< Previous 268 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi c. Rangkuman Selain pembelokan arah tegak, sinar pada tabung gambar juga harus dibelokkan ke arah mendatar oleh kumparan pembelok. Arus pembelokan ini berkisar 2 Ampere. Pembalokan kearah mendatar dipersiapkan oleh suatu osilator dantingkat akhir dengan frekuensi 15625 Hz (312.5 X f tegak). Dan tingkat akhir dari penguat bertindak sebagai saklar. Untuk mendapatkan hasil gambar yang baik, pada televisi diperlukan tegangan searah yang sangat tinggi. Maka dari itu diperlukan pembangkit tegangan tinggi yang menghasilkan tegangan 15 kV untuk anoda penerima TV hitam putih dan 25 kV untuk anoda TV warna. Pencapaian ini dilakukan dengan pentransformasian keatas (Step Up ) sinyal tingkat akhir horisontal,.yang dilakukan oleh transformator tegangan tinggi. Digunakannya sinyal dari tingkat akhir horisontal karena mempunyai frekuensi tinggi ( 15625 Hz ) sehingga menghasilkan tegangan induksi sendiri yang tinggi. d. Tugas Buatlah kelompok, diskusikan tentang rangkaian horisintal. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas. e. Test Formatif 1. Gambarkan diagram blok rangkaian pembelok datar! Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. Sebutkan tugas rangkaian penyama fasa ! Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 269 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi 3. Gambarkan rangkaian penyama fasa sederhana ! Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 4. Sebutkan fungsi rangkaian tingkat akhir horisontal ? Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 5. Perhatikan gambar dibawah ini ! Apa fungsi komponen dioda By 188 dan transistor BU 205 ? 6. Sebutkan 3 macam tegangan yang perlu dibangkitkan oleh transformator tegangan tinggi? 7. Berapa besar tegangan searah yang dibutuhkan pada anoda tabung gambar penerima TV hitam putih dan TV warna ? 8. Jelaskan cara pembangkitan tegangan tinggi dalam hubungannya dengan pengganda tegangan! 270 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi f. Jawaban Test Formatif 1. Diagram blok rangkaian pembelok datar adalah : 2. Tugas rangkaian penyama fasa adalah : Membandingkan fasa sinyal sinkronisasi pemancar dan sinyal yang dibangkitkan osilator horisontal , sehingga menghasilkan tegangan pengontrol untuk menyamakan fasa sinyal sinkronisasi dari pemancar dan yang dihasilkan osilator. 3. Rangkaian penyama fasa sederhana adalah : 4. Fungsi rangkaian tingkat akhir horisontal adalah : a Menyiapkan daya untuk pembelokan sinar pada tabung gambar. b Membangkitkan tegangan searah untuk anoda tabung gambar, dimana untuk tabung hitam putih 15 KV dan untuk tabung warna 25 KV. Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 271 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi c Tegangan searah 150 V untuk sumber daya transistor tingkat akhir gambar dan transistor tingkat akhir warna. d Menyediakan pulsa arah balik baris (horisontal) untuk pembangkitan tegangan pemisah sinyal burs. e Tegangan searah 350 V untuk G2. 5. Fungsi dioda By 188 dan transistor BU 205 dari rangkaian tingkat akhir berikut adalah : Dioda By 188 sebagai dioda peredam ( damper ) untuk membuat arus pada L1 bergerak linier Transistor BU 205 difungsikan sebagai saklar 5. Tegangan yang perlu dibangkitkan oleh transformator tegangan adalah: a. Tegangan searah yang tinggi untuk anoda tabung gambar b. Tegangan Fokus c. untuk tegangan G2 CRT 5. Besar tegangan searah yang dibutuhkan pada anoda tabung gambar penerima TV hitam putih dan TV berwarna adalah : Untuk TV hitam putih : 15 KV Untuk TV berwarna : 25 KV 272 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi 5. Cara pembangkitan tegangan tinggi dalam hubungannya dengan pengganda tegangan adalah : Dilakukan dengan pentransformasian keatas ( Step Up ) sinyal tingkat akhir horisontal, yang dilakukan oleh transformator tegangan tinggi. Digunakannya sinyal dari tingkat akhir horisontal karena mempunyai frekuensi tinggi (15625 Hz) sehingga menghasilkan tegangan induksi sendiri yang tinggi. Transformator N2 mempunyai tegangan sekunder US = 5 kV melalui pengganda tegangan (Voltage multiplier) 5 KALIi diperoleh tegangan 5 x 5 kV = 25 kV. g. Lembar Kerja Peserta Didik ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 273 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Televisi Digital a. Tujuan Pembelajaran Peserta harus dapat: Mendiskripsikan perubahan sistem televisi analog ke digital Meyebutkan keunggulan sistem televisi digital b. Uraian Materi 1. Televisi Digital Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer. 2. Pemicu perkembangan Pendorong pengembangan televisi digital antara lain: Perubahan lingkungan eksternal ( Pasar televisi analog yang sudah jenuh, kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel) Perkembangan teknologi (Teknologi pemrosesan sinyal digital, Teknologi transmisi digital, Teknologi semikonduktor, Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi) 3. Frekuensi TV digital Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar 274 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda. TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video. 4. Sistem pemancar TV digital Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC). Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 275 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV). 5. Transisi TV analog ke TV digital Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat penerima televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut rangkaian konverter (Set Top Box). Sinyal siaran digital diubah oleh rangkaian konverter menjadi sinyal analog, dengan demikian pengguna pesawat penerima televisi analog tetap bisa menikmati siaran televisi digital. Dengan cara ini secara perlahan-lahan akan beralih ke teknologi siaran TV digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini. Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital. Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia dan lain sebagainya. Apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon 276 | Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi. Televisi set dengan hanya tuner analog tidak bisa decode transmisi digital. Ketika penyiaran analog melalui udara berhenti, pengguna set dengan analog-hanya tuner dapat menggunakan sumber pemrograman (misalnya kabel, perekam) atau dapat membeli set-top box konverter untuk mendengarkan sinyal digital. Di Amerika Serikat, kupon yang disponsori pemerintah yang tersedia untuk meringankan biaya sebuah kotak konverter eksternal. Switch off-analog (penuh daya stasiun) berlangsung pada tanggal 12 Juni 2009 di Amerika Serikat, 24 Juli 2011 di Jepang, 31 Agustus 2011 di Kanada, 13 Februari 2012 di Negara-negara Arab, dan dijadwalkan untuk 24 Oktober 2012 di Inggris dan Irlandia, pada tahun 2013 di Australia, pada tahun 2015 di Filipina dan Uruguay, pada 2017 di Kosta Rika dan pada 2018 di Indonesia. Industri televisi Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1962 dimulai dengan pengiriman teleks dari Presiden Soekarno yang berada di Wina kepada Menteri Penerangan Maladi pada 23 Oktober 1961. Presiden Soekarno memerintah Maladi untuk segera mempersiapkan proyek televisi. TVRI adalah stasiun televisi pertama yang berdiri di Indonesia. TVRI melakukan siaran percobaan pada 17 Agustus 1962 dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. TVRI mengudara untuk pertama kali tanggal 24 Agustus 1962 dalam acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sejak saat itu dirintis pembangunan stasiun televisi daerah pada akhir tahun 1964. Kemudian dibentuk stasiun-stasiun produksi keliling (SPK) tahun 1977 sebagai bagian produksi dan merekam paket acara untuk dikirim dan disiarkan melalui stasiun pusat TVRI Jakarta di beberapa ibu kota provinsi. Konsep SPK diadopsi oleh beberapa stasiun televisi swasta berjaringan tahun 1990-an. Televisi swasta menggunakan kanal frekuensi ultra tinggi (UHF) dengan lebar pita untuk satu program siaran sebesar 8 MHz. Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi| 277 Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital menjadi tuntutan teknologi secara internasional. Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran televisi mulai dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an. Uji coba penyiaran televisi digital dilakukan pada tahun 2000 dengan pengoperasian sistem digital dilakukan bersamaan dengan siaran analog sebagai masa transisi. Tahun 2006, beberapa pelaku bisnis pertelevisian Indonesia melakukan uji coba siaran televisi digital. PT Super Save Elektronik melakukan uji coba siaran digital bulan April-Mei 2006 di saluran 27 UHF dengan format DMB-T (Cina) sementara TVRI/RCTI melakukan uji coba siaran digital bulan Juli-Oktober 2006 di saluran 34 UHF dengan format DVB-T. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia menetapkan DVB-T ditetapkan sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial tidak bergerak. Stasiun-stasiun televisi swasta memanfaatkan teknologi digital pada sistem penyiaran terutama pada sistem perangkat studio untuk memproduksi, mengedit, merekam, dan menyimpan program. Sementara itu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah besar, dimana menggunakan lebih dari satu kanal transmisi. Penyelenggara berperan sebagai operator jaringan dengan mentransmisikan program stasiun televisi lain secara terestrial menjadi satu paket layanan. Pengiriman sinyal gambar, suara, dan data oleh penyelenggara televisi digital memakai sistem transmisi digital dengan satelit atau yang biasa disebut sebagai siaran TV berlangganan. TVRI telah melakukan peluncuran siaran televisi digital pertama kali di Indonesia pada 13 Agustus 2008. Pelaksanaan dalam skala yang lebih luas dan melibatkan televisi swasta dapat dilakukan di bulan Maret 2009 dan dipancarkan dari salah satu menara pemancar televisi di Joglo, Jakarta Barat. Sistem penyiaran digital di Indonesia mengadopsi sistem penyiaran video digital standar internasional (DVB) yang dikompresi memakai MPEG-2 dan dipancarkan secara terestrial (DVB-T) pada kanal UHF (di Jakarta di kanal 40, 42, 44 dan 46 UHF) serta berkonsep gratis untuk mengudara. Penerimaan sinyal digital mengharuskan pengguna di rumah untuk Next >