< Previous 57 Tahapan Deskripsi kegiatan Kriteria Skor Melakukan seleksi induk, pemijahan induk, penetasan telur dan perawatan larva, pemeliharaan benih biota air, pasca panen 2 Melakukan seleksi induk, pemijahan induk, penetasan telur dan perawatan larva. 1 C. Pembesaran biota air Melakukan aklimatisasi benih, penebaran benih dengan baik, memberi pakan, mengelola kualitas air, mengendalikan hama dan penyakit, sampling, pemanenan, 4 Melakukan aklimatisasi benih, penebaran benih dengan baik, memberi pakan, mengendalikan hama dan penyakit, sampling, pemanenan, 3 Melakukan aklimatisasi benih, penebaran benih dengan baik, memberi pakan, pemanenan, 2 Melakukan aklimatisasi benih, penebaran benih dengan baik, pemanenan, 1 Pelaporan A. Penulisan laporan Menulis laporan dengan out line yang baku, menggunakan bahasa Indonesia EYD, di ketik rapi, hasil karangan sendiri 4 Menulis laporan dengan out line yang baku, menggunakan bahasa Indonesia EYD, hasil karangan sendiri 3 Menulis laporan menggunakan bahasa Indonesia EYD, hasil karangan sendiri 2 Menulis laporan menggunakan bahasa Indonesia EYD, hasil contekan dari orang lain 1 B. Isi Laporan Membuat laporan dengan data lengkap, membahas data, menghubungkan antar data, membuat kesimpulan dan saran, mengumpulkan tepat waktu 4 58 Tahapan Deskripsi kegiatan Kriteria Skor Membuat laporan dengan data lengkap, membahas data, menghubungkan antar data, 3 Membuat laporan dengan data lengkap, membahas data, menghubungkan antar data, 2 Membuat laporan dengan data lengkap, 1 NA= ∑ skor6 59 DAFTAR NILAI SISWA ASPEK KETERAMPILAN TEKNIK NON TES BENTUK PENUGASAN PROYEK Nama Peserta Didik : ............................................ Kelas : ............................................ Topik : ............................................ Sub Topik : ............................................ Tanggal Pengamatan : ............................................ Pertemuan ke : ............................................ No Nama Siswa Kegiatan Jlh NA Persiapan Pelaksanaan Pelaporan A B A B C A B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 dst 60 Kegiatan Pembelajaran 2. Pengelolaan Wadah dan Media Pembenihan Ikan A. Deskripsi Kompetensi pengelolaan wadah dan media pembenihan ikan ini akan membahas tentang sanitasi wadah pembenihan ikan, sanitasi wadah pembenihan ikan, media pembenihan, media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi, optimal media pembenihan, media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi, peralatan pendukung media pembenihan, teknik pengelolaan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi B. Kegiatan Belajar 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kompetensi pengelolaan wadah dan media pembenihan ikan, anda akan memahami : a. Teknik sanitasi wadah pembenihan ikan b. Pembuatan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi c. Persyaratan optimal media pembenihan d. Penanganan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi e. Peralatan pendukung media pembenihan f. Teknik pengelolaan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi 2. Uraian Materi Mari kita melanjutkan pelajaran yang sebelumnya telah anda pahami. Pada palajaran sebelumnya anda telah memahami dan membuat wadah pembenihan ikan. Sekarang anda mempelajari isi wadah yang telah anda buat sebelumnya. 61 Isi wadah yang anda buat anda disebut juga media pembenihan ikan. Media pembenihan ikan harus sesuai dengan kebiasaan hidup ikan agar ikan dapat tumbuh dan berkembang biak. Kebiasaan hidup setiap jenis ikan berbeda satu jenis dengan jenis lainnya. Oleh sebab itu, penting untuk mempelajari kualitas air yang dibutuhkan setiap jenis ikan. Pada kegiatan pembelajaran 2 ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembenihan ikan, teknik sanitasi wadah pembenihan ikan, prinsip prinsip media pembenihan, pembuatan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi, persyaratan optimal media pembenihan, penanganan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi, peralatan pendukung media pembenihan, teknik pengelolaan media pembenihan sesuai komoditas dan proses produksi Setelah anda menyiapkan wadah dan media pembenihan ikan, berarti anda telah memahami beberapa langkah dalam kegiatan pembenihan. Sukses anda dalam persiapan wadah dan media pembenihan ikan berarti 40 -50% anda telah sukses dalam pembenihan ikan. a. Sanitasi Wadah Sanitasi wadah pembenihan ikan penting di lakukan sebelum kegiatan pembenihan ikan di mulai. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah ikan bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan ikan. Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit. Wadah pembenihan ikan terdiri dari bak,fiberglass, akuarium dan kolam. 62 1) Bak Pembenihan Ikan Proses sanitasi bak yang umum dilakukan adalah dengan menyikat seluruh permukaan dan dinding wadah menggunakan deterjen, Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Setelah itu, dilakukan pembilasan wadah dengan menggunakan air tawar untuk menghilangkan sisa deterjen atau bahan lain yang menempel dan menghilangkan bau dari bahan tersebut. Proses sanitasi ini dilanjutkan dengan pengeringan wadah selama 2 – 3 hari. Pengeringan atau penjemuran ini dilakukan untuk menguapkan air sisa pembilasan, sehingga wadah benar-benar kering dan tidak berbau bahan sanitasi. Melalui pengeringan atau penjemuran wadah tersebut, dapat mematikan siklus hidup penyakit yang masih menempel atau tersisa. Wadah yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak. Gambar 21. Sanitasi Bak Pembenihan Ikan 63 Bak yang akan digunakan untuk pemijahan, penetasan telur, perawatan larva dan pendederan benih ikan harus bebas dari kotoran dan bibit penyakit. Umumnya bibit penyakit akan berkembang pada perairan yang mengandung banyak bahan organik (kotoran). Persiapan bak pemijahan meliputi mengeringkan, membersihkan bak dan sanitasi. Pengeringan bak pemijahan dilakukan selama 1 – 2 hari untuk membasmi bibit penyakit. Membersihkan bak dilakukan dengan mengeluarkan kotoran berupa sisa makanan dan kotoran ikan yang ada pada bak. Sanitasi dilakukan dengan membasmi bibit penyakit yang terdapat di bak. Sanitasi dilakukan dapat menggunakan formalin, kalium permanganat, methalyn blue, bio security dan sebagainya. Formalin dapat digunakan dengan dosis 10 ppm, kalium permanganat 12 ppm. Selanjutnya bahan sanitasi tersebut di bilas agar tidak berpengaruh terhadap kualitas air pemeliharaan benih. 2) Kolam Pembenihan Ikan Kegiatan pembenihan ikan dapat menggunakan wadah bak atau kolam. Penggunaan wadah tersebut disesuaikan komoditas yang dipelihara. Kegiatan pembenihan ikan di kolam terdiri dari pemijahan ikan, penetasan telur dan perawatan larva dan pendederan benih ikan. Sebelum digunakan untuk pembenihan ikan, kolam perlu dilakukan sanitasi. Sanitasi bertujuan untuk membunuh hama penyakit yang ada di kolam. Sanitasi kolam terdiri dari pengeringan kolam, pengapuran kolam, bio security dan sebagainya. a) Pengeringan Kolam Pengeringan kolam bertujuan untuk mematikan hama dan penyakit ikan serta mengoksidasi gas beracun di dasar kolam. Hama dan penyakit ikan umumnya hidup dan berkembang biak di perairan. Jika dalam kondisi kekeringan maka hama penyakit tersebut akan mati. 64 Pengeringan kolam dapat mengakibatkan retak-retak pada dasar kolam sehingga memudahkan gas-gas beracun teroksidasi ke udara. Gas beracun tersebut berasal dari penguraian bahan organik yang terdapat di dasar kolam. Sedangkan bahan organik berasal dari sisa pakan, kotoran ikan, dan bahan organik yang terbawa oleh air mengendap didasar kolam. Zonneveld (1991) pengeringan dasar kolam sebagai tindakan higienis untuk membasmi hama dan penyakit ikan dan dan untuk oksidasi dan mineralisasi lumpur sehingga menambah kesuburan tanah dan meningkatkan suplai nutrien ke dalam air kolam. Pembentukan gas beracun di dasar kolam tersebut seperti siklus nitrogen di bawah ini. Gambar 22. Siklus Nitrogen Salah Satu Sumber Gas Beracun di Dasar Kolam Pengeringan dan penjemuran dasar kolam dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari yang baik atau dapat di dukung dengan cara pembakaran sekam di dalam kolam pembenihan ikan. Tujuan 65 pembakaran sekam selain untuk mempercepat pengeringan terutama pada waktu-waktu musim peralihan, juga asap pada sekap dapat membunuh/mengusir hama penyakit yang bersembunyi pada lubang-lubang tanah. Proses pengeringan berlangsung kurang lebih selama 2 – 3 hari (pada cuaca normal) sampai permukaan dasar kolam mulai retak-retak dan masih lembab tetapi jangan sampai tanah menjadi berdebu karena dapat mengurangi kesuburan tanah. Gambar 23. Pengeringan kolam tanah Secara umum, pengeringan kolam bertujuan untuk : (1) Mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam lumpur dasar tersebut menjadi mineral (hara). (2) Menguapkan zat/bahan beracun pada tanah/lumpur yang dapat mengganggu kehidupan ikan (3) Memutus/membunuh siklus hidup organisme pengganggu yang terdapat pada Lumpur/tanah (4) Mempercepat proses dekomposisi oleh bakteri pengurai Pengolahan dasar kolam dilakukan setelah atau sambil menunggu pengeringan dasar kolam selesai dilakukan. Tujuan dari pengolahan 66 dasar kolam agar tanah dasar menjadi gembur sehingga memungkinkan aliran udara masuk ke sela-sela tanah, sehingga proses oksidasi dapat berlangsung dengan baik. Pengolahan juga berguna untuk membunuh organisme pathogen yang masih tertinggal di lapisan tanah. Pengolahan bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul, bajak, dan mesin traktor. Untuk mengurangi kandungan bahan organik di dasar kolam, lapisan tanah dasar kolam dicangkul sedalam 5 – 10 cm dan lumpur diangkat kemudian dipindahkan ke pematang atau tempat lain di luar kolam. b) Pengapuran Dasar Kolam Pengapuran merupakan salah satu kegiatan dari sanitasi wadah dengan memberikan kapur ke kolam/wadah pembenihan ikan. Adapun tujuan dari pengapuran adalah : (1) Meningkatkan pH air dan tanah dasar perairan hingga sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki ikan yang dibudidayakan, misalnya pH harus menjadi 7 – 8 (2) Meningkatkan alkalinitas air sehingga produktivitas kolam menjadi tinggi (3) Meningkatkan penyediaan mineral di dalam dasar kolam sehingga pertumbuhan pakan alami (fitoplankton) menjadi lebih baik. Dengan mengubah atau meningkatkan pH menjadi netral atau sedikit basa (alkalis), maka kompleks humus tanah dasar perairan menjadi lebih lancar melepaskan mineral-mineral yang dikandungnya (4) Memberantas penyakit ikan, yaitu sebagai desinfektan. Next >