< Previous 44 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 2. Lampu Belakang (Tail Light) Lampu belakang pada sepeda motor umumnya disamping sebagai tanda posisi sepedadamotor bagi pengendara lain, tetapi juga sekaligus sebagai lampu plat nomer kendaraan. Gb. 39. Lampu Belakang Sepeda Motor 3.Gangguan Yang Terjadi Pada Lampu Penerangan Gangguan – gangguan yang sering terjadi pada sistem penerangan serta perbaikan sebagai berikut : a. Lampu mati Pada saat mesin hidup saklar lampu pada posisi HL, lampu tidak mau menyala. Urutan pemeriksaan serta perbaikan sebagai berikut : Periksa bola lampu depan dengan multimeter Kemungkin filament lampu putus atau dudukan lampu kotor atau berkarat ----Æ bersihkan. Ukur tegangan keluaran dari kumparan dari kumparan pembangkit/ generator dengan Voltmeter. Periksa keadaan sambungan kabel – kabelnya kemungkinan ada yang putus atau kendor. Periksa juga kemungkinan ada kabel yang terjadi hubungan singkat 45 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Kabel massa untuk lampu putus, terlepas/kotor Bodi dari lampu kotor/karat sehingga massa tidak ada -Æ bersihkan b. Jika bola lampu pada system penerangan selalu mati saat mesin hidup pada putaran tinggi, berarti ada gangguan pada sistem pengisian yang disebabkan : Baterai rusak atau elektroniknya kosong Regulator Rectifier (Kiprok) rusak 5. Pemeriksaan Regulator Rectifier Regulator rectifier tidak dapat diperbaiki, apabila diketahui rusak harus diganti. Hal ini dapat diketahui dengan cara memeriksa regulator recifier melalui terminal masing-masing konector. Gb. 40. Regulator Rectifier sistem sistem pengisian Pemeriksaan pada Konektor: Warna Kabel Pemeriksaan 1. Kabel baterai (merah/putih atau merah) Harus ada tegangan antara kabel merah dengan massa (menggunakan Voltmeter) 2. Kabel massa (hijau) Harus ada kontinyuitas antara kabel massa dengan body (Ohmmeter) 3. Kabel pengisian (putih) Harus ada tahanan sesuai standar 46 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 4. Kabel lampu depan (kuning) Harus ada tahanan sesuai standar Pemeriksaan pada Regulator Rectifier: TIPE : HONDA GL PRO-MAK , GRAND-PRIMA Tester : Sanwa, Skala Batas ukur : x 1 kΩ PUTIH KUNING MERAH HIJAU PUTIH ∞ 8,5 kΩ ∞ KUNING ∞ ∞ 30 kΩ MERAH ∞ ∞ ∞ HIJAU ∞ 30 kΩ ∞ Gantilah regulator rectifier apabila nilai tahanan di antara masing-masing terminal hasilnya tidak sesuai dengan standar. 6. Pemeriksaan saklar lampu kepala sepeda motor Gambar 41. Pemeriksaan Hubungan Kabel-kabel dari Sakelar Lampu kepala dan saklar Dim TIPE HONDA RE CI HTL P + - 47 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR EG L OFF POSISI(P) ON WARNA KABEL PUITIH/ HITAM HIJAU KUNING BIRU / PUTIH COKLAT COKLAT/ PUTIH KETERANGAN: OFF : Posisi sakelar mati POSISI (P) : Posisi lampu kecil/kota ON : Posisi lampu besar REC : Kabel dari rectifier regulator E : Massa CL : Charging Light Kabel spull HL : Head Light Kabel untuk ke lampu besar TL : Tail Light Kabel untuk ke lampu belakang P : Potition Lamp Kabel untuk ke lampu kota 7. Pemeriksaan sakelar dim 48 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR C1 Lo Hi OFF POSISI(P) WARNA KABEL KUNING PUTIH BIRU KETERANGAN Dekat : Posisi lampu depan dekat Lo : Kabel untuk lampu dekat Jauh : Posisi lampu depan jauh Hi : Kabel untuk lampu jauh 8. Sistem Lampu tanda atau sinyal 1) Lampu Rem Penempatan lampu di bagian belakang sepeda motor, dan dijadikan satu dengan lampu belakang (Tail Light), namun saklar atau switch rem ditempatkan pada mekanis pedal rem kaki dan rem tangan (kemudi). Bila pedal rem diinjak / ditarik maka saklar rem ON dan lampu rem menyala. Gb. 42. Rangkaian sistem rem Kegunaan lampu rem memberikan tanda isyarat kepada kendaraan yang ada di belakang, bahwa isyarat memperlambat kecepatan laju kendaraan atau tanda berhenti. 49 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Saat sepeda motor melakukan pengereman saklar ON, maka aliran listrik dari baterai sekring saklar lampu stop massa. Aliran arus listrik tersebut menjadikan lampu stop menyala. (a) (b) Gambar 43. Pemeriksaan saklar rem kaki (a) posisi ON, (b) posisi OFF Switch rem gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan arus DC dari baterai ke lampu rem. Semua lampu rem, baik pada motor penyalaan sistem baterai : ataupun magnet, semuanya memakai arus listrik DC dari baterai, kecuali motor Vespa, Bajay dan Lambreta. Tidak semua motor memakai 2 switch rem tetapi hanya pada motor tertentu saja. 2) Gangguan - Gangguan yang Terjadi Pada Lampu Rem a. Lampu rem tidak menyala, kemungkinan kerusakannya adalah : Switch rem tidak bekerja (tidak menyambung) Kabel - kabel dari baterai ke switch rem dan dari switch rem ke lampu rem tidak tersambung. Massa/body untuk kedudukan lampu rem kotor/karat. Filament lampu rem putus Sekring putus 50 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR b. Lampu rem menyala tidak mau mati, kemungkinan kerusakannya adalah : Switch rem tidak bekerja (tidak memutus) Switch rem setelannya terlalu tertarik. Ada kabel dari baterai yang langsung bersambungan dengan lampu rem. . 3) Cara Memeriksa Switch Rem Cara memeriksa swictch rem depan dan belakang dengan ohm meter. Putuskan/ lepaskan semua kabel switch rem depan maupun belakang yang dihubungkan dengan lain alat pada sambungannya, lalu tes dengan ohm meter sebagai berikut Kabel hijau kuning dihubungkan dengan positif ohm meter, dan negatif ohm meter dihubungakn dengan kabel hitam. Jika handle rem ditarik atau pedal rem diinjak, jarum ohm meter bergerak. Jika handle/ pedal dilepas jarum ohm meter diam. (a) 51 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR (b) Gambar 44. Pemeriksaan saklar lampu rem tangan dan kaki 4) Sistem Lampu Tanda Belok System lampu tanda belok memberikan petunjuk bagi kendaraan yang ada di belakang dan depan bahwa kendaraan akan belok atau pindah / jalur jalan. Komponen system lampu tanda belok adalah : a. Kunci kontak untuk mengalirkan arus dari baterai ke system lampu tanda belok b. Flaser sebagai pengedip lampu dengan frekwensi kedipan antara 40 – 80 kedipan setiap menit. c. Sakelar lampu tanda belok d. Lampu tanda belok kanan kiri/ muka belakang dan lampu indicator lampu belok. Cara kerja rangkaian system lampu tanda belok Kunci kontak ON arus baterai mengalir ke terminal B/ X pada flaser keluar Flaser lewat terminal L sakelar lampu tanda belok massa lampu tanda belok menyala berkedip. Apabila lampu tanda belok (sein) tidak berfungsi lakukan pemeriksaan sebagai berikut : Periksa kondisi baterai Periksa kondisi bola lampu Periksa spesifikasi bola lampu sesuaikan dengan spesifikasi flaser Periksa kondisi sekering 52 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Periksa kondisi kabel dan konektor – konektornya. Apabila kondisi diatas dalam keadaan normal lakukan pemeriksaan sebagai berikut Gambar 45. Pemeriksaa rangkaian lampu tanda belok 9 Lepaskan kabel Flaser / pengedip (turn signal relay) kemudian hubungkan kabel yang terlepas tersebut dengan kabel jumper dan posisi kunci kontak ON, apabila : 9 Lampu tidak menyala terjadi kerusakan pada rangkaian sistem wire harness/ kabel bodi 9 Lampu menyala, terjadi kerusakan pada flasher/ pengedip 5) Sistem Klakson Klakson adalah komponeni pembuat tanda suara berdasarkan getaran memberan yang bergetar berdasarkan elektromagnit yang terjadi pada lilitan yang terdapat pada klakson. Apabila tombol ditekan maka arus listrik akan mengalir dari baterai (accu) melalui sikring terus ke klakson, sehingga memberan klakson akan bergetar dan menimbulkan suara atau bunyi. Pemeriksaan Klakson a. Hubungan secara seri sebuah ampermeter antara klakson dan tombol klakson seperti pada gambar berikut : 53 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gambar 46. Penempatan ampermeter b. Kendorkan baut penyetelan klakson c. Putar kunci kontak pada posisi ON (putar ke kanan) d. Aturlah kekerasan baut penyetelannya dengan memutar ke kiri atau ke kanan sambil menekan tombol klakson. Bunyi klakson yang terbaik adalah bila besar arusnya sekitar 2 – 3 amper. Jika klakson tidak berbunyi lakukan pemeriksaa sebagai berikut. a. Lepas klakson b. Sambungkan langsung kedua terminal baterai (lihat gambar) Gambar 47. Pengujian klakson c. Jika klakson berbunyi berarti klakson baik. Next >