< Previous 89 2.9 KONSEP TCP/IP TCP/IP merupakan salah satu protocol jaringan selain NetBEUI dari Microsoft atau IPX/SPX dari Novell. Sejarah TCP/IP sendiri bermula dari Departemen Pertahanan Amerika serikat (DOD) yang membuat TCP/IP dengan maksud untuk menggabungkan hubungan komunikasi jaringan dari berbagai macam jenis komputer, yang akhirnya DOD Anvanced Research Project Agency menjadikan protocol TCP/IP tersebut sebagai standar untuk komunikasi antar jaringan. Hubungan pelaksanan antar jaringan (internetworking) disebut ARPANET, yang dalam perkembangannya berubah menjadi internet yang dikenal sekarang. TCP/IP awalnya dibuat untuk komputer berbasis sistem operasi Unix. Ketika Hyper-Text Transfer Protocol (HTTP) telah berkembang seiring dengan bahasa Hyper-Text Markup Language (HTML), maka internet (World Wide Web=WWW) terbentuk. Hal ini menyebabkan IPX sebagai bahasa komunikasi jaringan semakin pudar. ¾ Keuntungan TCP/IP x Mendukung berbagai jenis platfom jenis komputer dan server. x Akses ke Internet mudah x Kemampuan routing yang tinggi x Mendukung SNMP (Simple Network Management Protocol). x Mendukung DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol). x Mendukung WINS (Windows Internet Name Service), memungkinkan saling ‘melihat’ (browse) antara client dan server. x Mendukung POP (Post Office Protocol), HTTP, dan berbagai standar protcol yang lain. x Sistem standar penomoran yang terpusat pada satu tempat/organisasi (IDNIC). 90 ¾ Kerugian TCP/IP x Karena adanya sistem standar penomoran yang terpusat, maka ada biaya tambahan untuk mendaftarkan nama domain. x Standar protocol yang paling lambat kecepatannya. a. Prinsip kerja InterNet Protocol (IP). Fungsi dari InterNet Protocol secara sederhana dapat diterangkan seperti cara kerja kantor pos pada proses pengiriman surat. Surat kita masukan ke kotak pos akan diambil oleh petugas pos dan kemudian akan dikirim melalui route yang sebarang (random), tanpa si pengirim maupun si penerima surat mengetahui jalur perjalanan surat tersebut. Juga jika kita mengirimkan dua surat yang ditujukan pada alamat yang sama pada hari yang sama, belum tentu akan sampai bersamaan karena mungkin surat yang satu akan mengambil route yang berbeda dengan surat yang lain. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa surat akan sampai ditangan tujuan, kecuali jika kita mengirimkannya menggunakan surat tercatat. Prinsip di atas digunakan oleh InterNet Protocol, "surat" diatas dikenal dengan sebutan datagram. InterNet protocol (IP) berfungsi menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang digunakan. Data transport layer dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai transmisi connectionless. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak. Untuk membantu mencapai komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan TCP/IP harus diberikan IP address. IP address harus unik untuk setiap komputer, tetapi tidak menjadi halangan bila sebuah komputer mempunyai beberapa IP address. IP address terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx], (xx mempunyai nilai dari 0-255). 91 b. Prinsip kerja Transmission Control Protocol (TCP). Berbeda dengan InterNet Protokol (IP), TCP mempunyai prinsip kerja seperti "virtual circuit" pada jaringan telepon. TCP lebih mementingkan tata-cara dan keandalan dalam pengiriman data antara dua komputer dalam jaringan. TCP tidak perduli dengan apa-apa yang dikerjakan oleh IP, yang penting adalah hubungan komunikasi antara dua komputer berjalan dengan baik. Dalam hal ini, TCP mengatur bagaimana cara membuka hubungan komunikasi, jenis aplikasi apa yang akan dilakukan dalam komunikasi tersebut (misalnya mengirim e-mail, transfer file dsb.) Di samping itu, juga mendeteksi dan mengoreksi jika ada kesalahan data. TCP mengatur seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam sebuah jaringan komputer. Berbeda dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme hubungan adalah connection oriented. Dalam hal ini, hubungan secara logik akan dibangun oleh TCP antara satu komputer dengan komputer yang lain. Dalam waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang berhubungan dengan kita mengalami gangguan dan hubungan secara logik dapat diputus. TCP mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa hubungan TCP secara logik. Bentuk hubungan adalah full duplex, hal ini memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu bersamaan tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk mengatasi saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi informasi tentang flow control. Hal yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah port number. Port number menentukan servis yang dilakukan oleh program aplikasi diatas TCP. Nomor-nomor ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam Request For Comment (RFC) 1010 [10]. Sebagai contoh untuk aplikasi File Transfer Protokol (FTP) diatas transport layer TCP digunakan port nomor 20 dan masih banyak lagi. 92 Prinsip kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server. Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan mendengarkan (listen) nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang client adalah program yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk meminta servis yang dibutuhkan. c. Pengalamatan Internet (IP Address) Setiap host (induk) komputer yang menggunakan protocol TCP/IP harus mempunyai alamat internet sendiri (IP Address). Internet Address merupakan alamat logikal yang terdiri dari 32 bit, yang dibagi menjadi empat bagian yang masing-masing bagian terdiri dari 8 bit. Penulisan umumny dilakukan dengan nptasi desimal sebagai berikut: xxxx.xxxx.xxxx.xxxx Bentuk binernya adalah: bbbbbbbb. bbbbbbbb. bbbbbbbb. bbbbbbbb di mana b bernilai 1 atau 0. Karena tiap field terdiri dari 8 bit maka nilai tiap field-nya dimuali dari 0 sampai dengan 255. Dalam mengatur pembagian alamat, dibagi atas beberapa kelas nomor jaringan seperti pada gambar di bawah ini: 93 Gambar 2.37. Pembagian Kelas Berdasarkan kelas ini maka alamat minimum dan maksimum menjadi: Kelas A nilai minimum 00000000=000, nilai maksimum 01111111=127 Kelas B nilai minimum 10000000=128, nilai maksimum 10111111=191 Kelas C nilai minimum 11000000=192, nilai maksimum 11011111=223 Kelas D nilai minimum 11100000=224, nilai maksimum 11011111=239 Kelas E nilai minimum 11110000=240, nilai maksimum 11110111=247 Kelas Batas A 0.0.0.0 ~ 127.255.255.255 B 128.0.0.0 ~ 191.255.255.255 C 192.0.0.0 ~ 223.255.255.255 D 224.0.0.0 ~ 239.255.255.255 E 240.0.0.0 ~ 247.255.255.255 d. Alamat Subnet Untuk mempermudah kerja manajer jaringan, maka jaringan dapat dibagi menjadi beberapa sub jarinagn (subnet), misalnya beberapa departemen membaginya menjadi subjaringan sendiri sesuai denagn departemennya dan antarsubnetnya menggunakan router. Alamat subnet diambil dari alamat host dengan menggunakan subnet mask. Network-Id Host-Id Network-Id Subnet Host Subnet mask menentukan akhir dari alamat jaringan. Nilai subnet mask bernilai biner 1 unruk menentukan alamat akhir jaringan dan bernilai 0 untuk host-nya. 94 Standar (default) Subnet Mask adalah: 255.0.0.0 untuk kelas A 255.255.0.0 untuk kelas B 255.255.255.0 untuk kelas C Jika jaringan yang diinstal tidak besar, sebaiknya digunakan default subnet mask yang diberikan sesuai dengan kelasnya. e. Alamat IP Spesial Ada beberapa alamat untuk IP yang tidak boleh digunakan sebagai alamat host karena sudah dipakai untuk fungsi-fungsi tertentu yaitu: x Alamat broadcast yang disebut local broadcast adalah 255.255.255.255 x Alamat 127.xxxx.xxxx.xxxx dipakai sebagai alamat loopback yaitu paket yang ditransmisikan kembali oleh buffer komputer itu sendiri tanpa ditransmisikan ke media jaringan sebagai alamat untuk diagnostik dan pengecekan konfigurasi TCP/IP. 2.10 KONSEP VIRTUAL LAN Virtual LAN adalah jaringan komputer yang berkelakuan seolah-olah jaringan-jaringan kamputer tersebut bersambungan satu dengan yang lain dalam satu kabel/media transmisi walaupun pada kenyataannya secara fisik berada pada segmen LAN yang berbeda. VLAN terbentuk melalui sotware daripada hardware, yang mana menjadikannya sungguh fleksibel (mudah disesuaikan). Satu hal yang sangat menguntungkan adalah ketika secara fisik komputer dipindah ke tempat lain, pada dasarnya masih berada pada VLAN yang sama tanpa adanya konfigurasi ulang hardware. Pada gambar 2.38, Ethernet 10-Mbps menghubungkan host pada setiap lantai dengan switch A, B, C, dan D. Fast Ethernet 100-Mbps menghubungkan switch A, B, C, dan D dengan switch E. VLAN 10 terdiri atas banyak host pada port 6 95 dan 8 switch A dan pada port 2 switch B. VLAN 20 terdiri atas banyak host tersambung pada port 1 switch A dan port 1 dan 3 switch B. Gambar 2.38. Contoh jaringan VLAN. Jadi VLAN satu tidak langsung tersambung dengan VLAN yang lain secara fisik, akan tetapi secara software mereka saling berhubungan. 2.11 TROUBLE SHOOTING Bagian ini memaparkan berbagai hal tentang peralatan yang bisa membantu memecahkan segala permasalahan pada jaringan. Berikut ini beberapa 96 informasi dalam penggunaan perintah router diagnostic, manajemen jaringan Cisco, dan piranti lainnya. a. Menggunakan Perintah Router Diagnostic Router Cisco menyediakan banyak perintah yang terintegrasi dengan alat tersebut, yang bisa membantu dalam memonitor dan memecahkan permasalahan tentang jaringan. Berikut ini akan dijelaskna perintah-perintah dasarnya: ¾ Perintah PING merupakan perintah yang paling penting. Perintah ini memverifikasi apakah TCP/IP terkonfigurasi dan tersambung dengan benar. ¾ Perintah TRACERT memungkinkan untuk melihat route host tertentu. ¾ Perintah IPCONFIG membantu untuk menunjukkan setting dan konfigurasi TCP/IP. ¾ NBTSTAT mencek sambungan NETBIOS. ¾ NETSTAT menunjukkan informasi protocol dan status koneksi. ¾ ROUTE melihat dan mengganti the routing table. b. Menggunakan Manajemen Jaringan Cisco Cisco menawarkan produk manajemen jaringan yang menyediakan solusi bagi penanganan berbagai permasalahan di jaringan: ¾ CiscoView menyediakan fungsi dynamic monitoring dan troubleshooting, termasuk display grafis peralatan Cisco, statistik, dan informasi secara luas tentang konfigurasi jaringan. ¾ Internetwork Performance Monitor (IPM) memberikan keleluasaan kepada engineer jaringan untuk secara proaktif memecahkan segala problema terhadap hasil laporan yang diberikan oleh alat ini. 97 ¾ TrafficDirector RMON, sebuah alat pemantau jaringan memungkinkan untuk memperoleh data, memantau aktifitas jaringan dan menemukan potensi kerusakan/kesalahan pada jaringan. ¾ VlanDirector sebuah aplikasi manajemen switch yang dapat memberikan gambaran/keadaan pada VLAN. c. Menggunakan Perkakas Third-Party. Dalam banyak situasi, perkakas diagnosa pihak ketiga lebih berguna. Berikut beberapa perkakas yang digunakan untuk troubleshooting antarjaringan: ¾ Volt-ohm meter, Digital Multimeter, dan Cable tester sangat berguna untuk mengetest sambungan fisik kabel. ¾ Time domain reflectors (TDRs) dan optical time domain reflectors (OTDRs) merupakan alat yang membantu permasalahan tentang lokasi kabel putus, ketidaksesuaian impedansi, dan berbagai persoalan kabel lainnya. ¾ Breakout boxes, Fox boxes, dan BERTs/BLERTs bermanfaat untuk troubleshooting pada peralatan interface. ¾ Monitor Jaringan (network monitor) memberikan gambaran yang akurat tentang aktifitas jaringan. ¾ Alat Analisa Jaringan (network analyzers) dapat mengidentifikasi secara otomatis dan saat itu juga (real time), memberikan gambaran yang jelas tentang aktifitas jaringan. d. Volt-Ohm Meter, Digital Multimeter, dan Kabel Tester Volt-ohm meters dan digital multimeters adalah alat ukur tegangan AC dan DC, arus listrik, resistansi, kapasitansi, dan sambungan kabel. Kabel tester juga bisa mencek sambungan fisik. Kabel tester ini digunakan untuk mencek kabel shielded twisted-pair (STP), unshielded twisted-pair (UTP), dan 10BaseT, serta kabel coaxial dan twinax. 98 Gambar 2.39. Digital Multimeter dan Kabel Tester e. TDRs and OTDRs Alat canggih untuk mentes kabel adalah TDR. Alat ini dapat dengan cepat mengetahui posisi sirkit open dan short, kekerutan (crimp), kekusutan (kink), bengkok, ketidak-sesuaian impedansi, dan berbagai kerusakan/cacat pada kabel. Cara kerja TDR dengan sinyal pantulan pada ujung kabel. Open, short, dan problem lainnya akan memantulkan kembali sinyal yang diterima dengan besaran sinya berbeda tergantung problem yang terjadi. TDR mengukur berapa banyak waktu yang dibutuhkan sinyal yang memantul tersebut dan menghitung jarak posisi kabel yang bermasalah. TDR dapat juga untuk menghitung panjang kabel. Beberapa TDR lain dapat menghitung propagasi berdasarkan kabel yang terpasang. Pengukuran kabel serat optik dilakukan dengan OTDR. OTDR dapat mengukur secara akurat panjang kabel serat optik, mengetahui posisi kabel yang patah/rusak, dan lain-lain. f. Breakout Boxes, Fox Boxes, dan BERTs/BLERTs Breakout boxes, fox boxes, and bit/block error rate testers (BERTs/BLERTs) merupakan peralatan digital untuk mengukur sinyal digital saat itu pada komputer, printer, modem, channel service unit/digital service unit (CSU/DSU). Alat in tidak dapat digunakan untuk mentes Ethernet, Token Ring, atau FDDI. Next >