< PreviousPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 103Penjelasan Bab VIIIKeluargaku dalam Gaya Hidup ModernBahan Alkitab: Kejadian 35: 22b-29, Matius 19: 16-26Kompetensi Dasar:1.3 Menghayati nilai-nilai Iman kristen dalam kehidupan keluarga agar siap menghadapi gaya hidup masa kini.2.3 Menjadikan nilai-nilai Kristiani sebagai filter dalam menghadapi gaya hidup masa kini.3.3 Menganalisis nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan keluarga untuk meng-hadapi gaya hidup masa kini.4.3 Mempresentasikan berbagai aktivitas yang menggambarkan menghadapi gaya hidup masa kini.Indikator:tMenjelaskan pengertian gaya hidup masa kini.tMendeskripsikan bentuk-bentuk gaya hidup masa kini dalam keluarga. tMemaknai peran keluarga di tengah gaya hidup masa kini.tMembuat laporan pengamatan terhadap keluarga masing-masing peserta didik tentang kecenderungan gaya hidup masa kini yang memengaruhi keluarganya.A. PengantarPernahkah kamu memperhatikan lingkungan di tengah perubahan zaman, terutama yang berkaitan dengan modernisasi? Di lingkungan keluarga Indonesia gaya hidup modern sering dimengerti sebagai bentuk pemakaian produk-produk dari peradaban modern seperti sepeda motor, mobil, telepon seluler, pergi ke mall, menggunakan pakaian bermerk, atau bergaya ala masyarakat Barat tanpa mengerti semangat dan esensi yang diusung oleh peradaban modern itu sendiri. 104 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKSehingga seseorang terutama anak muda sering keliru dalam memaknai gaya hidup modern dan menjadikan mereka sebagai pribadi yang “Kebarat-baratan”. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pembelajaran ini disusun dengan tujuan untuk mengenalkan kepada remaja tentang apa itu pengertian gaya hidup modern, bagaimana bentuk-bentuk kehidupan modern, serta bagaimana peran keluarga di tengah gaya hidup modern yang sedang menjangkiti masyarakat pada era ini. B. Uraian Materi1. Pengertian Gaya Hidup ModernDi kalangan para ahli, berkembang berbagai macam pendapat mengenai pengertian gaya hidup. Kotler (2002) mendefinisikan gaya hidup sebagai sebuah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Assael (1984) mengungkapkan bahwa gaya hidup merupakan sebuah pola kehidupan yang dapat diidentifikasi melalui bagaimana seseorang menghabiskan waktunya, apa yang mereka anggap penting di dalam lingkungan masyarakatnya, dan apa yang mereka pikirkan tentang dirinya sendiri di dunia yang mengitari mereka. Minor dan Mowen (2002), mengungkapkan bahwa gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktunya. Sedang Suratno dan Rismiati (2001) mengatakan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan bakat yang bersangkutan.Kata modern dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dipahami sebagai sebuah sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam Merriam-Webster (1998), kata modern berasal dari bahasa Latin yaitu modernus yang berarti saat ini, atau sesuatu yang menunjuk pada sifat ke-kinian. Di dalamnya tercermin suatu nilai yang mengarahkan seseorang untuk bersikap efektif, efisien, praktis, sederhana dan menghargai waktu. Meskipun demikian bila kata modern dihubungkan dengan modernisasi, maka modernisasi lebih menunjuk kepada perubahan sosial atau perubahan masyarakat, walaupun tentu saja perubahan sosial tersebut tidak menafikan bahwa yang berubah lebih dulu adalah pribadi-pribadi anggota masyarakat.Dengan demikian maka dapat diperoleh pengertian bahwa gaya hidup modern merupakan sebuah pola hidup holistik yang menyangkut cara bersikap dan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 105berpikir dalam bidang fisik, mental dan spiritual, sesuai dengan tuntutan zaman modern, di dalamnya mencerminkan semangat efektif, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan dan menghargai waktu.2. Bentuk Gaya Hidup ModernA.B Susanto (1996), mengatakan bahwa bentuk gaya hidup modern yang sedang menjangkiti keluarga di Indonesia di antaranya adalah adalah pola pikir yang menganggap status sebagai sesuatu yang sangat penting. Setiap individu memiliki mobilitas yang tinggi, memiliki kebiasaan untuk bercengkrama di tempat-tempat tertentu, memiliki kebiasaan untuk melakukan olahraga mahal (misalnya golf), melaksanakan pernikahan agung, merayakan wisuda, memiliki gaya hidup serba instant, memanfaatkan segala macam jenis-jenis teknologi komunikasi.Sedangkan dalam sumber lain dikatakan bahwa gaya hidup modern seperti yang disebutkan sebelumnya membentuk manusia untuk memiliki kecenderungan bersikap konsumerisme, materialisme, dan hedonisme. Konsumerisme adalah gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu (termasuk kehidupan manusia) di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera. Hedonisme adalah paham atau pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama dalam kehidupan di dunia. Dapat kita identifikasi beberapa contoh gaya hidup modern yang terjadi di lingkungan kita, sebagai berikut :a. Memanfaatkan berbagai jenis teknologi komunikasi, misalnya pemakaian internet, telepon selular, dan tv kabel.b. Gaya hidup dengan cara instant: menekankan gaya hidup yang praktis, efektif, cepat, misalnya makanan siap saji, fastfood, serta makanan impor.c. Berkomunikasi di tempat-tempat tertentu, misalnya untuk melepaskan kelelahan dan bosan di kafe, atau mall.d. Status kehidupan (keberadaan yang melekat pada diri seseorang) dianggap penting, misalnya ditandai dengan penampilan dan semua yang dipakai. Contohnya: peralatan rumah tangga mewah, pemakaian mobil, dan pakaian tertentu.Dari paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya gaya hidup modern dapat mengarahkan individu untuk memiliki pola perilaku negatif maupun positif. Pemahaman yang keliru terhadap esensi dari gaya hidup modern cenderung membentuk seseorang untuk berperilaku menyimpang. Pemahaman 106 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKyang benar terhadap gaya hidup modern justru dapat mengarahkan seseorang untuk memiliki perilaku benar sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercermin dalam semangat gaya hidup modern seperti yang sudah disebutkan di atas. 3. Peran Keluarga di Tengah Gaya Hidup ModernDalam perspektif Kristiani, peran keluarga di tengah gaya hidup modern sangatlah penting dan perlu dicermati. Keluarga Kristiani perlu membangun persekutuan antarpribadi dan melayani kehidupan. Keluarga Kristiani juga dituntut untuk turut serta mengembangkan kehidupan perutusan gereja.Membangun persekutuan antarpribadi dapat dilakukan dengan meletakkan cinta kasih sebagai asas dan kekuatan yang mempersatukan masing masing anggotanya. Keluarga Kristen perlu menjaga persatuan yang utuh antara suami-istri dan membangun sebuah bentuk persatuan yang tidak terceraikan. Keluarga Kristen yang modern dalam perkembangan keadaan, perlu memberikan penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak dan peranan perempuan. Hal ini sebetulnya juga menjadi perhatian negara maupun pada ras dunia. Di samping itu keluarga juga perlu menjunjung tinggi hak-hak anak dan menganggap mereka memiliki pemikiran yang patut dihargai. Kehadiran orang lanjut usia yang menjadi anggota dalam keluarga juga perlu diperhatikan kebutuhannya dan mendapat penghargaan yang selayaknya. Dalam kaitan dengan perkembangan masyarakat, keluarga dipanggil untuk turut serta dalam mengembangkan masyarakat karena pada hakikatnya keluarga merupakan sel masyarakat yang pertama dan amat penting. Kehidupan berkeluarga pada hakikatnya merupakan pengalaman hidup bersatu dan berbagi rasa, sadar akan peranan sosial bagi lingkungan. Oleh karena itu, keluarga Kristen perlu menyadari akan rahmat dan tanggung jawabnya bagi masyarakat.Di tengah perubahan besar dalam masyarakat keluarga perlu terlibat dalam hidup dan perutusan gereja. Hal itu dapat dilakukan dengan cara sungguh-sungguh membangun persekutuan keluarga yang beriman secara kokoh. Justru di tengah perubahan yang ada, keluarga Kristen harus mampu membangun persekutuan antaranggotanya untuk terus-menerus berdialog dengan Tuhan melalui berbagai cara. Melalui keluarga kita bisa membangun persekutuan dengan orang lain dan kebutuhan sesama. Oleh karena itu, keluarga Kristen diharapkan dapat melakukan filtrasi atau menyaring pengaruh negatif dari gaya hidup modern. Dengan demikian di tengah-tengah arus modernisasi keluarga Kristen mampu menjadi agen penanaman semangat positif yang tercermin dalam gaya hidup modern. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 107C. Penjelasan Bahan Alkitab1. Kejadian 35: 22b-29Teks ini mengungkap tentang keluarga Yakub yang memiliki tiga belas orang anak Yakub, yakni yang bernama Yusuf. Yusuf pun tumbuh dengan sangat baik dan menjadi anak yang baik pula. Namun oleh karena sikap dari Yakub yang sangat pilih kasih terhadap anak-anaknya, maka saudara-saudara Yusuf yang lain merasa iri hati. Rasa iri hati ini mengakibatkan mereka membuat rencana jahat untuk si Yusuf yaitu dengan menjualnya sebagai budak. Niat tersebut kemudian direalisasikan dalam bentuk tindakan, pada akhirnya Yusuf dijual dan ia menjadi budak di negeri Mesir. Di tanah Mesir Yusuf menjaga hidupnya tetap berkenan kepada Tuhan maka Tuhan menyertai Yusuf. Ia mengalami keberhasilan atas segala usaha yang dilakukannya di negeri asing. Bahkan karena penyertaan Tuhan, Yusuf dapat menjadi pemimpin di tanah Mesir. Dalam hal ini Yusuf dipakai Tuhan untuk menjadi pemelihara hidup bagi suatu bangsa yaitu bangsa Mesir. Selain itu ia juga menjadi pemelihara hidup bagi keluarganya. Dalam ketaatan tersebut Yusuf tumbuh menjadi seseorang yang takut akan Tuhan. Teks ini memberikan pelajaran positif kepada kita semua mengenai ketaatan seseorang kepada Tuhan sebagai pemelihara kehidupan. Yusuf sebagai pemimpin muda di tanah Mesir memiliki gaya hidup modern dan penuh kecukupan bahkan bisa dibilang hidupnya penuh kelimpahan berkat. Meskipun demikian ia tetap memiliki keteguhan hati untuk memelihara kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Walaupun keluarganya pernah membuangnya, namun ia mampu mengubah keluarganya menjadi lebih baik, hidup berkecukupan, dan seturut dengan kehendak Tuhan.2. Matius 19: 16-26Teks ini berbicara mengenai orang muda yang kaya dan tentu saja memiliki gaya hidup modern (pada zaman itu). Akan tetapi, hidupnya yang bergelimangan harta dan gaya hidup yang up to date, menjadikannya puas dengan hidupnya itu. Ia mengalami kekosongan dan kebimbangan hidup yang membuatnya harus mencari jawaban kepada Tuhan Yesus. Ketika Tuhan Yesus memberi jawaban atas pertanyaan hidupnya, orang muda itu menjadi sedih akibat dari sangat banyaknya harta benda yang dia miliki. Ia mengalami kebingungan atas pilihan hidup yang ingin ia jalani. Namun di tengah kebimbangan tersebut ia lebih memilih untuk hidup dengan harta-harta duniawinya, sehingga ia terjebak dalam pengaruh buruk dari gaya hidup yang ia pilih. Anak muda tersebut lebih mengasihi kehidupan duniawi yang menjadi gaya hidupnya, dibanding sumber kehidupan itu sendiri. Sehingga ia harus rela kehilangan Kristus Tuhan sebagai sumber dari segala kehidupan yang ia miliki di dunia. 108 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKTeks di atas adalah suatu contoh negatif dari sikap seseorang yang tidak mampu menguasai kehidupannya dan tidak mampu menghindari dampak negatif dari gaya hidup modern yang ia miliki, akibatnya ia kehilangan sumber dari segala kehidupan sejati, yaitu Kristus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat. Melalui teks ini kita diperingatkan untuk tidak bersikap seperti anak muda tersebut. D. Kegiatan PembelajaranPengantarGuru meminta peserta didik untuk mendengarkan atau membaca cerita Alkitab dalam Matius 19: 16-26 yang bercerita mengenai kehidupan anak muda yang kaya. Kegiatan 1: Curah PendapatGuru meminta peserta didik untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gaya hidup modern.Kegiatan 2: Diskusi KelompokGuru membimbing peserta didik dalam kelompok atau individu untuk menggali informasi mengenai bentuk-bentuk gaya hidup modern yang dapat mereka lihat baik secara pribadi, keluarga, maupun lingkungan sosial mereka masing-masing.Kegiatan 3: Membuat Tulisan (Proyek)Guru meminta peserta didik dalam kelompok atau individu untuk membuat tulisan mengenai apa yang mereka temukan ketika melakukan proses menggali informasi tentang bentuk-bentuk gaya hidup modern yang mereka lakukan dan alami di lingkungan keluarga masing-masing. Kegiatan 4: PresentasiPeserta didik baik secara individu maupun kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil yang mereka peroleh dari proses menggali informasi yang telah dikerjakan dengan subjek diri mereka sendiri dan keluarga mengenai bentuk-bentuk gaya hidup modern. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 109E. PenilaianPenilaian yang akan diberikan, bukan hanya hasil, namun juga sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Meskipun demikian tes tetap dapat dilakukan oleh guru untuk mengukur pencapaian indikator kompetensi. Bentuk penilaian juga dapat dilakukan berupa tes lisan, penugasan, penilaian laporan pendek, dan penilaian produk. F. PenutupBagian penutup ini berisi:tRangkumantAyat EmastBernyanyi dan BerdoaPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 111Penjelasan Bab IXDampak Modernisasi Bagi KeluargakuBahan Alkitab: 1 Samuel 16:1-12, Efesus 5: 22-33Kompetensi Dasar:1.3 Menghayati nilai-nilai Iman Kristen dalam kehidupan keluarga agar siap menghadapi gaya hidup masa kini.2.3 Menjadikan nilai-nilai kristiani sebagai filter dalam menghadapi gaya hidup masa kini.3.3 Menganalisis nilai-nilai kristiani dalam kehidupan keluarga untuk meng-hadapi gaya hidup masa kini.4.3 Mempresentasikan berbagai aktivitas yang menggambarkan menghadapi gaya hidup masa kini.Indikator:tMenjelaskan pengertian modernisasi.tMendeskripsikan dampak modernisasi bagi kehidupan keluarga.tMenjelaskan pengaruh modernisasi bagi kehidupan keluarga.tMemaknai peran keluarga sebagai bejana tanah liat ditengah dampak modernisasi.tMengamati sikap keluarga peserta didik dalam menanggapi laju modernisasi.A. PengantarModernisasi merupakan produk peradaban abad 20 dari dunia Barat yang dampaknya masih dirasakan sampai pada abad 21. Indonesia sebagai negara dunia ketiga mengenal modernisasi dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat, baik secara kultural, sosial, politik, dan ekonomi. Proses modernisasi yang berlangsung di Indonesia membuat bangsa ini termasuk keluarga-keluarga Kristen memiliki kecenderungan untuk terjebak dalam dampak negatif dari proses yang terus berlangsung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pembelajaran Next >