< Previous 235 gunanya untuk membersihkan serat-serat yang menempel pada rol atas. Pada rol peregang tengah dipasang apron (6) yang fungsinya untuk mengantarkan serat-serat ke pasangan rol depan. Dengan perantaraan apron tersebut, maka kecepatan serat yang pendek juga selalu mengikuti kecepatan permukaan rol tengah. Pada bagian peregangan dilengkapi pula dengan penghisap (pneumafil) (7) yang fungsinya untuk menghisap serat yang keluar dari pasangan rol peregang depan apabila ada benang yang putus. Gambar 5.175 Skema Bagian Peregangan Mesin Ring Spinning Nama-nama peralatan penting dari bagian peregangan adalah : 5.19.2.1 Rol peregang Gambar 5.176 Rol Peregang Rol Peregang (5) terdiri dari tiga pasang rol atas dan rol bawah. Rol bawah belakang dan rol bawah depan mempunyai alur kecil dan halus, mesin model lama alurnya lurus ke arah panjang, sedang untuk model baru alurnya miring. Khusus rol tengah alurnya saling miring dan berpotongan untuk memutarkan apron. Rol atasnya dibuat dari besi yang permukaannya dilapis bahan sintetis. Rol bawah berputar aktip dan rol atas berputar 236 secara pasip karena adanya gesekan dengan rol bawah. 5.19.2.2 Cradle Gambar 5.177 Cradle Cradle (6) yaitu suatu batang yang konstruksinya sedemikian rupa untuk memegang rol atas, dan dilengkapi dengan beban penekan rol system per. 5.19.2.3 Penghisap (Pneumafil) Gambar 5.178 Penghisap (Pneumafil) Penghisap (pneumafil) (7), dibuat dari pipa aluminium atau besi yang tipis dan pada tempat-tempat tertentu dimana benang dari rol depan keluar terdapat lubang penghisap kecil. Penghisap ini dihubungkan dengan fan melalui pipa, fungsi penghisap ini ialah untuk menghisap kapas apabila ada benang yang keluar dari rol depan putus, dan juga untuk mempermudah penyambungan benang yang putus. 5.19.2.4 Penyetelan Jarak antara Rol Peregang Salah satu faktor yang menentukan mutu hasil benang, terutama yang menimbulkan ketidakrataan adalah penyetelan jarak masing-masing pasangan rol peregang. Penyetelan jarak antara rol pada daerah utama ini ditentukan oleh ukuran cradle apron atas dan jaraknya tetap. Sedangkan penyetelan jarak pada daerah belakang bervariasi tergantung pada besarnya nilai regangan pendahuluan dan bahan baku yang diolah. Bila regangan pendahuluan rendah (low break draft) yaitu mencapai 1,4 maka tidak diperlukan untuk menyesuaikan penyetelan terhadap panjang staple. Sedangkan bila regangan pendahuluan tinggi (high break draft) yaitu lebih dari 2, maka penyetelan daerah belakang harus disesuaikan dengan panjang staple. Berikut ini table penyetelan yang disarankan oleh pabrik Suessen WST. 237 Tabel 5.8 Penyetelan Staple Menurut Pabrik Suessen WST Penyetelan (mm) Regangan rendah (sampai 1,4) Regangan tinggi (lebih dari 2) Cradle apron atas Untuk panjang staple sampai 4,5 mm 60 mm 45 mm 60 mm H H’ V V’ 44 49 54 52 67 73 70 67 44 49 L + 2 L 67 73 L + 2 L Keterangan : L = panjang stapel + 2 mm Gambar 5.179 Penyetelan Jarak antar Rol Peregang Contoh : Diketahui panjang serat yang diproses pada mesinRing Spinning = 28,5 mm panjang cradle apron = 51 mm dan besarnya regangan pendahuluan (break draft) mesin ring spinning = 1,33. Tentukan besarnya jarak antara titik jepit pasangan rol peregang depan dan pasangan rol peregang belakang mesin Ring Spinning tersebut. Jawab : - panjang serat (L) = 28,5 mm + 2 mm = 30,2 mm - besar jarak antara titik jepit pasangan rol depan : h = panjang cradle apron + 1 mm = 51 mm + 1 mm = 52 mm - besar jarak antara titik jepit pasangan rol belakang v = panjang staple (L) + 22,2 mm = 30,2 mm + 22,2 mm = 52,4 mm 238 5.19.2.5 Pembebanan pada Rol Atas Maksud dan tujuan daripada pembebanan sebagaimana diketahui yaitu untuk mendapatkan tekanan sepanjang garis jepit dan mengontrol serta mencegah terjadinya slip pada saat peregangan berlangsung. Dewasa ini pembebanan rol peregang pada mesin ring spinning lebih banyak digunakan sistem per daripada sistem bandul. Berikut ini adalah gambar konstruksi peralatan pembebanan (pendulum weighting arm) Gambar 5.180 Pembebanan pada Rol Atas Peralatan ini pada ujung depannya diperlengkapi dengan peralatan penunjuk pengatur beban. Pengatur beban tersebut mempunyai tanda warna merah untuk setiap besarnya beban yang digunakan. Dengan demikian setiap saat dapat dengan mudah dilihat berapa beban yang diberikan. Penyetelan besarnya beban dapat dengan mudah dilaksanakan dengan jalan memutar lubang sekrup ke kiri dan ke kanan dengan peralatan kunci yang khusus disediakan untuk keperluan tersebut (gambar 5.179) Gambar 5.181 Kunci Penyetel Pembebanan pada Rol Atas Keuntungan-keuntungan daripada pembebanan system per, diantaranya adalah : Konstruksinya sederhana sehingga memudahkan pemasangan, pembongkaran dan pemeliharaannya. Penyetelan besarnya beban dapat disesuaikan dengan nomor roving yang disuapkan. miringnya kedudukan rol tidak banyak pengaruhnya terhadap nilai beban. 239 5.19.3. Bagian Penggulungan Bagian penggulungan terdiri bobin yang dipasang pada spindel (13), spindel berikut bobin diputarkan oleh tin roller (14) dan traveller (11) yang dipasang pada ring dan fungsinya sebagai pengantar benang, bergerak naik turun pada saat penggulungan benang sedang berlangsung. Untuk mengurangi tegangan benang dipasang pengontrol baloning (9) yang fungsinya untuk membatasi kemungkinan membesarnya baloning, agar benang yang dipintal tidak saling berkaitan dipasang penyekat (separator) (10) diantara spindel, di atas spindel dipasang ekor babi (8) yang fungsinya agar bentuk balon simetris terhadap spindel, sehingga benang tidak bergesekan dengan ujung spindel. 240 Gambar 5.182 Skema Bagian Penggulungan Mesin Ring Spinning Nama-nama peralatan penting dari bagian penggulungan adalah : 5.19.3.1 Ekor Babi (Lappet) Gambar 5.183 Ekor Babi (Lappet) Ekor babi (lappet) (8) dibuat dari kawat baja yang dibengkokkan menyerupai ekor babi dan dipasang tepat di atas spindel, gunanya untuk menyalurkan benang supaya tepat pada poros spindel. 5.19.3.2 Traveller Gambar 5.184 Traveller 241 Traveller (11) dibuat dari baja dan bentuknya seperti huruf C, fungsinya sebagai pengantar benang. 5.19.3.3 Ring Gambar 5.185 Ring Ring (12) dibuat dari baja dan dipasang pada Ring Rail, dimana traveller ditempatkan 5.19.3.4 Spindel Gambar 5.186 Spindel Spindel (13) dbuat dari baja dimana bobin ditempatkan / dipasang. 5.19.3.5 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Gambar 5.187 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Pengontrol baloning (antinode ring) (9) dibuat dari kawat baja yang melingkari spindel, gunanya untuk menjaga agar baloning tidak teralu besar. 5.19.3.6 Penyekat (separator) Gambar 5.188 Penyekat (Separator) Penyikat (separator) (10) dibuat dari besi pelat, atau aluminium yang tipis, dan dipasang diantara spindel yang satu terhadap spindel yang lain dan gunanya untuk membatasi baloning tidak saling terkena satu sama lain, sehingga dapat mengakibatkan benang putus. 242 5.19.3.7 Tin Roll Gambar 5.189 Tin Roll Tin rol (14) suatu silinder besi sebagai poros utama mesin ring spinning, dan juga untuk memutarkan spindel dengan perantaraan pita (spindel tape) yang ditegangkan oleh peregang jocky pulley. 5.19.3.8 Proses Pengantihan (Twisting) Yang dimaksud proses pengantihan ialah penyusunan serat-serat yang akan dibuat benang agar menempati kedudukan seperti spiral sedemikian sehingga serat-serat tersebut saling mengikat dan menampung serat-serat yang masih terlepas satu sama lainnya yang dalam bentuk pita menjadi suatu massa yang kompak sehingga memberikan kekuatan pada benang yang dibentuknya. Pemberian antihan ini pada prinsipnya dilakukan dengan memutar satu ujung dari untaian serat, sedang ujung yang lainnya tetap diam. Pada proses pemintalan pemberian antihan dilakukan oleh spindel dan traveller sebagai pemutar ujung untaian serat yang keluar dari rol peregang depan, sedangkan ujung yang lainnya tetap dipegang atau dijepit oleh rol peregang depan. Banyaknya antihan yang diberikan pada benang tergantung kepada perbandingan banyaknya putaran dari mata pintal dengan panjangnya benang yang dikeluarkan dari rol depan untuk waktu yang sama. Banyaknya antihan yang diberikan pada benang dirumuskan sebagai berikut : TPI = C x 1Ne Dimana : TPI = Twist per inch C = konstanta antihan atau twist multiplier Ne1 = nomor dari benang untuk sistem tidak langsung Hubungan antihan dengan nomor benang seperti yang dirumuskan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Apabila suatu untaian dari serat-serat diputar mengelilingi sumbu panjangnya, maka serat-serat komponennya dapat dianggap akan menempati kedudukan sebagai spiral sempurna atau tidak sempurna. Bentuk spiral yang tidak sempurna tergantung kepada kesamaan (uniformity) serta keteraturan (regularity) dari susunan serat-serat pada 243 untaian serat yang akan diberi twist tersebut. Apabila untaian tersebut akan mengalami tegangan dan perpanjangan (stretching), seperti halnya kalau suatu per ditarik, sepanjang tidak terjadi pergeseran atau slip antara serat. Apabila tegangan ini menyebabkan adanya perpanjangan atau mulur, maka serat-serat yang menempati kedudukan yang paling luar akan mendesak kedalam, sehingga mengakibatkan penampang dari untaian serat tersebut akan menciut/mengecil. Hal yang demikian berarti bahwa akibat dari adanya reaksi dari tarikan tersebut, maka timbul gaya menekan kearah titik pusat untaian tersebut, yang cenderung untuk mendorong serat-serat individu makin berdekatan dan berkelompok menjadi satu dan bersamaan dengan ini akan meningkatkan gesekan antar serat atau daya kohesinya (daya lekatnya). Dengan demikian maka sebenarnya timbul dua macam gaya sebagai akibat adanya tarikan tersebut, masing-masing ialah gaya yang cenderung untuk memisahkan serat-serat dan satunya lagi ialah gaya-gaya yang cenderung untuk mengikat serat-serat menjadi satu. Resultante dari gaya-gaya ini tergantung dari besarnya sudut dari spiralnya. Apabila jumlah putaran per satuan panjang sedikit, maka sudut spiralnya kecil. Dalam hal yang sedemikian, serat-serat mudah tergeser satu dengan yang lainnya dan untaian serat-serat tersebut akan putus, apabila tarikan yang dikenakan cukup besar. Sebaliknya apabila putaran yang diberikan pada untaian serat persatuan panjangnya diperbanyak, maka sudut putarannya (spiralnya) akan membesar, demikian pula tekanan kedalam pada serat-serat akan meningkat dan gesekan antara serat makin kuat. Hal ini akan mengurangi atau menghentikan pergeseran-pergeseran antara serat, sehingga kekuatan benangnya dapat ditingkatkan sampai mencapai titik kekuatan maksimumnya (titik kritis). Apabila banyaknya putaran ditambah lagi melebihi titik kritisnya, maka serat-seratnya akan harus mulur lebih banyak karena adanya tegangan tersebut, dan kalau batas mulurnya dilampaui, maka serat akan putus dan mengakibatkan benangnya putus pula. Andaikata serat-seratnya belum putus, tetapi serat-serat tersebut sebenarnya telah mengalami tegangan yang cukup berat, sehingga sisa kekuatan yang masih ada pada serat akan digunakan untuk mengatasi beban dari luar, dan sisa kekuatan ini akan berkurang. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 244 Gambar 5.190 Hubungan antara TPI dan Kekuatan Benang Jadi, banyaknya antihan yang harus diberikan pada benang merupakan masalah yang harus kita pertimbangkan, baik ditinjau dari segi teknis (operasionil) maupun ekonomi. x Arah Antihan Arah antihan pada benang ada dua macam tergantung dari arah putaran spindelnya. Kedua arah antihan tersebut disebut arah Z (kanan) atau S (kiri), seperti terlihat pada gambar 5.191. Gambar 5.191 Arah Antihan 5.19.3.9 Proses Penggulungan Benang pada Bobin Proses penggulungan benang pada ring spinning akan jauh berbeda bila dibandingkan dengan proses penggulungan roving di mesin flyer. Perbedaan tersebut antara lain ialah : - Pada mesin ring spinning pengantar benang naik turun, bobin berputar tetap pada tempatnya, sedangkan pada mesin flyer pengantar benangnya tetap pada tempatnya dan bobinnya disamping berputar juga bergerak naik turun. - Pada mesin ring spinning penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran spindel (Nsp) dengan putaran traveller (Ntr) sehingga jumlah gulungan benang g = Nsp – Ntr. Pada mesin flyer penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran bobin (Nb) dengan putaran spindel, sehingga jumlah gulungan roving g = Nb – Nsp - Sistem penggulungan benang mesin ring spinning adalah konis, dan penggulungan roving pada bobin di mesin flyer adalah paralel. - Bentuk gulungan benang pada bobin di mesin ring spinning dapat terlihat pada gambar 5.192a. sedang Next >