< PreviousKELAS XI SMA/MA/SMK/MAK134SEMESTER 11. Kamu telah melakukan aktivitas penerapan dengan mengamati, mengidentifikasi fungsi, bentuk, jenis, dan nilai estetis tari kreasi. 2. Buat tulisan tentang ciri tari klasik, ciri tari rakyat dan ciri tari kreasi di daerahmu! 3. Tulisan maksimum 50 kata berdasarkan hasil pengamatan satu tari klasik, rakyat dan tari kreasi dari daerah lain!E. Uji Kompetensi1. Uji Kompetensi PenampilanKamu telah mengetahui dan memahami cara mengeksplorasi karya tari kreasi. Lakukan gerak tari secara berkelompok, secara rampak berdasarkan gerak yang kamu pilih.Berikan penilaian secara bergantian dengan menggunakan tabel berikut ini! (penilaian bermain secara berkelompok).No.Aspek yang dinilaiSkor PenilaianABCD86 – 10076 - 8566 - 7556 – 651.Penerapan gerak tari yang berfungsi sebagai upacara2.Penerapan gerak tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi3.Penerapan gerak tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis4.Penerapan gerak tari yang memiliki konsep klasik, rakyat, dan kreasi5.Penerapan gerak tari yang menggunakan iringanKeterangan:A. Jika gerakan yang dilakukan > 5 gerakanB. Jika gerakan yang dilakukan 3 – 4 gerakanC. Jika gerakan yang dilakukan 2 gerakanD. Jika gerakan yang dilakukan 1 gerakanSENI BUDAYA1352. Uji Kompetensi SikapUraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada butir pertanyaan berikut!a. Membandingkan jenis tari kreasi dari daerah lingkungan kamu dengan daerah lain.b. Menjelaskan fungsi tari.c. Mengenal tari kreasi dari daerah lingkungan kamu dengan daerah lain.d. Membandingkan nilai estetis dalam gerak dan busana tari kreasi dari daerah lingkungan kamu dengan daerah lain.RangkumantFungsi tari di Indonesia: sebagai upacara, hiburan pribadi, dan penyajian estetis. tJenis tari di Indonesia: klasik, rakyat, dan kreasi.tMusik Iringan: Internal dan Eksternal.RefleksiKeindahan dan keberagaman tari kreasi Indonesia tiada tandingannya, sangat membanggakan dan mengagumkan yang senantiasa harus dijaga sebagai pemersatu bangsa Indonesia.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK136SEMESTER 1Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:1. mengidentifikasi konsep teknik dan prosedur pemeranan seni teater sesuai kaidah seni teater modern,2. melakukan latihan teknik dan prosedur pemeranan seni teater sesuai kaidah seni teater modern,3. menerapkan teknik pemeranan seni teater sesuai kaidah seni teater modern, dan4. mendeskripsikan karakter tokoh pemeranan seni teater sesuai kaidah seni teater modern.Amatilah gambar berikut dengan seksama!1. Apakah kamu pernah melihat pementasan teater modern?2. Apakah kamu pernah melihat bentuk pentasnya?3. Bagaimana perbedaannya, dengan teater yang kamu kenal?4. Bagaimana pendapatmu setelah melihat gambar berikut ini?KONSEP TEATER MODERNBAB12SENI BUDAYA137A. Pemeranan Seni Teater ModernTeori tentang pemeranan atau akting telah banyak ditulis. Tetapi secara keseluruhan, pada intinya akting adalah peri pelakuan yang dilakukan oleh seseorang (aktor) untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain itu yakin pada apa yang dilakukannya. Jadi, jelaslah bahwa akting bukanlah peri pelakuan biasa yang secara wajar dilakukan oleh setiap orang dalam peri pelakuan sehari-hari. Akting adalah peri pelakuan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang (pemeran) untuk bisa meyakinkan orang lain.Di dalam kehidupan sehari-hari, apa yang dilakukan oleh seorang penipu terhadap korbannya dengan cara yang meyakinkan, sehingga korbannya tertipu, pada hakikatnya, itu juga akting. Tetapi akting semacam itu tidak disukai. Sedangkan akting di dalam sebuah kegiatan kesenian tidak hanya dituntut untuk bisa meyakinkan orang saja, tetapi orang yang diyakinkan itu menyukainya. Di sinilah letak peranan akting di dalam kesenian.Seorang pelukis bekerja dengan kanvas, cat dan kuas. Seorang pematung bekerja dengan kayu, batu, gips dan besi. Seorang sastrawan bekerja dengan pena dan kertas. Sedangkan aktor melalui peragaan alat-alat tubuhnya, mencakup roh dan jiwa yang diekspresikan dalam tindak perbuatan dan peri perlakuan yang aktif.Oleh karena itu, agar alat-alat tubuhnya mampu berekspresi dengan baik, maka aktor harus menjalani jenjang-jenjang pemahiran, pelenturan, pemekaan, dan penangkasan atas alat-alat akting tersebut. Jenjang-jenjang itu adalah latihan-latihan dasar yang merupakan tahap perdana sebelum latihan-latihan dengan naskah yang mengurai peran dengan berbagai sifat, tabiat karakter, perangai dan perilaku.Pada hakikatnya ada dua macam akting, yaitu akting presentasional dan akting representasional. Yang dimaksud dengan presentasional adalah akting di mana pemeran memadukan tubuh-roh-jiwa dari karakter yang ada di dalam naskah, ke dalam dirinya. Sehingga menghasilkan mutu akting yang wajar-indah-tepat. Sebagaimana yang diacu oleh metode realisme Konstantin Stanislavski. Sedangkan akting representasional adalah lawan dari presentasional, yaitu bentuk sajian teater yang paling tua, dan bertahan hingga kini dalam sejumlah sajian teater tradisional yang menitik beratkan pada gerakan-gerakan lahiriah tanpa merinci detail gerakan-gerakan batin.Di dalam pertunjukan teater, seorang pemeran tidak hanya dituntut untuk menjadi karakter peran yang dia mainkan, tetapi juga suaranya harus terdengar oleh seluruh penonton. Semua itu harus wajar dan meyakinkan. Karena itulah, seorang pemeran harus melatih suara dan tubuhnya, termasuk pikiran dan perasaannya. Melalui suara dan tubuhnyalah seorang pemeran berkomunikasi. Dengan suara dan tubuhnya, yang terdiri dari bagian-bagian, pemeran harus mampu bercerita. Ceritanya ini harus dapat meyakinkan penonton. Banyak yang dituntut dari segi suara dan tubuh. Sebanyak tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Bagi seorang pemeran teater, kondisi suara dan tubuh yang lentur menjadi syarat utama. Pemeran tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bagai seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Tidak perlu baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan tubuh bagaikan seorang pesenam. Suara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai kebutuhan watak yang diperankan. Pemeran bisa bersuara cempreng, bertubuh kurus tinggi, pendek gemuk, besar tegap atau sedang-sedang saja dan berbagai bentuk suara dan tubuh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK138SEMESTER 1Akan tetapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak. Sebaiknya suara dan tubuhnya siap pakai dalam kondisi seperti apa pun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak, kemampuan untuk berpartisipasi dengan seluruh tubuhnya, atau kesanggupan untuk bersikap tidak melawan, dan berbagai sikap serta perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Ini semua harus wajar, jelas dan tegas. Untuk itulah pemeran dituntut untuk senantiasa melatih suara dan tubuhnya.1. Latihan Teknik PemerananSalah satu usaha untuk itu ialah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Kemudian kita bertanya, dapatkah suara dan tubuh diolah? Kalau seorang aktor mau melihat pada suara dan tubuhnya sebagaimana seorang seniman keramik melihat tanah liat. Maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Sebagaimana si seniman keramik, menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduknya dan diremas-remas sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Demikian pula sikap pemeran terhadap suaranya dan tubuhnya.a. Olah SuaraSuara pemeran teater menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan suara pemeran di film atau di sinetron. Karena suara pemeran teater tidak hanya dituntut terdengar oleh lawan main saja, tetapi juga harus terdengar oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual baik, kalau suara pemerannya tidak cukup terdengar, maka penonton tidak dapat menangkap jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, kalau ucapan pemerannya cukup terdengar oleh penonton, maka penonton masih bisa menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut. Ini menunjukkan bahwa, suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya tercapai, pemeran teater harus melatih;1) Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkan cukup terdengar.2) Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang ia ucapkan bisa ditonjolkan.3) Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang ia ucapkan cukup terdengar oleh seluruh penonton.Melatih Kejelasan Ucapan1. Latihan berbisik: Dua orang berhadapan, membaca naskah dalam jarak dua atau tiga meter, dengan cara berbisik.2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat dan lambat: “sengseng tengtes sresep brebeeet … maka para tukang sulap mengeluarkan kertas warna-warni dari mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah popcorn, pizza, kentucky, humberger di rumah-rumah makan eropa-amerika dan membuat jamur dari air-liurnya pada kertas panjang yang menjulur bagai lidah sungai menuju jalan layang bebas hambatan, kemudian melilit bangunan-mangunan mewah di sekitar pondok indah cinere bumi serpong damai pantai indah kapuk pluit pulomas sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas …”SENI BUDAYA139Melatih Tekanan UcapanTekanan ucapan ada tiga macam:1. Tekanan DinamikTekanan Dinamik ialah keras-pelannya ucapan. Gunanya untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat. Contohnya:“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya, bukan hari senin atau hari selasa).“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya, bukan adik saya atau kakak saya).“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya bukan ke toko pakaian atau ke toko makanan).2. Tekanan TempoTekanan Tempo ialah cepat-lambatnya ucapan, gunanya sama dengan tekanan dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat.Contohnya:“Ha-ri ming-gu saya ke toko buku” “Hari minggu sa-ya ke toko buku”“Hari minggu saya ke to-ko bu-ku”3. Tekanan NadaTekanan nada merupakan lagu daripada ucapan, contohnya:“Wah, kamu pandai sekali!”“Gila, ternyata dia bisa menjawab pertanyaan yang sesulit itu!”Melatih Kerasnya UcapanTeknik ucapan pemeran teater lebih rumit dibanding dengan teknik ucapan bagi pemeran film atau sinetron. Ucapan pemeran teater tidak hanya dituntut jelas dan menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan saja, tetapi juga harus keras, karena ucapan pemeran di dalam pertunjukan menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk itu kerasnya ucapan harus dilatih. Adapun cara melatihnya bisa dengan berbagai macam cara. Di antaranya:1. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 meter atau 20 meter. Dalam latihan ini, yang harus selalu dipertanyakan ialah:a. Sudah jelaskah?b. Sudahkah menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan?c. Dan pertanyaan yang terpenting, sudah wajarkah?2. Latihan menggumam. Gumaman harus stabil dan konstan. Kemudian gunakan imajinasi dengan mengirim gumaman ke cakrawala. Bayangkan “gumaman” yang dikeluarkan lenyap di cakrawala.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK140SEMESTER 1Ketiga teknik ucapan di atas (kejelasan ucapan, tekanan ucapan, dan kerasnya ucapan), pada dasarnya adalah satu kesatuan yang utuh ketika pemeran sedang berbicara atau berdialog. Ketiganya saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih ketiga teknik ucapan di atas, sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengendurkan urat-urat pembentuk suara, urat-urat leher, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh.b. Olah TubuhBentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan jalan memperlihatkan kepribadian kita. Motivasi-motivasi kita untuk melakukan gerak lahir dari sumber-sumber fisikal (badaniah), emosional (perasaan), dan mental (pikiran), dan setiap tindakan (action) kita berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati (impuls). Banyak sekali interaksi atau pengaruh timbal-balik dan perubahan urutan yang tak habis-habisnya. Tubuh kita kedinginan dan bergetar, kita merasakan dingin dan sengsara, maka kita berkata “dingin”.Pengalaman badaniah kita memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita. Kita diliputi kegembiraan, maka kita melompat, menari dan menyanyi. Aliran perasaan yang meluap meledak ke dalam bentuk aktivitas badaniah. Seorang pemeran tidak akan bergerak demi gerak itu sendiri dan tidak membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari diri pemeran diminta agar menari, maka ia akan melakukannya sebagai karakter peran tertentu, pada waktu, tempat dan situasi tertentu. Latihan olah tubuh bagi seorang pemeran adalah suatu proses pemerdekaan.Tulang punggung dapat menyampaikan pada para penonton berbagai kondisi yang kita alami, apakah lagi tegang atau tenang, letih atau segar, panas atau dingin, tua atau muda, dan ia juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis bagian-bagian tulang punggung terdiri dari:a. 7 buah ruas tulang tengkuk,b. 12 buah ruas tulang belakang,c. 5 buah ruas tulang pinggang,d. 5 buah ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor.Atau rinciannya sebagai berikut.a. Leher.b. Bagian bahu dan dada tulang punggung.c. Tulang punggung bagian tengah.d. Bagian akar, dasar atau ekor tulang punggung.Sumber: Dok. Teater Tanah AirGambar 12.3 Latihan Olah Tubuh, (Menjatuhkan kepala ke belakang).SENI BUDAYA141Latihan kepala dan leher1. Jatuhkan kepala ke depan dengan seluruh bobotnya dan ayunkan dari sisi ke sisi.2. Jatuhkan kepala ke kanan, ayunkan ke arah kiri melalui bagian depan, ayunkan ke arah kanan melalui punggung.3. Lakukan latihan yang sama untuk “bahu”.4. Untuk tangan dan kaki, gunakan variasi rentangan.Latihan tubuh bagian atasBerdiri dengan kedua kaki sedikit direnggangkan dengan jarak antara 60 sentimeter. Tekukkan lutut sedikit saja. Benamkan seluruh tubuh bagian atas ke depan di antara kedua kaki. Biarkan tubuh bagian atas bergantung seperti ini dan berjuntai-juntai beberapa saat. Tegakkan kembali seluruh tubuh melalui kerakan tuas demi ruas, sehingga kepalalah yang paling akhir mencapai ketinggiannya dan seluruh tulang punggung melurus. Dengan cara yang sama, coba membongkokkan tubuh ke kiri, ke kanan, dan ke belakang.Latihan pinggul, lutut dan kaki1. Berdiri tegak dan rapatkan kaki. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak.2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain julurkan ke depan. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak. Ganti dengan kaki yang lain.3. Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buat berbagai variasi dengan konsentrasi pada lutut.Seluruh batang tubuh1. Berdiri dan angkat tangan kita ke atas setinggi-tingginya, regangkan diri bagaikan sedang menguap keras merasuki seluruh tubuh. Ketika kita mengendurkan regangan tubuh berdesahlah dan lemaskan diri sehingga secara lemah lunglai mendarat di lantai. Jangan mendadak, tetapi biarkanlah bobot tubuh kita sedikit demi sedikit luruh ke bawah/ke lantai.2. Pantulkan diri dan goyangkan lengan-lengan, tangan-tangan, lutut, kaki dan telapak kaki ketika berada di udara. Keluarkan teriakan singkat ketika kita memantul.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK142SEMESTER 1Berjalan1. Mengakukan tulang punggung dan rasakan betapa langkah yang satu terpisah dari langkah lainnya.2. Mendorong leher ke depan.3. Mengangkat dagu.4. Menunduk/menjatuhkan kepala ke depan.5. Mengangkat bahu tinggi-tinggi.6. Menarik bahu ke belakang.7. Menjatuhkan atau membungkukkan bahu ke depan.8. Sambil menggerak-gerakkan tangan pada siku-sikunya.9. Memantul-mantulkan diri dari kaki ke kaki.10. Dengan membengkokkan telapak kaki ke atas dan bertumpu pada tumit-tumit kaki.11. Mencondongkan seluruh tubuh ke belakang dan perhatikan betapa ini meninggalkan berat bobot tubuh di belakang ketika kita melangkah maju.SENI BUDAYA143BerlariBerlari dan tarik napas. Hembuskan napas ke depan sambil mengeluarkan suara “haaaa” sepanjang kemampuan napas yang dikeluarkan. Kemudian, berbalik ke tempat ketika berhenti, lalu tarik napas dan ulangi gerak lari yang sama. Gerakan dan suara akan membentuk ungkapan atau ucapan yang selaras. Tarik napas dalam-dalam, ketika mengeluarkan napas larilah mundur sambil membungkukkan tubuh bagian atas ke depan.Melompat1. Berlari menuju ke suatu lompatan. Rasakan betapa sifat memantulnya berat tubuh mengangkat kita.2. Ayunkan kedua kaki sebebas-bebasnya dan lompatlah lebih tinggi lagi.Seluruh rangkaian latihan olah tubuh ini dilakukan dengan menggunakan imajinasi (pikir dan rasa), dan bisa diberi variasi dengan membunyikan musik instrumentalia.2. ImprovisasiImprovisasi adalah penciptaan spontan atau pertunjukan yang dilakukan tanpa persiapan/ dirancang terlebih dahulu. Adegan-adegan berlangsung tanpa direncanakan sebelumnya. Latihan improvisasi ini penting bagi pemeran untuk melatih daya inisiatif, daya inovatif, dan daya kreatif. atau setidak-tidaknya dapat membantu menghilangkan rasa malu dan keraguan terhadap diri pemeran.Dengan melaksanakan latihan-latihan improvisasi, pemeran nantinya juga dapat mengatasi berbagai persoalan yang terjadi saat pertunjukan berlangsung. Misalnya, ketika pemeran atau lawan main lupa dialog, pemeran dapat mengatasinya, sehingga penonton tidak tahu, bahwa Next >