< PreviousKelas XI SMA/MA/SMK/MAK1342. Menyusun tujuan umum dan tujuan khususTopikTujuanUmumKhususKeterampilan Menulis PuisiSebagai bahan renungan atas segala fenomena yang terjadi; meningkatkan minat baca sastra pada masyarakat; menumbuhkan pola pikir imajinatif atau daya khayal bagi pelajar yang menyukai dunia sastra terutama puisi. Sebagai ekspresi diri dan membagikan pengalaman yang dimiliki.3. Menyusun kerangka topikTopik: Karya Sastraa. Pembuka (tesis, pengenalan isu)Karya sastra hadir di tengah masyarakat sebagai bahan renungan atau refleksi terhadap fenomena yang telah berkembang saat ini, baik masalah sosial, agama, budaya, ataupun pendidikan. Semua bisa terekam dan terungkap melalui sebuah puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang kini diminati oleh masyarakat terutama para remaja dalam hal ini pelajar. Banyaknya jenis karya sastra lain misalnya cerpen, novel, ataupun roman. Puisi bisa menyajikan bentuk beragam dan isinya yang penuh makna. b. Isi (rangkaian argumen)Puisi-puisi yang kini diminati oleh para remaja atau pelajar adalah puisi yang memiliki nilai-nilai karakteristik, seperti nilai kemanusiaan, keagamaan, bahkan romantisme. Sebut saja puisi karya sastrawan terkemuka misalnya Sutardji Calzoum Bachri, W.S. Rendra, Amir Hamzah, dan lain-lain. Para sastrawan ini turut menularkan semangat melalui puisi kepada para remaja. c. Penutup (penegasan)Berpuisi merupakan salah satu cara berimajinasi melalui sebuah rangkaian kata yang mampu menyihir setiap pembaca. Sisi imajinatif yang ditampilkan dalam karya sastra merupakan kekuatan dalam mencerminkan pola pikir kehidupan, baik yang dialami oleh individu ataupun masyarakat. 135Buku Guru Bahasa IndonesiaPROSES PEMBELAJARAN DKEGIATAN 2Menyampaikan Hasil Suntingan dengan Memperhatikan Struktur dan KebahasaanPetunjuk untuk GuruPenyuntingan tidak hanya berkaitan dengan ejaan ataupun dengan penulisan kata. Penyuntingan juga berkaitan dengan susunan kalimat dalam paragraf dan susunan paragraf di dalam keseluruhan teks. Hubungan kalimat dengan kalimat harus padu, saling berhubungan. Dalam suatu teks tidak boleh ada kalimat yang menyimpang dari pokok pembahasan. Demikian halnya dengan penyusunan paragraf, semuanya harus saling berkaitan dan mengusung satu tema sama.Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks. Oleh karena itu, seorang penyunting setidaknya harus:1. mengetahui cara penulisan karangan yang baik, 2. memahami masalah yang dibahas dalam karangan itu, serta memahami aturan-aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca. Kegiatan penyuntingan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.1. Penyiapan teks (ceramah) yang akan disunting.2. Penyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan kamus. Selain itu, bahan-bahan tersebut harus disesuaikan dengan karangan yang akan disunting. Kalau itu berupa naskah ceramah, bahan pemandunya adalah buku tentang teknik penulisan ceramah.3. Mencermati bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan cara penyajian isi maupun bahasanya.4. Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara benar dengan berpedoman pada sumber-sumber yang dapat dipercaya.Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK136Tugas Lakukanlah silang baca dengan teman sebangku untuk saling memberikan koreksi berdasarkan ketepatan isi, kelengkapan/kepaduan struktur, kaidah bahasa, dan ejaannya. AspekBobotSkorJumlahKomentar1. Ketepatan isi302. Kelengkapan/kepaduan struktur303. Kebakuan kaidah kebahasaan204. Kebakuaan ejaan/tanda baca20Jumlah100Contoh Jawaban Melakukan silang baca dengan teman sekelasmu. Kemudian, saling memberikan penilaian pada tabel yang telah disajikan. Aspek yang menjadi penilaian adalah ketepatan isi, kelengkapan/kepaduan struktur, kebakuan kaidah kebahasaan, dan kebakuan ejaan/tanda baca. PENILAIAN1. Penilaian PengetahuanTeknik penilaian pengetahuan yang dapat digunakan oleh guru adalah tes tulis, observasi, dan tes penugasan.a. Tes tulis Tes tulis untuk menguji pemahaman peserta didik dapat dilakukan baik dengan tes uraian maupun pilihan ganda. Sebaiknya dalam melaksanakan ulangan harian guru memilih soal uraian karena soal uraian dapat lebih mengukur kemampuan peserta didik secara lebih dalam. Pertanyaan yang diajukan hendaknya mengacu pada indikator pembelajaran. 137Buku Guru Bahasa IndonesiaContoh Soal Uraian untuk Bab 3Petunjuk: Bacalah teks di bawah ini saksama. Kemudian, jawablah pertanyaan yang menyertainya!Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia,Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan pada banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.Gejala yang sama terlihat pula pada penggunaan bahasa oleh para politisi kita, misalnya ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka terdengar pedas, vulgar, dan beberapa di antaranya cenderung provokatif. Padahal sebelumnya, pada zaman pemerintahan Orde Baru pemakaian bahasa dibingkai secara santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya (epimistis).Kita pun tentu gelisah sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan kebiasaan berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan dibumbui sebutan-sebutan antarsesamanya yang sanggat miris untuk didengar: gila, edan, sialan, brengsek, dan kata-kata lainnya yang tidak layak diungkapkan di sini. Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu. Penyebab utamanya adalah perkembangan masyarakat yang sudah tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai kesantunan dan tata krama dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata krama) yang berlaku pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung pada masa kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor yang berbeda dengan di pasar, di terminal, dan di rumah. Pergaulan global dan pertukaran informasi juga membawa pengaruh pada pergeseran budaya, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para remaja dan anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa mengindahkan kaidah bahasa yang sesungguhnya. Sejalan dengan perubahan waktu dan tantangan global, banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya, tayangan televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam penguasaan iptek. Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK138Selain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga. Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama juga merupakan salah satu kewajiban manusia yang bentuknya berupa perkataan yang lembut dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dipadankan dengan konsep qaulan karima yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan pemuliaan, penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang lain. Berbahasa santun juga sama maknanya dengan qaulan ma’rufa yang berarti berkata-kata yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat penutur. Oleh karena itu, pendidikan etika berbahasa memiliki peranan yang sangat penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa sangat diperlukan sebagai salah satu syairat dalam beragama. Dengan kesantunan, dapat tercipta harmonisasi pergaulan dengan lingkungan sekitar. Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat berpengaruh positif terhadap kematangan emosi seseorang. Semakin intens kesantunan berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin baik. Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan, kesenangan, kesedihan, dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan ketidaksantunan itu.Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun. (Sumber: Kosasih, 2010)Soal1. a. Secara berkelompok, tandailah bagian-bagian penting dari teks tersebut. b. Buatlah simpulan tentang isi teks itu secara keseluruhan!No.Bagian-Bagian Penting......Simpulan...2. Apa yang dimaksud dengan ceramah?3. Apa manfaat dari mendengarkan ceramah?4. Kapan dan di mana saja kesempatan ceramah itu dapat kita ikuti?5. Bagaimana persamaan dan perbedaan ceramah dengan pidato dan khotbah?6. Informasi/pengetahuan apa saja yang dapat kamu peroleh dari teks ceramah diatas? Jelaskan!139Buku Guru Bahasa Indonesia7. Temukan lima diksi dalam teks tersebut!8. Temukan dua kata aktual pada teks tersebut!9. Jelaskan teknik orasi dalam ceramah!10. Tuliskan kembali isi teks ceramah dengan menggunakan bahasamu sendiri secara singkat dan jelas!Kunci Jawaban1. Menuliskan bagian-bagian penting secara berkelompok dari teks tentang sikap berbahasa yang berbeda yang telah disediakan. No.Bagian-Bagian Penting1.Percakapan dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa berbeda. Kelompok pertama, mereka kurang memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Kelompok kedua, memiliki sikap kritis terhadap kaidah penggunaan bahasa. Makna kata gua yang benar memiliki arti ‘lubang besar pada kaki gunung’ bukan kata pengganti orang (persona). 2.Penggunaan bahasa yang masih keliru tersebut salah satunya disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia di mata mereka. Ragam bahasa baku mereka anggap kurang “asyik” dibandingkan dengan bahasa gaul atau bahasa asing.3.Penggunaan bahasa yang acak-acakan juga banyak dipelopori oleh kalangan pebisnis. Badan usaha, pemilik toko, dan pemasangan iklan dengan menggunakan bahasa asing. Misalnya seorang pengusaha kue lebih percaya diri dengan tokonya bernama Lufita Cake daripada Toko Kue Lufita.4.Pelajar sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya tidak larut dengan kebiasaan tersebut.5.Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur ilmiah sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam bahasa baku.SimpulanPenggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja cukup memprihatinkan. Hal ini terjadi dari peristiwa percakapan antara dua kelompok siswa. Kelompok pertama, siswa yang kurang memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, kelompok kedua, memiliki sikap kritis terhadap kaidah penggunaan bahasa yang disampaikan temannya. Ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan. Bahasanya orang-orang betawi. “Punya gua kemarin hilang” Terdengar pula sahutan salah seorang dari mereka, “Lho, kalau punya gua, sama elu kemanain?. Namun, salah seorang siswa memperhatikan percakapan mereka. Ia kemudian menanggapi, “Gua apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?”Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK140Makna kata gua dalam bahasa Indonesia adalah ‘lubang besar pada kaki gunung. Dengan makna tersebut, kata gua seharusnya ditujukan untuk penyebutan nama tempat, seperti Gua Selarong, Gua Jepang, dan lain-lain. Bukan pengganti orang (persona). Pelajar sebagai bagian dari masyarakat bahasa yang menggunakan, melestarikan, dan menyebarluaskan bahasa seharusnya dapat mecermati kembali pemilihan bahasa yang akan digunakan. Salah satu faktor penyebab kurangnya pemahaman dalam berbahasa yang baik dan benar adalah kurangnya kemauan dalam menyelami informasi dan contoh penggunaan bahasa yang baik dan benar. 2. Ceramah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya. 3. Manfaat mendengarkan ceramah di antaranya dapat menambah wawasan atau informasi yang belum kita ketahui; menjalin silaturahmi dengan sesama pendengar ceramah jika situasi secara bersama-sama; dapat menjadi pedoman/petunjuk dalam melakukan hal-hal positif.4. Waktu dan tempat dalam mendengarkan ceramah bisa beragam. Pagi hari, siang, sore, ataupun malam melalui media elektronik (televisi, radio, internet) ataupun secara langsung menghadiri di lokasi.5. Perbedaan: a. Ceramah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya. b. Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif (ajakan atau dorongan untuk berbuat sesuatu). c. Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan. Persamaan: berisi informasi yang disampaikan di depan umum6. Informasi yang dapat diperoleh dari teks yang telah dicontohkan ialah: cermat dalam pemilihan kata ketika akan menyampaikan pembicaraan terutama berkomunikasi dengan orang yang beda usia; nilai-nilai kesantunan dan tata krama merupakan faktor utama berkembangnya suatu masyarakat; penanaman dan pembiasaan etika berbahasa merupakan peranan penting dalam meperoleh pendidikan yang maju. 7. Lima diksi: sikap kritis, ragam bahasa, informasi, persona, dan kaidah.8. Dua kata aktual: intensitas dan literatur.9. Teknik orasi dalam ceramah: menguasai tema permasalahan, memberi semangat kepada diri dan orang lain, berbicara dengan lantang, memperhatikan artikulasi, jeda, kecepatan berbicara, dan mencermati situasi. 10. Peserta didik menuliskan kembali isi teks ceramah yang ada dengan menggunakan bahasa sendiri. 141Buku Guru Bahasa IndonesiaKunci JawabanNo. SoalDeskripsiSkor Skor Maksimal1.a. Identifikasi teks ceramah lengkap dan tepat.b. Identifikasi teks ceramah sebagian besar tepat.c. Identifikasi teks ceramah separuhnya tepat.d. Identifikasi teks ceramah hanya sebagian kecil tepat.7652202a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.21.510.553a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.4321104.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.432110Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK142Kunci JawabanNo. SoalDeskripsiSkor Skor Maksimal5.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.6541156.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.4321107.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.21.510.558.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.21.510.559.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.432110143Buku Guru Bahasa IndonesiaKunci JawabanNo. SoalDeskripsiSkor Skor Maksimal10.a. Jawaban tepat dan lengkap.b. Sebagian besar jawaban tepat.c. Separuh jawaban tepat.d. Sebagian kecil saja jawaban yang tepat.432110Total Nilai100b. Observasi Observasi selama proses pembelajaran selain dilakukan untuk penilaian sikap, juga dapat dilakukan untuk penilaian pengetahuan, misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan kelompok. Teknik ini merupakan cerminan dari penilaian autentik. Guru mencatat aktivitas dan kualitas jawaban, pendapat, dan pertanyaan yang disampaikan peserta didik selama proses pembelajaran.Catatan ini dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan reward (tambahan) nilai pengetahuan bagi peserta didik.Lembar Observasi Penilaian Pengetahuan No.Hari, TanggalNama Peserta DidikPernyataan yang Diungkapkan)*Reward)**1.2.3.Next >