< Previous162 3 Laporan proyek : C. Performans D. Presentasi / penguasaan Total skor Contoh format lembar penilaian unjuk kerja (Tabel 23.) : Unit Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Domain Aspek Penilaian Kondisi Yang Diinginkan Skor Nilai 1. Melakukan persiapan Kegiatan persiapan kerja dapat dilakukan dengan baik Knowledge Kemampuan melakukan persiapan kegiatan a. Tersedianya bahan/alat yang dapat digunakan dengan baik 0-5 b. Tersusunnya langkah-langkah kerja dengan tepat 0-10 c. Tersusunnya pembagian kerja kelompok dengan tepat 0-5 2. Mengumpulkan data/informasi Data/ informasi dapat dikumpulkan dengan benar Knowledge Kemampuan mengumpulkan data/informasi yang dibutuhkan a. Tersedianya waktu kegiatan dengan tepat 0-10 b. Tersedianya data/ informasi yang dibutuhkan dengan benar 0-10 3. Mengolah data/ informasi Data/ informasi dapat di olah dengan benar Knowledge Kemampuan mengolah data/ informasi yang dibutuhkan a. Tersedianya data/ informasi dengan lengkap 0-10 b. Data/ informasi yang telah diolah dapat disimpulkan dengan benar 0-30 163 Unit Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Domain Aspek Penilaian Kondisi Yang Diinginkan Skor Nilai 4. Menyajikan data/informasi Laporan hasil telah tersusun dengan benar Knowledge Kemampuan menyusun laporan kegiatan Tersedianya laporan kegiatan dengan benar 0-20 PENSKORAN DAN PENENTUAN KELULUSAN Setiap kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi sikap, meskipun demikian penilaiannya dilakukan secara terpisah. Penilaian kompetensi ditampilkan dalam dua bentuk, yakni capaian dan deskripsi. Penilaian capaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan awalnya dinyatakan dalam bentuk angka (1 – 100) kemudian dikonversi menjadi (1 – 4) menggunakan persamaan: Y = 1/15 X – 2,66 Y = skor hasil konversi (1 – 4) X = skor hasil penilaian (1 – 100) Penilaian capaian kompetensi sikap terdiri dari dua, yakni penilaian sikap pada mata pelajaran tertentu dan penilaian sikap pada semua mata pelajaran. Deskripsi kompetensi dalam mata pelajaran tertentu hanya singkat, yakni: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Sementara itu, deskripsi pada kompetensi sikap antar mata pelajaran merupakan penjelasan bagian kompetensi mana yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Hasil konversi dan keterkaitannya dengan deskripsi dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Konversi nilai dari skor (1 – 100) ke (1 – 4) INTERVAL SKOR HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA 96 – 100 4.00 A SB 91 – 95 3.66 A- 86 – 90 3.33 B+ B 81 – 85 3.00 B 164 75 – 80 2.66 B - 70 – 74 2.33 C+ C 65 – 69 2.00 C 60 – 64 1.66 C- 55 – 59 1.33 D+ K < 54 1.00 D a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif. b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. c. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut. a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66; b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; c. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66. d. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua). 165 III. PENUTUP Buku teks siswa Inventarisasi Keanekaragaman Hayati ini merupakan buku teks siswa tentang pedoman melakukan identifikasi jenis fauna yang dilindungi yang dijadikan panduan bagi para pembaca untuk melakukan kegiatan identifikasi jenis fauna dan pembuatan spesimen fauna. Selain itu tentang metode-metode melakukan inventarisasi fauna yang dilidungi, dan juga mengenai penerapan teknologi Sistem Informasi Geofrafis (SIG) untuk kepentingan inventarisasi fauna yang dilindungi. Buku teks siswa Inventarisasi Keanekaragaman Hayati ini bersifat dinamis mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perkembangan pembangunan kehutanan. Oleh karena itu, buku ini akan terus disesuaikan dan dikembangkan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian diharapkan mutu hasil pendidikan menengah kejuruan kehutanan dapat terus meningkat sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Dengan tersusunnya buku teks siswa Inventarisasi Keanekaragaman Hayati, kami menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada penyusun serta semua pihak yang telah berupaya melengkapi materi pembelajaran SMK Kehutanan. Semoga buku ini bermanfaat. 166 DAFTAR PUSTAKA Bappenas. 2003. Wilayah Kritis Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Deputi Bidang Sumber daya alam dan lingkungan hidup. Jakarta Departemen Kehutanan. 1999. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jakarta Departemen Kehutanan. 1999. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Jakarta Departemen Kehutanan, 1999. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta Djuwantoko, dll. Juli 2010. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. KOICA: Bogor http://www.google.com. diakses pada tanggal 12 November 2011. Wikipedia, 14 Agustus 2010. Ikan Raja Laut (Coelacanth) http://www.google.com. diakses tanggal 27 minggu 2011. Filum Cnidaria. Diposkan oleh Muhammad nur erghi. 14 November 2012. http://www.google.com. diakses tanggal 12 November 2012. Wikipedia, 5 Oktober 2012. Elang Alap Meyer. http://www.google.com. diakses tanggal 12 November 2012. Wikipedia, 12 Juli 2012. Penyu Hijau http://www.google.com. diakses pada tanggal 12 November 2012. Pratama, Randy Satria, Minggu 8 Juli 2012. Surga Serangga http://www.google.com. diakses pada tanggal 12 November 2012. Sihotang, Benedictus, 9 Oktober 2010. Inventarisasi Satwa Secara Tidak Langsung 167 Kutilang Indonesia, 26 Agustus 2011. Elang-Alap Meyer. www.google.com. 12 November 2012 Lavieren, L.P. van, 1982. Wildlife Management In The Tropics Part 1. School of Environmental Conservation Mangement (ATA.190). Bogor Lavieren, L.P. van, 1983. Wildlife Management In The Tropics Part 2. School of Environmental Conservation Mangement (ATA.190). Bogor Laporan Pelaksanaan Kegiatan, 2010. Laporan Inventarisasi Elang Sulawesi untuk Pengembangan Bird Watching. Bali Besar Taman Nasional Lore Lindu, Palu Laporan Pelaksanaan Kegiatan, 2010. Laporan Inventarisasi Macaca nigra di BPTNW 1 Saluki. Bali Besar Taman Nasional Lore Lindu. Palu Laporan Pelaksanaan Kegiatan, 2011. Laporan Diklat Konsentasi C Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat. Pusdiklat Kehutanan. Bogor Soehartono, Tonny dkk, 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) 2007-2017. Departemen kehutanan. 2007 Wijaya, Ambang. 2006. Pendugaan Ukuran Populasi dan Sebaran Macaca ochreata brunnescens di Kawasan Hutan Lambusango Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Selatan. Institut Pertanian Bogor. Bogor 168 LAMPIRAN 169 Lampiran 1. Gambar Tengkorak 170 Lampiran 2. Gambar tanduk Rusa Cervus timorensis pada berbagai umur 171 Lampiran 3. Cara mengukur panjang badan dan kaki satwa Next >