< Previous 195 5.17.9 Perhitungan Penyisiran Apabila motor berputar 1400 RPM, maka putaran sisir utama dapat dihitung sebagai berikut : Putaran sisir utama = RPM motor x BA x 21RR x 43RR x 65RR = 1400 x 420100 x 9224 x 3535 x 3535 = 87 Untuk setiap putaran sisir utama, terjadi satu kali penyisiran. Dengan demikian maka jumlah penyisiran per menit = 87 kali. 5.17.10 Perhitungan Penyuapan Seperti telah diterangkan dimuka, bahwa roda gigi Rachet (Rc) digerakkan oleh batang berayun. Setiap ayunan dari batang berayun roda gigi Rachet dapat diputarkan sebanyak 4, 5 atau 6 gigi tergantung dari keperluan. Kecepatan penyuapan lap adalah sama dengan kecepatan permukaan dari rol penyuap. Banyaknya penyuapan lap per penyisiran : 20)(RRcRachetgigirodaputaran x 2221RRx 722 x 75 mm Bila roda gigi Rachet berputar 5 gigi setiap ayunan dan R23 yang merupakan roda gigi ganti mempunyai jumlah gigi = 42 gigi, maka jumlah penyuapan lap per penyisiran : = 745 x 7542 x 4432 x 722 x 75 mm = 6,486 mm 5.17.11 Perhitungan Produksi Produksi mesin Combing adalah berupa gulungan lap yang dinyatakan dalam satuan berat per satuan waktu tertentu (lihat gambar 5.139) x Produksi Teoritis Menurut perhitungan penyisiran dan penyuapan, untuk penyisiran 87 kali, sedangkan putaran roda gigi Rachet adalah 5 gigi dan roda gigi ganti R23 = 42 gigi, maka besarnya produksi mesin Combing per menit : = 87 x 6,486 mm = 564,28 mm Apabila berat lap yang disuapkan mempunyai berat 44 gram per meter maka besarnya produksi mesin Combing per menit : = 10004428,564x gram = 24,83 gram 196 Kalau satu mesin Combing mempunyai 6 unit penyisiran, efisiensi mesin = 94 % dan pemisahan serat pendek = 14 %, maka produksi mesin Combing per jam : = 24,83 x 60 x 6 x 10086 x 10094 = 7226,13 gram = 7,226 kg x Produksi Nyata Produksi nyata mesin Combing didapat dari hasil penimbangan sliver per satu periode tertentu misalnya seminggu. Misalnya dalam satu minggu, hasil pencatan penimbangan sliver adalah seberat = 722,99 kg. Jumlah jam mesin jalan menurut jadwal yang ada adalah 145,6 jam. Sedangkan jumlah jam mesin berhenti untuk perawatan, gangguan-gangguan dan penggantian shift adalah 23,7 jam. Dengan demikian rata-rata per jam dari mesin Combing dapat dihitung sebagai berikut : JJJMJ = 145,6 jam JJB = 23,7 jam JJJE = 121,9 jam Jadi produksi rata-rata per jam = 9,12199,722 = 5,931 kg Keterangan : JJJMJ = Jumlah jam jalan menurut jadwal JJB = Jumlah jam berhenti JJJE = Jumlah jam jalan efisien x Efisiensi Menurut perhitungan dimuka, produksi teoritis per jam = 7,226 kg. Produksi nyata rata-rata per jam = 5,931 kg Maka efisiensi = 226,7931,5 x 100 % = 82,08 % 5.18 Proses di Mesin Flyer Seperti telah diketahui bahwa hasil dari mesin drawing berupa sliver yang lebih rata dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama lain. Walaupun dari bentuk sliver dapat juga langsung dibuat menjadi benang. Namun untuk memperoleh hasil benang yang baik, maka sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap melalui proses peregangan di mesin flyer. Akibat pengecilan, sliver tersebut akan menjadi lelah dan untuk memperkuatnya perlu diberikan sedikit antihan (twist) sebelum digulung pada bobin. 197 Karena roving tersebut nantinya masih akan dikerjakan lebih lanjut pada mesin Ring Spinning. Maka pemberian antihan hanya secukupnya saja sekedar untuk mendapatkan kekuatan saat digulung pada bobin. Apabila antihannya terlalu tinggi, dalam proses selanjutnya akan mengalami banyak kesulitan pada waktu peregangan di mesin Ring Spinning. Sebaliknya apabila pemberian antihan terlalu rendah, hal tersebut akan menyebabkan roving tidak mempunyai kekuatan yang cukup sehingga roving mudah putus pada saat proses penggulungan berlangsung. Kedua hal tersebut di atas menyebabkan proses pembuatan benang menjadi kurang lancar, benang sering putus sehingga dapat menyebabkan menurunnya efisiensi mesin Ring Spinning. Fungsi mesin flyer secara umum seperti telah diuraikan di atas, ialah untuk membuat roving sebagai bahan penyuap mesin Ring Spining. Untuk pembuatan roving tersebut pada mesin flyer terdapat tiga proses utama yaitu proses peregangan, pengantihan (twist) dan pergantihan penggulungan. x Proses Peregangan Proses peregangan pada mesin flyer, dilakukan oleh tiga atau empat pasangan rol peregang, dimana kecepatan putaran permukaan dari masing-masing pasangan rol tersebut makin kedepan semakin besar. Dengan makin besarnya kecepatan permukaan rol peregang depan, maka kapas yang disuapkan makin kedepan menjadi semakin kecil karena terjadinya proses peregangan setelah keluar dari rol depan kemudian diberi antihan dan digulung pada bobin sudah berupa roving sesuai dengan yang dibutuhkan. Gambar 5.140 Proses Peregangan x Proses Pengantihan Setelah kapas mengalami proses peregangan, bentuknya menjadi lebih kecil. Untuk mendapatkan kekuatan, maka roving perlu diberi antihan dan antihan tidak boleh terlalu besar maupun terlalu kecil tetapi hanya secukupnya saja untuk dapat digulung pada bobin. Pemberian antihan dilakukan oleh sayap (flyer) yang bentuknya sedemikian rupa seperti terlihat pada gambar 5.149. Kapas yang keluar dari rol depan terus masuk pada flyer 198 dari atas secara axial dan seterusnya kapas keluar dari arah samping secara radial. Karena sayap tersebut bertumpu pada spindel yang berputar cepat, maka sayap juga turut berputar sehingga terjadi pengantihan pada kapas dan terjadilah roving yang telah cukup mempunyai kekuatan untuk digulung pada bobin. Karena putaran sayap sangat cepat maka pengantihan tidak hanya terjadi pada sayap saja, tetapi diteruskan sampai rol depan pada saat kapas keluar. Gambar 5.141 Proses Pengantihan x Proses Penggulungan Setelah kapas mengalami proses peregangan dan anthan kemudian digulung pada bobin. Proses penggulungan ini terjadi karena adanya perbedaan banyaknya putara bobin dengan putaran spindel per menit. Untuk pembentukan gulungan roving pada bobin dilakukan oleh suatu peralatan yang disebut Trick Box. Gambar 5.142 Proses Penggulungan 199 Gambar 5.143 Skema Mesin Flyer Keterangan : 1. Rol pengantar 1a. Can 2. Terompet (pengantar sliver) 3. Tiga pasang rol peregang 4. Penampung (colektor) 5. Pembersih 6. Sayap (flyer) 7. Spindel 8. Bobin 9. Gulungan roving pada bobin 10. Penyekat (separator) 11. Cradle - Prinsip Bekerjanya Mesin Flyer Sliver drawing dari pengerjaan terakhir (passage akhir) sebagai bahan untuk disuapkan ke mesin flyer diletakkan secara teratur di belakang mesin. Ujung-ujung dari sliver yang terdapat pada can (1a) dilakukan pada rol pengantar (1), sliver-sliver terpisahkan oleh penyekatannya sehingga tidak bersilang satu sama lain. Dengan demikian sliver tersebut 200 tidak saling bergesekan yang dapat merusak slver dan penyuapan dapat tepat pada daerah peregangan. Rol pengantar ini berputar aktif maksudnya untuk membantu penyuapan sliver dan menghindarkan terjadinya penarikan (false draft) karena beratnya sliver sendiri. Setelah disuapkan oleh pengantar rol (1), sliver melewati terompet pengantar (2) yang dapat bergerak ke kiri dan ke kanan pada daerah peregangan secara aktif. Tujuan gerakan tersebut ialah menghindari keausan setempat dari rol peregang. Dengan adanya terompet pengantar ini, penyuapan sliver dapat terarahkan pada daerah peregangan saja. Setelah sliver melewati terompet pengantar sliver (2), sliver masuk daerah peregangan dan diterima oleh sepasang rol belakang. Dengan putaran yang lambat sliver diantarkan kepada rol tengah yang kecepatan permukaannya lebih cepat, sehingga terjadi peregangan. Dari rol tengah serat-serat diteruskan ke pasangan rol depan yang kecepatan permukaannya lebih tinggi dari rol tengah, sehingga terjadi peregangan yang berikutnya. Akibat proses peregangan maka letak serat-seratnya menjadi lebih lurus dan lebih sejajar letaknya satu sama lain. Supaya serat-serat tidak bertebaran maka diantara rol-rol tersebut dipasang penampung (4). Kapas yang melalui pasangan rol peregang tersebut akan mendapatkan jepitan dan penjepitnya tidak boleh terlalu kuat dapat mengakibatkan serat banyak yang rusak dan kalau terlalu lemah serat akan banyak slip pada waktu proses peregangan. Jarak titik jepit antara pasangan rol peregang yang satu terhadap pasangan rol peregang yang lain harus diatur demikian rupa, tidak boleh terlalu jauh dan tidak boleh terlalu dekat disesuaikan dengan panjang serat yang diolah. Kalau jarak antar titik jepit terlalu jauh akan terjadi banyak serat yang mengembang (flooting fibre) dan kalau jaraknya terlalu dekat akan timbul serat yang putus atau bergelombang (cracking fibre). Setelah kapas keluar dari pasangan rol depan terus masuk lubang sayap bagian atas terus ke sayap (6a), selanjutnya dibelitkan pada lengan sayap (6b) lalu digulung pada bobin (8). Karena putaran dari sayap berikut lengan sayapnya, maka terjadi antihan pada rovingnya. Antihan yang terdapat pada roving tidak boleh terlalu besar 201 dan tidak boleh terlalu kecil tetapi secukupnya saja asal rovingnya sudah cukup kuat untuk digulung pada bobin. Kalau antihan pada roving terlalu tinggi, mungkin dapat mengakibatkan banyaknya benang yang putus pada proses dispinning dan sebaliknya kalau antihan terlalu rendah, roving akan banyak putus pada waktu penggulungan. Proses penggulungan roving pada bobin terjadi karena adanya perbedaan kecepatan putaran bobin dan putaran sayapnya. Nama-nama bagian yang penting dari mesin flyer adalah : 1. Bagian penyuapan 2. Bagian peregangan 3. Bagian penampungan 5.18.1 Bagian Penyuapan Gambar 5.144 Skema Bagian Penyuapan Mesin Flyer Nama-nama peralatan penting dari bagian penyuapan adalah : 5.18.1.1 Can Gambar 5.145 Can Can (12) yang dibuat dari bahan semacam karton sintetis yang tahan terhadap minyak pelumas berbentuk silinder yang besar dilengkapi dengan per dan pelat pada bagian atas sebagai tempat menampung sliver hasil mesin drawing. 5.18.1.2 Rol Pengantar Gambar 5.146 Rol Pengantar Rol pengantar (1), biasanya terdiri dari dua buah silinder besi berbentuk pipa, panjang rol 202 pengantar ini sepanjang mesin dan diberi sekat yang dibuat dari bahan alumunium atau ebonit sebagai pemisah sliver untuk memudahkan pengaturan penyuapan. 5.18.1.3 Terompet Pengantar Sliver Gambar 5.147 Terompet Pengantar Sliver Terompet pengantar sliver (traverse guide) (2) yang dibuat dari bahan porselin atau ebonit, dipasang pada batang besi yang dapat bergerak ke kiri dan ke kanan dibelakang rol peregang. 5.18.1.4 Penyekat (Separator) Gambar 5.148 Penyekat Penyekat (separator) (10) dibuat dari ebonite, gunanya untuk membatasi / memisahkan sliver yang disuapkan supaya tidak saling terkena satu sama lain sehingga dapat mengakibatkan sliver rangkap dan putus. 5.18.2 Bagian Peregangan Gambar 5.149 Skema Bagian Peregangan Mesin Flyer 203 Nama-nama peralatan penting dari bagian peregangan adalah : 5.18.2.1 Rol Peregang Gambar 5.150 Rol Peregang Rol peregang yang terdiri dari 3 pasang rol besi baja (3). Pada tempat-tempat terjadinya regangan, rol bawah dibuat beralur memanjang, sedang rol atas dibuat dari besi baja yang bagian luarnya dilapisi karet sintetis. Rol atas diberi beban untuk mendapatkan tekanan yang baik terhadap rol bawah guna menjepit serat kapas yang melaluinya. 5.18.2.2 Penampung (Colektor) (4) Gambar 5.151 Penampung Penampung (kolektor) (4) dibuat dari porselin atau ebonite yang berbentuk seperti corong terbuka, sebagai penyalur sliver yang disuapkan, dipasangkan pada batang besi. 5.18.2.3 Pembersih Gambar 5.152 Pembersih Pembersih rol atas (5) yang dibuat dari bahan wool atau planel. 5.18.2.4 Cradle Gambar 5.153 Cradle Cradle (11) yaitu suatu batang yang konstruksinya sedemikian rupa untuk memegang rol atas dan dilengkapi dengan beban penekan rol sistem per. 204 5.18.2.5 Penyetelan Jarak antara Titik Jepit Rol Salah satu faktor yang menentukan mutu hasil roving, terutama yang menimbulkan ketidakrataan adalah penyetelan jarak antara titik jepit (setting) masing-masing pasangan rol peregang. Pedoman penyetelan jarak antara titik jepit (setting) yang disarankan oleh pabrik Suessen WST untuk mesin flyer adalah : a. Penyetelan jarak antara titik jepit (setting) daerah regangan utama pada mesin roving sistem regangan 3 diatas 3 untuk proses serat 28 – 51 mm, dengan alat setting gauge adalah 48 – 58 mm. b. Sedangkan penyetelan jarak antara titik jepit (setting) pada daerah regangan belakang minimal 50 mm. Gambar 5.154 Penyetelan Jarak antara Titik Jepit Rol Peregang 5.18.2.6 Pemeliharaan mesin Flyer. Pemeliharaan pada mesin Flyer meliputi : 1. Pembersikan mesin Flyer secara rutin setiap 1 bulan. 2. Pembersihan dan pelumasan bearing bottom roll, bobbin wheel, flyer wheel setiap 2 bulan. 3. Pembersihandan pelumas-an bearing top roll, bearing bobbin wheel, bearing flyer wheel setiap 8 bulan. 4. Pembersihan dan pelumasan main gear,draft gear setiap 1 bulan. 5. Pembersihan top clearer dan trick box setiap 1 bulan. 6. Pencucian dan pengerinda-an top roll setiap 2 bulan. 5.18.2.7 Pembebanan pada Rol Atas Maksud dan tujuan daripada pembebanan adalah untuk memperbesar tekanan rol atas pada rol bawah sepanjang garis jepit dan mengontrol serat-serat agar tidak slip pada saat peregangan berlangsung. Pembebanan dilakukan terhadap setiap pasangan rol karena berat rol sendiri dapat dikatakan belum cukup untuk mendapatkan tenaga jepit serta tekanan yang sempurna. Dewasa ini pembebanan rol peregangan pada mesin flyer lebih banyak digunakan sistem per daripada sistem bandul. Next >