< Previous73Gambar 18. Meja gambar9. Mesin GambarMesin gambar adalah mesin manual yang digunakan untukmemudahkan menggambar. Mesin gambar dapat menggantikanbeberapa fungsi alat gambar lainnya seperti busur derajat,sepasangpenggaris segitiga dan mistar T. Berdasarkan bentuknya ada dua jenismesin gambar, yaitu: mesin gambar rol dan mesin gambar lengan.Gambar 19. Mesin gambar lenganGambar 20. Mesin gambar rol742.Lembar Kerja............................................................2.1Alata.Meja gambarb.Pensil gambarc.Sepasang penggaris segitigad.Penggaris panjang 50 cm atau 60 cme.Jangkaf.Malhuruf dan angkag.Malbentukh.Mallengkungi.Penghapusj.Selotipk.Cutter2.2BahanKertas manila A32.3Kesehatandan Keselamatan Kerjaa.Hati-hati menggunakan peralatan yang tajam, yaitu: cutterdanjarum jangka.b.Gunakan selotip berbahan kertas.2.4 Langkah Kerjaa.Tempelkan kertas manila A3 diatas meja gambar dengan selotip.b.Gunakan sepasang penggaris segitiga untuk membuat garis-garissejajar horisontal dan vertikal. Panjang dan jarak antar garissembarang. Perhatikan arah penarikan garis.c.Buatlah sudut-sudut 15º, 30º, 45º, 60º, 75º dan 90º dengansepasang penggaris segitiga. Perhatikan cara memegangpenggarisnya.d.Gunakan jangka dengan benar untuk membuat lingkaran.Diameterlingkaran sembarang. Perhatikan dari mana mulai menarik garisdan mengakhirinya.e.Gunakan mal huruf-angka. Huruf dan angka yang di-malsembarang. Perhatikan cara memegang mal dan caramenggesernya.f.Gunakan mal bentuk dan symbol. Cara menggunakan mal ini samadengan cara menggunakan mal huruf-angka.g.Gunakan mal lengkung sesuai contoh pada lembar informasi.Tentukan dahulu titik-titik yang akan dihubungkan. Buat garislengkungnya dengan mal lengkung. Geser-geser mal lengkunguntuk mendapatkan bentuk yang paling tepat antara dua garis.753.MembacaGambar Teknik.......................................3.1. Proyeksi PiktorialUntuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat kita lakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan rnenggarnbar. Ada beberapa rnacamcara proyeksi, antara lain:1. Proyeksi piktorial dimensi 3. Proyeksi piktorial miring2. Proyeksi piktorial isometri 4. PerspektifUntuk membedakan masing-masing proyeksi tersebut, dapatkita lihat pada gambar 21.Gambar 21. Proyeksi piktorial3.2Proyeksi Isometris3.2.1Ciri Proyeksi IsometrisUntuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalambentuk proyeksi isometris, perlu kiranya kita mengetahui terlebihdahulu ciri dan syarat-syarat untuk membuat gambar dengan proyeksi tersebut. Adapun ciri-ciri gambar dengan proyeksi isometris tersebut adalah:1) Ciri pada sumbuSumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.76Sudut antara sumbu satu terhadap sumbu lainya 1200.Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 22.2) Ciri pada ukuranPanjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarkan (lihat gambar 22)Gambar 22. Proyeksi isometris3.2.2Penyajian Proyeksi IsometrisPenyajian gambar dengan proyeksi isometris dapat dilakukandengan kedudukan normal, terbalik atau horizontal.1) Proyeksi isometris dengan kedudukan normal.Kedudukan normal mempunyai sumbu dengan sudut-sudut seperti tampak pada gambar 23.2) Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik.Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu:a)Memutar gambar dengan sudut 180° ke kanan dan kedudukan normal, sesuai dengan kedudukan sumbunya (lihat gambar 23berikut).77Gambar 23. Penyajian proyeksi isometrisb)Mengubah kedudukan benda yang digambar dengan tujuanuntuk memperlihatkan bagian bawah benda tersebut (lihatgambar 24)Gambar 24. Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik3) Proyeksi isometris dengan kedudukan horizontal.a)Sebagaimana cara yang dilakukan untuk menggarnbarkedudukan proyeksi isometris terbalik, yaitu dengan memutarsumbu utama 1800dan sumbu normal, maka untuk kedudukan horizontal 2700 ke kanan dan kedudukan sumbu norrnalnya (Iihatgambar 25)78b)Mengubah kedudukan benda, yaitu untuk memperlihatkan bagian samping kiri (yang tidak terlihat) sebagaimana terlihat padagambar 25.Gambar 25. Proyeksi isometris kedudukan horisontal3.3Proyeksi DimentrisProyeksi dirnentris mempunyai ketentuan:1. Sumbu utama mempunyai sudut: a=70dan ß= 400 (lihat gambar 26)2. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan pada sumbu z 1 : 1.Gambar 26. Proyeksi dimetrisGambar kubus yang di gambarkan dengan proyeksi dimetris dibawah ini, mempunyai sisi-sisi 40 mm.Keterangan: Ukuran pada sumbu x digambar 40 mm Ukuran gambar pada sumbu y digambar 1/2 nya, yaitu 20 mm Ukuran pada sunbu z digambar 40 mm79Gambar 27. Kubus dengan proyeksi dimetris3.4Proyeksi Miring (sejajar)Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garishorizontal/mendatar dan sumbu y mernpunyai sudut 450 dengan garis mendatar. Skala ukuran untuk proyeksi miring ini sama dengan skala pada proyeksi dimetris,yaitu skala pada sumbu x 1:1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada sumbu z = 1: 1 (ithat gambar di bawah ini)Gambar 28. Proyeksi miring3.5Gambar PerspektifDalam garnbar teknik mesin, gambar perspektif jarang dipakai. Gambarperspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu:a. perspektif dengan satu titik hilang.h. Perspektif dengan dua titik hilang.c. Perspektif dengan tiga titik hilang.80Gambar 30.Gambar 31. Perspektif dengan tiga titik hilangGambar 29. Perspektif dengan satu titik hilang813.6 Macam-Macam PandanganUntuk memberikan informasi lengkap suatu benda tiga dimensi dengan gambar proyeksi ortogonal, biasanya memerlukan lebih dari satu bidang proyeksi.a.Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di depan benda disebut pandangan depan.b.Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di atas benda disebutpandangan atas.c.Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di sebelah kanan benda disebut pandangan samping kanan.Demikian seterusnya.Gambar 32. Macam-macam pandangan3.7 Bidang-Bidang ProyeksiGambar33. Bidang proyeksi82Suatu ruang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh bidang-bidang depan, bidang vertikal, dan bidang horizontal. Ruang yang dibatasi tersebut dikenal dengan sebutan kuadran. Ruang diatasbidang H, di depan bidang D, dan di samping kanan bidang V disebut kuadran I. Ruang yang berada diatas bidang H, di depan bidang D, dan disebelah kiri bidang V disebut bidang V, di bawah bidang H, dan di depan bidang D disebut kuadran III. Ruang yang berada di bawah bidang H, di depan bidang D, dan di sebelah kanan bidang V disebut kuadran IV.3.7.1Proyeksi Di Kuadran I (Proyeksi Eropa)Bila suatu benda diletakkan di atas bidang horizontal, di depanbidang D, (depan) dan di sebelah kanan bidang V (vertikal) makabenda tersebut berada di kuadran I. jika benda yang terletakdikuadran I kita proyeksikan terhadap bidang-bidang H, V, dan D, maka akan didapat gambar/proyeksi pada kuadran I yang dikenal jugadengan nama proyeksi Eropa. Gambar 34 memperlihatkan titik yang terletak di kuadran I (lihat gambar 34).Gambar 34. Proyeksi di kuadran IKeterangan:A= titik kuadran-IAD=proyeksi titik A di bidang D (depan)Av=proyeksi titik A di bidang V (vertikal)AH= proyeksi titik A di bidang H (horizontal)Bila ketiga bidang saling tegak lurus tersebut dibuka, maka sumbux dan y sebagai sumbu putarnya dan sumbu z merupakan sumbu yang dibuka/dipisah, seperti gambar berikut:Next >