< PreviousKELAS XI SMA/MA/SMK/MAK164SEMESTER 1IKAHDan jangan lupa Mamie, dengan sedikit olesan pada bibir, sedikit olesan pada pipi.BI ATANG(BERBALIK) Aduh Ikah, haruskah aku … ?IKAHApa? Ulangi lagi Mamieku malang … !BI ATANGHaruskah aku yang sudah keriput ini memakai gincu, Francesca?IKAH(TERTAWA LALU MENGALIHKAN PANDANGAN KEPADA TETAMU) Tetapi … betapa mengerikannya ia memberikan gambaran tentang make up itu. Oh Mamieku malang, lalu apa yang harus aku perbuat kepadamu sekarang?BI ATANG(KE LUAR) Baiklah … baiklah aku menyerah, lihat mengerikan bukan?IKAH(SETELAH BI ATANG PERGI) Mamieku malang, ia ternyata menjadi masalah yang agak pelik juga bagiku. IKAH DUDUK DI LENGAN SOFA, IA MENGAMBIL GELAS DAN MEMINUM DENGAN GAYANYA)FATIMAHCeritakanlah kepada kami tentang New Yorkmu itu Francesca. Kami ingin sekali mendengarnya.IKAH(PENUH SUKA CITA) Ah … New York, New York impianku … !ANENBerapa lama kau tinggal di sana Francesca?IKAH(SEPERTI KESURUPAN) 10 bulan, 4 hari, 7 jam, dan 20 menit.OTONG(KEPADA TETAMU) Dan ia masih berada di sana juga hingga sekarang, juga mimpi-mimpinya!SENI BUDAYA165IKAH(PENUH EMOSI) Benar, aku merasa seolah-olah diriku ini masih berada di sana. Seakan-akan aku tak pernah pergi meninggalkannya, seakan-akan aku telah hidup di sana seumur hidupku, oh New Yorkku tapi kalau aku melihat kesekitarku ini (IA MELIHAT KESEKITAR DENGAN GETIR) aku baru sadar, bahwa bukan, bukan aku masih di sana, aku tidak lagi berada di New York, tapi di sebuah kampung yang kotor dan udik, Jelambar … ! (TIBA-TIBA IA BANGUN DAN PERGI KE JENDELA DAN MEMANDANG KE LUAR) Aku berada di rumahku yang dulu, kata orang-orang di rumah, tapi yang manakah sesungguhnya rumah itu bagiku? Yang manakah tempat tinggal pantas untukku? Karena di sini aku senantiasa dirundung malang terus menerus. Aku rindu senantiasa rindu kepada rumahku yang sungguh-sungguh rumah yang pantas bagiku, New York! Aku di sini merasa terasing, bahkan diasingkan oleh kelompok orang yang pernah mengerti aku yang sesungguhnya dan inilah pengasingan rohaniah itu, jiwaku sakit setiap kali aku merindukan rumahku nun di seberang lautan sana, oh … New Yorkku tersayang … ! (IA TERDIAM DAN MEMANDANG KAKI LANGIT DENGAN KEDUA TANGANNYA BERPANDANGAN TAK MENGERTI).FATIMAH(KEPADA TEMAN-TEMANNYA) Ah … kukira kita ini tak seharusnya berada di tempat ini, kawan-kawan, kita ini asing bagi nona New York yang luar biasa ini.ANENBenar katamu, seharusnya kita tidak mengganggu mimpinya yang amat edan ini.OTONGKalau begitu, mari kita ke luar saja dari sini, tapi secara diam-diam.FATIMAHDan biarkanlah dia terus mengoceh dengan segala macam impian-impiannya.ANEN(SAMBIL MEMPERHATIKAN IKAH) Apa anak gadis ini sungguh-sungguh Ikah yang dulu jualan apem itu? Aku pikir dia ini Ikah jadi-jadian.OTONG(MENIRUKAN GAYA IKAH) Oh New Yorkku sayang … ! oh New Yorkku tersayang … !IKAH(SAMBIL JALAN PUTAR-PUTAR) Dengar … dengarlah kata-kataku ini sahabat-sahabatku yang udikan … ! sekarang ini New York musim semi … musim semi jatuh di New York! Bunga-bungaan baru saja bermunculan aneka warna di Central Park. Di Staten Island, rumput-rumputan menghijau bak permadani. (TERTAWA KECIL) Oh … kami mempunyai kebiasaan lucu di New York, aduuh lucunya! Suatu kebiasaan yang sudah sangat tua sekali dan menyenangkan. Apabila musim semi tiba setiap tahun, kami orang-orang New York yang terkenal itu pergi kesebuah pohon tua yang tumbuh dekat meriam, semacam ziarah, katakanlah begitu, dan itulah satu-satunya pohon yang tumbuh sejak New York itu bernama New York, dan kami orang-orang New York yang menyebut pohon terkenal itu “pohon kita”.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK166SEMESTER 1Setiap kali musim semi tiba, kami pergi ke tempat itu untuk mengucapkan selamat kepada pohon kita itu, sambil berjaga-jaga menantikan bertunasnya helaian daun hijau yang pertama kali, dengan begitu, pohon itu telah menjadi lambang bagi kami, tentang New York yang terkenal itu. Ia tak pernah mati. Ia senantiasa abadi tumbuh dan tumbuh dengan setianya (IA TERSADAR DAN TIBA-TIBA TERSADAR DARI MIMPINYA) Tetapi maaf, maafkan aku kawan-kawan, aku telah menuruti perasaanku saja. Dan pikiranku terlalu jauh menerawang kepada hal-hal yang tak mungkin bisa kalian bayangkan sebagai orang Jelambar. Tidak pasti kalian tidak akan bisa merasakan bagaimana perasaanku terhadap pohon kita yang kini berada nun jauh di sana, di seberang lautan.FATIMAHO … tidak, aku pasti dapat merasakan perasaanmu itu. Bahkan aku bisa memahami emosi itu dengan sepenuh hati. Aku juga punya perasaan yang sama terhadap “pohon kita” mu itu.IKAH(TAK MENGERTI) Pohon apa?FATIMAHPohon mangga kita Ikah, apakah kau telah melupakannya? Dan bukankah engkau dan aku yang senantiasa memanjatnya setiap hari dan mengerogoti mangga muda itu seperti kalong? Dan yang sesudahnya senantiasa perut kita menjadi sakit? Lalu kedua anak badung yang jahat ini datang mengganggu kita dengan mengguncang-guncangkan dahan itu sehingga kita jatuh bergulingan di rumputan?OTONGBenar! (TERTAWA).ANENIya, benar Ikah! Pada waktu itu aku pun berada di atas pohon dan saking kerasnya aku tertawa, sampai-sampai akupun terjatuh ke bawah pula.FATIMAHBetul, dan ketika itupun Bi Atang mengejar-ngejar kamu berkeliling kebun sampai kamu tertangkap dan kamu menjerit-jerit kesakitan.FATIMAHDan aku serta Ikah berguling-guling di rumputan.IKAHTetapi … tunggu, pohon apa yang sedang kalian bicarakan ini?FATIMAHPohon mangga kita, Ikah. Pohon mangga ibumu yang tumbuh di halaman belakang rumah ini.IKAH(DATAR) O … pohon itu.ANENKenapa Ikah? Apakah perasaanmu itu tidak sama dengan perasaanmu terhadap pohon yang yang tumbuh di New York yang terkenal itu?SENI BUDAYA167IKAH(SENGIT) Tentu saja tidak!FATIMAHLho! Kenapa tidak?IKAHKedua pohon itu jelas berbeda! Beda sama sekali. Seperti langit dan bumi bedanya. Perasaanku tak tergerak sedikitpun oleh pohon mangga kalian yang tua dan pandir itu. Ia sama sekali tak membangkitkan ingatan apapun dalam kenang-kenanganku!FATIMAHJustru sebaliknya. Bagiku, pohon itu telah begitu banyak membangkitkan kenangan-kenangan masa kecil yang mengharukan, dan kenangan-kenangan itu begitu membahagiakan dan begitu mengesankan dalam kehidupanku kini. Setelah kita masing-masing dewasa dan mampu berdiri sendiri! Sungguh! Aku sungguh-sungguh tak bisa melupakan pohon mangga itu. Oleh karenanya, mari kita segera menjumpai pohon tua itu untuk mengucapkan selamat kepadanya. (DENGAN MENIRU GAYA IKAH) Kau tahu Ikah, di sini, di Jelambar, kami mempunyai sebuah kebiasaan lucu. Aduuuuuuh … lucunya! Suatu kebiasaan yang sudah sangat, bahkan sangat tua sekali dan menyenangkan. Kami, orang-orang Jelambar yang kampungan ini, seringkali pergi mengunjungi pohon mangga yang tua dan pandir di belakang rumah ini. Semacam ziarah, katakanlah begitu. Dan itulah satu-satunya pohon mangga yang tumbuh di rumah ini, sejak Jelambar bernama Jelambar. Dan kami orang-orang Jelambar yang terkenal itu, menyebut pohon mangga tua dan pandir itu sebagai “pohon kita”. Dengan begitu, pohon itu telah menjadi lambang bagi kami, tentang Bibi Atang yang terkenal itu …IKAH(MENYELA) Jangan sebodoh itu Fatimah! Kamu jangan menyama-nyamakan pohon kitamu itu dengan pohon kitaku!OTONGPerhatikan, siapa yang sedang bicara ini!IKAH(PUTUS ASA) Oh … kalian sungguh-sungguh bebal. Kalian tak bisa mengerti sama sekali. Dan kalian tidak bisa menghargai perasaanku terhadap pohon itu …ANENTentu saja tidak bisa Neng! Kami kan belum pernah ke New York!IKAH(SUNGGUH-SUNGGUH) Tepat! Justru itu sebabnya! Selama kalian belum pernah menginjakkan kaki-kaki kalian yang buruk itu ke bumi New York yang suci murni itu, selama itu pula kalian tidak akan, tidak akan mengerti nostalgia semacam itu. Sungguh … ! percayalah padaku, kalian tidak akan pernah mengerti! Sebab, bagiku, tidak pernah menginjak persada New York, sama saja dengan tidak pernah hidup di dunia ini! Pohon kami yang di New York itu … bukanlah sebuah permainan anak-anak, atau untuk olok-olok kekanak-kanakan!KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK168SEMESTER 1Pohon itu telah ditakdirkan bagi segala hal yang tinggi-tinggi dan indah. Bagi cara dan gaya hidup yang lebih bersemangat dan lebih modern, yang lebih metropolitan dan lebih berani. Pohon itu ditakdirkan bagi kemerdekaan umat manusia, dan bagi pencakar-pencakar langit di Manhattan, bagi Copacabana dan bagi Coney Island dimusim panas. Bagi makam Grant di Riverside Drive dan bagi Selasa-Selasa malam di Eddie Condons bersama Will Bill Davidson yang asyik masuk dengan terompet mautnya. Dan bagi malam minggu di Madison Square Garden bersama berjubelnya orang-orang yang melimpah ruah di kiri-kanan jalan. Dan bagi kebun binatang Bronx, serta bagi Macys, dan bagi perahu tambang yang murah ke Staten Island. Dan bagi pawai Hari st. Patrick di Fith Avenue. Dan bagi semua rumah-rumah tinggal elite di Greenxch Village. Dan bagi teater-teater urakan Peter Brook dan Sehechner di off Broadway dan off-off Broadeay! Dan bagi … (IA BERHENTI DENGAN GETARAN DAN KENANGAN) Oh … bagi segalanya yang tak mungkinlah bagi kalian untuk bisa membayangkan dan membandingkannya dengan kehidupan kalian di Jelambar yang jorok ini!ANENTetapi aku tetap lebih suka kepada, pohon mangga di sini.IKAH(DENGAN TOLERANSI SEORANG FIRST LADY) Oh, kalian ini anak-anak kampung yang lucu dan nakal-nakal!FATIMAHTapi aku harus sungguh-sugguh pergi dan mengucapkan selamat kepada pohon kami itu Ikah. Kau tak keberatan bukan?IKAHO … tentu saja tidak, pergilah!FATIMAHOtong, kau mau ikut?OTONG(PENUH SEMANGAT) O … tentu saja, tentu saja aku harus memberikan selamat kepadanya. Bahkan sampai ke ujung duniapun aku akan ikut ke mana engkau pergi … !FATIMAH(MENIRU GAYA IKAH) Ow … ! tidak akan sejauh itu sayang … ! Hanya ke belakang saja. Itulah tempat kita yang begitu menakjubkan dan penuh kenangan. Tidak usah pergi keseberang lautan, karena di sini … aduuuuuh … lucunya !OTONG(MENIRU GAYA IKAH) Oh … halaman belakang rumah Jelambar! Bagiku, tak pernah menginjakkan kaki di Jelambar ini, sama saja dengan tidak pernah hidup di dunia ini!FATIMAHHeh! Mau ikut enggak lu?SENI BUDAYA169OTONGKe mana pun engkau pergi juwitaku, gadis impianku! (MEREKA MASUK)IKAH(SAMBIL DUDUK) Kelihatanya si Otong kita itu masih juga begitu meluapnya mencurahkan rasa cintanya kepada si Fatimah. (ANEN DIAM) Bangunlah Anen! Jangan seperti patung Rodin begitu. Dan amboi … kenapa wajahmu begitu tampak menyedihkan?ANEN(SETELAH BERHASIL MENGUMPULKAN KEBERANIANNYA) Ikah … justru aku tak tahu bagaimana aku harus memulainya …IKAHPanggil saja aku Francesca, itu sudah merupakan langkah pertama yang baik.ANENAda sesuatu yang harus aku sampaikan kepadamu Francesca. Sesuatu yang sangat penting dan urgent.IKAHO … itu Nen. Tetapi tidakah akan lebih baik apabila kita lupakan saja persoalan kita dulu?ANENMelupakannya?IKAHYa, itulah gaya New York, Anen. Lupakanlah! Tidak ada sesuatu pun yang harus dihadapi dengan berkerut-kerut dahi. Tidak ada sesutupun yang harus kita selesaikan secara berlebih-lebihan. Kita jangan terlalu banyak membuang-buang waktu, karena di Amerika bahkan hampir seluruh bagian muka bumi, kita telah dilanda krisis dan energy. Oleh karenanya, malam ini, berikanlah seluruh hatimu kepadaku, besok lupakanlah! Dan apabila kita berjumpa lagi, senyumlah, berjabatan tangan dan anggaplah semua itu sebagai sebuah permainan yang amat menyenangkan. Itulah gaya New York.ANENKau ini lagi ngomong apa Fra-ces-ca?IKAHAnen, pada waktu itu kau masih kekanak-kanakan. Aku belum dewasa, karena aku belum ditempa oleh udara New York.ANENKapan?IKAHKetika kau dan aku bertunangan dulu. Sebab, sejak saat itu, sudah banyak sekali yang berubah pada diriku, Anen.ANENTapi … itukan baru saja setahun yang lalu?KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK170SEMESTER 1IKAHBagiku satu tahun seolah-olah sudah seabad, Anen, telah begitu banyak yang berubah dalam diriku dan gaya hidupku. Lagipula, apalah artinya setahun? Atau apakah artinya seseorang? Itu hanya istilah-istilah tentang waktu yang nisbi belaka. Dan akan lebih banyak lagi yang akan menimpa dirimu yang akan merubah pribadimu apabila kamu setahun saja tinggal di New York, dibanding dengan hidup kamu seumur-umur di tempat lain, kau tahu kekasihku yang cupet, bahwa aku merasa seakan-akan aku telah hidup lama sekali di New York, dan secara rohaniah, aku masih tetap merasa sebagai penduduk Manhattan, hingga sekarang. Dan kau tahu, ketika pertama kalinya menginjak Manhattan, aku merasa seakan-akan aku pulang ke tanah air sendiri, karena di situlah kandangku yang sebenarnya, ow! Dengarlah musim panas yang lalu itu, sungguh-sungguh panas … rasanya. Itulah salah satu musim panas yang pernah kami alami, yang paling panas lalu aku pergi naik sebuah bis kota bertingkat dua, hanya sekedar untuk mencari angin. Dan semua orang dari Kalamazoo dan People dengan tempat-tempat lainnya yang semacam itu, pergi berkeliaran di jalanan. Pelesiran, kau tahu, dan di situ, aku duduk di puncak bis kota memandangi mereka ke bawah dan amat menyenangkan menyaksikan etalase-etalase toko yang gemerlapan. Dan akupun merasa amat bangga pula, karena tokokulah yang mereka kagumi itu. Tapi aku merasa amat kasihan juga kepada mereka, karena tempat tinggal mereka di pinggiran kota yang jorok seperti di sini.ANENSudahlah, stop saja omonganmu itu. Aku tak ingin bicara tentang New York atau Manhattan. Aku mau bicara tentang hubungan kita selanjutnya.IKAHDan itulah yang tak bisa kita lakukan. Anenku malang, karena kita tidak perlu lagi bicara soal masa kecil yang tolol seperti itu.ANENKenapa tidak?IKAHAnen, kau telah bertunangan dengan seorang gadis yang bernama Ikah. Nah, kau tahu gadis itu kini telah tiada lagi. Dia sudah lama mati. Sedang yang kau hadapi sekarang ini bukan Ikah, tapi Francesca! Mengerti?! Dan tahukah kau Anenku yang udik, bahwa engkau kini adalah orang asing bagiku? Dan tahukah engkau jejaka Jelambar bahwa aku merasa jauh … jauh lebih tua dari kamu?! Aku sesungguhnya adalah wanita dunia dan kau? Kau hanyalah seorang anak ingusan dari Jelambar yang tak tahu kebersihan! (PAUSE) Tapi, aku tidak bermaksud untuk melukai hatimu, Anen, dan kuharap kau bisa mengerti akan maksudku, bahwa kini tak ada lagi yang bisa kita bicarakan tentang sebuah pertunangan antara kita dulu. Dan kau tahu, bahwa bahwa kita tak akan bisa melangsungkan pernikahan kita, karena itu hanyalah merupakan pemblesteran belaka. Bayangkan, bagaimana mungkin seorang penduduk New York bisa menikah dengan seorang laki-laki dari Jelambar! Itu akan menjadi sebuah lelucon dunia saja!SENI BUDAYA171ANEN(MARAH) Tapi, coba kau lihat, sekelilingmu ini nona New York?!IKAH(SANGAT TOLERAN) Ow! Maafkan jika aku telah melukai hatimu, Anen. Ucapan-ucapan tadi, hanyalah didorong oleh keinginan baik dari lubuk hatiku, agar anda tidak mempunyai pikiran yang bukan-bukan tentang bahwa aku masih tetap bertunangan dengan anda.ANEN(BANGKIT) Aku duduk di sini bukannya untuk dihina dicaci maki seperti itu nona gatal!IKAHExcuse me mister Anen! Maaf janganlah berteriak-teriak begitu, janganlah menjadi orang yang lekas naik darah, karena itu sama sekali tidak beradab bagi seorang modern. Setidak-tidaknya bagi mereka yang tergolong high society, bagi orang-orang intelektual, tindakan semacm itu adalah tindakan barbar.ANEN(KERAS) Lalu apa yang kau harapkan dariku ini?! Tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas penghinaanmu yang kelewatan itu IKAHTersenyum? Memang begitu seharusnya mister Anen, jadikanlah itu senda guraumu. Tersenyumlah dan mari berjabat tangan sebagai seorang kamerat setia, bukanlah demikian seharusnya?! (ANEN DIAM DENGAN GERAM) Tabahlah, Anen … lupakanlah itulah gaya New York, dan carilah gadis lain yang sesuai dengan peradaban kamu. Sebagaimana kata-kata orang Brooklyn, masih banyak pacar-pacar lain, kau akan segera menemukan gadis lain … ANEN(SAMBIL MENGEPALKAN TINJUNYA) Seandainya kau bukan perempuan ... !(OTONG DAN FATIMAH MUNCUL)OTONGJangan Anen, jangan sekali-kali memukul perempuan!FATIMAHApa artinya semua ini?IKAHOh … never mind, never mind, tak apa-apa sama sekali dia hanya mengulang pengalaman masa kecil.OTONGLalu apa yang sedang kalian pertengkarkan barusan?IKAH(TERSENYUM) O … kami tidak bertengkar, Anen dan aku baru saja memutuskan untuk berteman baik saja, tidak lebih dari itu.KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK172SEMESTER 1FATIMAHBenar, Anen?ANEN(GEMAS) Benar!FATIMAH(GIRANG) Wah, bagus! Sekarang sudah tiba saatnya kita umumkan kepada mereka, Anen!IKAHPengumuman apa Fat?OTONG(BINGUNG) Lho … lho … lho, apa-apaan ini?FATIMAH(MENGGANDENG ANEN) Anen dan aku sudah bertunangan!IKAH(BANGKIT SERENTAK) Apa? Bertunangan?OTONGBer-tu-na-ngan?!FATIMAHBenar, kami telah melangsungkan pertunangan kami secara diam-diam sejak sebulan yang lalu.IKAHSebulan? (MARAH KEPADA ANEN) Sialan! Kenapa kau … kenapa kau … !ANEN(MUNDUR) Tapi … aku telah berusaha menjelaskan semuanya kepadamu Ikah, dan kau sendiri … kau sendiri …IKAH(MENJERIT) kau!FATIMAHHah! Awas! Jaga mulutmu Ikah! Kau bicara dengan tunanganku!IKAHDia bukan tunanganmu!FATIMAHLho … kenapa bukan?IKAHDia bukan tunanganmu! Bukan karena dia masih bertunangan denganku waktu kalian bertunangan!FATIMAHTidak! Dia sudah tidak bertunangan lagi dengan kau! Baru saja kau sendiri yang mengatakannya kepada kami!SENI BUDAYA173IKAH(MENYESAL) Iya … tapi itu karena kau belum tahu duduk perkaranya. Aku tidak tahu tentang penghianatan ini! Ci! Tidak tahu mana bertunangan dengan kau padahal dia masih bertunangan dengan aku! Perempuan tidak tahu diri! Perempuan murahan! Apa aku tak boleh menolak apabila seorang lelaki yang aku cintai mencintai temannya pula?! (MENDEKATI ANEN) Dan kau! ANEN(MUNDUR LAGI, LALU MENIRUKAN GAYA IKAH) Excuse miss Francesca, maaf janganlah berteriak-teriak begitu, janganlah menjadi orang yang lekas naik darah, karena itu sama sekali tidak beradab bagi seorang modern, setidaknya bagi mereka yang tergolong high society, bagi orang-orang intelektual, tindakan itu semacam tindakan barbar!IKAH(MENANGIS) Oh … aku tak pernah merasa terhina seperti ini selama hidupku! Aku hajar kamu yang berani-beraninya menghina aku!FATIMAH(MEMANDANGI IKAH) Ikah! Aku peringatkan kepadamu! Jangan ganggu dia! Dia adalah tunanganku!IKAHDan aku peringatkan kepadamu! Dia adalah tunanganku sebelum aku putuskan hubunganku dengannya! Dan aku belum memutuskannya! Mengerti?!FATIMAHSeharusnya kau malu kepada dirimu sendiri Ikah! Kenapa kau tak rela menyerahkan orang lain yang tak berguna bagi dirimu sendiri dengan baik-baik?IKAHSeharusnya kaulah yang harus malu kepada dirimu sendiri, merebut tunangan orang di belakang punggungnya!FATIMAH(MAJU) Apa? Apa katamu?!ANEN(DARI JAUH) Otong! Tolonglah! Pisahkan mereka itu!IKAH(KETIKA ORANG MENDEKAT) Diam kau! Kau jangan ikut campur urusan ini!OTONGDasar anak-anak Jelambar! Main kemplang aja bisanya!FATIMAHCewek nggak tahu malu!IKAHElu yang nggak tahu malu! Ngerebut gacoan orang!Next >