< Previous92Kelas VIII SMP/MTsSemester 2Oksigen yang memasuki alveolus akan berdifusi dengan cepat memasuki kapiler darah yang mengelilingi alveolus, sedangkan karbon dioksida akan berdifusi dengan arah yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat oksigen dan mengangkutnya ke jaringan tubuh. Di dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh, darah mengikat karbon dioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama uap air. Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat kita tuliskan sebagai berikut.O2CO2+H2O C6H12O6(Glukosa)+(Oksigen) (Karbon dioksida) (Uap air)Aktivitas 9.2 Sisa Metabolisme yang Diekskresikan melalui Paru-ParuAyo, Kita LakukanApa yang kamu perlukan?1. 200 mL air kapur (dapat dibuat dari gamping atau dari kapur papan tulis)2. 1 buah sedotan3. 1 buah cermin4. 1 buah gelas kaca Apa yang harus kamu lakukan?1. Embuskan napasmu pada cermin, lalu amatilah apa yang terjadi pada cermin tersebut.2. Siapkan 200 mL air kapur, lalu masukkan ke dalam gelas.3. Siapkan sedotan, lalu tiup air kapur secara perlahan. Hati-hati jangan sampai air kapur tersedot atau terminum. 4. Amati perubahan yang terjadi pada air kapur tersebut. Apa yang perlu kamu diskusikan?1. Ketika kamu mengembuskan napas pada cermin, apakah yang terjadi? Berdasarkan peristiwa tersebut, menurutmu apakah zat yang dikeluarkan pada saat kamu mengembuskan napas?93Ilmu Pengetahuan Alam2. Ketika kamu mengembuskan napas pada air kapur, perubahan apakah yang terjadi pada air kapur? Menurutmu mengapa hal tersebut dapat terjadi?3. Zat apakah yang diperlukan oleh tubuh pada saat bernapas dan zat apa yang dikeluarkan?4. Tulislah reaksi kimia yang terjadi pada saat kita bernapas dan zat yang diekskresikan oleh paru-paru! Apa yang dapat kamu simpulkan?Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kamu lakukan, apa yang dapat kamu simpulkan?4. HatiSelain berperan dalam sistem pencernaan, hati juga berperan dalam sistem ekskresi, yaitu mengekskresikan zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin. Masih ingatkah kamu dari mana bilirubin ini dihasilkan? Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah. Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu hidup antara 100 - 120 hari karena sel darah merah tidak memiliki inti sel dan membran selnya selalu bergesekan dengan pembuluh kapiler darah. Karena tidak memiliki inti sel, sel darah merah tidak dapat membentuk komponen baru untuk menggantikan komponen sel yang rusak. Perhatikan Gambar 9.12!HatiKantung empeduUsus 12 jariSaluran empeduSel-sel hati (hepatosit)Kelenjar empeduVenaArteriSumber: Dok. KemdikbudGambar 9.12 Struktur Anatomi Hati94Kelas VIII SMP/MTsSemester 2Sel darah merah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam hati dan limpa. Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin. Zat besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah tulang untuk digunakan membentuk hemoglobin baru. Globin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan dalam pembentukan`protein lain. Sedangkan hemin diubah menjadi zat warna hijau yang disebut biliverdin. Biliverdin kemudian diubah menjadi bilirubin yang merupakan zat warna kuning oranye. Bilirubin selanjutnya dikeluarkan bersama getah empedu. Getah empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari, kemudian menuju usus besar. Di dalam usus besar bilirubin diubah menjadi urobilinogen. Urobilinogen diubah menjadi urobilin sebagai pewarna kuning pada urine dan sterkobilin sebagai pigmen cokelat pada feses. Perhatikan Gambar 9.13!Sumber: Dok. KemdikbudGambar 9.13 Bagan Proses Pemecahan Sel Darah MerahTahukah Kamu?Setiap hari, sel-sel hati menghasilkan 800-1.000 mL getah empedu. Getah empedu tersusun atas air, garam empedu (garam natrium dan garam kalium), lesitin, kolesterol, pigmen empedu, dan beberapa ion. Apabila getah empedu kekurangan lesitin, garam empedu, atau terlalu banyak kolesterol, maka kolesterol tersebut BiliverdinBilirubinUrobilinogenUrobilinSterkobilinPewarna UrinePewarna FesesProtein LainHeminZat BesiGlobinHemoglobinSel Darah Merahsebagai bahan untuk membentukmembentuk 95Ilmu Pengetahuan Alamakan membentuk kristal menjadi batu empedu. Jika batu empedu terus terbentuk akan menyumbat saluran empedu, sehingga getah empedu tidak dapat dikeluarkan menuju usus halus. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan meminum obat pelarut batu empedu, terapi dengan gelombang ultrasonik maupun sinar laser, dan melalui operasi.Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH3) yang berbahaya jika berada dalam tubuh, menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut dihasilkan dari proses metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut oleh darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Ayo, Kita PahamiGinjal mengeluarkan zat sisa di dalam tubuh. Zat sisa tersebut dikeluarkan dalam bentuk urine yang mengandung air, NaCl (garam), asam urat, urea, dan kreatinin. Empedu diekskresikan dari dalam hati. Keringat diekskresikan dari kulit. Keringat mengandung air, NaCl, sisa metabolisme sel, urea, dan asam. Paru-paru mengekskresikan CO2 dan H2O.Ayo, Kita Pikirkan!Tubuh manusia mensekresikan air melalui organ-organ ekskresi. Tubuh memiliki mekanisme pengaturan tersendiri untuk mengeluarkan air melalui ginjal, kulit atau paru-paru tergantung kondisi lingkungan dan aktivitas yang dilakukan. Perhatikan data tentang keluarnya air dari tubuh pada Gambar 9.14!96Kelas VIII SMP/MTsSemester 2Cuaca NormalCuaca PanasPemasukan air dalam tubuhPengeluaran air dari tubuhPemasukan air dalam tubuhPengeluaran air dari tubuhSumbermLMakananCairanMetabolisme1.0001.200350Total2.550SumbermLUrineFesesKulit1.250100850Total2.550Paru-paru350SumbermLMakananCairanMetabolisme10001200350Total2550SumbermLUrineFesesKulit5001005000Total6300Paru-paru700(sedikit/tidak bekerja)(kerja keras)Sumber: Dok. KemdikbudGambar 9.14 Perbandingan Jumlah Air yang Keluar dari Tubuh pada Lingkungan yang Berbeda1. Apakah penyebab utama hilangnya air pada tubuh dalam kondisi normal? 2. Mengapa pada saat melakukan olahraga atau pada cuaca yang panas tubuh kehilangan air lebih banyak melalui kulit daripada melalui ginjal?3. Apa yang akan kamu lakukan untuk menjaga tubuh tidak dehidrasi (kekurangan air) ketika cuaca panas atau saat melakukan olahraga?B. Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau MenanggulanginyaAyo, Kita PelajariIstilah Penting Berbagai gangguan sistem ekskresi dan upaya mencegah atau menanggulanginya Nefritis Albuminaria Batu Ginjal Hematuria Diabetes Insipidus Biang keringatMempelajari materi ini akan membantumu mengetahui beberapa gangguan pada sistem ekskresi, sehingga kamu dapat mencegah terjadinya gangguan tersebut dan berupaya menjaga kesehatan organ-organ ekskresi. Mengapa Penting?97Ilmu Pengetahuan AlamApakah organ ekskresimu bekerja dengan baik? Coba periksa kesehatan ginjalmu. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kegiatan berikut.Aktivitas 9.3 Uji Kandungan Gula dan Protein dalam UrineAyo, Kita Lakukan Apa yang kamu perlukan?1. Urine 2. Tabung reaksi (satu tabung per sampel uji) 3. Rak tabung reaksi 4. Pipet tetes 5. Kertas label 6. Kaki Tiga7. Pembakar spiritus8. Penjepit tabung reaksi 9. Termometer10. Gelas Kimia 11. Air panas12. Reagen Benedict13. Reagen Biuret a. Uji Kandungan Gula dalam UrineReagen Benedict pada umumnya digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung gula. Reagen ini berwarna biru jernih. Setelah sampel yang diuji ditetesi reagen Benedict, akan terjadi perubahan warna. Apabila sampel berubah warna menjadi biru kehijauan atau kuning berarti bahan makanan tersebut mengandung sedikit gula. Apabila berwarna merah bata berarti bahan makanan tersebut banyak mengandung gula. Reagen ini juga dapat digunakan untuk menguji apakah di dalam urine juga terkandung gula. Jika dalam urine mengandung gula, berarti ada gangguan pada kerja ginjal.98Kelas VIII SMP/MTsSemester 2 Apa yang harus kamu lakukan?1. Masukkan 40 tetes (2 mL) sampel urine ke dalam tabung reaksi, dan beri label setiap sampel. Berhati-hatilah agar urine tidak tumpah atau mengenai bajumu!2. Tambahkan 10 tetes larutan Benedict pada masing-masing tabung reaksi!3. Panaskan tabung reaksi dalam beker gelas yang berisi air bersuhu 40-50°C selama lima menit dengan menggunakan penjepit tabung reaksi. Berhati-hatilah dalam melakukan prosedur ini. 4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada urine dalam tabung reaksi!5. Pada waktu akan mematikan pembakar spiritus, janganlah ditiup! Tetapi lakukan dengan menutup pembakar spiritus dengan penutupnya.6. Cucilah tanganmu dengan sabun segera setelah praktikum selesai.b. Uji Kandungan Protein dalam UrineReagen Biuret pada umumnya digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein pada bahan makanan. Reagen Biuret berwarna biru, yang apabila bereaksi dengan protein akan berubah warna menjadi ungu. Reagen Biuret juga dapat digunakan untuk menguji keberadaan protein dalam urine. Apa yang harus kamu lakukan ?1. Masukkan 40 tetes (2 mL) sampel urine ke dalam tabung reaksi, dan beri label setiap sampel. Berhati-hatilah agar urine tidak tumpah atau mengenai baju!2. Tambahkan 3 tetes reagen Biuret untuk masing-masing tabung! Kocok perlahan-lahan untuk mencampur!3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi!99Ilmu Pengetahuan AlamData pengamatanCatatlah data pengamatan kamu dengan cermat dan teliti sesuai dengan hasil praktikum pada Tabel 9.1.Tabel 9.1 Hasil Pengujian Kandungan Beberapa Zat dalam UrineSampel Urine dari SiswaWarna yang Terbentuk Saat Uji GlukosaWarna yang Terbentuk Saat Uji ProteinApa yang perlu kamu diskusikan?1. Apa yang kamu ketahui tentang kandungan yang ada pada urine manusia?2. Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, kelainan apa yang mungkin terjadi jika urine mengandung gula?3. Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, kelainan apa yang mungkin terjadi jika urine mengandung protein?4. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menjaga ginjalmu tetap sehat?Apa yang dapat kamu simpulkan?Berdasarkan praktikum dan diskusi yang telah kamu lakukan, apa yang dapat kamu simpulkan?Setelah kamu melakukan Aktivitas 9.3, bagaimanakah kondisi ginjalmu? Mudah-mudahan ginjalmu dalam kondisi yang sehat. Apabila organ-organ ekskresi tidak kamu jaga dengan baik maka akan muncul beberapa gangguan. Berikut ini beberapa gangguan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia. 100Kelas VIII SMP/MTsSemester 21. NefritisNefritis adalah penyakit rusaknya nefron, terutama pada bagian-bagian glomerulus ginjal. Nefritis disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus. Nefritis mengakibatkan masuknya kembali asam urat dan urea ke pembuluh darah (uremia) serta adanya penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air yang terganggu (edema). Upaya penanganan nefritis adalah dengan proses cuci darah atau pencangkokan ginjal. Perhatikan Gambar 9.15!2. Batu GinjalBatu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuknya endapan garam kalsium di dalam rongga ginjal (pelvis renalis), saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan kekurangan minum air serta sering menahan kencing. Upaya mencegah terbentuknya batu ginjal adalah dengan meminum cukup air putih setiap hari, membatasi konsumsi garam karena kandungan natrium yang tinggi pada garam dapat memicu terbentuknya batu ginjal, serta tidak sering menahaan kencing. Batu ginjal yang kecil dapat saja keluar melalui urine, tetapi seringkali menyebabkan rasa sakit. Batu ginjal berukuran besar memerlukan operasi untuk mengeluarkannya. Perhatikan Gambar 9.16!Tahukah Kamu?Tahukah kamu bahwa vitamin C dengan dosis tinggi akan meningkatkan risiko batu ginjal, karena sebagian vitamin C yang tidak diserap tubuh akan dikeluarkan melalui urine sebagai oksalat. Sumber: vet.uga.eduGambar 9.15 Ginjal Penderita NefritisSumber: vet.uga.eduGambar 9.16 Kristal (Batu) dalam Ginjal101Ilmu Pengetahuan AlamOksalat adalah salah satu komponen pembentuk batu ginjal. Oleh karena itu, jumlah vitamin C yang masuk dalam tubuh harus sesuai dengan kebutuhan. 3. AlbuminuriaAlbuminuria merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya keruVakan pada JlRmeruluV \anJ Eerperan dalam prRVeV filtraVi sehingga pada urine ditemukan adanya protein. Albuminuria dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam tubuh sehingga memperberat kerja ginjal, mengonsumsi terlalu banyak protein, kalsium, dan vitamin C dapat membuat glomerulus harus bekerja lebih keras sehingga meningkatkan risiko kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah albuminuria adalah dengan mengatur jumlah garam dan protein yang dikonsumsi, serta pola hidup sehat untuk mengatur keseimbangan gizi. 4. HematuriaHematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel-sel darah merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan dengan batu ginjal. Hematuria juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Upaya pencegahan hematuria dapat dilakukan dengan segera buang air kecil ketika ingin buang air kecil, membersihkan tempat keluarnya urine dari arah depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur, serta banyak minum air putih. Ketika seseorang sakit hematuria, maka penanganan yang diberikan adalah dengan memberi antibiotik untuk membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.5. Diabetes InsipidusPenyakit ini disebabkan karena seseorang kekurangan hormon ADH atau hormon antidiuretik. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap air yang masuk ke dalam tubuh, sehingga penderita akan sering buang air kecil secara terus menerus. Upaya penanganan Next >