< Previous52 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKsetiap aspek kehidupan. Karena melalui kesaksian hidup kristiani yang diilhami oleh nilai-nilai Kristen akan mengantar anak secara efektif untuk semakin mengenal dan mencintai Kristus. C. Penjelasan Bahan Alkitab1. Ulangan 6:4-9Teks ini merupakan ketetapan atau peraturan yang dipaparkan Musa kepada orang Israel dalam perjalanan keluar dari tanah Mesir. Ada beberapa ketetapan yang ditekankan Musa.a. Kasihilah Tuhan. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan merupakan sikap yang dilakukan dengan utuh dan sungguh-sungguh. Tuhan menuntut umat Israel agar memiliki integritas diri, artinya ada kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Mengasihi Tuhan bukan saja hanya memperkatakan kebenaran dan kasih, tapi juga melakukan kasih bagi sesama. Dengan kata lain, mengasihi Tuhan bukan saja secara vertikal antara manusia dan Tuhan, tapi juga secara horizontal antara manusia dengan manusia. b. Hal mengajar kepada anak-anak. Ini merupakan perintah yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak sebagai wujud kasih kepada Tuhan. Hal mengajar kepada anak dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, dengan sadar atau tidak disadari. Anak-anak sering memperhatikan tingkah laku orang tua yang kemudian dijadikan teladan. Oleh karena itu, peran orang tua sebagai pendidik sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara holistik. Mengajar kepada anak akan lebih dimaknai dan dihayati jika ditunjukkan melalui keteladanan dalam perbuatan, bukan sekedar kata-kata.2. 2 Timotius 1:3-10Teks ini berisi surat rasul Paulus kepada Timotius. Timotius merupakan teman sepelayanan Paulus yang berasal dari Listra. Karena usianya yang masih muda (tidak diketahui secara pasti), Paulus menyebut Timotius sebagai ‘anakku’ dalam surat-suratnya. Timotius lahir dari perkawinan campuran. Ibunya, Eunike adalah wanita Yahudi yang mengajarkan kepadanya mengenai Kitab Suci, sedang ayahnya adalah seorang Yunani. Lois, ibu Eunike, nenek Timotius, merupakan orang yang beriman sehingga ia mengajarkan imannya kepada keturunannya. Timotius penuh dengan kasih sayang, tapi ia sangat penakut sehingga Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 53memerlukan banyak nasihat pribadi. Karena itu, dalam surat ini ia dinasihati oleh Paulus supaya jangan takut dan gentar, karena Allah mengaruniakan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Timotius merupakan teman sepalayanan Paulus yang amat dipuji-puji karena ketaatannya. Ini semua karena iman yang diajarkan turun-temurun dari neneknya, Lois.D. Kegiatan PembelajaranPengantarGuru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menemukan sendiri pesan yang terkandung dalam kitab Ulangan 6:7. Pesan yang didapat dan dipahami peserta didik kemudian dibacakan di depan kelas, dan guru merangkum semua pendapat peserta didik. Untuk lebih memahami maksud yang terkandung dalam bacaan ini, peserta didik dapat membaca ayat sebelum atau sesudahnya. Guru dapat menuntun peserta didik apabila menemui kesulitan.Kegiatan 1: Curah PendapatGuru menuntun peserta didik dalam memahami pengertian pendidikan melalui curah pendapat dan membedakannya dengan istilah lain yang terkait. Setiap peserta didik bebas mengemukakan pendapatnya dan guru memberi kesimpulan terhadap pernyataan yang diberikan.Kegiatan 2: Menjawab PertanyaanGuru memandu diskusi kelompok dengan pertanyaan mengenai peran orang tua dalam pendidikan keluarga.Kegiatan 3: PenugasanKegiatan 3 adalah evaluasi terhadap materi. Setelah menjelaskan peran keluarga dalam proses sosialisasi dan edukasi, peserta didik diminta memberikan contoh yang konkret dari peran keluarga dalam kedua proses tersebut.Kegiatan 4: Belajar dari TimotiusKegiatan 4 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan sendiri pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah Timotius. Yang perlu ditekankan dari tugas ini adalah bagaimana peran keluarga Timotius sehingga ia menjadi teman sepelayanan Paulus. 54 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKKegiatan 5: PenugasanTugas ini diselesaikan di rumah dengan berdiskusi bersama orang tua. Peserta didik dituntut untuk memberikan penilaian yang kristis terhadap peran keluarganya dalam proses sosialisasi dan edukasi sehingga menjadi bahan pelajaran baginya dalam mempersiapkan diri untuk membentuk rumah tangga pada masa yang akan datang.E. PenilaianPenilaian dalam rangka mengukur tercapainya kompetensi dilakukan dengan mengukur tercapainya semua indikator. Bentuk penilaian berupa tes lisan, penugasan, serta tugas yang diselesaikan di rumah. Guru dapat menilai analisis kritis dari peserta didik dalam mengamati keluarganya sebagai pusat pendidikan. Penilaian juga berlangsung dalam seluruh proses pembelajaran. F. PenutupBagian penutup berisikan kesimpulan, ayat emas yang harus dihafalkan oleh peserta didik, serta bernyanyi, dan berdoa yang dipimpin oleh peserta didik. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 55Penjelasan Bab IIIBertumbuh Sebagai Keluarga AllahBacaan Alkitab: Yohanes 15:1-8; Lukas 8:4-15, Mazmur 1:1-6Kompetensi Dasar:1.1 Mengakui peran Allah dalam kehidupan keluarga.2.1 Mengembangkan perilaku tanggung jawab sebagai wujud dari pengakuan terhadap peran Allah dalam kehidupan keluarga.3.1 Memahami peran Allah dalam kehidupan keluarga.4.1 Bersaksi tentang peran Allah dalam Keluarganya.Indikator:tMenjelaskan makna bertumbuh sebagai keluarga Allah.tMengemukakan pertumbuhan yang terjadi dalam diri peserta didik secara individu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan keluarga.tMemahami dan memaknai berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam KristustMenemukan pesan Alkitab tentang hambatan pertumbuhan dalam Lukas 8:4-15.tMendeskripsikan model pertumbuhan keluarga dengan pertumbuhan pohon. A. PengantarSetiap manusia mempunyai definisi masing-masing tentang keluarga yang berbahagia. Mungkin ada yang berpikir bahwa keluarga yang berbahagia adalah keluarga yang berkecukupan secara ekonomi, bisa makan makanan yang enak-enak, bisa berlibur ke luar negeri, bisa membeli apapun yang diinginkan. Mungkin ada juga yang berpikir bahwa keluarga yang berbahagia adalah keluarga yang terpandang. Sang ayah adalah orang yang mempunyai jabatan tinggi dan dihormati oleh banyak orang, anak-anaknya berpendidikan tinggi dan kemudian bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang tinggi. Masyarakat sekarang cenderung untuk mengukur dan menilai sebuah kebahagiaan dengan apa yang bisa dilihat oleh mata atau materi.56 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKTidak heran jika banyak orang yang bekerja sangat keras, membanting tulang demi menyejahterakan keluarganya. Mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ini bukanlah hal yang salah, namun tidak jarang karena terdesak oleh kebutuhan untuk dipandang sebagai keluarga yang berhasil di mata masyarakat, banyak orang mengambil jalan pintas untuk memperoleh status sosial yang tinggi. Banyak berita di media masa dan elektronik, hampir tiap hari terdapat berita tentang para koruptor. Hal tercela itu dilakukan karena terdesak untuk mengejar kenikmatan duniawi. Semakin banyak uang yang dikumpulkan, semakin mewah rumah yang ditempati, semakin banyak keinginan yang terpenuhi, semakin tinggi pula status sosial yang didapatkan.Dalam ajaran Kristen, yang menjadi dasar kebahagiaan keluarga bukanlah materi, tetapi takut akan Tuhan. Sia-sialah usaha manusia yang mengumpulkan banyak harta duniawi siang dan malam, tapi tidak menempatkan Tuhan dalam hidupnya sebagai prioritas utama dengan bersandar pada kebenaran firman Tuhan, serta bertumbuh makin menyerupai Kristus dalam setiap aspek kehidupannya. B. Uraian Materi1. Keluarga yang BertumbuhBertumbuh berasal dari kata dasar tumbuh, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna, atau sedang berkembang (menjadi besar). Bertumbuh juga bukan hanya soal bertambah banyak, tetapi berkembang dan berbuah. Setiap individu mengalami pertumbuhan yang berbeda, baik secara fisik, intelektual, emosi, sosial, maupun spiritual. Perbedaan inilah yang membuat satu individu dengan individu yang lain unik. Keluarga sebagai sekumpulan individu yang terbentuk dari pernikahan juga mengalami pertumbuhan, misalnya bertambahnya jumlah anggota keluarga (anak), berkembangnya hubungan sosial dalam komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, yakni dalam relasi antara suami-istri, mertua-menantu, maupun orang tua dan anak. Setiap individu akan mengalami pertumbuhan secara terus-menerus. Dalam kehidupan keluarga Kristen, setiap anggota keluarga yang mau bertumbuh bersama syarat utamanya adalah harus berada dalam ajaran Tuhan Yesus Kristus. Paling tidak, ada dua hal yang harus dilakukan supaya keluarga menjadi keluarga yang bertumbuh. Pertama, hidup saling mengasihi dan menghormati. Dalam keluarga, kasih merupakan dasar dan fondasi. Oleh karena itu, mengasihi bukan hanya tugas salah satu anggota keluarga, tetapi semua anggota keluarga agar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 57dapat menciptakan iklim keluarga yang penuh damai. Kedua, percaya pada pemeliharan Tuhan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kecintaan akan materi secara berlebihan telah menjadi budaya dalam masyarakat sekarang ini. Mendewakan harta duniawi atau menjadikan materi sebagai fokus dan dasar kehidupan, pada dasarnya adalah pengingkaran manusia akan Allah, artinya manusia mengingkari bahkan meragukan Allah bahwa Ia sanggup oleh kuasa-Nya untuk memelihara hidup ini. 2. Ciri-Ciri Pertumbuhan Keluarga AllahBertumbuh sebagai keluarga Allah berarti bertumbuh di dalam Kristus, dalam pengenalan akan Allah. Bertumbuh dalam hubungan dengan Kristus mempunyai makna lebih mengenali Dia, lebih mengasihi dan menaati-Nya, dan menjadikan-Nya sebagai pemimpin dan kepala keluarga. Apabila kasih terhadap Tuhan bertumbuh, kita akan mentaati perintah-perintah-Nya. Bertumbuh di dalam Kristus secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan paradigma hidup ke arah Kristus, bertumbuh berarti berubah dan jika tidak ada perubahan, berarti tidak bertumbuh. Beberapa perubahan bisa terjadi secara otomatis dalam diri orang Kristen, misalnya ketika ia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, yaitu perubahan status sebagai anak Allah dan penerimaan warisan rohani yang dikaruniakan Allah (keselamatan oleh pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib). Akan tetapi, pengalaman perubahan hidup dalam kualitas karakter, tingkah laku, perkataan sepenuhnya seringkali hanya sekedar wacana, hanya mengalami sedikit perubahan, bahkan tidak sama sekali. Keluarga Kristen merupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah, yakni untuk menjadi saksi bagi dunia. Karena itu di dalam anugerah Allah kita harus melakukan yang terbaik dalam membangun keluarga yang berkenan kepada-Nya. Keluarga yang berkenan kepada-Nya adalah keluarga yang berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Dia. Seperti pengajaran Tuhan Yesus yang menggambarkan bahwa Tuhan memiliki tujuan yang jelas bagi setiap manusia ciptaan-Nya termasuk keluarga, yaitu agar umat manusia bertumbuh, lalu menghasilkan buah (Yoh. 15:1-8, tentang pokok anggur yang benar). Ciri-ciri untuk bertumbuh dan menghasilkan buah yang berkualitas, diperlukan akar yang kokoh yang mampu memberikan asupan yang baik bagi pertumbuhan. a. Berakar Berakar menunjuk pada pohon dan tanaman lain yang akarnya tertancap jauh di dalam tanah. Akar merupakan bagian dari tumbuhan yang memungkinkan dia untuk bertahan hidup, karena melalui akarlah tanaman menyerap air dan 58 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKzat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari dalam tanah yang dibutuhkan untuk bertumbuh. Akar juga berfungsi untuk memperkuat atau memperkokoh berdirinya satu tanaman. Semakin berakar satu pohon, semakin kuat pohon tersebut, sehingga walaupun angin badai menerpa pohon tidak akan tumbang. Juga, meskipun musim kemarau panjang pohon tidak akan layu dan mati karena akarnya yang tertancap jauh ke dalam tanah tetap dapat menyerap air dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pohon dalam pertumbuhannya. Sama halnya dengan keluarga yang berakar dalam Kristus, sumber kehidupan, keluarga akan mampu menghadapi setiap persoalan hidup yang menerpanya. Persoalan hidup yang dialami keluarga merupakan proses pembentukan iman dari Tuhan dalam hidup manusia agar manusia menjadi semakin kokoh. Dengan akar yang kuat di dalam Kristus dan dengan menjadikan Kristus dasar kehidupan kita, maka iman kita akan semakin teguh karena setiap manusia yang percaya kepada Tuhan tidak bisa terlepas dari proses menuju kedewasaaan dalam iman.Keluarga yang berakar dalam Kristus berarti:1) menjadikan firman Allah sebagai tempat tinggal keluarga. Keluarga perlu terbiasa dengan isi Alkitab, pola-pola, ritual-ritual yang khas dari firman Allah. Berada dalam ‘rumah’ firman Allah berarti keluarga memahami cara pandang kepada dunia dari perspektif iman atau dari sudut pandang kasih Allah; dan2) Keluarga menyampaikan pengalaman iman para leluhur kepada anggota keluarganya. Penekanan bukanlah ikatan biologis, melainkan nilai-nilai kristiani, impian-impian, motif-motif kristiani dari generasi sebelumnya. Hal ini sangat penting dalam proses orang dewasa membentuk kehidupan rohani generasi selanjutnya. b. Bertumbuh Bertumbuh berkaitan dengan masalah perubahan. Tanaman dikatakan bertumbuh apabila ia menampakkan perubahan semakin berkembang, yakni bertambah tinggi dan bertambah besar. Beberapa aspek pertumbuhan dalam keluarga adalah berikut ini.1) Keluarga sebagai tempat bernaung kudus, artinya keluarga memberi perlindungan terhadap nilai-nilai yang merusak budaya keluarga, misalnya kekerasan, perselisihan, pertengkaran, dan sebagainya.2) Keluarga yang menyambut kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menghadirkan simbol atau objek yang dapat mengingatkan kehadiran Allah (salib, gambar Kristen, lagu rohani, dan lain-lain).3) Keluarga yang mencari tuntunan Allah yang dilakukan dalam pertemuan keluarga secara rutin setiap hari.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 594) Keluarga yang menopang kehidupan religius/rohani masing-masing anggota keluarga, misalnya melalui sharing bersama, bincang-bincang, nasihat, kemauan untuk saling mendengarkan, dan sebagainya.Sebagaimana akar yang sehat akan menghasilkan pertumbuhan, demikian juga kehidupan orang percaya seharusnya bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, bertumbuh dalam pengenalan dan pemahaman akan firman Allah, dan bertumbuh dalam pelayanan menyaksikan kasih dan kebaikan Allah. Kunci untuk bertumbuh adalah mempelajari firman Tuhan dan melakukan firman Tuhan dalam hidup sehari-hari sehingga hidupnya akan ditandai dengan integritas. Artinya, apa yang ada di bibirnya akan sama dengan apa yang ada di dalam hati dan perbuatannya. Hambatan yang menyebabkan orang tidak bertumbuh adalah banyak orang Kristen datang beribadah dan sangat senang mendengar khotbah hanya sekedar untuk kepuasan dan kenikmatan intelektual saja, tanpa memiliki sukacita dan kerinduan yang besar untuk mempraktikkannya dalam kehidupan. Tentu saja lebih mudah untuk belajar memahami konsep-konsep kebenaran firman Tuhan daripada mempraktikkan kebenaran itu. Hambatan lain adalah responnya terhadap firman Tuhan, seperti dalam Lukas 8:4-15. c. Berbuah Pertumbuhan tanpa buah adalah tiada guna. Demikianlah Allah menghendaki agar manusia menghasilkan buah. Buah yang dikehendaki Allah dihasilkan oleh manusia adalah melakukan kehendak-Nya sehingga manusia menjadi kesaksian bagi sesama di dunia ini yang mencerminkan kasih Allah. Buah yang dihasilkan dalam keluarga berikut ini.1) Pencerminan kasih Allah dalam kehidupan sebagai perwujudan nyata realisasi keluarga Allah. Dari titik tolak iman keluarga perlu menata pengasuhan fisik, emosi/mental, sosial dan rohani/spiritualitas untuk menyatu dengan Allah. Keluarga mempunyai berbagai kesempatan alamiah yang sangat melimpah untuk mencerminkan kasih Allah sebagai displin rohani.2) Penerimaan dan komitmen yang merupakan suatu kemauan untuk saling menerima tanpa syarat setiap anggota keluarga/pribadi dalam kasih agape. Hal ini sebagai komitmen bersama yang sejati.3) Pengukuhan dan dorongan antara anggota keluarga untuk menemukan kelebihan dan bakat masing-masing agar dikembangkan sebagai karunia Tuhan. Keluarga perlu menerima dan menghargai keunikan masing-masing.60 Buku Guru Kelas XI SMA/SMKKata growth yang berarti pertumbuhan memiliki makna yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga Kristen.GÆGo to God in daily prayer. Artinya, menghadap atau berkomunikasi kepada Allah dalam doa setiap hari.RÆRead God’s word everyday. Artinya, membaca firman Tuhan setiap hari.OÆObey God moment by moment. Artinya, menaati Allah setiap saat.WÆWitness for Christ by our life and word. Artinya, memberi kesaksian tentang Kristus lewat kehidupan dan ucapan kita.TÆTrust God every detail of our life. Artinya, mempercayakan setiap detail kehidupan kita kepada Allah.HÆHolly Spirit: Allow Him to control and empower our daily life and witness. Artinya, membiarkan Roh Kudus mengendalikan serta memberdayakan kehidupan serta kesaksian kita sehari-hari. C. Penjelasan Bahan Alkitab1. Yohanes 15:1-8Pengajaran Yesus tentang pokok anggur yang benar menggambarkan kehidupan umat Allah yang diinginkan oleh Tuhan, yakni berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam Dia. Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar, dan pemilik yang mengurus pohon anggur ini adalah Allah. Tujuan dari setiap pokok anggur ialah untuk berbuah, oleh karena itu pokok anggur tidak dapat dipandang terpisah dari ranting-ranting yang berbuah itu. Pengusaha pokok anggur akan melihat kebergunaan setiap ranting. Satu ranting yang sama sekali tidak berbuah tidak pantas mendapat tempat pada pokok anggur itu, sehingga harus dibersihkan. Dengan demikian, dapat memperbaiki ranting-ranting yang berbuah sedikit. Melalui ajaran ini, kita dapat memahami bahwa manusia tidak dapat bertumbuh dan berbuah kalau tidak berakar di dalam Kristus (ayat 4). Tuhan Yesus mengajarkan perkara yang sama ketika Dia berkata, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku... sebab di luar Aku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 61kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:4,5). Demikian juga kita wajib untuk bergantung dan bersandar kepada Kristus supaya dapat menghidupkan satu kehidupan yang suci, sama seperti cabang bergantung atas batangnya supaya dapat bertumbuh dan berbuah. Kalau terpisah daripada-Nya maka kita tidak dapat hidup. Dengan tinggal di dalam Dia kita dapat tumbuh dengan subur. Dengan menerima hidup dari Dia saja, maka kita tidak akan layu dan akan menghasilkan buah, yakni menjadi kesaksian bagi sesama.2. Lukas 8:4-15Dalam Lukas 8:4-15 serta Matius 13, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur yang menaburkan benih pada empat jenis tanah yang digambarkan sebagai penerima Firman Tuhan. a. Jenis pertama menggambarkan benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang jatuh di pinggir jalan melambangkan orang Kristen yang mendengar firman Tuhan tetapi tidak memiliki tempat dalam hati dan pikirannya, sehingga tidak memperoleh apa-apa. Orang ini hanya datang ke gereja untuk memenuhi kewajiban saja dan tidak memiliki komitmen apa-apa untuk bertumbuh. b. Jenis kedua menggambarkan benih jatuh di tanah berbatuan yang hanya sedikit tanahnya. Hal ini melambangkan seorang Kristen yang hanya memberikan sedikit saja perhatian terhadap Firman Tuhan, ia tidak menyimpan Firman itu dalam hatinya dan tidak mau merenungkannya terus-menerus sehingga tidak bertumbuh dan akhirnya mati. Sedikit saja masalah dan tekanan dalam hidupnya ia akan mundur karena tidak memiliki komitmen dan kesetiaan untuk mengikuti perintah Tuhan, malahan akan marah dan kecewa kepada Tuhan kalau doanya tidak terkabul. c. Jenis ketiga adalah seperti benih yang jatuh di tanah yang penuh semak duri. Hal ini melambangkan orang yang memiliki keinginan untuk bertumbuh, ia sangat senang mendengar Firman dan bahkan sering melayani, tetapi di dalam hatinya juga masih banyak keinginan yang bertentangan dengan Firman Tuhan, mencintai kebenaran dan mencintai dosa pada saat bersamaan. Imannya bertumbuh bersama-sama dengan kekhawatiran dunia, selain itu pesona kekayaan juga sering menghimpitnya hingga tidak bertumbuh atau mati. d. Jenis keempat adalah benih yang jatuh di tanah yang baik. Hal ini menggambarkan orang Kristen yang serius dan sungguh-sungguh terhadap kebenaran Firman Tuhan. Orang seperti ini memberi hati dan pikirannya secara utuh untuk menerima kebenaran serta mempraktikkannya secara Next >