< Previous 109 Tabel 3.1. Karakter kontrol BSC Singkatan Arti/Kepanjangan Keterangan ACK Acknowledgement (Pengesahan) Blok yang diterima OK ACKI Acknowledgement I Blok ganjil yang diterima OK ACK2 Acknowledgement 2 Blok genap yang diterima OK DLE Data Link Escape Karakter Kontrol mengikuti ENQ Enquiry Harap direspon dengan data EOT End of Transmitted Data Transmisi berakhir ETB End of Transmission Block Akhir dari transmisi blok ETX End of Text Akhir teks data ITB End of Intermediate Block Lebih banyak blok masuk NAK No Acknowledgement Masalah dengan block yang diterima SOH Start of Header Pelintasan (Routing) Informasi STX Start of Text Pesan teks data dimulai SYN Synchronous Idle Mengijinkan penerima melakukan penyelarasan/sinkronisasi a. Karakter Kontrol BSC Kode karakter ACK dan NAK merupakan kode laporan balik tentang kondisi data yang diterima oleh penerima, penerima akan mengirim ACK jika data yang diterimanya dalam kondisi benar yang selanjutnya direspon oleh pengirim untuk mengirimkan data berikutnya dan jika NAK yang dikirimkan maka pengirim akan merespon dengan cara mengirikan ulang data yang dikirim sebelumnya. Adapun format kode adalah sebagai berikut: 110 Gambar 3.1. Kode balik dari penerima tentang kondisi data Kode ENQ dan EOT berfungsi untuk permintaan data dari satu terminal pada terminal lain (enquiry), terminal penerima kode ENQ akan mengirimkan data dan jika permintaan sudah terpenuhi artinya terminal tidak membutuhkan data lagi maka kode EOT dikirmkan yang fungsinya untuk mengakhiri koneksi atau transmisi data. Adapun format kode adalah sebagai berikut: Gambar 3.2. Kode permintaan data antas terminal Format berikut merupakan kode pesan yang dikirimkan oleh sebuah terminal ke terminal lain dalam bentuk blok tunggal, terdapat dua macam format yaitu dengan kepala pesan (header) atau tanpa kep[ala pesan. Adapun format kode adalah sebagai berikut: Gambar 3.3. Format pesan blok tunggal. Pengiriman data dengan cara multi blok juga dapat dilakukan, pengiriman blok diawali dengan blok pertama, dilanjutkan dengan blok ke dua, blok ke tiga dan seterusnya.Adapun format kode adalah sebagai berikut: 111 Gambar 3.4. Kode pesan untuk pengiriman data multi blok b. Format Pesan BSC Penerima pesan menggunakan dua karakter SYN, (pola bit 0010110) untuk menyelaraskan dengan awal suatu pesan. Catat bahwa karakter SYN tidak dianggap sebagai bagian dari pesan itu sendiri sehingga tidak digunakan dalam penghitungan dari karakter uji blok (block check character (BCC)). Untuk menjaga keselarasan/sinkronisasi, pengirim menyisipkan karakter SYN dalam teks pesan setiap beberapa detik; namun demikian, seperti juga sebelumnya, hal ini tidak digunakan dalam penghitungan BCC. Bidang Teks diawali dengan karakter STX dan diakhiri dengan ETX, ETh, EOT atau ITB, disesuaikan dengan kebutuhan. Bidang BCC terdiri dari sebuah uji vertikal/longitudinal atau uji pengulangan kekosongan kerja/cyclic redundancy seperti CRC-i 6 yang digunakan untuk mode transparan (lihat transparansi data pada akhir bagian ini). Jika sebuah pesan diterima tanpa Kesalahan, penerima akan merespon dengan ACK1untuk respon pertama, ACK2 untuk berikutnya, demikian seterusnya, menggunakan respon yang berganti-ganti pada setiap responya sehingga pesan dengan angka ganjil dikembalikan dengan ACK1 dan pesan dengan angka genap dikembalikan dengan ACK2. Hal ini memungkinkan pengirim menelusuri respon dan mengetahui jika terdapat pesan yang tidak dikenal. ACK1 diwakili dengan keurutan DLE 00, dan ACK2 diwakili dengan keurutan DLE 00. 112 Jika penerima menemui sebuah Kesalahan dalam pesan, ia akan merespon dengan NAK. c. Mode Poin ke Poin Dalam cara ini hanya terdapat dua stasiun, masing-masing selalu mengetahui dimana suatu pesan berasal. Keurutan transmisi lengkapnya adalah sebagai berikut: Urutan transmisi data pada mode Poin-ke-Poin Station 1 Station 2 SYN SYN* Tiga kemungkinan respon: x Siap untuk menerima SYN SYN DLE 00 x Tidak siap untuk menerima SYN SYN NAK x Coba lagi nanti SYN SYN NAK SYN SYN STX [data chars] ETX BCC Positif ackn/ACK0 SYN SYN DLE 00 Station 1 menghentikan pertukaran SYN SYN EOT d. Mode Multipoin Pada cara ini terdapat satu stasiun primer dan satu atau lebih stasiun sekunder pada jalur yang sama. Seluruh pertukaran dimulai oleh stasiun primer sebagai salah satu dari dua jenis transaksi yang ada: Stasiun primer mengeluarkan sebuah pengecekan untuk menentukan jika stasiun sekunder mempunyai data untuk dikirim. Stasiun primer memilih sebuah stasiun sekunder untuk memindahkan data melalui stasiun itu. 113 e. Fungsi-fungsi Jeda (Time Out Functions) Transmisi akan berhenti pada stasiun jika tidak terdapat respon dalam waktu tiga detik. Stasiun dengan jaringan yang dapat diganti (sistem telepon normal) akan memutuskan hubungan dengan sendirinya jika tidak terdapat aktivitas selama 20 detik. Pengirim yang menerima karakter lTD atau WAK menunggu selama dua detik sebelum mencoba kembali. f. Transparansi Data Sebagaimana protokol berdasarkan ASCII, BSC umumnya tidak dapat beroperasi secara transparan. Sehingga tidak dapat menangani data biner karena 7-bit bidang data mempunyai rentang batas dari 0 - 127. Data Biner (atau heksadesimal) memerlukan data dengan rentang 0 - 225 (8 bits). BSC dapat dibuat mampu menangani data biner dengan menggunakan 8 data bitsehingga tidak ada parity bit dan mendahului setiap karakter kendali BSV dengan sebuah DLE. Sehingga ETX menjadi DLE ETX, begitu seterusnya. Dengan cara ini, keurutan karakter kontrol pada data biner tidak keliru diterjemahkan sebagai karakter kontrol BSC. Untuk menghindari kemungkinan masalah dengan sebuah DLE pada data biner, pengirim menyisipkan DLE tambahan kedalam data jika ia menemukan sebuah DLE. Hal ini dihilangkan oleh penerima sebelum mengoperkan data. Pengecekan Kesalahan menggunakan uji pengulangan kekosongan kerja/ Cyclic Redundancy Check (CRC) kode polinomial pada operasi transparan karena 8 bit tidak memungkinkan untuk melakukan penghitungan. g. Keterbatasan BSC BSC adalah sebuah protokol separuh rangkap dimana setiap pesan harus dikenali oleh penerima. Hal ini amat lamban dibandingkan dengan protokol 114 yang lebih efisien yang menomori setiap pesan dan mengirimkanya sekaligus, berhenti kembali hanya pada pengesahan untuk suatu kelompok pada mode transparan. Nomor ekstra dari karakter DLE yang mungkin diperlukan menjadi tak berguna 3.4 PROTOKOL HDLC HDLC didefinisikan oleh organisasi standar internasional untuk penggunaan baik pada hubungan multipoin dan hubungan poin ke poin. Deskripsi lain termasuk didalamnya SDLC (Synchronous Data Link Control digunakan oleh IBM) dan ADCCP (Advanced Data Communication Control Procedure digunakan oleh ANSI). HDLC akan menjadi topik referensi/bahasan yang akan kita diskusikan pada bagian berikutnya. Kebalikan dari protokol BSC, protokol HDLC merupakan protokol berdasarkan bit. Menarik untuk dicatat bahwa protokol ini merupakan perintis ke arah protokol Local Area Network. Dua cara paling umum dalam pengoperasian HDLC adalah: Unbalanced Normal Response Mode (NIRM)/Mode Respon Normal Tak Imbang. Hal ini digunakan hanya pada stasiun primer (atau master) yang memulai semua transaksi.Asynchronous Balanced Mode (ABM)/ Mode Tak Selaras Seimbang. Pada cara ini setiap simpul (node) mempunyai status sama dan dapat bertindak baik sebagai simpul primer maupun sekunder. a. Kerangka Format (Frame Format) Sebelum data dikirimkan perlu dilakukan pembentukan format data, dan untuk itu diperlukan sebuah kerangka format. Melalui kerangka format inilah data disusun dengan berbagai komponen di dalamnya, sehingga dibutuhkan suatu format standar ditunjukkan pada data berikut ini. Kerangka format dibuat dengan 3 (tiga) macam susunan kelas yang satu dengan lainnya berbeda, sedangkan ketiga kelas yang digunakan adalah sebagi berikut: 115 Kerangka Keterangan Kerangka tak bernomor Digunakan untuk mengatur suatu hubungan dan untuk mendefinisikan apakah yang akan digunakan NRM atau ABM. Disebut sebagai kerangka tak bernomor karena tidak menyertakan keurutan nomor. Kerangka Informasi Digunakan untuk menginformasikan data aktual dari suatu simpul ke simpul lainya. Kerangka Pengawasan Digunakan untuk kontrol alur dan kontrol Kesalahan. Mengindikasikan apakah stasiun sekunder mampu menerima kerangka informasi; Juga digunakan untuk mengenali suatu kerangka. Terdapat dua bentuk kontrol Kesalahan yang digunakan: prosedur selektif transmisi ulang/re-transmisi karena adanya satu Kesalahan, atau permintaan untuk memindahkan sejumlah kerangka sebelumnya. 116 b. Tipe dan Frame Format HDLC ¾ Kerangka (Frame) Isi dari suatu kerangka disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah susunan data yang bermakna dalam komunikasi data, adapun susunan dari kerangka tersebut adalah sebagai berikut: Karakter bendera (flag character) adalah sebuah byte dengan nilai 01111110, hal ini digunakan untuk memastikan bahwa penerima selalu mengetahui bahwa karakter yang diterima adalah unik (bukan hanya terdiri beberapa karakter yang tak bermakna), dan terdapat sebuah prosedur yang berfungsi untuk melakukan penyisipan nol. Hal ini membutuhkan pengirim untuk menyisipkan sebuah 0 setelah keurutan dari lima nilai 1pada teks, sehingga karakter bendera dapat tidak muncul dalam pesan teks serta penerima akan memindahkan nol yang disisipkan. Uji Keurutan Kerangka (Frame Check Sequence (FCS)) menggunakan metodologi CRC-CCITT, tidak termasuk enambelas nilail 1 yang ditambahkan pada ekor pesan sebelum penghitungan CRC dilakukan dan sisanya akan dibalikkan. Bidang alamat dapat berisi satu dari tiga jenis alamat untuk permintaan atau respon pesan untuk atau dari simpul sekunder, meliputi: x Alamat standar sekunder 117 x Alamat kelompok untuk suatu kelompok simpul dari suatu jaringan x Alamat bagi semua simpul pada jaringan (semua alamat berisi nilai 1) Ketika terdapat sejumlah besar jaringan sekunder, bidang alamat dapat diperluas lebih dari 8 bit dengan membuat sandi pada signifikan bit terkecil sebagai 1. Hal ini akan mengindikasikan bahwa terdapat byte lain yang mengikuti bidang alamat ¾ Operasi Protokol Keurutan umum untuk operasi dari sebuah hubungan multidrop adalah sebagai berikut : 1) Simpul primer mengirim sebuah kerangka mode respon normal, dengan P/F bit diatur pada 1, bersama dengan alamat dari simpul sekunder. 2) Simpul sekunder merespon dengan pengesahan tak bernomor dengan P/F bit diatur pada 1. Jika simpul yang diterima tidak dapat menerima perintah pengaturan/setup command, maka sebaliknya akan dikembalikan dalam bentuk mode kerangka pemutusan hubungan. 3) Data akan ditransfer dengan kerangka informasi. 4) Simpul primer mengirim kerangka tak bernomor berisi sebuah pemutusan hubungan pada bidang kontrol. 5) Simpul sekunder merespon dengan pengesahan tak bernomor Pendekatan yang sama digunakan pada hubungan poin ke poin menggunakan mode tak selaras seimbang/asynchronous balanced mode, kecuali jika kedua simpul dapat mengawali pengaturan/setting up dari suatu hubungan dan transfer dari kerangka informasi, dan penghapusan dari hubungan poin ke poin. Beberapa perbedaan berikut juga terjadi: Saat simpul sekunder mentransfer data, ia akan memindahkan data sebagai suatu keurutan kerangka informasi dengan P/F bit diatur pada 1 pada kerangka akhir suatu keurutan. 118 Pada mode NRM, jika simpul sekunder tidak memiliki data lagi untuk ditransfer, ia akan merespon dengan kerangka ‘Penerima Tidak Siap’ (Receiver Not Ready) dengan P/F bit diatur pada 1. ¾ Kontrol Kesalahan/Kontrol Alur Pada pertukaran separuh rangkap dari kerangka informasi, kontrol Kesalahan diartikan sebagai hasil dari keurutan nomor. Di akhir setiap proses ia akan menjaga suatu transmisi keurutan nomor dan suatu penerimaan keurutan nomor. Saat sebuah simpul berhasil menerima satu kerangka, ia akan merespon dengan rangka pengawasan/ berisi sebuah indikasi Penerima Siap (Receiver Ready (RR)) dan menerima suatu keurutan nomor, yang akan mengesahkan semua kerangka sebelumnya. Jika simpul penerima merespon dengan rangka pengesahan negatif, pengirim harus memindahkan semua kerangka dari keurutan nomor yang diterima dalam rangka REF. Hal ini terjadi saat penerima mendeteksi sebuah kerangka yang tidak sesuai keurutan. Juga memungkinkan untuk menggunakan transmisi ulang/re-transmisi selektif. Pada kasus ini, penerima akan mengembalikan sebuah kerangka seleksi penolakan berisi hanya keurutan nomor dari kerangka yang hilang. Pendekatan yang sedikit lebih kompleks dibutuhkan untuk sebuah hubungan dari poin ke poin menggunakan mode tak selaras seimbang/asynchronous balanced mode dengan operasi rangkap penuh, di mana kerangka informasi dikirimkan pada dua arah pada waktu yang bersamaan. Filosofi yang sama digunakan pada operasi separuh rangkap kecuali bahwa pengujian untuk keurutan yang benar dari nomor kerangka harus dipelihara pada kedua sisi akhir dari hubungan.Kontrol alur beroperasi dengan prinsip bahwa nomor maksimal dari kerangka informasi yang menunggu pengesahan pada suatu waktu adalah tujuh. Jika tujuh pengesahan masih belum diselesaikan, simpul transmisi akan menunda transmisi/transmisi sampai pengesahan diterima. Hal ini dapat dikarenakan sebuah kerangka pengawasan ‘Penerima Siap’, atau piggybacked pada sebuah kerangka informasi dikembalikan dari penerima. Next >