< Previous127 Dengan menggunakan katalis Natta-Ziegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen. Jenis plastik yang populer digunakan untuk pengemasan daging yaitu PE (polyethylen) dan PP (polyprophylen), karena kedua jenis plastik ini selain harganya murah, mudah ditemukan di pasaran, juga memiliki sifat umumyang hampir sama. Plastik PE tidak menunjukkan perubahan pada suhumaksimum 93°C - 121°C dan suhu minimum -46°C – (-5)°C, namun memiliki permeabilitas yang cukup tinggi terhadap gas-gas organik sehingga masih dapat teroksidasi apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama. Ada juga referensi selain istilah di atas, dalam kesempatan ini kami juga akan membagi tentang istilah plastik untuk kegunaan umum dan khusus sebagai berikut Plastik untuk kegunaan umum Polypropylene (PP) adalah jenis plastik untuk kemasan makanan, perabotan rumah tangga dan bemper. Polystyrene (PS) adalah jenis plastik untuk kemasan sabun, kemasan makanan, cangkir yang siap untuk di buang, piring, tempat/kotak CD dan kaset. Polystyrene Pengaruh Tinggi / High Impact Polystyrene (HIPS) adalah jenis plastik yang digunakan untuk kemasan makanan dan cangkir yang di jual secara keliling. Acrylic Butadien Styrene (ABS) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai rangka/casing peralatan elektronik, 128 misal-nya adalah monitor komputer, printer, keyboard dan pipa saluran. Plyethylene terephthalate (PET) adalah jenis plastik yang digunakan untuk botol minuman carbonate, film atau klise plastik dan kemasan microwave. Polyester (PES) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai fiber dan campuran dalam textile. Polyamide ( PA (Nylon) ) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai pipa atau pancuran ledeng, bingkai jendela dan lantai. Polyurethanes (PU) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai karet busa bantal, karet busa insulasi thermal, lapisan permukaan, roller mesin cetak (biasanya menggunakan bahan plastik, dan biasanya terdapat pada mobil). Polycarbonate (PC) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai compact disc, kacamata, perisai, jendela pengaman, lampu lalu lintas dan lensa. Polyvinyldene chloride (PVDC) adalah jenis plastik yang digunakan sesuai dalam kemasan makanan. Polyethylene (PE) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai aneka kantong plastik mencakup tas supermarket, botol plastik, dll. Polycarbonate / Acrylonitrile Butadiene Styrene (PC/ABS) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai campuran PC dengan ABS yang menghasilkan plastik sangat kuat, digunakan pada komponen interior dan eksterior mobil, dan untuk bahan mobile phone. 129 Plastik untuk kegunaan khusus Polymethyl methacrylate (PMMA) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai lensa kontak, kaca jendela (jenis kaca jendela yang sudah dikenal terdiri dari beberapa merek dagang di seluruh dunia, misalnya : Perspex, Oroglas, Plexiglas) dan penutup lampu belakang mobil. Polytetrafluoroethylene (PTFE) / merek dagang Teflon adalah jenis plastik yang digunakan sebagai lapisan tahan panas, pelapis antigores, permukaan non-stick untuk kipas, tape plumber dan slide air. Polyethereketone (PEEK) / (polyetherketone) adalah jenis plastik yang digunakan sebagi thermoplastik tahan panas dan merupakan bahan kimia dan bersifat sangat kuat sehingga jenis plastik ini merupakan plastik yang digunakan dalam peralatan medis yang termasuk jenis plastik yang mempunyai harga dan nilai yang mahal. Polyethermide ( PEI (Ultem) ) adalah jenis plastik yang digunakan dalam industri-industri logam karena sangat tahan panas dan tidak meleleh. Phenolic ( PF / Phenol formaldehydes ) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai komponen insulasi pada peralatan listrik, produk kertas lapis ( contoh : Formica ), karet busa, dll. Urea-formaldehyde (UF) adalah jenis plastik yang digunakan sebagai bahan adhesive kayu ( playwood, chipboard, hardboard ) dan tombol listrik di rumah. Melamine formaldehyde (MF) adalah jenis plastik yang digunakan untuk cangkir keramik, piring, dan mangkuk untuk anak-anak yang tidak mudah pecah dan lapisan 130 permukaan atasnya di dekorasi untuk kertas lapis ( contoh : Formica ). Pollyactice acid (PLA) adalah jenis plastik yang dapat di daur ulang, ramah lingkungan, alami, bersifat fermentasi dari berbagai hasil pertanian dan hasil daur ulang-nya dapat dibuat sebagai pupuk kompos. Table 2. Kode Jenis Plastik yang Lazim digunakan untuk Kemasan Makanan Logo kemasan plastik yang diijinkan untuk mewadahi makanan di kawasan Uni Eropa yang juga digunakan oleh sejumlah negara. atau tulisan ”for food use” 131 2) Kemasan Kaleng Kemasan kaleng umumnya di cetak dengan Metode cetak Lithographi (Offset) atau lebih dikenal dengan Offset metal decorating. Dengan dicetak di bahan Tin, Aluminum, dan modifikasi logam alloy. Bahan logam tersebut akan di lapisi terlebih dahulu (coating) dengan Varnish saizing (clear sizing, tonner sizing atau gold lacquer) atau untuk mendapatkan efek putih di pakai white coating. Semua metode pelapisan umumnya di pakai mesin pelapis (Coater) dengan ketebalan yang di ukur µm .Setelah di lapisi logam terlapis Varnish sizing atau White Coating Kemudian akan di panaskan antara 170-1800C selama 12-15 menit melewati pemanggang raksasa berjarak 5- 6 meter. Setelah melewati pemanggang bahan pelapis sudah kering dan siap di cetak dengan tinta offset/Lithography. Pencetakan gambar berwarna proses (Cyan, Magenta, Yellow, dan Black bisanya naik 2 warna kemudain dilanjut 2 warna berikutnya. Proses pengeringan tinta offset juga melalui pemanggang dengan suhu berkisar 140-1600C selama 12-15 menit. Kemudian proses akhir lapisan tinta akan di lapisi dengan Varnish untuk membuat cetakan tahan gores dan tahan panas. Untuk bagian lain yang akan menjadi bagian dalam kemasan permukaan kaleng akan di lapisi juga dengan varnish coating dengan tujuan mencegah bersinggungan langsung produk dengan kelang sehingga bisa mengakibatkan karat dan terkontaminasi.Setelah semua permukaan tercetak dan di varnish kaleng akan dilanjut ke proses pengetesan untuk mengetahui kekuatan kemasan sehingga bisa mencegah kerusakan kemasan yang berakibat merusak produk. Test lainnya adalah Retort test dan Pasteurisasi (Anonimous,2010). 132 Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipakai secara popular (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba popular (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara popular memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Keuntungan utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan adalah kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya. Makanan yang ada di dalam wadah yang tertutup secara hermitis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh mikroba, serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasanya. Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak diinginkan. Kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas lain, bau-bauan, dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer. Untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya. Di antara bakteri-bakteri yang berhubungan dengan pengalengan ikan, Clostridium botulinum adalah yang paling berbahaya. Bakteri tersebut dapat menghasilkan racun botulin dan membentuk spora yang tahan panas. Pemanasan selama empat menit pada suhu 120 derajat C atau 10 menit pada suhu 115 derajat C sudah cukup untuk membunuh semua strain C. botulinum (A-C). Karena sifatnya yang tahan panas, jika proses pengalengan dilakukan secara tidak benar, bakteri tersebut dapat aktif kembali selama penyimpanan. 133 Dalam proses biasanya dilakukan penambahan medium pengalengan. Di Indonesia, dikenal tiga macam medium pengalengan, yaitu larutan garam (brine), minyak atau minyak yang ditambah dengan cabai dan bumbu lainnya, serta saus tomat. Penambahan medium bertujuan untuk memberikan penampilan dan rasa yang spesifik pada produk akhir, sebagai media pengantar panas sehingga memperpendek waktu proses, mendapatkan derajat keasaman yang lebih tinggi, dan mengurangi terjadinya karat pada bagian dalam kaleng. Apabila menginginkan produk yang siap olah, pilihlah yang bermedia saus tomat. Bila ingin mengolah produk dalam kaleng lebih lanjut, produk berlarutan garam atau minyak nabati dapat dipilih. Daya tahan simpan atau umur simpan makanan dalam kaleng sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan pangan, wadah, proses pengalengan yang dilakukan, dan kondisi tempat penyimpanan. Jika proses pengolahan dan penyimpanan dilakukan dengan baik, makanan dalam kaleng umumnya awet sampai jangka waktu dua tahun. Beberapa hal yang menyebabkan awetnya ikan dalam kaleng adalah: Ikan yang digunakan telah melewati tahap seleksi, sehingga mutu dan kesegarannya dijamin masih baik. Ikan tersebut telah melalui proses penyaringan, sehingga terhindar dari sumber mikroba kontaminan, yaitu yang terdapat pada isi perut dan insang. Pemanasan telah cukup membunuh mikroba pembusuk dan penyebab penyakit. Ikan termasuk ke dalam makanan golongan berasam rendah, yaitu mempunyai kisaran pH 5,6 – 6,5. Adanya medium pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman (menurunkan pH), sehingga produk 134 dalam kaleng menjadi awet. Pada tingkat keasaman yang tinggi (di bawab pH 4,6), Clostridium botulinum tidak dapat tumbuh Penutupan kaleng dilakukan secara rapat, yaitu rapat sempurna sehingga tidak dapat dilalui oleh gas, mikroba, udara, uap air, dan kontaminan lainnya. Dengan demikian, produk dalam kaleng menjadi lebih awet. Satu hal yang harus diingat adalah bahwa pemanasan tidak dapat membunuh semua mikroba, khususnya thermofilik (tahan terhadap panas). Mikroba tahan panas tersebut tidak akan tumbuh pada kondisi penyimpanan yang normal. Apabila penyimpanan dilakukan pada ruang yang bersuhu cukup tinggi atau terkena cahaya matahari langsung, mikroba tahan panas tersebut akan aktif kembali dan merusak produk. Penyimpanan produk harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, seperti pada suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Akan menjadi lebih baik lagi bila disimpan pada lemari pendingin. Kondisi penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan dalam kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kerusakan cita rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandung oleh bahan akibat terjadinya reaksi-reaksi kimia. Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium. Bentuk kaleng yang bermacam-macam bertujuan untuk keindahan kaleng yang membuat daya tarik konsumen untuk membeli produk ikan kaleng 135 selain itu juga disesuaikan dengan bahan baku ikan. Bila bahan baku yang digunakan ukurannya besar-besar maka juga memerlukan kaleng yang besar yang disesuaikan dengan mediumnya. 3) Kemasan Kaca Kaca diperkuat secara panas adalah kaca datar/lengkung, dapat berwama, tidak berwarna berpola/ tidak berpola yang telah mengalami perlakuan panas khusus, sehingga tekanan kompresi yang tersisa antara 28 MPa dan 45 MPa" ketahanannya bertambah terhadap pengaruh gaya-gaya dari luar serta tahan terhadap perubahan suhu yang dapat dipergunakan sebagai kelengkapan produk mebelair atau bangunan ( tidak berlaku untuk pintu kaca tanpa bingkai (Frameless door ). 4) Kemasan Styrofoam Styrofoam atau plastik busa masih tergoloug keluarga plastik. Styrofoam lazim digunakan sebagai bahan pelindung dan penahan getaran barang yang fragile seperti elektronik. Namun, saat ini bahan tersebut menjadi salah satu pilihan bahan pengemas makanan dan minumau. Bahan dasar styrofoam adalah polisterin, suatu jenis plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya dan murah tetapi cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut, polisterin dicampur dengan seng dan senyawa butadien. Hal ini menyebabkan polisterin kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu. Kemudian untuk kelenturannya, ditambahkan zatplas- ticizer seperti dioktil ptalat P O P ) , butyl hidroksi toluena atau n butyl stearat. Plastlk busa yang mudah terurai menjadi struktur sel kecil mempakan hasil proses 136 peniupan dengan menggunakan gas klorofluorokarbon (CFC). Hasilnya adalah bentuk seperti yang sering dipergunakan saat ini. Styrofoam atau plastik busa merupakan salah satu jenis plastik dari sekian banyak bahan lainnya. Styrofoam lazim digunakan sebagal bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik. Namun, saat ini bahan tersebut juga banyak digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman. Pemakaian styrofoam sebagai wadah makanan menimbulkan kekhawatiran dan protes dari berbagai pihak. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan sejak tahun 1930-an, diketahui bahwa stiren, bahan dasarstyrofoam, bersifat mutagenik (mampu mengubah gen) dan potensial karsinogen (merangsang sel kanker). Demikian pula butadien sebagai bahan penguat maupun DOP atau BHT sebagai plasticiser-nya. Bahan-bahan tersebut, khususnya stiren, larut dalam air, lemak, alkohol, maupun asam. Semakin lama waktu pendadahan dan semakin tinggi suhu, semakin besar pula migrasi atau perpindahan bahan-bahan yang bersifat toksik tersebut ke makanan atan minuman. Apalagi bila makanan atau minuman itu banyak mengandung lemak atau minyak. Memang toksisitas yang ditimbulkan tidak langsung tampak. Sifatnya akumulatif dan dalam jangka panjang baru timbul akibatnya. Sementara itu, CFC sebagai bahan peniup pada pembuatan styrofoam merupakan gas yang tidak beracun dan mudah terbakar serta sangat stabil. Begitu stabilnya, gas ini baru bisa terurai sekitar 65-130 tahun. Next >