< Previous222Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1Harus diingat Sumpah Pemuda itu memiliki makna yang strategis dalam rangkaian untuk mengembangkan rasa persatuan dan proses penguatan jati diri bangsa, bangsa Indonesia. Karena hal yang sangat menonjol, setelah terjadinya Sumpah Pemuda, organisasi-organisasi dan partai yang ada secara tegas mendasarkan jiwa dan semangat keindonesiaan. Partai atau organisasi politik yang belum mencatumkan namanya dengan kata Indonesia, mulai menambahkan nama Indonesia, misalnya Partai Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia.Pada bagian ini kita akan mendalami tentang materi yang terkait dengan “Penguatan Jati Diri Keindonesiaan” sebagai implikasi dari semangat Sumpah Pemuda.1. Politik untuk Kesejahteraan dan KejayaanPerlu dipahami bahwa dengan berkembangnya organisasi di kalangan pemuda juga diikuti oleh berkembangnya organisasi wanita atau perempuan di Indonesia. Pada tahun 1912 berdiri organisasi perempuan yang pertama yakni Putri Mardika di Jakarta. Organisasi itu bertujuan untuk membantu bimbingan dan penerangan pada gadis bumiputera dalam menuntut pelajaran dan mengemukakan pendapat di muka umum, serta memperbaiki hidup wanita sebagai manusia yang mulia. Berbagai aktivitas dilakukan oleh organisasi itu, terutama memberikan beasiswa untuk menunjang pendidikan dan menerbitkan majalah wanita Putri Mardika. Beberapa tokoh yang pernah duduk dalam kepengurusan Putri Mardika, yaitu Sabaruddin, R.A Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, dan Sadikun Tondokusumo. Kartini Fonds, didirikan atas usaha Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat Politik Etis. Perkumpulan itu didirikan pada 1912 dengan tujuan untuk mendirikan sekolah Kartini. Setelah itu, muncul dan berkembang organisasi perempuan di berbagai daerah, juga organisasi-organisasi perempuan sebagai bagian dari organisasi yang sudah ada, seperti organisasi wanita di Muhammadiyah, organisasi wanita di Taman Siswa, organisasi perempuan di BU, dan begitu seterusnya.Memahami Teks223Sejarah IndonesiaBerkembangnya berbagai organisasi wanita tersebut mendorong pergerakan wanita untuk lebih berperan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan. Wanita yang mengenyam pendidikan juga semakin banyak. Dengan demikian, wawasan mereka juga semakin berkembang untuk memberi dukungan terhadap organisasi-organisasi pergerakan pada umumnya. Diadakannya Kongres Pemuda II yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda tersebut nampaknya ikut menyemangati perjuangan organisasi pergerakan perempuan di Indonesia. Seide dengan pelaksanaan Kongres Pemuda II itu kemudian organisasi-organisasi wanita yang telah berkembang di berbagai daerah di Indonsia itu mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928, di Pendopo Joyodipuro, yang dipimpin oleh Ny. R.A. Sukanto. Kongres itu diprakarsai oleh Ny. Sukoto, Nyi Hajar Dewantara, dan Nn. Suyatin. Kongres itu bertujuan untuk menjalin persatuan di antara perkumpulan wanita, dan memajukan wanita. Dalam Kongres Perempuan Indonesia I itu dihadiri oleh 30 organisasi wanita. Kongres Perempuan Indonesia I itu merupakan bagian penting bagi Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Untuk mengenang sejarah kongres perempuan maka setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Sumber: Sejarah Nasional Indonesia V, 1984.Gambar 4.16 Kongres Perempuan I, 22-25 Desember 1928.224Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1Pada perkembangan selanjutnya organisasi itu berubah nama sebagai Perserikatan Perhimpunan Istri Indonesia (PPPI). Perjuangan organisasi itu semakin kuat dengan didirikannya Isteri Sedar dan Istri Indonesia. Isteri Sedar didirikan oleh Suwarni Pringgodigdo (1930), di Bandung. Organisasi itu bertujuan meningkatkan kesadaran wanita Indonesia untuk memperkokoh cita-cita Indonesia Merdeka. Organisasi ini sejalan dengan PNI, yang menolak poligami. Selanjutnya Istri Indonesia didirikan 1932. Organisasi itu didirikan berdasarkan nasionalisme dan demokrasi. Tujuan Istri Indonesia adalah mencapai Indonesia Raya dan bersikap kooperatif terhadap pemerintah Belanda. Tokoh-tokoh organisasi itu adalah Ny. Sunaryo Mangunpuspito dan Maria Ulfah Santoso. Kongres Perempuan I dan juga semakin meningkatnya gerakan organisasi wanita telah ikut mendorong bagi kemajuan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kejayaan. Kejayaan ini dalam rangka menuju cita-cita kemerdekaan. » Organisasi kaum perempuan juga memiliki andil yang cukup penting dalam ikut memajukan masyarakat Hindia yang sedang dijajah oleh Belanda. Coba jelaskan bagaimana peran organisasi perempuan dalam membantu memajukan bidang pendidikan saat itu.2. Pemuda yang BerpolitikSeperti telah dijelaskan bahwa pada tahun 1931 secara resmi telah berdiri organisasi pemuda hasil fusi yang bernama Indonesia Muda. Mereka para anggota penuh semangat untuk memperjuangakan Indonesia Bersatu, Indonesia yang merdeka.Pada mulanya perkumpulan Indonesia Muda tidak diperbolehkan terlibat dalam politik. Tekanan pemerintah terhadap larangan berpolitik mendorong anggota Indonesia Muda untuk mendirikan perkumpulan lain, bahkan tersebar di berbagai organisasi politik atau golongan yang ada. Pada 1931, orang-orang PNI Baru di Malang mendirikan Suluh Pemuda Indonesia yang bercorak Marhaen. Partindo di Yogyakarta mendirikan Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia (Perpri). Dari perkumpulan Islam misalnya, berdiri JIB bagian keputrian, Pemuda Muslim Indonesia, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Perserikatan Ulama, Pemuda Persatuan Islam, dan Anshor NU. Dari pemuda Kristen misalnya, lahir Persatuan Pergerakan Pemuda Kristen, sementara 225Sejarah Indonesiapemuda Katholik melahirkan Mudo Katholik dari partai politik Suluh Pemuda Indonesia, barisan Pemuda Gerindo, Jajasan Obor Pasundan. Perkumpulan lainnya seperti, Taman Siswa, Persatuan Pemuda Teknik, Persatuan Putri Cirebon, Kebangunan Sulawesi, dan Minangkabau. Di dalam organisasi ini para pemuda dapat bersentuhan dengan kegiatan politik sesuai dengan dinamika organisasi induknya.Dalam gerakannya para pemuda juga melakukan kegiatan kepanduan. Kepanduan itu berasal dari kepanduan Jong Java, Pemuda Sumatera, dan organisasi pemuda lainnya. Di samping itu juga berdiri kepanduan berdasarkan kebangsaan dan keagamaan, seperti Natipy, Hizbul Wathon, Siap, dan Kepanduan Rakyat Indonesia. Kepanduan itu mengambil azas dari kepanduan dunia, yang berisi tentang memberikan pelajaran dalam bentuk segala permainan dan kecakapan pandu, untuk meningkatkan kesehatan para pemuda. Dalam kegiatan kepanduan ini para pemuda dengan payung kegiatan kesehatan bisa dikaitkan dengan pembinaan disiplin seperti baris-berbaris. Dari kegiatan ini dapat ditumbuhkan semangat termasuk kemudian semangat patriotisme dan nasionalisme, atau cinta tanah air seperti yang dikembangkan di lingkungan Hizbul Wathon. 3. Nasionalisme yang Revolusioner Sebagai seorang terpelajar Sukarno, muncul sebagai seorang pemuda cerdas yang memimpin pergerakan nasional baru. Ia mendirikan partai dengan nama Partai Nasional Indonesia (4 Juli 1927). Partai itu bersifat revolusioner, sebelumnya partai itu bernama Algeemene Studie Club. Sukarno memimpin partai itu hingga Desember 1929. Jumlah anggotanya hingga saat itu mencapai 1000 orang. Sukarno juga turut serta memprakarsai berdirinya Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada 1927. Pada 28 Oktober 1928 organisasi ini ikut menyatakan ikrar tentang tanah air yang satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Pernyataan Sumpah Pemuda itu membawa dampak luas pada masyarakat untuk menumbuhkan nasionalisme yang kuat. Di daerah-daerah munculnya nasionalisme yang digerakkan oleh tradisi dan agama. Mereka terinspirasi oleh para pemimpin pergerakan nasional yang ada di Jakarta.226Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1Oleh karena itu, perlawanan terhadap kekuasaan kolonial pada masa pergerakan banyak berbasis pada masalah perkumpulan agama. Di pihak lain, karena gerakan-gerakannya yang cenderung keras, komunis merupakan target langsung dari pemerintah Belanda. Namun demikian, Belanda tidak dapat mempertahankan kekuasaan mereka di daerah-daerah yang berbasis komunis. Pada saat itu semangat untuk memerangi imperialisme dan kolonialis begitu kuat di lingkungan pengikut-pengikut PKI. Pengikut Tan Malaka masih terus dapat mempertahankan kerangka struktur yang biasanya dilakukan melalui kontak pribadi di desa-desa atau bekerja sama dengan organisasi-organisasi agama lainnya. Sementara itu Partai Nasional Indonesia (PNI) terus menggelorakan program-program perjuangan. Kritik tajam terhadap kekejaman kolonialisme dan imperialis terus dilancarkan. Oleh karena itu, PNI di bawah pimpinan Ir. Sukarno terus mendapat tekanan dari Belanda. Sukarno sebagai pimpinan PNI karena aksi-aksi yang dengan radikal terhadap pemerintah Belanda, akhirnya ditangkap dan diadili. Menjelang vonis pengadilan dijatuhkan, Sukarno sempat mengucapkan pidato pembelaan untuk membakar semangat para pejuang. Pidato pembelaan itulah yang kemudian dibukukan dengan judul: “Indonesia Menggugat”. Pidato pembelaan Bung Karno yang kemudian diberi judul Indonesia Menggugat itu telah ikut membangun kesadaran tentang dampak penjajahan dan imperialisme modern yang akan membawa kesengsaraan Sumber: Dengan Semangat Berkobar: Nasionalisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia 1918-1930, (2003.) Gambar 4.17 Logo PNI di dinding saat pelaksanaan kongres.227Sejarah Indonesiadan penderitaan rakyat. Oleh karena itu, setiap organisasi dan partai yang berjiwa kemerdekaan akan menolak dan melakukan perlawanan terhadap kekejaman penjajah dan imperialisme (baca: Indonesia Menggugat. Pidato Bung Karno tentang Indonesia Menggugat itu telah ikut mendorong terjadinya penguatan kesadaran sebagai bangsa yang harus merdeka.Pidato pembelaan Bung karno yang cukup kritis dan keras untuk tidak mempengaruhi pendirian hakim. Putusan pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman kurungan kepada Sukarno. Ia ditahan di Penjara Sukamiskin selama empat tahun terhitung Desember 1930. Selama Sukarno menjalani masa penahanannya PNI pecah menjadi dua, Partai Indonesia (Partindo) dipimpin oleh Sartono dan Pendidikan Nasional Indonesia Baru dipimpin oleh Mohammad Hatta dan Syahrir. Setelah bebas Sukarno masuk dalam Partai Indonesia.Partai Indonesia pimpinan Sukarno lebih menekankan pada mobilisasi massa, sedangkan Hatta dan Sjahrir lebih menekankan pada organisasi kader yang akan menentang tekanan pemerintah kolonial Belanda dengan keras dan lebih menanamkan pemahaman ide nasionalisme. Namun demikian, kedua strategi politik itu belum mencapai hasil yang maksimal. Akhirnya, ketiga tokoh itu ditangkap dan diasingkan oleh Belanda dan ditahan serta diasingkan Sumber : Manusia dalam Kemelut Sejarah, 1978. Gambar 4.18 Foto Sukarno dan kawan-kawan di depan gedung pengadilan di Bandung.228Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1pada 1933. Kedua organisasi yang didirikan oleh ketiga tokoh itupun dibubarkan oleh pemerintah kolonial. Sukarno dengan ide-ide nasionalisme itu memang terus diawasi. Selepas dari penjara Sukamiskin kemudian diasingkan ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ia ditempatkan di sebuah rumah (konon rumah ini milik Haji Abdullah). Bersama keluarganya, Sukarno selama empat tahun (1934-1938) diisolasi dijauhkan dari dinamika perjuangan kebangsaan. Tetapi ide dan semangat nasionalismenya tidak pernah padam. Dikisahkan di pengasingan itu Sukarno sering merenung di bawah pohon sukun yang ada di dekat rumah itu. Kebetulan pohon sukun itu bercabang lima. Ia merenungkan nilai-nilai luhur yang ada dalam kehidupan Bangsa Indonesia sejak zaman Praaksara. Nilai-nilai itulah yang kemudian dirumuskan menjadi nilai-nilai dalam Pancasila. Menurut Cindy Adam, Sukarno memberi nama Pancasila itu karena terinspirasi dengan pohon sukun yang bercabang lima dan daun sukun yang memiliki lima sirip kanan, kiri, dan tengah. Sukarno ternyata tidak hanya diisolasi, sebagai tahanan pemerintah, Sukarno justru masih harus berjuang untuk menghidupi anggota keluarganya. Inilah perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan Sukarno di pengasingan.Sungguh sebuah pengorbanan yang dilakukan Sukarno. Kalau ia mau bekerja untuk Belanda tentu akan menjadi orang yang kaya raya bersama keluarganya. Tetapi ia tidak memilih itu. Ia memilih berjuang bersama rakyat, sekalipun harus miskin, harus dipenjara di Sukamiskin.Sumber:https://www.google.co.id/search.phon+sukun,5-9-2015Gambar 4.19. Pohon sukun di Ende tempat Sukarno merenung, waktu ia diasingkan ke Ende229Sejarah Indonesia » Merenungkan kisah Sukarno itu sangat menarik. Tidak hanya diisolasi, Sukarno harus juga berjuang untuk menghidupi keluarganya selama empat tahun di pengasingan. Ia berjualan pakaian. Makan dengan sayur seadanya. Kadang-kadang dengan ikan asin. Bahkan saat ibu mertuanya meninggal di pengasingan itu, Sukarno harus menguburkannya sendiri. Karena Sukarno selalu mendapat pengawasan ketat dari serdadu Belanda, sehingga Sukarno sulit berinteraksi dengan orang lain. Cukup tragis memang. Nah, bagaimana perasaan kamu dengan nasib Sukarno pejuang kita itu. Bagaimana pula penilaian kamu dengan tindakan Belanda tersebut?4. Volksraad: Wahana PerjuanganSementara Sukarno dan beberapa tokoh lain ditahan, organisasi pergerakan untuk menentang Belanda terus berjalan. Kelompok yang beraliran Marxis mendirikan Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo) di bawah kepemimpinan Amir Sjarifuddin dan A.K. Gani. Partai ini cenderung menampakkan faham fasisme internasional. Di Sumatera Timur, PNI, PKI, Permi, dan Partindo pemimpinnya berasal dari organisasi-organisasi radikal dari tahun-tahun sebelumnya. Gerindo sebagai partai yang berpaham marxis lebih menunjukkan sikap anti kolonialisme, anti-Eropa dan antikapitalisme. Desakan-desakan untuk kemerdekaan nasional sangat kuat dan radikal. Organisasi itu juga tidak sepaham dengan sistem feodalisme, nasionalisasi perusahaan-perusahaan kapital dan restorasi hak-hak tanah pribumi. Sementara itu, Gabungan Politik Indonesia (GAPI) didirikan pada tahun 1939. Tokoh pendiri GAPI adalah Muhammad Husni Thamrin. Dalam gabungan itu, Gerindo berada dalam satu arah dengan Parindra yang dipimpin oleh Thamrin dan sebelumnya oleh Sutomo. Parindra adalah partai politik Indonesia yang paling berpengaruh di Hindia, karena keberhasilannya dalam pemilihan di volksraad. Thamrin kemudian memimpin front Indonesia bersatu di dalam Volksraad yang disebut Fraksi Nasional.Pada akhir tahun 1929, pimpinan PNI ditangkap. Untuk melanjutkan perjuangan maka dibentuklah fraksi baru dalam volksraad yang bernama Fraksi Nasional, pada Januari 1930 di Jakarta. Fraksi itu diketuai oleh 230Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1Muhammad Husni Thamrin yang beranggotakan sepuluh orang yang berasal dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Tujuan organisasi itu adalah menjamin kemerdekaan Indonesia dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Penangkapan pimpinan PNI menjadi pembicaraan di kalangan Fraksi Nasional. Mereka mengecam tindakan pemerintah terhadap ketidakadilan yang diterapkan terhadap gerakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Atas usulan Fraksi Nasional itu volksraad meninjau ulang kebijakan pemerintah kolonial. Pemerintah kemudian mengusulkan perkara yang dituduhkan kepada para pemimpin ke pengadilan tinggi, bukan pengadilan negeri. Akan tetapi permintaan itu ditolak, karena masalah itu menyangkut masalah perbuatan pidana, bukan masalah pelanggaran politik. Jelaslah bahwa gerakan yang dilakukan oleh kaum pergerakan dianggap sebagai kejahatan yang mengganggu keamanan bukan sebagai gerakan politik. Fraksi Nasional juga menolak usulan pemerintah untuk memperkuat pertahanan yang dapat menghabiskan biaya yang besar. Ini berarti menambah kesengsaraan rakyat karena situasi ekonomi saat itu sedang mengalami depresi. Menurut Fraksi Nasional lebih baik biaya itu digunakan untuk meningkatkan kesejateraan rakyat. Sementara pengawasan dalam bidang politik semakin diperketat dengan adanya bermacam-macam larangan, seperti larangan berkumpul, pembredelan surat kabar, dan propaganda. Fraksi Nasional juga mendorong anggotanya untuk lebih berperan dalam Volksraad. Para nasionalis di Volksraad diminta untuk bersikap nonkooperasi. Meskipun aspirasi masyarakat sudah mendapat tempat, melalui perjuangan yang bersikap moderat dalam perjuangannya, rasa tidak puas terhadap pemerintah terus berkembang. Kericuhan sempat muncul dengan adanya Petisi Sutardjo pada 15 Juli 1936, dalam sidang Volksraad. Petisi itu menyuarakan tentang kurang giatnya pergerakan nasional dalam pergerakan yang disebabkan oleh tidak adanya saling pengertian dari pihak pemerintah. Situasi politik dunia saat itu, yaitu sedang berkembangnya naziisme dan fasisisme seharusnya membuat pemerintah waspada melihat bahaya yang mungkin mengancam Indonesia, sehingga perlu mempererat hubungan dengan Pergerakan Nasional Indonesia.231Sejarah IndonesiaSutardjo Kartohadikusumo, yang saat itu sebagai ketua Persatuan Pegawai Bestuur/Pamong Praja Bumi Putera dan wakil dari organisasi itu di Volksraad, mendapat dukungan dari beberapa wakil golongan dan daerah dari Volksraad mengusulkan diadakan suatu musyawarah antara wakil Indonesia dan Kerajaan Belanda untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia yang dapat berdiri sendiri meskipun dalam ruang lingkungan Kerajaan Belanda. Petisi itu melahirkan pro dan kontra, baik di kalangan Indonesia dan Belanda. Petisi itu mendapat persetujuan mayoritas dari anggota Volksraad, selanjutnya disampaikan pada pemerintah kerajaan dan parlemen Belanda. Partai Nasional saat itu memperingatkan para pendukung petisi, bahwa tindakan yang diambil itu tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, seperti Volksraad sehingga usaha itu sia-sia belaka. Pendukung petisi itu tidak menghiraukan peringatan itu, bahkan membentuk suatu komite agar petisi itu mendapat dukungan luas di kalangan rakyat. Kondisi itu tidak hanya bergerak di Indonesia saja, bahkan hingga ke negeri Belanda, sehingga menyetujui petisi itu. Petisi itu tanpa melalui perdebatan ditolak oleh pemerintah Belanda pada 16 November 1938. Alasan penolakan petisi adalah Indonesia belum siap untuk memikul tanggungjawab memerintah diri sendiri. Bangsa Indonesia juga dinilai belum mampu untuk berdiri apalagi menjadi negara yang merdeka. Cara penolakan yang tanpa perdebatan di parlemen mengecewakan pihak pergerakan nasional, meskipun pihak yang ditolak sesungguhnya telah menduga sebelumnya. Realitas itu menunjukkan bahwa tuntutan rakyat Indonesia tidak dibicarakan secara terbuka di parlemen.PETISI SUTARDJO: 1. Volksraad sebagai parlemen sesungguhnya, 2. Direktur departemen diberi tanggungjawab, 3. Dibentuk Dewan Kerajaan sebagai badan tertinggi antara negeri Belanda dan Indonesia yang anggotanya merupakan wakil kedua belah pihak, 4. Penduduk Indonesia adalah orang-orang yang karena kelahirannya, asal usulnya, dan cita-citanya memihak Indonesia.Next >