitab Perjanjian Baru ada dua peristiwa yang dapat diangkat sebagai contoh dalam kaitannya dengan aspek percaya. Pertama, perempuan Kanaan (Matius 15:21-28). Anak perempuan Kanaan ini kerasukan setan dan amat menderita. Ketika ia mendengar Yesus sedang berada di daerah dekatnya, perempuan ini segera pergi ke sana dan meminta Yesus menyembuhkan penyakit anak perempuannya itu. Yang menarik adalah Yesus ternyata tidak mempedulikan permintaan tolong perempuan Kanaan itu. Perempuan itu terus berusaha mendekati Yesus sambil memohon. Perkataan Yesus kemudian sebenarnya bisa sangat menyakitkan hatinya, tetapi perempuan Kanaan itu tidak peduli; ia tetap meminta tolong Yesus untuk menyembuhkan anaknya. Oleh karena melihat keteguhan hati perempuan Kanaan itu, Yesus pun mengabulkan permintaannya dengan menyembuhkan penyakit anaknya itu. Kedua, Yesus menyembuhkan perwira di Kapernaum (Lukas 7:1-10). Hamba perwira Romawi ini mengalami sakit keras. Ia sangat mengasihi hambanya itu. Ketika ia mendengar Yesus memasuki kota Kapernaum, ia mengutus beberapa orang suruhannya untuk meminta Yesus menyembuhkan penyakit hambanya itu. Yesus pun mengabulkan permintaan perwira Romawi itu. Pada waktu ia mengetahui bahwa Yesus bersedia menyembuhkan hambanya, justru perwira Romawi merasa dirinya tidak pantas menerima kehadiran Yesus di rumahnya. Ia hanya meminta Yesus untuk menyembuhkan hambanya itu dari jauh, karena ia percaya, tanpa perlu datang ke rumahnya pun, Yesus sanggup menyembuhkan hambanya itu. Demikianlah Yesus memuji “iman” perwira Romawi itu dan menyembuhkan hambanya yang sakit itu. Kesimpulan dari dua buah cerita dalam Perjanjian Baru tersebut, adalah, apabila kita percaya dan berpegang teguh kepada Yesus (melalui firman-Nya) dengan segenap jiwa, hati, dan akal budi, maka apa yang dikehendaki-Nya atas diri kita pasti terjadi. Inilah pengharapan kita dalam iman kepada-Nya. Sifat iman itu aktif artinya, kamu harus benar-benar yakin akan kebenaran firman Tuhan dan sungguh-sungguh melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, jika kita mengaku beriman kepada Yesus, tetapi hanya di dalam ucapan saja, tanpa perilaku yang menunjukkan iman itu, maka sebenarnya iman kita itu sudah mati. 4 Kelas VIII SMPC. Implikasi bagi SayaSimaklah empat buah cerita di atas (pada subbab B), kemudian berikan komentar mu!. Dari empat buah cerita itu, manakah yang dapat menggambarkan sikap iman dan percaya pada Allah? Manakah yang dapat menggambarkan bahwa iman orang percaya dibangun berdasarkan janji Allah untuk menyelamatkan orang percaya? Pada suatu ketika, kamu akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Kamu kurang menggunakan waktu untuk belajar. Ketika hari ujian tinggal satu atau dua hari lagi, kamu khawatir memperoleh nilai jelek. Kamu sadar bahwa persiapan untuk mengikuti ujian amat kurang. Dalam ketakutan, kamu berdoa minta pimpinan Tuhan dan berharap Tuhan akan menolong memberikan nilai yang baik padamu. Kamu juga mempersiapkan kertas contekan untuk berjaga-jaga, dan jika situasi memungkinkan, kamu akan menyontek. Apakah sikap kamu dapat dikatakan sebagai sikap orang beriman? Mengapa demikian?D. Memelihara ImanDalam 2 Timotius 4: 7-8, Rasul Paulus menulis, ”Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”Nampaknya Rasul Paulus mencoba menggambarkan betapa beratnya upaya untuk mempertahankan dan memelihara iman. Ia tidak hanya memelihara iman dengan berdoa, namun juga bersaksi memberitakan Injil Kerajaan Allah, berani mengatakan kebenaran dan menegur yang bersalah, memiliki penguasaan diri, sabar, dan tabah dalam penderitaan. Itulah cara Paulus memelihara iman dan pengalaman ini ia bagikan kepada Timotius. Manusia di dalam dirinya sendiri tidak berdaya jika Roh Allah tidak mengaruniakan kepadanya kekuatan iman, pengertian, dan pengharapan. Allah memberikan Roh-Nya hanya untuk orang yang menaati Dia (Kisah Para Rasul 5:32). Sejajar dengan itu, dalam Kitab Efesus 2:8-9 tertulis, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah; itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”Dalam rangka mendukung pernyataan tersebut di atas, Efesus 6:13-18 tertulis, “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 5dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.” Perisai iman yang disebutkan di dalam bagian Kitab tersebut ditutup dengan sebuah pernyataan, yaitu berdoalah setiap waktu dengan permohonan yang tak putus-putusnya. Artinya, manusia beriman harus selalu mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan kehendak-Nya. Melalui doa, orang beriman bisa datang lebih dekat kepada Tuhan. Doa menjaga relasi orang beriman dengan Allah menjadi semakin akrab, sehingga Allah semakin dikenal. Dengan doa kita dapat mengetahui apakah kehendak Allah dalam hidup ini.Sangat menyedihkan bahwa banyak orang Kristen berpikir bahwa Yesus Kristus akan menyelamatkan mereka dari neraka, dosa, dan maut hanya dengan menyebut nama-Nya setiap waktu. Untuk itu, Yesus telah mengatakan: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga.” (Matius 7:21). Apakah kehendak Bapa itu? Beberapa hal yang telah disebutkan dalam Kitab 2 Timotius 4:7-8 dan Efesus 6:13-18. Kamu dapat membacanya dan membuat catatan mengenai kehendak Bapa yang disebutkan dalam bagian Alkitab tersebut. Dalam menjaga serta memelihara iman, orang percaya diminta untuk setia berdoa dan membaca Alkitab.E. Belajar dari Tokoh AlkitabPilihlah salah satu tokoh Alkitab yang ada dalam bacaan Daniel 3, Matius 26:20- 25, dan Matius 26: 69-75. Kemudian, temukan dan catat apa yang dilakukan tokoh itu dalam memelihara iman. Tulis komentar kamu mengenai tokoh tersebut, yaitu apa yang kamu kagumi dari dirinya.Bacalah Matius 17: 20, apa artinya memindahkan gunung dengan iman kita.F. Ciri-Ciri Orang yang Memelihara ImanTiap manusia mempunyai harapan akan kebahagiaan sejati yang telah ditanamkan dalam setiap hati manusia. Harapan ini adalah suatu keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tidak akan mempunyai 6 Kelas VIII SMPpengharapan. Harapan inilah yang membuat manusia bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di surga. Harapan yang membuat manusia dapat berdiri tegak di tengah- tengah berbagai persoalan dan tantangan kehidupan. Orang yang memelihara iman adalah mereka yang memiliki sikap berikut.1. Bijaksana dalam memposisikan diri ditengah krisis yang sedang dihadapi Dalam Daniel 1:8, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memiliki iman bahwa pembuangan yang dialaminya memiliki dimensi pengajaran sehingga mereka peka bagaimana seharusnya mengambil sikap. Karena iman, mereka tidak menyantap makanan yang diberikan raja dengan kemewahannya. Karena iman, mereka percaya akan lebih bugar dengan santapan sederhana. Itulah praktik peran iman mereka yaitu tahu memposisikan diri di tengah krisis. Mereka tidak mau menyembah patung berhala raja meskipun diancam hukuman berat. Sebagai akibat dari ketaatan kepada Tuhan, mereka dicampakkan dalam api yang menyala namun, Tuhan menyelamatkan mereka. Hasilnya, raja pun takluk kepada Tuhan yang mereka sembah.2. Tetap menghormati norma sosial masyarakat Konteks hidup Daniel dan kawan-kawan di tengah lingkungan pluralistik mirip dengan konteks Indonesia yang majemuk. Namun Daniel yang beriman tidak menjadikannya langsung menolak semua norma sosial masyarakat. Contoh, Daniel mengikuti kebiasaan setempat dalam memberi salam kepada raja dan ia tidak keberatan ketika nama mereka diganti dengan nama Babel. 3. Menerima keterbatasannya sebagai manusiaManusia adalah makhluk yang diciptakan Allah. Sebagai ciptaan-Nya, manusia memiliki keterbatasan. Dapatkah kamu menyebutkan apa saja keterbatasan manusia? Karena keterbatasan itu, maka manusia menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Percaya dan memberikan diri dipimpin oleh Tuhan tidak berarti manusia bersikap pasif. Orang beriman termotivasi untuk belajar dan bekerja dengan giat.4. Terus menjaga dan membina hubungan yang akrab dengan Tuhan melalui doa dan membaca AlkitabBerbagai persoalan yang dihadapi dalam hidup baik itu menyenangkan, maupun tidak dalam segala situasi orang beriman tetap memelihara hubungan yang akrab dengan Tuhan. Hal itu dilakukan melalui kesetiaan dalam berdoa dan membaca Alkitab.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 75. Tetap setia apapun keadaannyaOrang beriman tetap setia dan percaya pada Tuhan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Iman mereka tidak pernah surut dan tidak hilang percaya kepada Tuhan. Terkadang dalam menghadapi masalah, apalagi jika masalah itu berat, manusia cenderung meragukan Tuhan. Bangsa Israel sering melakukannya ketika mereka berada di padang gurun, padahal Tuhan telah melakukan banyak mukjizat bagi mereka. Ketika menghadapi kesukaran mereka bersungut-sungut dan meragukan Tuhan.6. Menerima baik-buruknya peristiwa kehidupan sebagai kedaulatan TuhanOrang beriman menerima berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya seraya mengakui kedaulatan Allah dalam hidupnya. Hal ini berbeda dengan sikap “pasrah” yang fatalistik. Tentu saja dalam menghadapi masalah, orang beriman akan berupaya mengatasinya tetapi tidak mengandalkan kemampuannya sendiri namun, sambil berupaya mereka tetap berdoa dan percaya kepada Tuhan.G. RangkumanBagi orang Kristen, beriman berarti berpegang teguh pada keyakinan yang dimiliki tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dalam keyakinan itu, kamu percaya kepada Yesus dan menaruh pengharapan kepada-Nya bahwa Ia menyelamatkan kamu dari dosa. Karena kamu telah diselamatkan maka kamu menanggapi anugerah keselamatan itu dengan cara melakukan semua perintah-Nya dalam hidup kamu. Iman membangkitkan pengharapan, sekaligus mendorong seseorang untuk mewujudkan pengharapannya itu. Untuk itu, kamu terdorong untuk memelihara iman dengan cara setia berdoa dan membaca Alkitab.H. EvaluasiKamu dapat berbagi mengenai apa yang telah dipelajari hari ini. Apakah kamu memahami apa artinya memiliki iman kepada Yesus Kristus dan memelihara iman? Perasaan atau kesan apa yang kamu dapatkan dari pelajaran ini? Bagaimana cara kamu memelihara iman? Apakah kamu melihat orang tua kamu memelihara imannya? Bagaimana cara mereka melakukannya? 8 Kelas VIII SMPDoa PenutupTerima kasih Tuhan karena kami boleh mengenal Engkau dalam kasih dan kemuliaan-Mu. Terima kasih untuk pembelajaran hari ini. Bantu kami agar terus memelihara iman kepada-Mu, agar kami selalu teguh dalam iman dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus Tuhan kami. Sebagai remaja kami menghadapi berbagai tantangan dan godaan karena itu kami mohon agar Tuhan menguatkan kami agar kami mampu memelihara Iman. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa, Amin.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 910 Kelas VIII SMPBacaan Alkitab:II Korintus 4: 8: Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa.Berdoa/MenyanyiA. PengantarDi kota Thagaste, Afrika Utara, tinggallah keluarga dengan tiga orang anak. Sang ibu bernama Monika. Ia adalah seorang Kristen yang taat. Sementara sang bapak bernama Patrisius, seorang pejabat tinggi di pemerintahan yang membenci kekristenan. Tak segan-segan ia mencemooh istrinya bila hendak mengajarkan iman Kristen kepada anak-anaknya. Di bawah pengaruh buruk sang bapak, anak sulungnya hidup dalam pesta pora, foya-foya, dan pergaulan bebas. Walaupun sang ibu terus menasihatinya, anak itu tetap saja bandel.Melihat perilaku anak sulungnya, Monika merasa sangat sedih. Segala cara sudah ia coba untuk menyadarkan anak sulungnya. Namun, Monika selalu gagal, tapi, ia tidak putus asa. Dengan sabar, ia terus berusaha membimbing anaknya. Ia juga tidak pernah putus berdoa bagi anak dan suaminya. “Kiranya Tuhan yang mahabaik dan mahakasih, melindungi dan membimbing suami dan putraku ke jalan yang benar dan dikehendaki-Nya,” demikian ia berdoa. Doa itu ia naikkan bertahun-tahun lamanya dengan tekun dan tabah. Suatu hari Patrisius sakit keras. Sesaat sebelum meninggal dunia, ia bertobat dan meminta agar dibaptis. Sayangnya, hal tersebut tidak membuat anak tertuanya berubah. Ia tetap hidup dalam dunia kelam, tidak mau bertobat dan terus menyakiti hati ibunya. Hingga suatu saat sang anak memutuskan untuk meninggalkan ibunya dan pergi ke Italia. Hati Monika benar-benar hancur. Ia begitu sedih harus berpisah dari anaknya apalagi di usianya yang ke-29 tahun, anaknya belum berubah. Monika tidak kehilangan pengharapan. Ia terus mendoakan anaknya.Saat itu pun tiba. Di Italia, tepatnya di Kota Milan, sang anak bertemu dengan Uskup Ambrosius yang kemudian membimbingnya secara pribadi. Akhirnya tepat pada 24 April 387, doa Monika yang dinaikkan lebih dari 20 tahun itu akhirnya Hidup BerpengharapanBab IIterjawab. Hari itu, anaknya memberikan diri untuk dibaptis, memutuskan hidup baru, dan bertobat untuk kemudian meninggalkan dosa-dosanya.Tujuh bulan kemudian, sang anak kembali ke Afrika Utara dan menjadi Uskup di Hippo pada usia 41 tahun. Sang anak adalah Agustinus, yang kemudian dikenal sebagai seorang Bapa Gereja yang disegani dan dihormati. Seseorang yang kemudian sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Terima kasih kepada Ibu Monika, yang tidak pernah kehilangan pengharapan dan tak sekalipun putus asa untuk mendoakan anaknya. Pengharapan yang mengubah hal yang sebelumnya mustahil menjadi kenyataan. (Sumber: Augustine of Hippo oleh Peter Brown, 1967).B. Berharap akan Kedatangan MesiasSejak Salomo wafat, kerajaan Israel terpecah dua. Tidak ada lagi raja yang dapat membawa bangsa itu mencapai masa kejayaan seperti pada zaman Daud dan Salomo. Mereka bahkan menjadi tawanan dan dibuang ke Babel. Selama itu, umat Israel menanti-nantikan Allah untuk memulihkan mereka kembali menjadi bangsa yang merdeka dan makmur, seperti yang dinubuatkan oleh para nabi (Yesaya 40:1-2, Mikha 5:1-2). Akan tetapi, harapan mereka tidak juga terwujud. Selepas dari masa pembuangan di Babel, mereka malah mengalami penjajahan dari bangsa Mesir, Syria, serta Romawi. Tidak kurang dari 500 tahun mereka hidup dalam penjajahan bangsa lain. Kehidupan mereka sangat sulit; perekonomian kacau dan kondisi keamanan juga sangat buruk. Dalam keadaan demikian, umat Israel terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, mereka yang sudah kehilangan harapan dan kepercayaan terhadap janji Allah. Tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk memberontak atau menjadi penjahat yang mengacau keadaan. Kedua, mereka yang masih percaya pada janji Allah dan tetap berpengharapan akan datangnya Sang Mesias yang akan membebaskan mereka dari tangan penjajah. Bagi bangsa Yahudi, Mesias adalah tokoh yang dinanti-nantikan sebagai penyelamat bangsa Yahudi yang akan membawa kebebasan dari penjajah. Bagi mereka, kedatangan Mesias akan terjadi pada waktu yang tidak terlalu lama lagi. Dalam kelompok kedua ini, ada seorang bernama Simeon. Lukas menyebut Simeon sebagai “seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel” (Lukas 2:25). Ia dengan setia terus beribadah kepada Tuhan, berdoa, menyembah, dan melayani Tuhan di Bait Allah. Simeon percaya saatnya akan tiba bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya. Kepercayaan yang terus dipegang dan dipeliharanya sampai masa tuanya. Tentu tidak mudah bagi Simeon untuk terus mempertahankan keyakinannya itu. Apalagi di tengah ketidakjelasan nasib bangsanya, juga keadaan fisiknya yang Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 11Next >