< Previous 148 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 Laporkan kepada pengampu setiap ada ketidaklayakan yang dapat menimbulkan bahaya Gambar Kerja : Kegiatan Belajar 3: Menandai a. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan belajar teknik menandai, peserta didik dapat: Mengidentifikasi peralatan penanda pada kerja bangku. Menggunakan peralatan penanda pada kerja bangku dengan benar sesuai fungsinya dan aman Menandai benda kerja sesuai dengan tugas (gambar kerja) Merawat peralatan penanda dengan benar Memeriksa hasil kegiatan penandaan. Membersihkan hasil kerja (benda kerja). 149 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 b. Uraian Materi Kegiatan penandaan pada kerja bangku meliputi menggores, menitik, dan menyetempel. Menggores adalah kegiatan menandai permukaan benda kerja dengan menggunakan penggores. Hasil penandaan berupa garis lurus atau lengkung sebagai batas ukuran pengerjaan selanjutnya. Hasil penandaan juga berupa perpotongan dua garis atau lebih, dimana titik perpotongan garis digunakan sebagai titik batas atau titik pusat lingkaran atau lubang. Pekerjaan menggores harus dilakukan dengan benar, terutama bagaimana mengarahkan penggores yang benar. Kesalahan mengarahkan penggores dapat berakibat pada ketidaklurusan hasil goresan dan ketidaktepatan ukuran yang diinginkan. a b Gambar 9.1 Arah Penggores Keterangan gambar: a. Arah penggores benar b. Arah penggores salah Sebagai pengarah untuk menarik garis lurus, dapat menggunakan mistar baja atau siku-siku. Mistar atau siku-siku ditekan pada benda kerja dengan kuat (jangan sampai bergeser ketika menggores) dan penggores diposisikan sedemikian rupa (lihat gambar 3.1 a) kemudian ketika menarik garis, penggores dimiringkan kearah gerakan penggoresan dan dilakukan hanya sekali saja dengan mantap. 150 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 Gambar 9.2 Arah Menggores Menitik adalah kegiatan memberi tanda pada permukaan benda kerja menggunakan penitik. Hasil kegiatan ini adalah berupa titik cekung berbentuk kerucut. Kegiatan menitik harus dilakukan dengan seksama, karena jika dilakukan serampangan akan menghasilkan titikan yang tidak sempurna dan akan mengakibatkan ketidaktepatan ukuran pada pekerjaan selanjutnya. Kegiatan menitik diawali dengan mengukur dan membuat perpotongan garis ditempat yang akan dititik. Kemudian memegang penitik miring sedemikian rupa dan menempatkan ujung penitik tepat pada perpotongan garis, kemudian menegakkan penitik dan memberi satu kali pukulan ringan. Setelah memeriksa ketepatannya maka hasil penitikan dapat diperbesar dengan menitik sekali lagi dengan pukulan yang lebih keras. ►► Gambar 9.3 Urutan Penitikan Perlu diingat bahwa ujung penitik untuk titik pusat pembuatan lubang (bor) harus bersudut 90q dan ujung penitik untuk titik-titik batas/garis pengerjaan bersudut 60q. 151 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 Gambar 9.4 Sudut Ujung Penitik Membentuk ujung penitik dilakukan dengan cara menggerinda dan harus dilakukan dengan seksama dan penuh kehati-hatian dengan bersikap yang benar dan mengenakan alat pelindung diri yang sesuai. Untuk memperoleh hasil yang baik, selama menggerinda posisi ujung penitik harus mengarah berlawanan dengan arah putaran gerinda dan penitik sambil diputar dengan ibu jari secara teratur. Kemiringan penitik disesuaikan dengan sudut ujung yang diinginkan. Pemeriksaan hasil dapat menggunakan mal sudut. Gambar 9.5 Cara menggerinda penitik Hasil penggerindaan harus runcing dan benar-benar simetris, karena bentuk ujung penitik yang tidak simetris juga menghasilkan titik yang tidak simetris, seperti halnya jika pada saat menitik penitiknya tidak tegak lurus terhadap benda kerja, hasil titikannya juga tidak simetris (perhatikan gambar berikut). 152 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 a b c Gambar 9.6 Hasil penitikan Keterangan gambar: a. Hasil penitikan yang baik b. Hasil penitikan dari ujung penitik yang tidak simetris c. Hasil penitikan dari penitik yang tidak tegak lurus dengan benda kerja Penandaan dengan batang stempel Stempel dibuat dari baja perkakas, yang diperlakukan panas seperti dikeraskan dan ditemper (60 – 62 HRc). Pada batang stempel dituliskan tanda identitas dan ukurannya (tinggi huruf, angka, atau tanda lainnya). Dalam penggunaannya, tanda identitas harus menghadap ke pemakai. Gambar 9.7 Stempel 153 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 Stempel tidak boleh digunakan pada bidang yang telah dikeraskan atau bahan kasar (raw), jika digunakan untuk itu, maka stempel tersebut akan cepat rusak. Penandaan dengan batang stempel (cap) harus dilakukan dengan seksama dan teliti demi memperoleh hasil penyetempelan yang teratur dan rapi. Oleh karena itu sebelum melakukan penyetempelan maka batang stempel yang akan digunakan diatur lebih dulu sedemikian rupa sesuai dengan urutan atau bacaan tanda yang akan dibuat, untuk mempercepat pekerjaan dan menghindari kesalahan. Karena masing-masing tanda tersedia satu buah saja dan jika kebutuhannya lebih dari satu, maka diisi salah satu saja, sedangkan yang lainnya dikosongkan. Gambar 9.8 Penataan stempel c. Rangkuman (dalam persiapan) d. Tugas (dalam prsiapan) e. Tes Formatif (dalam persiapan) 154 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 f. Lembar Jawaban Tes Formatif (dalam persiapan) g. Lembar Kerja Peserta Didik Topik: ¾Menandai (menyetempel) Tujuan: ¾Menurut tujuan pembelajaran kegiatan belajar 3: Menandai Waktu: ¾4 (empat) jam pelajaran Alat-alat: 9Palu. 9Penggores. 9Penitik. 9Mistar baja. 9Stempel. 9Kertas ampelas. Bahan: Pelat Baja Lunak St. 37 (hasil kegiatan belajar 2) 155 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 Langkah Kerja: 1. Menggores. 2. Menitik dan mengebor. 3. Menyetempel. 4. Menandai. 5. Memeriksa hasil kerja. Keselamatan Kerja: Penitik yang kepalanya sudah mengembang lebih baik tidak digunakan sebelum diperbaiki. Kepala penitik yang sudah mengembang dapat menyimpangkan arah pukulan palu, sehingga hasilnya dapat berubah dari yang sudaah direncanakan. a b Gambar 9. 9 Kepala penitik Keterangan: a. Salah b. benar 156 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 Gambar Kerja Kegiatan Belajar 4: Menggergaji a. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan belajar teknik menggergaji, peserta didik dapat: Mengidentifikasi peralatan menggergaji dalam kerja bangku. Mempergunakan peralatan menggergaji dengan benar sesuai dengan fungsinya Memasang daun gergaji di dalam sengkang gergaji dengan benar. Menggergaji pelat baja lunak, pada posisi benda kerja tegak dan datar dengan ketelitian ± 1 mm. Merawat peralatan menggergaji dengan benar Mengontrol ukuran dari benda kerja. b. Uraian Materi Peralatan utama dalam kegiatan menggergaji dalam kerja bangku adalah gergaji tangan (Hack saw). Gergaji tangan terdiri dari bingkai (sengkang) untuk pembentangan daun gergaji, tangkai (gagang) untuk pegangan, daun 157 Teknik Dasar Pengerjaan Logam1 gergaji sebagai pemotong, dan mur/baut pengencang untuk menegangkan daun gergaji. Gambar 10.1 Gergaji Tangan Bingkai gergaji ada yang dibuat dari pipa baja, baja pejal, atau pelat baja yang dibentuk. Bingkai geraji harus kuat dan tidak mudah bengkok, karena harus mampu menegangkan daun gergaji saat digunakan. Bingkai gergaji dapat menyesuaikan dengan panjang daun gergaji melalui bingkai yang dapat disetel atau melalui pilihan lubang-lubang yang ada pada baut penegang. Pada baut penegang pada umumnya dipasang baut kupu-kupu untuk mengencangkan daun gergaji. Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed steel), dan baja tungsten (tungsten steel). Daun gergaji tersedia dalam bergai macam ukuran, antara lain dapat ditinjau dari jumlah gigi pada setiap inchi, pada umumnya yang digunakan yang memiliki jumlah gigi 14;; 18;; 24;; dan 32 setiap inchi. Pemilihan daungergaji harus disesuaikan dengan bahan yang akan dipotong serta ukurannya. Pemilihan Daun Gergaji dapat dilihat dari spesifikasinya meliputi jenis, simpangan gigi (lihat keg. Belajar 1), jumlah gigi setiap panjang 1 inchi, dan Next >