< Previous132 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKkebaktian keluarga secara singkat dengan tata cara sebagai berikut: (a) membaca Alkitab, (b) membaca renungan harian/saat teduh/penjelasan nats oleh salah satu anggota keluarga, (c) sharing anggota keluarga, (d) doa. Alternatif lain juga bisa dipakai tambahan nyanyian atau pujian yang menarik.Tahap 2: Tiga orang peserta didik yang lain mendemonstrasikan kebaktian keluarga sesuai yang dicontohkan oleh guru.Tahap 3: Pekerjaan rumah di mana peserta didik melakukan tugas mengajak kebaktian keluarga (bagi yang belum melakukan kebaktian keluarga) di keluarga masing-masing. Selanjutnya peserta didik diminta membuat laporan kebaktian keluarga yang sudah dilakukan. Kegiatan 4: Membuat TulisanBerdasarkan pengalaman, pengamatan, dan refleksi peserta didik Setelah menyelesaikan pembelajaran hari ini, peserta didik diminta membuatkan laporan pendek sesuai dengan pertanyaan penuntun yang telah disediakan. Tugas ini dapat diselesaikan di rumah secara individual, berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi peserta didik. Kegiatan 5: Penilaian berdasar Produk: Membuat KaryaPeserta didik diminta untuk membuat bingkai foto. Kemudian menempelkan foto keluarga yang dianggap berkesan di dalam bingkai yang sudah dibuat. Misalnya: foto keluarga saat merayakan tahun baru, foto keluarga saat merayakan Natal, saat ada yang lulus atau naik kelas.E. PenilaianPenilaian dalam rangka mengukur tercapainya kompetensi dilakukan dengan mengukur tercapainya indikator kompetensi. Bentuk penilaian dapat ditambahkan misalnya: berupa tes lisan, unjuk kerja, penilaian laporan pendek, dan penilaian produk. F. PenutupBagian penutup ini berisikan: tRangkumantBernyanyi dan BerdoaPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 133Penjelasan Bab XIIKeluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi LingkunganBahan Alkitab: Efesus 5:21-6:9; Kolose 3:18-22; 1 Timotius 2:8-11; Titus 2:1-10; Amsal 31:10-31Kompetensi Dasar:1.4 Mengakui peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama dalam kehidupan masa kini.2.4 Bersikap kritis dalam menyikapi peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama dalam kehidupan masa kini.3.4 Memahami peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama dalam kehidupan masa kini.4.4 Membuat proyek yang berkaitan dengan peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama dalam kehidupan masa kini.Indikator:tMenjelaskan gaya hidup keluarga menurut Alkitab.tMemahami peran sebagai anak dalam kehidupan keluarga Kristen.tMendeskripsikan hakikat keluarga Kristen.tMembuat laporan singkat tentang keluarga yang menjadi berkat.A. PengantarTuhan Allah adalah pembentuk sebuah keluarga. Tentu Dia memberikan pemahaman kepada kita tentang bagaimana seharusnya fungsi sebuah keluarga dan sekaligus mengingatkan kita akan bahaya-bahaya yang dapat menghancurkan keutuhan sebuah keluarga. Memang, Tuhan telah memberikan banyak prinsip dalam firman-Nya mengenai struktur keluarga dan peranan yang harus dipikul oleh setiap anggota keluarga. Ketika perintah-perintah dalam Alkitab ditaati, maka keluarga-keluarga akan menikmati semua berkat dan akan menjadi berkat bagi orang lain. Ketika perintah dilanggar, muncullah kekacauan dan sakit hati.134 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKB. Uraian MateriKeluarga Menurut Alkitab1. Perjanjian LamaTidak ada kata untuk “keluarga” di Perjanjian Lama Bahasa Ibrani yang dapat disamakan secara tepat dengan kata modern, “keluarga inti”. Beberapa kelompok sosial digambarkan sebagai “suku”, dan menggambarkan asal etnik. Kata umum-nya (beth ab = rumah ayah) dapat berarti keluarga inti yang tinggal di rumah yang sama (Kej. 50:7-8); kelompok sanak yang lebih besar atau luas termasuk dua atau lebih generasi (Kej. 7:1; 14:14); dan juga sanak dengan berarti lebih luas (Kej. 24:38). Kata lain menunjuk ke kelompok sanak yang besar dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai “kaum” (Bil. 27:8-11).Pada kenyataannya, keluarga-keluarga yang digambarkan di Perjanjian Lama adalah rumah tangga yang mempunyai seorang laki-laki pada pusat kehidupan keluarga. Rumah tangga terdiri atas semua orang, anak-anak, kerabat lain, pelayan-pelayan, dan orang lain yang tinggal di rumah. Sebelum masa Daud, hidup keluarga difokuskan pada keperluan umum yaitu pekerjaan, makanan, dan perlindungan. Rumah tangga adalah tempat di mana pendidikan, sosialisasi, dan pendidikan agama terjadi.Walaupun ada kekuatan-kekuatan di pola hidup ini, ada banyak penyalah-gunaan, dan banyak contoh keluarga yang fungsinya terganggu di Perjanjian Lama (misalnya keluarga Ishak, Yakub, dan Daud).Sentralisasi negara di Yerusalem di bawah Daud dan Salomo menjadi perubahan serupa dengan yang terjadi di peradaban lain. Ada pemindahan kekuasaan dari kepala keluarga ke penguasa di pusat. Keluarga harus menyumbang ke keperluan umum (seperti Samuel mengatakan bahwa mereka harus melakukannya - 1 Sam. 8:10-18). Kemudian, selama negara berjalan dari satu krisis ke lain, utang meningkat dan orang kaya membeli tanah orang miskin, dan lebih dari itu mereka membeli orang miskin itu sendiri (Yes. 5:8-10; Am. 2:6-8). Orang tua dan anak-anakKeinginan suami-istri yang paling besar ialah mempunyai banyak anak (Maz. 127:3-5), terutama laki-laki. Hal itu jelas kelihatan dalam sejarah Abraham dan caranya menghadap Allah, sumber datangnya anak itu. Anak sulung mempunyai kedudukan yang istimewa. Bila bapaknya meninggal, dia mendapat warisan dua kali lipat dan menjadi kepala keluarga. Tetapi kadang-kadang orang tua ingin menunjukkan belas kasihan khusus kepada anak bungsunya. Seperti yang Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 135dilakukan Yakub terhadap Yusuf dan Benyamin. Anak perempuan tidak mendapat warisan dari bapaknya, kecuali sang bapak tidak mempunyai anak laki-laki (band. Ayb. 42:13-15).Di Mesopotamia kuno, khususnya seperti yang digambarkan dalam naskah-naskah asal Nuzi, terbukti praktik mengadopsi anak oleh keluarga mandul, untuk menggantikan kedudukan anak kandung. Maka pertimbangan Abraham mengangkat seorang hambanya menjadi ahli warisnya, adalah selaras dengan praktik tersebut. Tapi tidak ada undang-undang khusus mengenai adopsi dalam Perjanjian Lama.Peristiwa-peristiwa adopsi yang diceritakan terkait dengan unsur asing (misalnya Musa diangkat oleh putri Firaun [Kel. 2:10] dan Ester oleh Mordekhai [Est. 2:7, 15]) atau tidak merupakan adopsi murni karena anak yang diangkat adalah dari garis keturunan kandung, seperti dalam hal Yakub terhadap anak-anak Yusuf (Kej. 48:5, 12), dan Naomi terhadap anak Rut (Rut 4:16-17). Pada usia kecil anak-anak diasuh oleh ibunya, tetapi sesudah lebih besar, anak laki-laki dilibatkan dalam pekerjaan bapaknya, sehingga pada umumnya para bapaklah yang menentukan pendidikan putranya dan para ibu menentukan pendidikan putrinya. Bahwa penghormatan terhadap ibu patut sama seperti terhadap bapak dari pihak anak-anak, terbukti dari firman ke-5 (Keluaran 20:12).Solidaritas KeluargaAda dua unsur utama yang menimbulkan solidaritas keluarga pada zaman Bapak leluhur, yaitu (1) perasaan sedarah atau turunan; (2) kesatuan tempat tinggal dan kesamaan kewajiban-kewajiban sesuai adat kebiasaan dan hukum. Sesudah tanah Kanaan diduduki, kecenderungan rumah-rumah tangga terpisah dan berdiri sendiri melemahkan semangat solidaritas itu, namun semangat itu tetap penting selama zaman Perjanjian Lama. Salah satu ciri nyata dari kesatuan ini, ialah hak setiap anggota kelompok untuk dilindungi oleh kelompoknya, dan memang adalah kewajiban kelompok itu untuk memberi pelayanan tertentu kepada anggotanya.2. Perjanjian BaruKata Yunani Patria (keluarga) muncul hanya 3 kali dalam Perjanjian Baru. Tapi kata Yunani oikos, oikia yang searti (rumah tangga) muncul lebih sering. Patria menekankan asal usul keluarga dan lebih menunjukkan Bapak leluhurnya ketimbang pimpinannya sekarang. Patria biasanya menunjukkan satu suku, bahkan satu bangsa. Dalam Kisah Para Rasul 3:25 “oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati”, kata Patria diterjemahkan bangsa. 136 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKYusuf, bapak Tuhan Yesus, berasal dari “keluarga dan keturunan (patria) Daud” (Luk. 2:4), di sini pendiri marga itu merupakan pokok utama. Seperti kelihatan dalam ayat ini, oikos dapat dipakai dalam arti yang sama (Luk. 1:27; juga ‘umat (oikos) Israel’, Mat. 10:6; 15:24; Kis.2:36; 7:42; dan Luk. 1:33 ‘keturunan Yakub’).Kata oikos dan kata-kata serumpun banyak terdapat di masyarakat Yunani dan Romawi, juga di masyarakat Yahudi pada adab 1 M. Keluarga atau rumah tangga tidak hanya terdiri dari kepalanya (kurios atau despote), istri, anak-anak dan hamba-hamba, tetapi juga beberapa orang tanggungan seperti para pelayan, pekerja dan bahkan budak-budak tebusan atau teman-teman, yang sukarela menggabungkan dirinya kepada keluarga ini demi keuntungan timbal balik. Keluarga dalam Perjanjian Baru tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama. Ada tekanan pada asal etnik dan jabatan ayah. Keluarga Greco-Roman juga rumah tangga besar, yaitu rumah tangga termasuk semua orang yang tinggal di rumah. Tidak ada kata di bahasa Yunani yang dapat disamakan secara tepat dengan ide modern, “keluarga inti”. Rumah tangga besar ini adalah satuan dasar masyarakat. Kata umum adalah “rumah” (oikos), atau frasa “kepunyaan sendiri”.Di Perjanjian Baru ada beberapa yang dinamakan “pedoman-pedoman kehidupan keluarga” (Kol. 3:18 – 4:1; Ef. 5:21 – 6:9; 1 Ptr. 2:18 – 3:7; 1 Tim. 2:8-15; 6:1-2; Tit. 2:1-10). Pedoman ini mungkin dimaksudkan untuk membantu anggota rumah tangga Kristen untuk hidup sesuai dengan kebudayaannya. Di pihak lain kenyataan bahwa pedoman itu tertuju kepada para suami, istri, orang tua, anak, dan pelayan, menunjukkan bahwa ajaran Kristen khusus diterapkan ke kehidupan rumah tangga. Kita seharusnya memperhatikan bahwa bagian-bagian ini tidak menunjukkan keluarga sebagai satuan, tetapi menunjukkan hubungan-hubungan yang beragam di dalam keluarga itu sendiri.3. Peran Anak yang Menjadi BerkatSebagaimana anda ketahui bahwa keluarga tidak hanya terdiri dari ayah dan ibu, tetapi juga termasuk di dalamnya anak-anak baik anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu bukan hanya berkaitan dengan status melainkan lebih kepada peran mereka masing-masing guna menjadi keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan.Dalam keluarga khususnya keluarga Kristen, orang tua wajib mendidik dan mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tunduk dan taat pada orang tua. Jika anak-anak tunduk dan taat kepada orang tua, Alkitab menegaskan bahwa ada janji umur panjang dan berkat-berkat lain bagi mereka. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 137“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu” - (ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini), selanjutnya diungkapkan “supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi” (Ef. 6:1-3). Melalui penjelasan di atas kita diajarkan bahwa sebagai bagian dari anggota keluarga Kristen tanggung jawab sebagai anak juga memainkan peran yang penting demi terciptanya keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan.Dengan demikian, jika keluarga Kristen tetap menjaga keharmonisan dalam rumah tangga sesuai ajaran-ajaran firman Tuhan, maka keluarga Kristen akan menjadi berkat bagi semua orang yang menyaksikannya.4. Keluarga Kristen yang Menjadi BerkatMenurut Alkitab keluarga adalah tempat anak-anak diajarkan takut kepada Tuhan, dan belajar tentang karya-karya Tuhan (Ul. 6:4-10).Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Sebagai seorang Kristen, gaya hidupnya harus menjadi mengikuti teladan Kristus. Sebagian orang berpandangan bahwa jika seorang laki-laki dan seorang perempuan menikah di dalam gereja, maka pernikahan mereka adalah pernikahan Kristen. Bagi mereka, menikah di dalam gereja adalah suatu jaminan bahwa mereka sedang membangun keluarga Kristen. Tahukah anda, cara berpikir demikian tidak dapat dibenarkan. Untuk dapat disebut keluarga Kristen adalah ketika suami isteri percaya kepada Kristus dan menampilkan gaya hidup seperti Kristus. Jadi yang dimaksud keluarga Kristen adalah keluarga yang dibentuk oleh Allah dan dalam hidupnya selalu bersandar pada Kristus, serta hidup menurut kehendak-Nya setiap hari.Di bawah ini merupakan hakikat keluarga Kristen:a. Persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perjanjian, kasih setia membentuk satu keluarga yang diberkati dan dikuduskan Allah. Keluarga Kristen adalah sebuah persekutuan yang menjadi lambang persekutuan hidup antara Allah dengan umat-Nya. Orang yang hidup dalam pernikahan dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup pernikahan yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Tes. 4:3-8; Ibr. 13:4).138 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKb. Persekutuan hidup yang bersifat eksklusif, artinya hanya terdiri dari dua orang saja, yaitu seorang laki-laki tertentu dengan seorang perempuan tertentu. Dengan demikian pernikahan dalam keluarga Kristen berpola monogami (Kej. 2:22, 24-25; 1 Kor. 7:2; 1 Tim. 3:2, 12). Oleh karena itu menolak praktik poligami dan poliandri.c. Persekutuan hidup yang bersifat total, artinya menyangkut seluruh segi kehidupan suami-istri baik yang jasmani maupun yang rohani, ”…keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:24). Kesatuan ini adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Aspek inilah yang membedakan secara hakiki hubungan antara suami-isteri dengan orang lain. Keluarga Kristen mempunyai peran yang sangat penting karena hubungan di rumah tangga juga menggambarkan hubungan dalam keluarga jemaat sebagai suatu keluarga. Oleh karena itu dalam rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus diperlihatkan.Membesarkan anak-anak adalah tugas bagi rumah tangga. Mengajarkan anak-anak akan iman Kristen adalah tugas orang tua sebelum anak-anak mendapatkan pengajaran dari lembaga lain termasuk gereja. Kita hidup di tengah masyarakat. Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat oleh Tuhan agar menjadi berkat di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai dari masing-masing anggota keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di gereja dan sekolah, serta menjadi berkat di lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas. Contoh sederhana yang bisa dilakukan oleh keluarga Kristen dalam rangka menjadi berkat seperti ikut gotong royong dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal dan aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Bagaimana Alkitab mengajarkan agar keluarga Kristen bisa menjadi berkat di tengah masyarakat? Berikut beberapa hal yang diajarkan firman Tuhan.a. Hidup dengan penuh hikmatAgar menjadi berkat di tengah masyarakat, maka orang Kristen harus hidup dengan bijaksana. Dalam Titus 2:1-6 ada keterangan tentang bagaimana hidup orang Kristen yang berhikmat/bijaksana di tengah masyarakat. Kaum laki-laki dianjurkan untuk hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, kasih dan dalam ketekunan. Kaum perempuan dianjurkan untuk hidup sebagai orang-orang beribadah, tidak memfitnah, tidak menjadi hamba anggur, cakap mengajarkan hal-hal yang baik, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya dan baik hati. Sedangkan kaum muda dianjurkan untuk menguasai diri dalam segala hal. Baik laki-laki maupun perempuan dalam keluarga mempunyai kedudukan dan martabat yang setara dan sederajat.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 139Selanjutnya dalam Titus 2:2 menjelaskan bahwa laki-laki yang tua itu harus menjadi teladan bagi semua orang percaya dalam hal mempersembahkan diri kepada Allah sebagai persembahan yang hidup tanpa minum anggur yang memabukkan (lihat 1 Tim. 3:2, 11, di mana istilah ini dipakai untuk gembala dan wanita). Kenyataan ini didukung oleh berbagai fakta berikut:Kata “Sederhana” (Yunani: nephalios) didefinisikan dalam bahasa Yunani dengan arti utama “berpantang anggur”. Secara harfiah, tidak minum anggur sama sekali” (Brown, Dictionary of New Testament Theology, Vol. 1). Brown menambahkan: “Nephalios dipakai hanya dalam Surat-Surat Penggembalaan dan menunjuk kepada gaya hidup berpantang yang dituntut dari para penilik (1 Tim. 3:2).” R. Laird Harris menyatakan bahwa “istilah ini dipakai umumnya dalam pengertian klasiknya, yaitu bebas dari semua anggur” (The Bible Today, halaman 139).Tuhan Allah mempunyai rencana yang besar dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga. Keinginan Tuhan Allah bagi kehidupan keluarga adalah sikap yang saling perhatian, menghormati, mengasihi dan mengabdi, baik suami terhadap istri, orang tua terhadap anak dan sebaliknya. Hal ini merupakan ketetapan ilahi untuk menghormati firman Allah. Orang tua harus memelihara dan mendidik anak-anak yang dipercayakan Tuhan Allah, serta menjadi sang penolong satu terhadap yang lain.b. Menggunakan setiap kesempatanApa arti menggunakan setiap kesempatan? Kata “kesempatan” dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah: kairos. Dalam terjemahan bahasa Inggris: “make the most of every opportunity” (pergunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan). Setiap kesempatan datang hanya satu kali dalam hidup kita dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu kesempatan yang datang dalam hidup kita (baik berkaitan dengan belajar, bergaul, bermain, dan pekerjaan maupun pelayanan) harus kita pakai dengan sebaik-baiknya. Sehingga setiap orang dapat melihat bahwa kita adalah orang-orang Kristen yang selalu menghargai waktu yang Tuhan berikan.C. Penjelasan Bahan Alkitab1. Efesus 5:16Dalam bahasa Yunani (bahasa perjanjian baru), kata ‘waktu’ terdiri dari beberapa kata yang berbeda maknanya sesuai dengan penekanannya masing-masing. Kata-kata tersebut yakni:- Kronos. Penekanannya kepada jarak atau durasi waktu tertentu, entah 140 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKpendek atau panjang. Misalnya, 2 jam, 1 tahun, dan sebagainya.- Hora. Artinya satu waktu tertentu saat suatu peristiwa terjadi. Menunjuk pada jam, saat, tanggal.- Kairos. Artinya kesempatan, yaitu suatu jangka waktu tertentu, bisa panjang dan pendek atau singkat, dengan penekanan bahwa waktu itu begitu penting dan tidak akan terulang lagi.Kata waktu dalam ayat ini menggunakan kata “kairos” yang berarti kesempatan, yaitu suatu jangka waktu tertentu, bisa panjang dan bisa pendek/singkat, tetapi waktu itu begitu penting dan tidak akan terulang lagi.Kata “Pergunakanlah” memiliki arti yang sama dengan ‘tebuslah’. Paulus menasehatkan bahwa orang Kristen harus berlaku arif dengan menggunakan kesempatan yang ada, karena :a. Mereka telah menyia-nyiakan banyak waktu pada masa lampau dengan hidup di dalam kegelapan (latar belakang hidup mereka sebagai penyembah berhala sebelum mereka percaya kepada Tuhan Yesus), bnd. Ayat-ayat sebelumnya di mana Paulus banyak berbicara tentang meninggalkan cara hidup dalam kegelapan. Misalnya :t&GFTVT .FOBOHHBMLBONBOVTJBMBNBt&GFTVT)JEVQTFCBHBJBOBLUFSBOHb. Hari-hari ini adalah jahat. Kita sebagai orang Kristen hidup di tengah-tengah lingkungan yang menganggap dosa itu sebagai sesuatu yang biasa.Waktu menjadi anugerah bagi orang yang memanfaatkannya secara bijaksana, sebaliknya menjadi kutuk bagi mereka yang tidak bijaksana.2. Efesus 4:29Dikatakan: Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Kata-kata kita mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang bisa mempunyai efek besar dalam hidup orang lain, baik bersifat negatif maupun positif. Dengan kata-kata kita, kita bisa membangun, menguatkan dan memberi semangat kepada orang lain. Sebaliknya dengan kata-kata pula, kita bisa menimbulkan kepahitan, kepedihan, dan meruntuhkan semangat hidup orang lain. Karena itu pakailah kata-kata kita untuk memberkati orang lain.Sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya kita memberkati kehidupan orang lain. Lewat perkataan dan perbuatan yang sederhana, kita dapat menyentuh Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 141hati dan membawa mereka mengenal Tuhan. Lewat perkataan, kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi kacau, namun lewat perkataan juga kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi indah.D. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1: Curah pendapatSebelum membahas lebih jauh pelajaran ke-12, guru menugaskan peserta didik untuk menuliskan dalam buku catatan mereka dengan kalimatnya sendiri tentang bagaimana seharusnya gaya hidup keluarga Kristen agar menjadi berkat bagi masyarakat. Dan meminta peserta didik untuk menyebutkan ayat-ayat pendukungnya dalam Alkitab.Kegiatan 2: Mendalami AlkitabGuru meminta peserta didik untuk membaca Amsal 31:10-31 dan menjawab beberapa pertanyaan yang disediakan.Kegiatan 3: AsosiasiGuru meminta kepada peserta didik untuk menyampaikan pengalamannya di depan kelas mengenai hal apa saja yang sudah dilakukan sehingga ia menjadi berkat bagi keluarga, gereja dan lingkungan. Kegiatan 4: PenugasanPeserta didik diminta mengamati keluarganya berkaitan dengan keterlibatan keluarga siswa sebagai berkat bagi lingkungan sekitar, kemudian membagikan pengalaman tersebut kepada teman-temannya.E. PenilaianPenilaian dalam rangka mengukur tercapainya kompetensi dilakukan dengan mengukur tercapainya indikator kompetensi. Bentuk penilaian dapat berupa tes lisan, penugasan, serta penilaian laporan singkat yang berintegerasi dengan pembelajaran.Next >