< Previous 77 1R1R 1R2R2+R1R1 . R2R R1. R2R1R2 =+=→=+1 R = 20 . 30 20 + 30 20 . 30 50 ΩΩΩΩΩΩΩ= = 12 Ω b). Jawaban secara grafik Terapan hubungan campuran pada Perluasan batas ukur Dengan adanya tahanan seri ( tahanan depan ) , batas ukur dapat diperluas . 78 2.1.10. PENGUKURAN RANGKAIAN Pengukuran Tahanan tak langsung ( Pengukuran arus & tegangan ) . Kesalahan rangkaian dalam mengukur arus . Gambar 2.47 Kesalahan Pengukuran Arus UX = U Ι X = Ι - Ι V Rumus RUIIXV=− R UIXURV=− Kesalahan ukur diabaikan Pada tahanan yang kecil . Keterangan : U = Tegangan teratur Ι = Arus terukur ΙV = Arus volt meter RV = Tahanan volt meter Gambar 2.48 Kesalahan Pengukuran Tegangan 79 UX = U x UA Ι X = Ι R UUIUR x IIXAA=−=− Tahanan yang besar Keterangan : U = Tegangan teratur Ι = Arus terukur UA = Tegangan Amperemeter RA = Tahanan Amperemeter . Pengukuran Tahanan Langsung dengan : − Pengukur tahanan ( ohm meter ) − Pengukur isolasi ( contoh induktor ) − Jembatan pengukur tahanan 2.1.10.1. HUBUNGAN JEMBATAN Gambar 2.49 Rangkaian Jembatan Syarat tahanan untuk jembatan tak berarus ( Ι 5 = 0 ) Syarat untuk jembatan tak berarus : Ι 5 = 0 U5 = 0 U1 = U3 U2 = U4 Ι 1 = 12 13 = 14 U1 = Ι1 x R1 = Ι3 x R3 U2 = Ι1 x R2 = Ι3 x R4 80 paralel murni I1I3R3R1R4R2== R1R2R3R4= 2.1.10.2. HUBUNGAN CAMPURAN Pada rangkaian tahanan-tahanan yang di sambung seri, besar tahanan total adalah jumlah nilai tahanan yang disambung seri tersebut. misal A B R1 R2 RPada rangkaian tahanan-tahanan yang di sambung paralel misal : A R1 R2 R3 B Maka: R A−B = R1 + R2 + R3 maka : R A−B = IR1R1R1RAB123=++ Untuk rangkaian-rangkaian seri-paralel (campuran), tahanan-tahanan paralel harus dilihat sebagai sebuah kelompok tunggal yang seri dengan tahanan-tahanan lainnya. Berikut ini adalah cara penyelesaian rangkaian campuran Rangkaian campuran 1 ( seri-paralel ). R1 R3 R4 R6 R2 R5 RΙ = R x RRR1212+ RΙΙ = 11R1R1R345++ 81 A B R1 R2 R3 R A−B = RΙ + RΙΙ + R6 2.1.10.3. Hubungan jembatan arus searah Jembatan adalah rangkaian yang terdiri atas empat komponen yang dirangkaikan seperti gambar dibawah ini. Komponen-komponennya boleh jadi berupa tahanan atau juga piranti-piranti lain.. Gambar 2.50 Rangkaian Jembatan Arus Searah Deretan R1 dan R2 juga deretan R3 dan R4 disebut lengan atau cabang jembatan semacam ini dinamai jembatan Wheatstone. Dalam jembatan dapat ditetapkan tiitk C dan D jika dihubungkan, maka tidak ada arus mengalir . Hal ini dapat terjadi kalau tegangan antara C-B adalah sama dengan yang di antara D-B, dan ini dapat diperoleh R1 : R2 = R3 : R4 Kalau persyaratan-persyaratan diatas dipenuhi, maka dikatakan bahwa jembatan bersetimbang.Rangkaian jembatan wheatstone banyak dipakai dalan piranti ukur cermat dan juga dalam industri. 82 2.1.10.4. JEMBATAN BERSETIMBANG Gambar dibawah adalah cara untuk mengukur tahanan yang belum diketahui : Gambar 2.51 Pengukuran Jembatan Setimbang Prinsip Kerja : • Potensiometer P adalah untuk mengatur supaya alat ukurnya menunjukkan 0. jembatanpun bersetimbang. • Mengukur hanya tahanannya ( diantara titik-tiitk P-Q ) dengan alat ukur Ohm meter. • Dengan menerapkan rumus : R1 : R2 = R3 : R4 Guna mengukur tahanan yang tak diketahui, RX, maka RX ini ditaruh sebagai pengganti R3 . R2 Pun dipilih yang seharga R4. Dengan demikian,kalaujembatan bersetimbang berlaku RX = P. Cara lain dapat dilakukan seperti pada gambar : Ι1 . R1 = Ι2 . R2 ........................... Ι Ι3 . R3 = Ι4 . RX ........................... ΙΙ IIIIRIRIRIR1122324X=⋅⋅=⋅⋅ atau 83 132XX321RRRRRRRR⋅== 2.1.10.5. PEMBAGI TEGANGAN BERBEBAN a. Hubungan seri R1 U1 R2 U2 2121RRUU= 2R1 U. 2R 1U= untuk mencari 1R2R . 1 U2U= 2R + 1R1R 1U.U= untuk mencari 2.1.10.6. HUBUNGAN CAMPURAN BERBEBAN R1 U1 R2 U2 Rb p121RRUU= pR2 U. 1R 1U= untuk mencari 1R + pRpR 2U.U= pR + 1R1R 1U.U= untuk mencari pR + 1RpR 2U.U= Catatan Rp = bbR+2RR . 2R atau bpR1RR121+= Tahanan di dalam baterai, disebut tahanan dalam baterai 84 Misalkan : Jumlah unsur yang dideret = d ggl tiap unsur = e Tahanan dalam tiap unsur = rd Tahanan luar = RI Maka : arus baterai ( I bat ) dapat dihitung. Sesuai dengan rumus sumber arus : RIrdEI+= Maka untuk baterai ini : RIbatrdbatEI+= + + + Rb - - - Gambar 2.52 Rangkaian Seri Baterai Berbeban E bat = d x e Rd = d x rd , sehingga rumus untuk hubungan deret : AmpereRIrddedI+××= d = Jumlah unsur dalam hubungan deret. e = ggl tiap unsur dalam volt. rd = Tahanan dalam tiap unsur, dalam ohm. RI = Tahanan luar, dalam ohm. 85 2.1.10.7. HUBUNGAN DENGAN POTENSIOMETER Gambar 2.53 Grafik Hubungan Dengan Potensiometer U1 = tegangan sepanjang kumparan Ι1 = panjang kumparan 86 2.1.10.8. PARAREL SUMBER BERBEBAN Rangkaian Paralel I1 I2 I3 I4 It + + + + Rb - - - - Gambar 2.54 Rangkaian Pararel Baterai Berbeban Ggl baterai = ggl unsur = e , karena hubungan jajar. Tahanan dalam baterai : Rd = rd/j j = jumlah unsur yang dihubungkan jajar. rd = Tahanan dalam tiap unsur, sehingga arus baterai RIrdjeI+×=)/1( 2.1.10.9. RANGKAIAN SUMBER CAMPURAN Rangkaian Campuran ( seri - Jajar ) Next >