< Previous103Gambar 70. Sudut ketebalan garis arsiran3.11.2Penggarisan Pada Bidang Yang Luas dan BidangberdampinganUntuk potongan benda yang luas, arsiran pada bidangpotongnya dilaksanakan pada garis tepi garis-garis batasnya (lihat gambar 71).Untuk pemotongan meloncat atau pemotongan bercabang, ada bidang-bidang potong yang berdampingan, maka batas-batas bidang yang berdampingan tersebut harus dibatasi oleh garis gores bertitik (sumbu) dan pengarsirannya harus turun atau naik dan ujung arsiran yang lainnya (lihatgambar 71).Gambar 71. Arsiran pada bidang luas dan bidang berdampingan3.11.3Pengarsiran Benda-benda TipisUntukgambar potongan benda-benda tipis atau profil-profiltipis maka pengarsirannya dibuat dengan cara dilabur (lihat gambar 72).104Gambar 72. Arsiran benda tipis3.11.4Angka Ukuran dan ArsiranJika angka ukuran terletak pada arsiran (karena tidak dapat dihindari), maka angka ukurannya jangan diarsir (lihat gambar 73).Gambar 73. Angka ukuran dan arsiran3.11.5Macam-macam ArsiranPerhatikan gambar 74.abcd105Gambar 74. Macam-macam arsiranKeterangan:a = Besi tuangb = Aluminium dan panduannyac = Baja dan baja istimewad = Besi tuang yang dapat ditempae = Baja cairf = Logam putihg = Paduan tembaga tuangh = Seng, air raksa3.12Ukuran Pada Gambar KerjaSesuai dengan standar ISO (ISO/DIS) 128, telah ditetapkan bahwa gambar proyeksi di Kuadran I dan gambar proyeksi di Kuadran III dapat digunakan sebagai gambar kerja, dengan ketentuan kedua macam proyeksi tersebut tidak boleh dilakukan/dipakai secarabersama-sarna dalam satu gambar kerja.Gambar kerja adalah gambar pandangan-pandangan,potongan/irisan dengan memperhatikan kaidah-kaidah proyeksi, baik proyeksi di kuadran I (Eropa) maupun proyeksi di kuadran III(Amerika). Gambar kerja harus memberikan informasi bentuk benda secara lengkap. OIeh karena itu, ukuran pada gambar kerja harus dicantumkan secara Iengkap.3.12.1Ketentuan-ketentuan Dasar Pencatuman UkuranAgar tidak menimbulkan keraguan di dalam membaca gambar, maka pada gambar kerja harus dicantumkan ukuran dengan aturan-aturan menggambar yang telah ditetapkan, ketentuan-ketentuantersebut meliputi ketentuan:efgh106 Menarik garis ukur dan garis bantu Menggambar anak panah Menetapkan jarak antara garis ukur Menetapkan angka ukuran1. Menarik Garis ukur dan Garis BantuGaris ukur dan garis bantu dibuat dengan garis tipisperbandingan ketebalan antara garis gambar dan garis ukur/bantu lihat tabel 4.Tabel 4. Perbandingan ketebalan garis bantu dengan garis gambarMACAM GARISUKURAN (mm)Garis gambar/tepi10,70,5Garis ukur/bantu0,50,350,25Contoh:Perhatikan gambar 75 berikut.Gambar 75. Cara penarikan garis dan ketebalanya2. Menetapkan Jarak antara Garis UkurJika garis ukur terdiri atas garis-garis ukur yang sejajar, maka jarak antara garis ukur yang satu dengan garis ukur Iainnya harus sarna. Selain itu perlu diperhatikan pula ganis ukur jangan sampaiberpotongan dengan ganis bantu, kecuali terpaksa. Garis gambartidak boleh digunakan sebagai garis ukur. Garis sumbu boleh107digunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh digunakan langsung sebagai garis ukur.Untuk menempatkan garis ukur yang sejajar, ukuran terkecil ditempatkan pada bagian dalam dan ukuran besar ditempatkan di bagian luar. Hal mi untuk rnenghindari perpotongan antara garis ukur dan garis bantu. Jika terdapat perpotongangaris bantu dengan garis ukur, garis bantunya diperpanjang 1 mm dan ujung anak panahnya.Garis ukur pada umurnnya tegak lurus terhadap garisbantunya, tetapi pada keadaan tertentu garis bantu boleh dibuat miring sejajar/paralel. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar berikut.Gambar 76. Jarak antara garis ukurKeterangan:1. Garis ukur yang sejajar2. Garis bantu yang berpotongan (tidak dapat dihindarkan)3. Garis sumbu yang digunakan secara tidak langsung sebagai garis bantu4. Garis ukur yang terkecil (ditempatkan di dalam)5. Garis ukur tambahan (pelengkap)6.Perpanjangan garis bantu dilebihkan ± 1 mm dan garisukurnya/ujung anak panahnya1087. Penempatan ganis ukur yang sempit8. Garis bantu yang paralel (jika diperlukan)3.13Penulisan Angka UkuranPenulisan angka ukuran ditempatkan di tengah-tengah bagiar atas garis ukurnya, atau di tengah-tengah sebelah kiri ganis ukurnya.Untuk kertas gambar berukuran kecil maka penulisan angka ukuran pada garis ukur harus tegak, kertas gambarnya dapat diputar kekanan, sehingga penulisan dan pernbacaannya tidak terhalik. Angkaukuran harus dapat dibaca dari bawah atau dari sisi kanan ganis ukurnya. (lihat gambar 77).Gambar 77. Penulisan angka ukuranJika kertas gambar diputar ke kiri, akan menghasilkan angka ukuran yang terbalik. Ukuran (c) pada gambar diatas adalahpenulisan angka ukuran yang terbalik.1093.13.1Klasifikasi Pencatuman UkuranBenda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam, fungsi, kualitas, atau pengerjaan yang khusus. Oleh karenaitu pencatuman ukuran diklasifikasikan menjadi: Pengukuran dengan dimensi fungsional Pengukuran dengan dirnensi nonfungsional Pengukuran dengan dimensi tambahan Pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus Pengukuran dengan kesimetrian1.Pengukuran dengan dimensi fungsional, nonfungsional dan ukuran tambahanJika suatu benda terdiri atas bagian-bagian (bagian yangdirakit), maka ukuran bagian yang satu dengan Iainnya.mempunyai fungsi yang sama, sehingga satu sama lain mempunyai ukuran yang berpasangan dan pencatuman ukurannya sebagai fungsi yangberpasangan. Jika benda kerja yang di gambar berdiri sendiri, tetapi dalam sistem pengeijaannya terhadap, maka digambar sesuai denganukurannya dan pencaturnan ukurannya sebagai fungsi pengerjaan.Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebutukurannonfungsional. Untuk melengkapi ukuran, dalam hal ini supaya tidak menimbulkan kekacauan dalam membaca gambar terutama dalarn jurnlah ukuran total, maka ukuran pada gambar dilengkapi dengan ukuran tambahan. Ukuran tambahan ini harus ditempatkan di antara dua kurung atau di dalam kurung (lihat gambar 78 berikut).110Gambar 78. Ukuran tambahanKeterangan:F= dimensi fungsionalNJF= dirnensi nonfungsionalH= dimensi tambahan2. Pengukuran KetirusanUntuk mencatumkan ukuran benda yang mempunyai bentuk miring, ukuran kemiringannyadicantumkan dengan harga tangensudutnya.Gambar 79. Pengukuran ketirusan3. Penunjukan Ukuran pada bagian yang dikerjakan khususUntuk memberikan keterangan gambar pada benda-bendayang dikerjakan khusus, misalnya dikartel pada bagian tertentu atau dihaluskan dengan ampelas halus, maka pada bagian yang dikerjakan khusus tadi gambar luarnya diberi garis tebal bertitik (lihat gambar 80).111Gambar 80. Penunjukan ukuran pengerjaan khusus4. Pemberian ukuran pada bagian-bagian yang simetris.Untuk memberikan ukuran-ukuran pada gambar-gambarsimetris, jarak antara tepi dan sumbu simetrisnya tidak dicanturnkan (lihat gambar 81).Gambar 81. Penunjukan ukuran pada bagian yang simetris3.13.2Pencatuman Simbol-simbol UkuranUntuk benda-benda dengan bentuk tertentu, ukurannyadicantumkan disertai simbol bentuknya: misal benda-benda yangberbentuk silinder, bujur sangkar, bola dan pingulan (Chamfer). Lihat gambar 82 berIkut.112Gambar82. Pencantuman simbol-simbol ukuranKeterangan:50= Diameter bola dengan ukuran 32 mmSR 16 = Jari-jari bola dengan ukuran 16 mmC3= Chamfer atau pinggulan dengan ukuran 3 x 45 023=Simbol ukuran silinder, dengan ukuran 23 mm34= Simbol ukuran bujursangkar, dengan ukuran sisinya 34 mm120= Simbol ukuran tidak menurut skala yang sehenarnyaM12=Simbol ukuran ulir dengan jenis ulir metris dan diameterluarnya 12 mm2=(Silang/cros clengan garis tipis) ; simbol bidang rataI= (Strip titik tebal) ; simbol bagian yang dikerjakan khususNext >