< Previous130 batang bambu ukuran diameter 20 cm digunakan untuk struktur bagian bawah perancah. Meskipun dijamin fleksibel terhadap tiupan angin kencang, perancah jenis ini tidak dapat diterima oleh standar negara Barat dengan pertimbangan keamanan dan prinsip-prinsip engineering. Jatuhnya Kerajaan Romawi mengakibatkan hilangnya beberapa teknik konstruksi yang telah dibangun bangsa Yunani, Mesir, dan Persia sejak ribuan tahun yang lalu seperti konstruksi lengkung yang dapat menahan 600 ton, balok lintel pada kuil / candi Baalbek. Masih untung bentuk-bentuk lengkung Romawi dan Gothic masih tetap bisa bertahan. Oleh karenanya penggunaan perancah bentuk baru diperlukan untuk menahan konstruksi lengkung tersebut. Apalagi penggunaan atap setengah lingkaran pada bangunan gaya Bizantium dan Romawi memerlukan perancah yang hampir sama. Gambar 35. Perancah penopang sementara konstruksi lengkung Ghotic 131 Gambar 36. Perancah penopang sementara konstruksi atap lengkung Struktur perancah dibuat dengan cara mengikat tiang-tiang dari kayu lunak dan dikencangkan dengan pasak dan palang-palang yang digunakan untuk lantai kerja. Pendekatan dasar ini berlanjut sampai perkembangan industri dimana pengergajian kayu ada dimana-mana dan perancah dimodifikasi dengan menggunakan kayu-kayu berpenampang segi empat dengan tiang-tiang berpenampang bundar. Disamping diikat dengan tali juga dilakukan dengan cara dipaku, diikat dengan kawat, diikat dengan rotan dan lain-lain. Pada tahun 1915 di Amerika Serikat, perancah pada umumnya dibuat dari kayu gergajian dengan penampang segi empat dengan penguat paku dan tiang berpenampang bundar. Sekitar tahun 1920 di Inggris mulai dibuat perancah dari pipa bulat dengan diameter 4 cm dan panjang 6 m yang dihubungkan dengan klem pengikat (coupler). Secara ekonomis maupun praktis perancah jenis ini lebih menguntungkan, disamping itu kemudahan dalam perhitungan strukturnya menjamin keberhasilan perancah pipa ini. Beberapa modifikasi dilakukan termasuk jenis dan rancangan bentuk klem pengikat (coupler) supaya lebih ekonomis, maka ukuran pipa juga diperkecil. Amerika Serikat mengembangkan perancah dari rangka-rangka pipa besi bulat yang dilas, sehingga mengurangi penggunaan klem pengikat. Rangka-rangka segi empat atau segi tiga dirangkai dan dihubungkan dengan penyiku sehingga membentuk perancah yang kokoh. Keuntungan perancah jenis ini adalah pemasangannya lebih cepat dan analisis strukturnya lebih meyakinkan. 132 1) Tugas 1. Tujuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan perancah Pada dasarnya pembuatan perancah mempunyai tujuan sebagai berikut: a) Melakukan aktivitas kerja pada pekerjaan konstruksi b) Pendukung konstruksi sementara, seperti bekisting balok / lantai beton c) Tempat menyimpan peralatan atau bahan-bahan yang akan dipasang, seperti bata, adukan dan sebagainya. Rancangan suatu perancah pada satu saat mungkin merupakan gabungan dari ketiga tujuan tersebut, sehingga bentuk akhir perancah tersebut akan tergantung kepada faktor-faktor berikut : a) Kemudahan dalam pemasangan Sampai saat ini satu persyaratan utama untuk perancah adalah bisa dipasang dengan mudah dan kemungkinan penanganan macam-macam komponennya. Salah satu yang harus dipertimbangkan yakni menangani kesulitan komponen perancah karena pemasangannya tidak cukup oleh satu dua orang saja tanpa bantuan yang lainnya. Kemudahan pemasangan menjadi kecenderungan utama, ukuran bentuk dan kekuatan perancah ditentukan oleh kecakapan tenaga kerja dalam pemasangan tanpa bantuan mesin. Namun dengan pengembangan cara dan alat-alat pengangkat semakin mempermudah pemasangan. Penggunaan struktur perancah yang permanen dengan sistem modular unit yang dapat / dipindah dari satu tempat ke tempat lainnya akan mengurangi pekerjaan bongkar pasang yang berulang-ulang. b) Pertimbangan Ekonomis Pertimbangan ekonomis yang cukup menonjol adalah : (1) Pembelian / pengadaan (2) Pemeliharaan (3) Masa pakai (keawetan) (4) Kapasitas pemakaian ulang (5) Pemasangan dan pembongkaran (6) Karekteristik Faktor-faktor tersebut di atas merupakan faktor-faktor ekonomis yang mempengaruhi perkembangan nilai suatu perancah. c) Keselamatan Kerja 133 Pembuatan perancah harus betul-betul mempertimbangkan keselamatan. Tidak boleh dilakukan pembuatan perancah dianggap sebagai sarana sementara dan sekedar sebagai penyangga sesaat. Perlu diperhitungkan dengan teliti dan cermat fungsi perancah yang akan dipasang, karena kecelakaan mudah terjadi apabila menggampangkan atau meremehkan pembuatan perancah. d) Stabilitas Struktur Perancah harus mampu menahan beban / muatan yang bekerja dan berat perancah itu sendiri, karena itu bentuknya dan strukturnya harus berdasarkan perhitungan yang teliti dan aman. Bahan dan Komponen Perancah a) Bahan Perancah Bahan perancah yang sering digunakan adalah : pipa besi, alumunium, kayu dan dapat juga dari bambu, sehubungan dengan bahan-bahan yang akan digunakan maka akan berpengaruh terhadap komponen perancah yang dipergunakan antara lain : klem pengikat dapat digunakan tali tambang, kawat, rantai, rotan dan sebagainya. Pemilihan bahan yang akan dipergunakan sebagai perancah akan selalu dipertimbangkan tentang : (1) Berat ringannya pekerjaan yang memerlukan perancah (2) Stabilitas struktur perancah bersama beban yang akan didukungnya, maupun berat perancah itu sendiri (3) Keselamatan kerja, sampai saat ini faktor keselamatan kerja pada pekerjaan perancah masih kurang diperhatikan padahal dinegara barat keselamatan kerja menjadi hal yang sangat penting. (4) Tersedianya pembiayaan untuk menggunakan perancah (5) Pada modul ini yang dibahas terbatas untuk perancah yang menggunakan bahan besi dengan komponen pengikatnya seperti yang akan diuraikan. b) Komponen Perancah Komponen Utama, Untuk menghubungkan antara pipa perancah yang satu dengan yang lainnya digunakan komponen pengikat / penyambung (coupler). Komponen-komponen tersebut adalah : 134 Klem pengikat siku, Klem pengikat siku digunakan untuk menghubungkan / mengikat tiang dengan batang horizontal memanjang (ledger). Klem pengikat siku bisa dalam bentuk : (1) Klem pengikat siku tetap, digunakan sebagai pengikat pada pertemuan antara tiang dengan batang horizontal penahan papan bordes atau batang pengikat. Gambar 37. Klem pengikat siku tetap (2) Klem pengikat siku berputar, digunakan sebagai pengikat pada pertemuan antara tiang dengan batang penyiku perancah. Gambar 38. Pengikat siku putar (3) Penyambung memanjang bentuk soket, digunakan untuk menyambung ujung pipa yang satu dengan lainnya yang dipasang pada bagian luar diameter pipa, baik untuk tiang maupun batang horizontal. Penyambung jenis ini lebih baik (kuat) jika dibandingkan dengan penyambung dengan pin. 135 Gambar 39. Penyambung bentuk soket (4) Penyambung memanjang dengan pin, digunakan untuk menyambung pipa yang satu dengan lainnya yang dipasang pada bagian dalam diameter kedua ujung pipa, baik untuk tiang maupun batang horizontal. Gambar 40. Penyambung memanjang dengan Pin (5) Penyambung memanjang parallel digunakan untuk menyambung batang horizontal. Sambungan dengan sistem ini lebih baik (kuat) daripada penyambung dengan pin. Gambar 41. Penyambung Parallel (6) Klem pengikat pipa horizontal memanjang dan melintang (put log), dipasang sedemikian rupa sehingga pipa melintang dapat menerima beban akibat muatan orang dan bahan. 136 Gambar 42. Klem pengikat pipa horizontal memanjang dan melintang (put log) (7) Penjepit ujung, digunakan untuk mengikat ujung pipa tiang perancah dengan pipa horizontal baik memanjang maupun melintang. Gambar 43. Penjepit ujung (8) Dudukan tiang perancah, merupakan komponen penting pada perancah karena melalui dudukan taing ini semua beban dari perancah (berat sendiri, pekerja dan bahan) akan disebarkan secara merata terhadap bidang lantai dasar. Dudukan tiang biasanya dipasang dan dipakukan di atas bantalan balok-balok kayu atau bahan lainnya sehingga posisinya tidak mudah bergeser. 137 (9) Dudukan tiang bisa diperoleh dalam bentuk : (a) Dudukan tiang tetap Dudukan tiang tetap terdiri dari dua jenis, yakni dudukan biasa dan dudukan yang dilengkapi dengan lubang dan pin. Dudukan terdiri dari besi pelat ukuran 15x15 cm dengan tebal 5 mm yang pada kedua sisinya diberi lubang untuk paku, dan pipa atau batang besi bulat dengan ukuran yang sama atau lebih kecil sedikit dari tiang perancah yang disatukan dengan cara di las. Gambar 44. Dudukan tiang tetap biasa Gambar 45. Dudukan tiang tetap dengan lubang dan pin (10) Dudukan tiang tidak tetap Dudukan tiang tidak tetap, digunakan jika bantalan dudukan tiang dalam kondisi terpaksa posisinya miring. Jika tidak tersedia dudukan tiang tidak tetap, sedangkan bantalan bantalan posisinya miring, bisa digunakan dudukan tiang tetap dengan cara dipasang di atas baji / pasak. 138 Gambar 46. Dudukan tidak tetap Gambar 47. Dudukan di atas baji / pasak (11) Dudukan tiang dengan ulir Dudukan tiang dengan ulir digunakan jika bagian atas perancah harus betul-betul dalam kondisi rata dan datar, khususnya dalam pekerjaan bekisting beton. Hal ini akan mempermudah pengaturan kerataan dan kedataran bidang permukaan bekisting beton, yakni dengan cara memutar mur turun-naik. Dudukan tiang dengan ulir bisa diperoleh dalam dua bentuk seperti berikut: o Dudukan tiang dengan ulir biasa. Dudukan seperti ini ulirnya lebih pendek, yakni berkisar antara 0-250 mm. o Dudukan tiang dengan ulir yang dilengkapi lubang dan pin. Dudukan seperti ini ulirnya lebih panjang, yakni berkisar antara 400-1300 mm. Gambar 48. Dudukan tiang dengan ulir yang dilengkapi dengan lubang dan pin (a) Dudukan balok bekisting 139 Dudukan balok bekisting terdiri dari bagian tiang dan pelat dudukan balok yang diberi lubang paku atau baut penjepit, dan dipasang pada ujung akhir tiang perancah. Jenis dudukan ini terdiri dari dua macam yakni dudukan tetap dan dudukan dengan ulir. Dudukan balok biasa akan lebih baik jika dipasang di atas tiang yang menggunakan dudukan dengan ulir, sehingga pengaturan naik-turun bisa dilakukan dengan cara menyetel dudukan tiang. Gambar 49. Dudukan balok biasa Dudukan balok dengan ulir bisa dipasang diatas tiang, baik yang dipasang di atas dudukan tetap ataupun di atas dudukan dengan ulir. Gambar 50. Dudukan balok dengan ulir Penyambung tiang digunakan untuk menghubungkan tiang dengan dudukannya (dudukan tetap). Penyambung ini biasanya dilengkapi dengan ulir untuk mengatur ketinggian tiang tersebut. Gambar 51. Penyambung tiang Next >