< Previous 4 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR x Baterai Sebagai sumber tegangan DC, umumnya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt x Generator Sebagai sumber tegangan AC, generator ini bekerja berdasarkan putaran mesin. x Kunci kontak Berfungsi untuk menghubungkan sumber tegangan baterai dengan rangkaian x Saklar lampu kepala Berfungsi untuk menghubungkan arus utama untuk mengaktifkan rangkaian lampu kepala x Saklar Dim Berfungsi sebagai saklar pemindah lampu jauh dan lampu dekat. x Lampu indicator jauh Sebagai tanda bagi pengendara bahwa lampu jauh sedang menyala. x Bola Lampu Kepala Adalah komponen yang mengubah energy listrik menjadi energy panas berupa cahaya yang digunakan sebagai penerangan jalan kendaraan serta agar pengendara lain mengetahui posisi pengendara. Jenis lampu untuk sepeda motor ■ lampu Kawat (wolfram) ■ lampu halogen ■ Lampu Gas Discharge ■ LED Secara standar penyalaan lampu kepala secara otomatis sekaligus menyalakan lampu kota dan lampu panel, sehingga secara umum rangkaian lampu kota dan lampu panel adalah bagian dari rangkaian lampu kepala. Berdasarkan sumbernya, sistem lampu kepala pada sepedamotor terdiri dari dua macam yaitu system DC dan system AC. x Sistem Lampu Kepala DC 5 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Komponennya yaitu Baterai, sekering, kunci kontak, saklar lampu kepala, saklar dim dan lampu kepala. Gambar 4. Rangkaian Lampu kepala DC Keterangan 1. Baterai 2. Sekering 3. Kunci kontak 4. Saklar lampukepala 5. Saklar dim 6. Lampu kepala 1. 7. Lampu control jauh 2. 8. Lampu kota depan 3. 9. Lampu kota belakang (lampu plat nomer) 1 3 4 5 6 7 8 9 2 6 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Cara kerja rangkaian Ketika Kunci kontak di hubungkan maka arus mengalir dari baterai menuju saklar lampu kepala, saat lampu kepala di gerakkan sekali (posisi 1) tuas saklar lampu kepala terhubung dengan lampu kota sehingga lampu kota bagian depan, bagian belakang dan lampu panel nyala bersamaan karena terhubung parallel. Saat saklar lampu kepala digerakkan dua kali maka disamping lampu kota tetap menyala, tuas saklar lampu kepala (posisi 2) arus akan mengalir menuju saklar dim kemudian saklar dim akan mengalirkan arus untuk lampu dekat atau lampu jauh sekaligus lampu control jauh yang terhubung parallel dengan lampu jauh. Sistem Lampu Kepala AC Komponennya yaitu Generator, regulator, saklar lampu kepala, saklar dim dan lampu kepala Gambar 5. Rangkaian Lampu kepala AC 1 3 4 5 6 7 8 9 2 7 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Keterangan 1. Kumparan Pembangkit tegangan 2. Magnet permanen 3. Regulator tegangan 4. Saklar lampu kepala 5. Saklar dim 6. Lampu kepala 7. Lampu control jauh 8. Lampu kota depan 9. Lampu kota belakang (lampu plat nomer) Cara kerja rangkaian Secara prinsip sama dengan system lampu kepala DC, namum karena sumber utama dari generator AC yang berputar sesuai dengan putaran mesin, maka perlu dipasang regulator pembatas tegangan agar tegangan pada lampu kepala tidak melebihi tegangan system yaitu 12 volt meskipun putaran mesin sedang tinggi. Terdapat dua tipe lampu besar atau lampu kepala (headlight), yaitu; 1) tipe semi sealed beam, dan 2) tipe sealed beam. Lampu kepala bias any a menggunakan low filament beam untuk posisi lampu dekat dan high filament beam untuk posisi lampu jauh. Penjelasan kapan saatnya menggunakan lampu dekat dan lampu jauh sudah dibahas pada bagian saklar lampu kepala. 1) Tipe Semi Sealed Beam Tipe semi sealed beam adalah suatu konstruksi lampu yang dapat mengganti dengan mudah, dan cepat bola lampunya (bulb) tanpa memerlukan penggantian secara keseluruhan jika bola lampunya terbakar atau putus. Bola lampu yang termasuk tipe semi sealed beam adalah: a) Bola lampu biasa (filament tipe wolfram/tungsten ) Bola lampu biasa adalah bola lampu yang menggunakan filamen (kawat pijar) tipe tungsten. 8 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gambar 6. Konstruksi Bola Lampu filament tungsten b) Bola lampu quartz-halogen Pada bola lampu quartz-halogen, gas halogen tertutup rapat didalam tabungnya, sehingga bisa terhindar dari efek penguapan yang terjadi akibat naiknya suhu. Bola lampu halogen cahayanya lebih terang dibanding bola lampu tungsten, namun lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Gambar 7. Konstruksi bola lampu halogen 9 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Perbandingan bola lampu tungsten dan Halogen Gambar 8. Cara kerja bola lampu tungsten Cara kerja Daya listrik membuat filamen membara. Pada saat filamen membara, tungsten akan menguap. Tungsten yang menguap, kemudian terkondensasi pada dinding kaca yang lebih dingin. Hal ini terjadi terus menerus selama lampu menyala, sehingga semakin lama kaca lampu akan terlihat menghitam, kemudian hingga suatu saat filamen tungsten akan terus menipis dan akhirnya putus, lampu mati Lampu halogen termasuk dalam jenis lampu pijar. Lampu halogen diciptakan dengan memperbaiki proses lampu pijar biasa di atas, yaitu dengan mengurangi masalah menguapnya tungsten. Kaca lampu dibuat dari kaca kuarsa yang tipis dan tahan panas, kemudian gas yang diisikan ditambahkan sedikit gas halogen. Pada tahun 1959 lampu halogen diperkenalkan untuk kepentingan komersial. Perhatikan gambar di bawah ini 10 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gambar 9. Cara kerja bola lampu Halogen Cara kerja Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten(butir hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten. Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap. Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen. Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang panjang. Siklus tersebut di atas disebut dengan siklus halogen atau Halogen-Cycle.Namun syarat utama untuk terjadinya siklus halogen adalah suhu permukaan kaca lampu harus sangat panas. Suhu harus minimal sekitar 250°C hingga 900°C (tergantung besar daya lampu). Jika suhu kaca lampu berada di bawah itu, maka halogen tidak akan mampu mengikat uap tungsten, akibatnya tungsten akan melekat pada dinding kaca bagian dalam, hingga lama kelamaan kaca lampu akan menghitam, dan lampu 11 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR halogen lebih cepat putus. proses di atas adalah alasan mengapa lampu halogen tidak boleh dipegang pada bagian kacanya. Cara memegang lampu halogen . Gambar 10. Cara memegang bola lampu Halogen Perhatikan gambar dibawah ini Gambar 11. Cara kerja bola lampu Halogen Keterangan : 1. Jari tangan kita selalu meninggalkan sidik jari berupa lapisan lemak tipis. 2. Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen membuat suhu permukaan kaca lebih dingin dibanding permukaan kaca yang lain. Hal ini 12 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR karena lemak tadi pada suhu yang sangat tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang berbahan dasar Quartz sehingga koefisien muainya menjadi berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien muainya sangat besar, bisa menyebabkan kaca pecah. 3. Akibat perbedaan suhu kaca di atas, proses siklus halogen tidak dapat bekerja sempurna. 4. Semakin banyak uap tungsten yang terkondensasi pada kaca lampu, tepatnya pada bagian kaca yang lebih dingin (ada lemak). Bagian tersebut biasanya akan menjadi berkabut hitam, abu-abu atau putih. 5. Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat filamen tungsten yang cepat menipis karena menguap. 2) Tipe Sealed Beam Pada beberapa model sepeda motor generasi sebelumnya, lampu kepalanya menggunakan tipe sealed beam. Tipe ini terdiri dari lensa (glass lens), pemantul cahaya (glass reflector), filamen dan gas di dalamnya. Jika ada filamen yang rusak/terbakar, maka penggantiannya tidak dapat diganti secara tersendir, tapi harus keseluruhannya. Gambar 12. Konstruksi bola lampu tipe sealed beam 13 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 2)Lampu kota Lampu Kota disebut juga lampu posisi dinyalakan ketika mulai senja atu keadaan jalan belum gelap, dengan kata lain lampu kota ini juga berfungsi agar pengendaraan lain mengetahui keberadaan pengendara, pada umumnya lampu kota terdiri dari lampu kota bagian depan dan bagian belakang dimana sebagian besar sepeda motor lampu kota bagian belakang sekaligus difungsikan sebagai lampu plat nomer kendaraan. Daya lampu kota lebih kecil dibanding lampu kepala yaitu antara 7 – 10 watt 3)Lampu panel Lampu panel berfungsi sebagai penerangan pada panel pengemudi antara lain penerangan speedometer, penerangan meter bahan bakar, temperature mesin. Daya lampu panel umumnya sama dengan lampu kota. 2. SISTEM SINYAL (TANDA) Sistem sinyal atau tanda adalah system kelistrikan yang ada pada sebuah sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi.yang termasuk system kelistrikan sinyal antara lain; 1) Lampu Rem 2) Lampu sein/tanda belok 3) Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil) 4) Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling) 5) Fuelmeter (pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki). 6) Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI) , kadang-kadang terdapat juga hazard lamp (lampu hazard/tanda bahaya), low fuel warnig (pemberi peringatan bahan bakar sudah hampir kosong), temperature warning (pemberi peringatan suhu), electronic fault warning (pemberi peringatan terjadinya kesalahan/masalah pada komponen elektronik), dan sebagainya. Next >