< PreviousKELAS XI SMA/MA/SMK/MAK174SEMESTER 1FATIMAHApa loe bilang?! Gue jambak loe!(MERKA BERGULAT SALING JAMBAK, OTONG DAN ANEN BERSUSAH PAYAH MEMISAHKAN MEREKA. DAN AKHIRNYA MEREKA TERLEPAS SETELAH IKAH BERHASIL MENAMPAR FATIMAH, LALU DENGAN MARAH FATIMAH MERONTA DARI GENGGAMAN ANEN IA BERHASIL MENCAKAR IKAH YANG DIPEGANG OTONG FATIMAH TERLEPAS DAN MEMUKUL IKAH SAMPAI ROBOH, ANEN MEMBURU TETAPI TERLAMBAT, LALU ANEN DENGAN MARAH MERENGGUT FATIMAH DENGAN KERAS)FATIMAHHabis dia yang memukul duluan!ANENLihat tuh! Apa yang telah kau perbuat padanya itu?!(OTONG MEREBAHKAN IKAH DI KURSI)FATIMAHPasti membela dia! Selalu membela dia! Tak pernah bela aku laki-laki macam apa itu!ANENDiam! Tutup mulutmu!FATIMAHAku benci! Aku benci kau! Aku benciiiiii … !!!ANENTutup mulut kataku! Atau kuremas-remas mulutmu nanti!OTONG(MELIHAT FATIMAH LALU MENINGGALKAN IKAH DAN MEMBURU ANEN) Kau jangan gila! Jangan seenaknya saja sama Fatimah!ANENDiam! Kau jangan turut campur! Ini urusan pribadi!FATIMAHLihat! Otong lebih ksatria dari pada kau! Dia mau membelaku.OTONG(KEPADA ANEN) kau jangan coba-coba sentuh Fatimah, yah!ANENAku bilang kau jangan ikut campur!OTONGApa? Rasain nih! (MEMUKUL ANEN SAMPAI RUBUH)FATIMAH(BANGKIT DAN MEMELUK OTONG) Otong … ! kau telah menyelamatkan aku. Kau baik sekali! Kau … (MENANGIS)SENI BUDAYA175(SEMENTARA ANEN JATUH IKAH LALU BANGKIT DAN BERLUTUT DI SAMPING ANEN)IKAH(MENANGIS) Anen! Anen! Kamu tidak apa-apa bukan? Bukalah matamu! Aku cinta padamu … !ANEN(BANGKIT LALU MENYINGKARKAN TANGAN IKAH) Pergi! Pergi! Jangan sentuh aku lagi!(IKAH DENGAN ANGKUHNYA BANGKIT DAN PERGI KE JENDELA, ANEN DUDUK DI LANTAI DAN TERMANGU)OTONGTapi kau masih bertunangan dengan Anen bukan?FATIMAHTidak! Aku benci padanya! Aku tak ingin melihat lagi seumur hidupku! (MEMBUKA RINGNYA DAN MELEMPARKAN KEPADA ANEN) Ini! Aku kembalikan barangmu!OTONGBagus! Mari kita pergi!(MEREKA PERGI DAN KETIKA MEREKA SAMPAI DI PINTU ANEN TERSENTAK DAN MEMANGIL)ANENHai! Tunggu dulu!FATIMAHKau jangan bicara dengan aku lagi!ANENAku tak bicara dengan kau!OTONGKau pun tak usah bicara lagi dengan aku! Kau telah menghina gadis yang amat kucintai!FATIMAH(GEMBIRA MENATAP OTONG) Jadi … jadi kau mencintai aku, Otong?OTONGBenar sayang, aku sungguh-sungguh mencintaimu!FATIMAH(MEMELUK OTONG) Oh! Kenapa tidak kau ucapkan dari dulu-dulu cintamu itu, Tong?OTONG(MALU-MALU) Habis … habis, aku takut, tapi sekarang kau sudah tahu aku cinta padamu?KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK176SEMESTER 1ANEN(MASIH DI LANTAI) Wah … hebat! Kalau begitu aku bisa ucapkan selamat pada kalian!FATIMAH(DINGIN) Mari kita segera pergi, sayang … di sini suasananya sangat memuakkan.OTONGMari (MEREKA PERGI SAMBIL BERPELUKAN).(ANEN BANGKIT DAN MEMBERSIHKAN PAKAIANNYA DARI DEBU DAN IKAH TETAP BERDIRI DENGAN ANGKUHNYA MEMBELAKANGI ANEN.ANENNah, kau sekarang telah betul-betul menghancurkan hidupku, semoga kau puas nona New York!IKAH(MEMBALIK) Aku? Aku menghancurkan hidupmu?! Justru sebaliknya kau yang telah menghancurkan hidupku!ANEN(MENDEKAT) Kau betul-betul harus dihajar!IKAH(MUNDUR) Jangan dekat-dekat aku! Kau anak berandalan!ANENJangan kuatir, aku tak akan menyentuhmu sama sekali bahkan dengan tongkat sepanjang tiga meter pun aku tak akan sudi menyentuhmu!IKAHDan aku tak akan sudi menyentuh kulitmu sekalipun dengan tongkat sepanjang tiga meter setengah! ANENBaru satu tahun saja tinggal di New York sudah belagu! Mentang-mentang dari Amerika, tidak mau kenal lagi sama teman sekampung norak loe!IKAHBaru satu tahun saja aku meninggalkanmu, kau sudah serong! Lelaki macam apa kau ini?! Coba ingat, waktu kau mengikrarkan pertunangan kita, kau bersumpah mati kepadaku. Kau berjanji akan menantikan aku, dan aku percaya sekali kepadamu! Tapi buktinya? Apa kau yang belagu! Banyak tingkah! Sok jadi play boy. ANENLalu apa yang kau tangisi sekarang? (MENIRU GAYA IKAH) Lupakanlah! Itulah gaya New York. Tak ada sesuatu pun yang harus dihadapi dengan berkerut dahi, tak ada sesuatupun yang harus kita selesaikan secara berlebihan kita jangan terlalu banyak membuang waktu dan energi.SENI BUDAYA177IKAHOh … Anen sudahlah … aku menyesal …!ANENDan kuharap kau bisa mengerti akan maksudku, bahwa kini, tak ada lagi yang bisa kita bicarakan tentang sebuah pertunangan antara kita dulu, dan kau tahu, bahwa kita tidak akan bisa melangsungkan pernikahan kita, karena itu hanyalah akan merupakan pemblasteran belaka. Bayangkan bagaimana mungkin seorang penduduk New York menikah dengan seorang laki-laki dari Jelambar! Itu hanya akan menjadi sebuah lelucon dunia saja!IKAHAnen … sudahlah! Hentikan lelucon ini! Aku menyesal! Betul-betul itu hanyalah ketololan saja! Kau mau memaafkanku bukan?ANENTidak! Tidak segampang itu kau meminta maaf! Aku senang, senang sekali melihat makhluk macam apa sebenarnya kau ini!IKAH(MENDEKAT TAKUT) Oh, Anen! Kau keliru! Kau salah! Aku sesekali bukanlah orang yang semacam itu! Aku tak seburuk apa yang kau kira barusan.ANENApalah artinya orang, bagiku? Itu hanya istilah yang nisbi belaka, bah!IKAHBenar, Anen. Begitulah hal-hal yang telah diucapkan Francesca, hal-hal yang bodoh dan pandir, tetapi Francesca sudah tak ada lagi sekarang, dan gadis yang sekarang ada dihadapanmu ini adalah Ikah, tunanganmu yang dulu!ANENDan dengan pakaian yang amat menggelikan ini?IKAH(MEMPERHATIKAN DAN MELURUSKAN BAJUNYA) Oh … inikan hanya bungkusnya doang, Anen, tetapi dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku ini hanyalah seorang gadis Jelambar saja yang mencintai setengah mati kekasihnya, seorang pemuda dari Jelambar.ANENWah … wah … wah …!IKAHBetul, Anen! Aku ini Ikah yang sungguh-sungguh, bukan Ikah yang jadi-jadian! Kau masih ingat padaku bukan? Ketika kita sama-sama berenang di empang waktu anak-anak? Dan kini aku telah kembali untukmu Anenku sayang!ANENDan kalau aku tidak salah ingat, aku dulu pernah bertunangan dengan seorang gadis Jelambar bernama Ikah.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK178SEMESTER 1IKAHBenar, dan hingga kini pun aku masih bertunangan dengan dia.ANEN(BERUBAH SEPERTI WAKTU LALU) Selamat datang, Ikah! Wah, bagaimana dengan perjalananmu yang jauh dari seberang lautan?IKAHWah! Sungguh-sungguh memuakkan, kekasihku! Dan aku tak bisa tenang sebelum menginjak tanah Jelambar.ANENMenyenangkankah tinggal di New York selama setahun?IKAHKampung ini selalu lebih menyenangkan dari pada di Amerika!ANENLalu kenapa surat-suratku tidak pernah kau balas?IKAH(SETELAH BERPIKIR SEJENAK) Ah … si Francesca menyuruhku selalu tak pernah mengijinkan aku untuk membalasnya.ANENSungguh gadis itu! Untung sekarang sudah …(DARI LUAR BI ATANG MEMANGGIL MANGGIL! “FRANCESCA”! “FRANCESCA”! MEREKA DIAM, BERPANDANGAN, LALU BERHAMBURLAH TAWA MEREKA)BI ATANG(MUNCUL DARI DALAM) Frances … eh Anen, kau masih di sini, oh ya Francesca, jangan marah, aku tak dapat menemukan seledri kesukaanmu.IKAHAh nggak apa-apa Nyak! Aku memang nggak suka seledri!BI ATANGLho! Katamu kau tidak akan bisa hidup tanpa seledri!ANEN(BANGKIT) Iya, itu kan Francesca. Francesca sekarang sudah mati, sedang yang ada di muka Bibi sekarang ini adalah Ikah, gadis Jelambar yang denok.BI ATANGTapi … Francesca itu kan Ikah juga …IKAHOh … Bukan Nyak, aku ini Ikah! Bukan Francesca!SENI BUDAYA179BI ATANG(MENATAP KEDUA ANAK ITU YANG TERSENYUM-SENYUM LALU MENGANGKAT TANGAN DAN MASUK KE DALAM) Yah … apa boleh buat tapi aku menyerah!(DARI TETANGGA TIBA-TIBA TERDENGAR SEBUAH LAGU BARAT, KEMUDIAN IKAH TERTAWA DAN MENGIKUTI ALUNAN LAGU ITU).IKAH(KUMAT LAGI) Lagu ini! Amboi! Betapa indahnya kengan-kenangan yang merasuki pembuluh-pembuluh nadiku ini … kudengar lagu ini untuk pertama kalinya di New York pada pertunjukkan Eddie Condens … !ANEN(MEMPERINGATKAN DENGAN TELUNJUKNYA) Nah, nah nah ya, kambuh lagi! Kesurupan lagi kan?!IKAH(SUNGGUH MENYESALI) Oh … ! Maafkan aku, sayang ! (MEMELUK ANEN) Aku tidak sadar barusan.ANENTak apa-apa, maklum baru datang dari Amerika (MEREKA TERTAWA).IKAH(MERAJUK) Sayang …!ANENAda apa manisku … ?IKAHMaukah Tuan aku masakkan urab jengkol?ANENWow! Dengan segala senang hati nona!(MEREKA TERTAWA DAN MENARI LALU LAYAR PUN TURUN).- SELESAI -(DISADUR OLEH NOORCA MARENDRA DARI KARYA MARCELINO ACANA JR TERJEMAHAN TJETJE JUSUF)KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK180SEMESTER 1Pameran Seni RupaPameran adalah salah satu bentuk penyajian karya seni rupa murni, desain, dan kria agar dapat berkomunikasi dengan pengunjung. Makna komunikasi berarti, karya-karya seni rupa yang dipajang tersaji dengan baik, sehingga para pemirsa dapat mengamatinya dengan nyaman untuk mendapatkan pengalaman estetis dan pemahaman nilai-nilai seni.Proposal PameranProposal adalah rencana sistematis, teliti, dan rasional penyelenggaraan pameran seni rupa yang dibuat oleh panitia untuk pedoman kerja bagi kepentingannya, termasuk bagi sekolah, sponsor, perizinan dan lain-lain.Materi pameranMateria pameran adalah koleksi terbaik karya seni rupa murni, desain, dan seni kria, terdiri dari karya-karya tugas harian, karya mandiri, maupun karya-karya para pemenang berbagai lomba seni rupa dari para siswa-siswi sekolah menengah atas tertentu.Kurasi PameranInformasi tentang koleksi materi pameran seni lukis, seni grafis, desain, dan kria, agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual, aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain, atau kria yang dipamerkan.Kurator PameranOrang yang kompeten bekerja mengkurasi kegiatan pameran seni rupa. Dia adalah penulis informasi tentang keunggulan dan permasalahan materi pameran untuk kepentingan apresiasi dan penilaian. Tulisan kurasi yang dibuatnya biasanya di muat di katalogus pameran, yang dipakai sebagai acuan utama dalam kegiatan diskusi seni rupa, sebagai bagian dari kegiatan pameran.PerupaIstilah profesi orang yang bekerja menciptakan, memamerkan, dan menghidupi diri dan keluarganya dari hasil ciptaannya di bidang seni rupa, sesuai dengan aliran yang dianutnya.Fungsi SeniAda tiga fungsi seni, fungsi seni secara personal, fungsi seni secara sosial, dan fungsi seni secara fisikal. Seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa terapan adalah penciptaan benda pakai yang estetis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat desain atau kria berfungsi memenuhi kebutuhan fisikal yang sifatnya praktis dan sekaligus indah.GlosariumSENI BUDAYA181Makna PameranMakna pameran adalah melatih kemampuan siswa bekerja sama, berorganisasi, berpikir logis, bekerja efesien dan efektif dalam penyelenggaraan pameran seni rupa. Sehingga nilai pameran, tujuan, sasaran, dan tema pameran tercapai dengan baik.Konsep SeniAspek konsep berkaitan dengan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi.Nilai EstetisNilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi (1) objektif/intrinsik dan (2) subjektif/ekstrinsik. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni, aktivitas ini mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni. Sedangkan nilai subjektif kita peroleh dari pengalaman mengamati karya seni, misalnya tentang kesan kita atas “pesan seni” dan nilai keindahan berdasarkan reaksi dan respons pribadi kita sebagai pengamat.Tema SeniTema seni bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal seperti hara-pan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal, kepribadian seorang perupa diekspresikan melalui karya seni. Sedangkan realitas eksternal adalah ekspresi interaksi perupa dengan kepercayaan; religius, kemiskinan, ketidakadilan, nasionalisme, politik (tema sosial), hubungan perupa dengan alam; (tema lingkungan) dan lain sebagainya.Pop ArtPop art adalah produk sistem perekonomian kapitalis, di mana segala hal dalam kehidupan ini, termasuk hal-hal yang berada dalam wilayah realitas simbolisme diusahakan menjadi komoditi yang bisa dijual ke pasar bebas. Oleh karena itu logika produk kesenian yang lahir dari sistem perekonomian ini adalah logika pasar, bukan logika artistik.Seni OptikSeni optik pada kemunculannya meliputi seni dua dimensi dan tiga dimensi, yang mendasarkan diri pada limo optik, limo cahaya, dan limo warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi fallibilitas mata. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas geometrik dan perulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang digunakan kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas pada atau saturation yang tajam dan tegas.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK182SEMESTER 1SENI RUPAAchmad, Katherina. 2012. Raden Saleh. Yogyakarta: Penerbit Narasi.Bangun, Sem C. 2011. Apresiasi Seni. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.______, 2011. Kritik Seni Rupa. Cetakan ketiga. Bandung: Penerbit ITB.______, 2007. Kompetensi Pendidik dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Budaya. Jurnal Pendidikan Seni, Kagunan, Tahun II No. 01. Agustus 2007. 74-81.Carrol, Noell. 2005. Theories of Art Today. The University of Wisconsin Press.Feldman, Edmund Burke. 1967. Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice Hall.Iskandar, Popo. 1977. Affandi, Suatu Jalan Baru dalam Ekspresionisme. Jakarta: Akademi Jakarta bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013, Penulisan Buku Kurikulum 2013. Jakarta, 3-5 September 2013.______, 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta, 15 Agustus 2013.______, 2015. Kompetensi Isi dan Kompetensi Dasar SMA/MA/SMK/MAK Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Kemdikbud.Koentjaraningrat, Prof. Dr. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.______, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.Levine, Gemma. 1978. With Henry Moore, The Artist at Work. New York: Times Books.Lovejoy, Margot. 2004. Digital Current: Art in The Electronic Age. New York and London: Roudlege.Mustika, 1992. Tokoh-Tokoh Pelukis Indonesia. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI.Peursen, C.A. van, Prof. Dr.,1976. Strategi Kebudayaan. Diindonesiakan oleh Dick Hartoko. Yogyakarta: Kanisius.Semiawan, Conny R., 1999. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja Rosda-karya.Supangkat, Jim. 1995. Indonesian Modern Art and Beyond. Jakarta: Indonesian Fine Art Foundation.Wardhani, Cut Kamaril, dkk. 2011. Penciptaan Karya Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.Wagner, Fritz A. 1988. Art of Indonesia. Singapore: Graham Brash.Wentinck, Charles, 1974. Masterpiece of Art. New York: Park Lane.Wilson, Brent G. 1971. Evaluation of Learning in Art Education. Dalam B.S. Bloom, Hand Book Formative and Sumative Evaluation of Student Learning. New York: McGraw Hill.http: media. Smashing magazine. Diakses 9 Agustus 2013.http: melbourneblogger.blogspot.com. Diakses 19 September 2013.http:www.griya-asri.com. Diakses 25 Oktober 2013http://www.kompasiana.com/ Diakses 29 Januari 2016http://flpjaya.com/2014/07/09/seni-kreativitas-dan-proses-kreatif-23-betulkah-tak-ada-ide-yang-benar-benar-orisinal/ Diakses 30 Januari 2016Daftar PustakaSENI BUDAYA183SENI MUSIKArnold, J. 1980. 12.000 Keyboard Cord for Piano and Organ. Tanpa Kota: Charles Hansen Educational Music.Booth, Victor dan Dungga, J.A. 1979. Bermain Piano dengan Baik. Jakarta: Yasaguna.Clifton, Thomas. 1983. Music as Heard: A Study in Applied Phenomenology. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0-300-02091-0.Dodd, Julian. 2013. “Is John Cage’s 4’33 Music?”. You Tube/Tedx (accessed 14 July 2014).Jeff, Hammer. 1999. Absolute beginner’s Keyboard. NC: Wise.Gann, Kyle. 2010. No Such Thing as Silence: John Cage’s 4’33’’. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0300136994.Goldman, Richard Franko. 1961. “Varèse: Ionisation; Density 21.5; Intégrales; Octandre; Hyperprism; Poème Electronique. Instrumentalists, cond. Robert Craft. Columbia MS 6146 (stereo)” (in Reviews of Records). Musical Quarterly 47, no. 1. (January):133–34.Gutmann, P. (2015). John Cage and the Avant-Garde: The Sounds of Silence. Classicalnotes.net. Retrieved 2 December 2015, from http://www.classicalnotes. net/columns/silence.htmlHartoko, Dick. 1984. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.Hartoyo, Jimmy. 1996. Musik Konvensional dengan “Do Tetap”. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara – Institut Seni Indonesia.Hegarty, Paul, 2007. Noise/Music: A History. Continuum International Publishing Group. London: 3-19Kania, Andrew. 2014. “The Philosophy of Music”, The Stanford Encyclopedia of Philosophy, Spring 2014 edition, edited by Edward N. Zalta.Kennedy, Michael. 1985. The Oxford Dictionary of Music, revised and enlarged edition of The Concise Oxford Dictionary of Music, third edition, 1980. Oxford and New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-311333-6; ISBN 978-0-19-869162-4.Kodijat, Latifah dan Marzoeki. 2002. Istilah-Istilah Musik. Jakarta: DjambatanLaksanadjaja, J.K. 1977. Kamus Musik. Bandung: Alumni.Last, Joan. 1989. Pianis Remaja, Buku Pegangan untuk Guru dan Murid. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Little, William, and C. T. Onions, eds. 1965. The Oxford Universal Dictionary Illustrated: An illustrated Edition of the Shorter Oxford Dictionary, third edition, revised, 2 vols. London: The Caxton Publishing Co.Max, Dieter. Sejarah Musik 1, 2, 3.Mc Neil, Roderick J. 2002. Sejarah Musik 1 dan 2. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.Nickol, Peter. 2002. Panduan Praktis Membaca Notasi Balok. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rahardjo, Slamet. 1990. Teori Seni Vokal untuk SMA, Guru, dan Umum. Semarang: Media Karya.Rahmawati, Yeni. 2005. Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti, Sebuah panduan untuk Pendidikan. Yogyakarta: Panduan.Santos, Ramon P. 1995. The Music of ASEAN. Jakarta: Asean Commitee on Culture and Information.Soeharto, M. 1993. Belajar Notasi balok. Jakarta: Gramedia.The Associated Board of The Royal Schools of Music. 1985. Rudiments and Theory of Music. London: Tanpa Penerbit.Allen, R.E., ed. 1992. The Concise Oxford Dictionary. Clarendon Press. Oxford: 781.Thompson, Oscar. 1985. How to Understand Music – and Enjoy It, A Premier Book. New York: Tanpa Penerbit.www.en.wikipedia.orgwww.id.wikipedia.orgNext >