< Previous 54 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Hubungan kabel dari tombol dengan kabel positip Voltmeter dan kabel negatip Volmeter yang lain pada bodi untuk menguji kontinyuitas kabel, jika kabel jelek/putus perbaiki. Apabila terdapat gangguan pada klakson, maka terlebih dahulu memeriksa sumber arus listrik penggeraknya, apabila penggeraknya baterai maka pemeriksaan dapat dilakukan tanpa menghidupkan mesin, tetapi apabila sumber arus listriknya dari pembangkit maka mesin atau motor harus dihidupkan. Klakson yang tidak berbunyi : bisa disebabkan oleh rangkaian atau kabel kontak-kontak yang mehubungkan klakson dengan sumber arus terputus kendor atau kotor. Hubungan arus listrik yang terputus mengakibatkan membran/ diafragma pada klakson tidak bergetar karena tidak terjadi kemagnetan. Dengan tidak adanya getaran tersebut maka tidak timbul bunyi. Gb. 48. Klakson rusak akibat hubungan kabel putus Kontak-kontak atau sambungan kabel yang kendor juga menghambat jalannya arus listrik sehingga arus yang mengalir sangat kecil dan tidak mampu menimbulkan kemagnetan yang kuat sehingga membran/ diafragma hanya bergetar lemah. Bunyi yang dihasilkan pun kurang keras 55 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gb.49. Klakson dengan sambungan pada terminal/ sepatu kabel kendor Penyebab lain dari tidak berfungsinya klakson adalah diafragma yang robek, penyetelan dafragma yang tidak tepat, atau unit kemagnetan rusak. Diafragma yang robek berakibat udara di sebelah diafragma mengalir kesisi yang lain sehingga getaran udara berkurang dan bunyi yang ditimbulkan menjadi lemah. Demikian pula akibatya jika penyetelan diafragma tidak tepat. Setelan diafragma yang terlalu kendor mengakibatkan getarannya lemah sedangkan setelan diafragma yang terlalu keras mengakibatkan tidak terjadinya getaran, sehingga tidak menimbulkan bunyi yang keras. Gb. 50. Penyetelan suara klakson dengan menyetel kekerasan baut penyetelan 56 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gambar 51. Gambar Rangkaian Sistem Klakson Dalam Diagram Kelistrikan Sepeda Motor 57 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Klakson Tidak berbunyi Klakson tidak berbunyi kerusakannya adalah : 1. Arus listrik dari baterai lemah/ tidak ada. 2. Fuse/ sekring putus Sumber : airsoftsociety.com sumber: justanswer.com Gambar 52. Sekering putus 3. Tombol klakson kotor/ tidak bekerja, sehingga tidak dapat meneruskan arus listrik dari negatif/ massa klakson ke bodi kendaraan. 4. Setelan klakson belum tepat Gb. 53. Penyetelan suara Klakson dengan kekerasan baut penyetelan 5. Kabel-kabel dari baterai, kunci kontak dan tombol klakson ada yang kotor/ putus/ tidak tersambung/ korsleting, dan lain – lain. 58 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Klakson Berbunyi Terus – menerus Klakson berbunyi tetapi tidak mau mati, kerusakannya adalah : 1. Tombol klakson tidak bekerja, dalam hal ini tetap menghubungi massa dari body motor ke klakson. 2. Kabel massa klakson, terluka sehingga tersentuh pada body motor, atau salah sambung, yaitu langsung diikat ke body motor. Gb. 54. Pemeriksaan tombol klakson dengan ohm meter Pemeriksaan Tombol Klakson Pemeriksalah tombol klakson dengan Ohm Meter: Buka rumah lampu kepala/ depan, kemudian lepaskan kabel yang berhubungan dengan tombol klakson (kabel hitam dan hijau muda) kemudian hubungkan dengan ohmmeter yang telah dikalibrasi Tekan tombol klakson, bila jarum ohmmeter menunjukkan penyimpangan hingga 0 Ohm berarti tombol klakson baik bila tidak 0 Ohm atau ∞ (tak terhingga) berarti tombol klakson dalam kondisi tidak baik. KABEL HITAM KABEL HIJAU MUDA 59 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Pemeriksaan system sinyal meter bahan bakar (fuel meter) Meter bensin terdiri dari 2 bagian utama, yaitu : Meter bensin, yang terdapat pada sepedamotor. Pelampung (Fuel unit) yang terdapat didalam tangki bensin Jarum pada meter bensin bergerak tergantung dari perubahan tahanan listrik yang ditentukan oleh turun naiknya pelampung di dalam tanki bensin akibat oleh tinggi/rendahnya permukaan bensin. Pemeriksaan Sirkuit Hubungan kabel kuning strip putih dengan kabel hijau (seperti terlihat pada gambar ) dengan menggunakan sepotong kawat kemudian kunci kontak putar pada posisi ON, dan perhatikan posisi jarum pada meter bensin, Gambar 55. Wiring diagram fuel meter honda 60 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR A. Tidak bergerak B. Bergerak Periksa hubungan antara meter bensin dan kabel pelampung Periksa meter bensin Apabila kondisi diatas ada hubungan Apabila tidak ada hubungan Periksa tegangan pada kabel hitam dan kabel massa pada begian bagian pelampung Terjadi putus pada kabel-kabel Apabila tidak ada tegangan diantara meter bensin dan pelampung Terjadi putus pada bagian power arus listrik Apabila ada tegangan Terjadi perubahan pada bagian meter bensin Pemeriksaan unit pelampung Lepaskan konektor kabel yang menuju pelampung bahan bakar, hubungkan kedua kabel dengan ohm meter seperti pada gambar di bawah, gerakkkan pelampung naik turun jika jarum penunjuk pada ohm meter bergerak seiring naik turunya pelampung berarti unit pelampung dalam keadaan baik. Jika penunjukkan volume bahan bakar tidak sesuai, ukur besarnya tahanan pelampung ketika rendah dan tinggi, jika tidak sesuai spesifikasi harus diganti. Gambar 56. Pemeriksaan unit pelampung 61 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Pemeriksaan Pada Bagian Meter Bensin - Hubungkan conector meter bensin kemudian putar kunci kontak pada posisi ON. Gerakkan pelampung keatas dan kebawah jika Posisi jarum meter bahan bakar bergerak pada posisi “RES” dan “F” berarti meter bahan bakar dalam keadaan baik Gambar 57. Gerakan jarum penunjuk bahan bakar Tugas 1. Rangkailah system kelistrikan a. Lampu Kepala AC b. Lampu Kota c. Lampu Tanda Belok d. Lampu Rem e. KLakson f. Lampu penerangan instrument (panel) 2. Apa penyebab lampu kepala pada system AC sering putus jika putaran mesin tinggi. 3. Jelaskan akibat yang ditimbulkan jika besarnya nilai variable resistor pada pelampung bahan bakar tidak sesuai dengan spesifikasi. 62 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 3.Pembelajaran III : SISTEM STARTER 1. Pendahuluan Hampir semua sepedamotor pada umumnya menggunakan dua jenis starter mesin, yaitu system starter mekanik dan system starter listrik. Penggunaan starter mekanik dikenal dengan sebutan kick starter, Karena pada system ini ketika akan menghidupkan mesin menggunakan kaki untuk memutar poros engkol, sedangkan Sistem starter listrik berfungsi sebagai pengganti kick starter, agar pengendara tidak perlu lagi mengengkol untuk menghidupkan mesin (untuk memutar poros engkol menggunakan motor listrik DC). Secara umum komponen system starter listrik diletakkan pada sepedamotor seperti gambar di bawah ini. Gambar 58.. Komponen system starter listrik pada sepedamotor 63 PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 2. Persyaratan yang harus Dipenuhi Sistem Starter Pada umumnya sepeda motor yang dilengkapi dengan system starter listrik, sumber arus yang digunakan adalah baterai. Dalam hal ini kondisi baterai harus dapat menghasilkan tenaga putar (torque) yang sangat besar. Selain itu ukuran baterai juga diharapkan kecil dan ringan. Motor starter dalam sistem starter listrik harus dapat membangkitkan torque yang besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas. Maka untuk itu sistem starter dilengkapi dengan motor starter arus searah (DC). Dalam menentukan motor starter yang tepat menurut kebutuhan suatu mesin, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: a. Sifat starter Tenaga putar (torque) yang dihasilkan motor starter akan menambah kadar arus yang mengalir pada starter secara proporsional (sepadan). Makin rendah putaran, makin besar arus yang mengalir pada starter sehingga menghasilkan tenaga putar yang besar. Begitu pula dengan tegangan yang disuplai pada starter, jika tegangannya bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Oleh karena itu kapasitas starter sangat erat hubungannya dengan baterai. b. Kecepatan putar dari mesin Mesin tidak akan start (hidup) sebelum melakukan siklus kerjanya berulang-ulang, yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran (usaha) dan buang. Langkah pertama untuk menghidupkan mesin, lalu memutarkannya dan enyebabkan siklus pembakaran awal (pendahuluan). Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal. Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada konstruksi (banyaknya silinder, volume silinder, bentuk ruang bakar) dan kondisi kerjanya (suhu dan tekanan udara, campuran udara dan bensin dan lonctan bunga api busi), tetapi pada Next >