< Previous 205 Berikut ini adalah gambar konstruksi peralatan pembebanan (pendulum weighting arm) Gambar 5.155 Pembebanan pada Rol Atas Peralatan ini pada ujung depannya diperlengkapi dengan peralatan penunjuk pengatur beban. Pengatur beban tersebut mempunyai tanda warna untuk setiap besarnya beban yang digunakan. Dengan demikian setiap saat dapat dengan mudah dilihat berapa beban yang diberikan. Penyetelan besarnya beban dapat dengan mudah dilaksanakan dengan jalan memutar lubang sekrup ke kiri dan ke kanan dengan peralatan kunci yang khusus disediakan untuk keperluan tersebut (gambar (5.156) Gambar 5.156 Penyetel dan Penunjuk Beban Keuntungan-keuntungan daripada pembebanan sistem per, diantaranya adalah : 1. Konstruksinya sederhana sehingga memudahkan permasangan, pembongkaran dan pemeliharaannya. 2. Penyetelan besarnya beban dapat disesuaikan dengan nomor sliver yang disuapkan. 3. Miringnya kedudukan rol tidak banyak pengaruhnya terhadap nilai beban. 5.18.3 Bagian Penggulungan Gambar 5.157 Skema Bagian Penampungan Mesin Flyer Nama-nama peralatan penting dari bagian penampungan adalah : 206 5.18.3.1 Flyer Gambar 5.158 Flyer Sayap (flyer) (6) dibuat dari baja yang berbentuk seperti jangkar terbalik yang terdiri dari bagian puncak, sayap yang masif dan sayap yang berlubang dengan lengannya lubang dari sayap ini merupakan rongga dari pipa sebagai tempat jalannya roving. Selanjutnya roving dibelitkan pada lengan sayap, kemudian digulung pada bobin. 5.18.3.2 Bobin Gambar 5.159 Bobin Bobin (8) yang dibuat dari karton, kayu atau dari plastik berbentuk silinder yang bagian atas dan bawahnya dibungkus besi. Ujung bawahnya diberi lekukan sebagai tempat mengaitkan bobin pada roda gigi pemutar bobin. 5.18.3.3 Penggulungan Roving pada Bobin Pada waktu berlangsungnya penggulungan roving pada bobin, maka bobin bergerak naik turun secara teratur terbawa oleh gerakan kereta, sehingga roving diletakkan pada bobin sejajar merapat satu sama lain. Seperti kita ketahui bahwa spindel berikut lengan sayap dan pengantar roving tetap berada pada tinggi yang tertentu, maka tentunya harus ada yang menggerakkan bobin keatas dan kebawah untuk pembentukan gulungan roving pada bobin dan yang menggerakkan bobin ini ialah kereta. Kalau misalnya : Kecepatan kereta persatuan waktu = Kk Kapas yang keluar dari rol depan = L” Diameter bobin pada suatu waktu = b” Diameter roving = r “ Jumlah gulungan = g 207 Maka Kk = g x r” = bLS x r Kalau diameter bobin menjadi besar, misalnya B, maka Kk = BLS x r Jadi kecepatan kereta akan bertambah lambat seperti halnya kecepatan bobin yang makin lama makin lambat sesuai dengan bertambah besarnya diameter bobin. Kereta digerakkan dari poros utama melalui roda-roda gigi R1 - R3, cone drum atas, cone drum bawah, R22, R23, R24, R25, poros VIII ke bawah, R26, R28, poros VI, R29, R30, R31, R32, R33 dan setang-setang yang bergigi pada balok kereta pada gambar 5.160 kita jumpai R27 dan R28 yang berganti-ganti berhubungan dengan R26 yang menyebabkan pembalikan gerakan kereta dari atas kebawah dan dari bawah keatas 208 Gambar 5.160 Susunan Roda Gigi Mesin Flyer Setiap terjadinya lapisan gulungan roving yang baru, maka tinggi gulungan roving pada bobin dikurangi dari atas dan dari bawah dengan satu diameter roving pada bobin dibatasi oleh sebuah kerucut yang terpotong. Untuk pembentukan gulungan roving pada bobin ada 3 gerakan yang diperlukan yaitu : - Pembalikan kereta setelah menyelesaikan satu lapisan gulungan roving, yaitu dari atas ke bawah atau sebaliknya. - Memperpendek setiap lapisan gulungan roving berikutnya dengan jalan menurunkan dan menaikkan gulungan kurang lebih setebal diameter roving. - Penggeseran belt pada kedua cone drum untuk mengurangi perputaran roda gigi pengatur putaran dari bobin serta pergerakan kereta. Ketiga pergerakan tersebut dijalankan oleh peralatan yang disebut Trick Box. 209 5.18.3.4 Trick Box Gambar 5.161 Batang Penggeser Pada gambar 5.161 terlihat bahwa batang peluncur (2) dipasang mati pada kereta (bobin rail), sedang balok peluncur (2a) dapat meluncur dengan bebas ke kiri dan ke kanan pada alur batang peluncur. Balok peluncur (2a) dihubungkan dengan stang bergeser (2) yang dipegang oleh batang bersayap (4). Karena pergerakan kereta naik atau turun maka stang bergigi ((2) sebelah kanan akan terbawa bergerak naik turun. Dengan terbawanya stang bergigi (2) naik turun, maka batang bersayap (4) akan bergerak ke kanan dan ke kiri. Karena pada batang bersayap tersebut dipasangkan baut berulir (5a) dan (5b) maka baut juga akan turut bergerak turun naik. Sekarang perhatikan gambar 5.162. 210 Gambar 5.162 Peralatan Trick Box Karena gerakan dari baut (5a) dan (5b) maka hal ini akan mempengaruhi tuil (6a) atau (6b) tertekan turun secara bergantian. Apabila sekarang kereta bergerak ke atas, maka batang peluncur (1) juga terbawa ke atas, stang bergeser (2) bergerak dan memutarkan batang bersayap (4) secara perlahan-lahan arah ke kanan. Dengan demikian maka baut (5a) akan bergerak ke bawah, yang pada suatu saat akan menekan tuil (6a) yang sedang menahan batang pemikul (7) pada lekukan atas. Karena adanya beban G yang dipasang pada kanan dan kiri pemikul, hal ini akan membantu melepaskan batang pemikul (7) oleh tuil (6a) karena gaya putar ke kanan. Setelah baut (5a) 211 menyentuh tuil (6a) dan gerakan masih terus berlangsung, lama kelamaan penahan (6a) yang menahan lekukan batang pemikul (7) akan terlepas. Beban G yang kiri akan terangkat oleh batang yang dipasang pada peluncur (1) pada gambar tidak tampak, sedang beban G yang kanan tidak terangkat dan akan menarik sayap pemikul (7a) ke bawah. Dengan tergeraknya sayap (7a) maka poros pun pada ujung bawah dari batang pemikul (7) berputar ke kanan membawa batang (9) yang sebelah atas juga ke kanan. Batang (9) ini berhubungan dengan pal penahan (8a) dan (8b), sehingga pal 8b terlepas dari roda gigi Rachet (11). Untuk seterusnya perhatikan gambar 5.163. Gambar 5.163 Gaya Putar pada Trick Box Pada ujung atas dari poros (14) dipasang rantai (16) yang ujungnya diberi beban (18). Karena berat beban (18), maka akan menimbukan gaya tarik ke bawah, sehingga akan menarik rantai ke arah kanan, karena pangkal rantai tersebut dibelitkan pada poros (14) maka akan menimbulkan gaya putar terhadap poros (14) sesuai dengan arah panah. Selagi pal (8b) masih menahan roda gigi Rachet (11), maka gaya tersebut tertahan dan pada saat pal (8b) lepas dari penahan terhadap roda gigi Rachet (11). Kesempatan itu digunakan oleh gaya putar poros (14) untuk memutarkan poros tersebut dengan melalui perantaraan roda gigi panjang (13) ke kanan (berlawanan jarum jam), yang seterusnya memutarkan roda gigi panjang (12) juga ke arah kanan (searah jarum jam). Roda gigi panjang (12) ini seporos dengan roda gigi Rachet (11), yang juga berputar ke arah kanan sesuai dengan arah anak panah dan roda gigi Rachet (11) ini seporos dengan roda gigi (3) pada gambar 5.161. Dengan berputarnya roda gigi (15) karena terbawa oleh putaran poros (14) maka batang bergigi (17) akan bergerak ke kiri sesuai dengan arah anak panah. Karena kesempatan berputar dari poros (14) sangat singkat disebabkan pal (8a) 212 telah menahan roda gigi Rachet (11) kembali, maka gerakan batang bergigi (17) juga sangat terbatas. Gerakan batang bergigi (17) ini digunakan untuk menggeser kedudukan ban (belt) dari cone drum, sehingga putaran dari cone drum bawah yang berputar pasif menjadi lebih lambat setiap kali ban digeser kedudukannya. Mengenai batang (9) selain menggerakkan pal penahan (8b) dan (8a), juga menggerakkan batang (10) ke arah kanan dimana batang (10) ini dihubungkan dengan roda gigi (19a) dan (19b) yang giginya berhadapan. Gambar 5.164 Roda Gigi Bauble 5.18.3.5 Kesalahan Bentuk Gulungan Roving Gambar 5.165 Macam Bentuk Gulungan Roving pada Bobin - Kesalahan Bentuk Gulungan dan Cara Mengatasinya x Memperlihatkan bentuk gulungan roving yang normal. x Menunjukkan bentuk gulungan yang ujung kerucut atas dan bawahnya 213 bersudut besar dan gulungan yang curam. Bentuk ini sebenarnya bukan merupakan suatu kesalahan, hanya mempunyai beberapa kekurangan antara lain : - Penggulungan roving pada bobin cepat penuh, sehingga sering melakukan penggantian (doffing) dan hal ini menyebabkan mesin sering diberhentikan. - Pemakian bentuk gulungan yang demikian pada mesin ring spinning akan lebih cepat pula habisnya. - Diperlukan persediaan bobin kosong yang lebih banyak, juga roving waste (reused waste) menjadi bertambah banyak. Untuk perbaikan bentuk gulungan yang demikian, dilakukan dengan jalan menggeser lebih ke kiri kedudukan poros peluncur, kalau dengan pengeseran ini sudut gulungan terlalu kecil (tumpul) maka dapat ditolong dengan menurunkan baut berulir (5) x Memperlihatkan bentuk gulungan roving yang bagian atas dan bawahnya terlalu tumpul, ini adalah kebalikan dari bentuk B. Adapun kekurangan dari bentuk gulungan yang demikian antara lain : Karena bentuk gulungan yang sangat tumpul, maka bagian bawah dari bentuk kerucut sering merosot yang mengakibatkan roving sering putus pula pada creel (bobin houlder) sewaktu disuapkan ke mesin ring spinning, sehingga menambah besarnya limbah. Cara perbaikannya adalah kebalikan dari bentuk B. x Bentuk gulungan bagian atas datar dan bagian bawah terlalu curam, untuk mengatasi gulungan yang demikian dapat dilakukan dengan jalan : - Menyetel kembali kedudukan kereta, pada waktu bobin kosong diusahakan lengan sayap berada ditengah-tengah bobin dan kedudukan batang bergigi (2) harus datar (horizontal). Baut berulir (5a) dan (5b) disetel demikian rupa sehingga pada waktu kereta dijalankan dari bagia tengah ke atas dan ke bawah menempuh jarak yang sama. 5.18.3.6 Mendoffing Mendoffing adalah tugas memungut bobin yang sudah penuh dan menggantinya dengan bobin kosong dan start kembali. Cara mendoffing adalah sebagai berikut : - Siapkan bobin kosong disebelah spindel. Meletakkan ini hendaknya 214 dilakukan dengan cermat, agar tidak tersangkut oleh gulungan roving yang masih berputar. - Berhentikan mesin dengan mengendorkan belt, hingga terjadi roving yang sebagian tidak tergulung dan kemudian tarik roving-roving tersebut agar tidak menyumbat pada lubang flyer. - Pegang bobin kosong dengan tangan kiri, sambil mengangkat bobin penuh dengan tangan kanan dan dan meletakkannya / menempatkannya pada kereta bobin penuh. - Masukan bobin kosong pada kedudukannya (bobin pinion). - Demikian dilakukan dari spindel yang satu ke spindel lainnya hingga selesai. - Naikkan kereta sampai mata flyer berada tepat ditengah-tengah bobin kosong. - Selanjutnya belitkan roving pada bobin kosong. - Geser belt cone drum pada kedudukan awal gulungan dan atur tegangannya. - Mesin siap untuk distart kembali. 5.18.4 Pengendalian Mutu Hasil dari mesin flyer adalah roving. Roving ini harus selalu dikontrol mutunya agar tidak menyimpang dari standar yang ditetapkan. Ada 4 macam pengetesan mutu produksi mesin flyer yaitu : A. Test nomor roving B. Test kerataan roving C. Test antihan pada roving 5.18.4.1 Pengujian Nomor Roving Pengujian ini dilakukan dengan menimbang roving tiap 20 yards atau 30 yards. Penimbangan ini dilakukan dengan gram balance dengan satuan berat gram. 5.18.4.2 Pengujian Kerataan Roving Untuk ini dilakukan dengan alat Uster Evernness Tester. Dengan alat ini kita akan mendapatkan angka persentase ketidakrataan dari roving dengan satuan U%. 5.18.4.3 Pengujian Kekuatan Roving Pada perkembangannya pengendalian mutu belakangan ini, roving juga dikontrol kekuatannya. Hal ini dilakukan dengan penarikan roving per helai dengan satuan gram. 5.18.4.4 Pengujian Antihan pada Roving Untuk ini dilakukan dengan alat Twist Tester dan jumlah pengujiannya umumnya dilakukan 15 kali pengujian. Next >