< Previous180 9. 10. 11. 12. Memasang batang memanjang Memasang batang melintang Memasang papan bordes Memasang papan pengaman -Batang memanjang dipasang pada tiang perancah dengan klem pengikat siku tetap -Mur-baut klem pengikat siku tetap dikencangkan sesuai aturan -Batang melintang dipasang di atas batang memanjang dengan klem pengikat siku tetap -Mur-baut klem pengikat siku tetap dikencangkan sesuai aturan Papan bordes di atas batang melintang sesuai ketentuan Papan pengaman dipasang di atas batang melintang dan mengikatnya dengan penjepit pada tiang Penilai, a. Pemasangan Perancah system rangka Untuk Area kerja. (a) Alat dan Bahan (1) Alat : Kunci pas, kunci ring, kunci shock, waterpas, selang plastik, palu, pojer (2) Bahan: Komponen-perancah (dudukan tiang, rangka perancah, batang penyiku, jepitan), papan, dan tangga (b) Langkah kerja (1) Mempelajari gambar kerja (2) Mengukur dan menentukan titik-titik posisi rangka perancah (3) Meratakan tanah pondasi dudukan rangka (4) Memadatkan tanah pondasi dudukan rangka (5) Memasang balok dudukan rangka (6) Memeriksa/menentukan kedataran balok dengan waterpas/selang plastik (7) Mengukur dan menentukan posisi dudukan rangka pada balok (8) Memasang dudukan rangka dan menguatkannya dengan paku (9) Memasang rangka-rangka di atas dudukannya (10) Memasang penyiku pada rangka dan memutar pin-nya (11) Memasang papan bordes di atas batang melintang rangka perancah 181 (12) Memasang papan pengaman di atas batang melintang dan mengikatnya dengan penjepit (c) Penilaian No. Aspek yang diukur Kriteria Penilaian L/TL Rekom 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mengukur dan menentukan titik-titik posisi rangka-rangka perancah Meratakan dan memadatkan tanah pondasi dudukan rangka perancah Memasang balok dudukan rangka perancah Memeriksa/menentukan kedataran balok dudukan rangka perancah Mengukur dan menentukan posisi dudukan rangka pada balok Memasang dudukan rangka perancah Memasang rangka perancah di atas dudukannya Memasang penyiku pada rangka perancah Memasang papan bordes Memasang papan pengaman -Posisi rangka-rangka perancah diukur sesuai gambar -Posisi rangka-rangka perancah ditentukan sesuai gambar -Tanah pondasi rangka diratakan sesuai elevasi yang ditetapkan -Tanah pondasi rangka dipadatkan sesuai kepadatan yang ditetapkan -Balok dudukan rangka dipasang sesuai ukuran lebar rangka perancah -Kedataran balok dudukan rangka diperiksa dengan waterpas -Posisi rangka perancah diukur sesuai gambar -Posisi rangka perancah ditentukan sesuai gambar -Dudukan rangka perancah dipasang di atas balok dengan perkuatan paku -Rangka-rangka perancah dipasang di atas dudukannya sesuai prosedur -Penyiku dipasang pada rangka-rangka perancah sesuai ukuran jarak rangka perancah -Pin dipasang sesuai prosedur -Papan bordes di atas batang melintang sesuai ketentuan -Papan pengaman dipasang di atas batang melintang dan mengikatnya dengan penjepit pada tiang rangka perancah …………………, …..……... Penilai, 182 e. Tes Formatif Soal Pilihan-ganda Pilih salah satu alternatif jawaban a, b, c atau d dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia! 1. Fungsi perancah pada pekerjaan konstruksi adalah seperti berikut, kecuali: a. tempat melakukan kegiatan/bekerja b. tempat bahan yang akan dipasang c. tempat pekerja beristirahat d. pendukung bekisting beton 2. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan konstruksi perancah pada suatu pekerjaan adalah : a. kemudahan dalam pemasangan b. adanya tenaga pemasang c. luas proyek yang dikerjakan d. jenis pekerjaan yang dikerjakan 3. Waterpas dalam pekerjaan perancah digunakan untuk memeriksa : a. kedataran dan kesikuan perancah b. kedataran dan ketegakan perancah c. ketegakan dan kesikuan perancah d. kesikuan dan kemiringan perancah 4. Bahan yang paling baik dalam arti secara konstruksi dapat dipertanggung jawabkan adalah : a. kayu b. alumunium c. bambu d. besi 5. Kunci pas dalam pekerjaan perancah digunakan untuk mengencangkan/melepas mur-baut : a. dudukan tiang tetap b. dudukan tiang dengan pin c. penyambung paralel d. dudukan balok biasa 183 6. Mata ulir pengencang tali baja perancah menara, dikencangkan /dilepas dengan menggunakan : a. kunci pas b. pojer c. kunci ring d. kunci socket 7. Untuk mengikat tiang dengan batang horizontal memanjang pada perancah sistem komponen lepas, digunakan : a. jepitan ujung b. klem pengikat siku tetap c. klem pengikat siku putar d. penyambung tiang 8. Untuk menyambung batang horizontal pada perancah sistem komponen lepas, digunakan : a. penyambung paralel b. klem pengikat siku c. jepitan ujung d. penyambung tiang 9. Baji digunakan sebagai alat bantu dudukan tiang tetap jika posisi bantalan terpaksa dalam kondisi : a. rata b. datar c. lengkung d. miring 10. Perancah pendukung bekisting sebaiknya menggunakan dudukan : a. tetap b. tetap dengan pin c. dengan ulir d. tidak tetap 11. Tiang penyangga balok dipasang pada tiang perancah yang berfungsi sebagai : a. area bekerja b. tempat bahan yang akan dipasang c. pendukung bekisting d. lalu lintas bahan 184 12. Untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan kecil pada bangunan tinggi yang terdiri dari beberapa tempat terpisah, sebaiknya digunakan perancah menara dengan : a. dudukan roda b. dudukan tetap c. penguat rangka d. penguat tali baja 13. Supaya konstruksi perancah sistem kerangka tiang satu lapis posisiny stabil, maka antara tiang-tiang, batang horizontal memanjang dan melintang harus dipasang : a. pegangan b. penyiku c. pengikat d. penyambung 14. Kelebihan perancah sistem rangka adalah lebih : a. stabil konstruksinya b. sulit pemasangannya c. mudah pemasangannya d. mudah diperolehnya 15. Pada setiap ketinggian lebih dari 3 m dengan panjang 6 m perancah harus dipasang : a. pegangan b. penyiku c. pengikat d. penyambung 16. Fungsi papan bordes pada perancah adalah seperti berikut, kecuali : a. tempat istirahat pekerja b. tempat bahan yang akan dipasang c. lalu lintas pekerja d. area tempat bekerja 17. Fungsi utama pegangan (hand rail) pada perancah adalah untuk : a. mengikat tiang-tiang b. pengaman pekerja c. dudukan papan bordes d. dudukan batang horizontal melintang 185 18. Fungsi utama jaring pada perancah adalah untuk : a. menahan benda-benda jatuh b. menutupi kegiatan pekerja c. memenuhi persyaratan d. melindungi pekerjaan dari cuaca 19. Alat sederhana yang cukup baik untuk memeriksa/menentukan kedataran dudukan balok bekisting adalah : a. unting-unting b. meteran c. selang plastik d. pojer 20. Penyokong, siku dan batang horizontal pada perancah sistem komponen lepas harus dipasang : a. berjauhan dengan tiang b. satu sama lain berjauhan c. jadi satu ketiga-tiganya d. dekat dengan tiang 21. Jarak antara pondasi dudukan tiang pada perancah dengan kerangka tiang satu lapis dengan pasangan dinding bata adalah : a. 80 cm b. 120 cm c. 140 cm d. 160 cm 22. Tanah dasar untuk pondasi dudukan tiang perancah, harus memenuhi syarat seperti berikut, kecuali : a. datar b. padat c. bergelombang d. rata 23. Lebar minimum papan bordes untuk pekerja adalah : a. 20 cm b. 30 cm c. 40 cm d. 60 cm 24. Lebar minimum papan bordes untuk pekerja dan bahan adalah : 186 a. 50 cm b. 60 cm c. 70 cm d. 80 cm 25. Batang pengikat harus dipasang pada setiap : a. tinggi 3 m – jarak 6 m b. tinggi 3 m – jarak 12 m c. tinggi 6 m – jarak 6 m d. tinggi 6 m – jarak 12 m 26. Ukuran tinggi pegangan dari atas papan bordes adalah : a. 50 – 80 cm b. 90 – 140 cm c. 150 – 170 cm d. 180 – 200 cm 27. Secara garis besar urutan pemasangan perancah untuk bekisting lantai beton dengan sistem rangka adalah : a. memasang dudukan tiang – memasang penyiku – memasang rangka – memasang dudukan balok b. memasang dudukan tiang – memasang rangka – memasang penyiku – memasang dudukan balok c. memasang dudukan tiang – memasang rangka – memasang penyiku – memasang bordes d. memasang dudukan tiang – memasang penyiku – memasang rangka – memasang bordes 28. Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam membongkar perancah adalah faktor : a. ekonomis b. waktu c. keselamatan kerja d. cuaca 29. Tindakan yang tidak termasuk cara merawat komponen perancah adalah : a. mengecat b. menyimpan di gudang c. membersihkan 187 d. membongkar 30. Perancah pendukung bekisting sebaiknya menggunakan pendukung balok : a. biasa b. dengan ulir c. dengan pin d. dengan siku f. Kunci Jawaban Formatif 188 DAFTAR PUSTAKA Bailey, H and Handcock, D.W, 1979. Brickwork and Associated Studies Volume 3, The Macmillan Press Ltd, London. Brand, Ronald E, 1975. Falsework and Access Scaffolds in Tubular Steel, Mc. Graw-Hill Book Company (UK) Limited, Berkshire England. Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton bertulang. Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. E.C. Adams. 1964. Science in Building 1. London-England: Hutchinson & Co. Hansen, T.C. 1970. Text Book on Concrete Technology. Bandung : Directorate of Building Research – U.N. Regional Housing Cente. Hansen, T.C. 1978. Manual on Concrete Mix Design and Quality Contol. Bandung Materials Testing Institute Bandung. Hoedajanto, Dradjat, dkk. 1989. Pedoman Beton 1989. Bandung : Departemen Pekerjaan Umum. Popovics, Sandor. 1979 : „ Internal Structur of Concrete and its Optimization”. Concrete Making Materials. USA : Hemisphere Publishing Corporation. Sinaga, H.R. dan Erfan. 1992. Perencanaan Campuran Beton Bandung: Devisi Pengembangan Bahan Belajar PPPG Teknologi Bandung Taychene, C and Fraklin, R.E. 1982. Design of Normal Concrete Mixes. London : Her Majesty’s Stationery Office. Umboh,Willy dan Erfan. 1992. Teknologi Bahan Beton. Bandung: Devisi Pengembangan Bahan Belajar PPPG Teknologi Bandung Wangsadinata, Wiratman. dkk. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Bandung : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. -----------.2002. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen. Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan penelitian dan Pengembangan. -----------.1985. Annual book of ASTM Standards Section 4 Construction Volume: 04.01 Cement, Lime, Gypsum. Philadelphia: ASTM -----------.2002. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen. Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan penelitian dan Pengembangan. 189 GLOSARIUM Agregat adalah butiran-butiran mineral yang dicampurkan dengan semen portland dan air menghasilkan beton Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5 - 40 mm. Berat jenis SSD adalah berat jenis suatu benda dalam kondisi kering permukaan (saturated Surface Dry Condition) artinya pori-pori benda tersebut diisi oleh air dengan kata lain sudah jenuh, hanya permukaannya kering. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk massa padat Faktor Air Semen (fas) adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen dalam beton Konsistensi Normal Semen Portland adalah konsistensi kekentalan pasta semen portland sehingga jarum vicat diameter 10 mm dengan berat 300 gram dapat menembus pasta (penetrasi) 10 ± 1 mm Pengikatan Akhir Semen Portland adalah berakhirnya proses pengikatan awal pasta yang diukur dalam waktu dengan jarum vicat yang berdiameter 1 mm dengan berat 300 gram dimana jarum tidak dapat menembus pasta. Pengikatan akhir semen maksimum 10 jam. Pengikatan Awal Semen Portland adalah proses mulai terjadinya perkerasan pasta yang diukur dalam waktu dengan jarum vicat yang berdiameter 1 mm dengan berat 300 gram dapat menembus pasta ≤ 25 . Pengikatan awal semen portland minimum 60 menit Semen Portland adalah bahan perekat Hidrolis yang dapat mengeras bila bersenyawa dengan air dan membentuk massa yang padat serta tak larut dalam air. Next >