< Previous 285 Gambar 5.220 Susunan Roda Gigi Mesin Ring Twister Antihan per Inch (API) atau Twist per Inch (TPI) TPI = menitinchLpenarikroldarindikeluarkaygbenangPanjmenitNspindelputaranKecepatansp/)(./)( TPI = menitperinchLmenitperNsp 286 Lihat gambar 5.220 Susunan roda gigi mesin ring twister. Nsp = 1430 x 25200230180x = 8953 putaran per menit L = 1430 x xxx40405427230180 14,34,2550604050256040xxxx = 768,6 inch Jadi TPI = LNsp = 6,116,7688953 5.20.5 Perhitungan Produksi Seperti halnya pada mesin ring spinning, produksi mesin ring twister, juga dinyatakan dalam berat per satuan waktu tertentu. x Produksi Teoritis Produksi teoritis didapat dari perhitungan berdasarkan susunan roda gigi mesin ring twister (lihat gambar 5.220). Dalam perhitungan ini harus diperhatikan nomor benang tunggal yang akan digintir, dan jumlah rangkapannya. Hal ini perlu karena ada hubungannya dengan nomor benang yang dihasilkan, dan jumlah antihan yang akan diberikan pada benang gintir, karena nomor benang gintir yang dihasilkan dan jumlah antihan tersebut mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Produksi per spindel per menit adalah : = inchTPIInchperTwistmenitperKPS)( = 6,118953 = 768,6 inch Keterangan : KPS = Kecepatan Permukaan Spindel Bila satu mesin ring twister mempunyai jumlah mata pintal = 400 tiap frame, nomor benang yang akan digintir adalah Ne1 40/2 (Ne1 20), dan efisiensi mesin = 95%, maka produksi mesin ring twister per menit adalah : = efisiensi mesin x jml spindel x TPINsp = 6,11895340010080xx = 246979,31 inch Produksi mesin per jam adalah : = xxTPINxxxsp3616040010080 kgxNex10006,453184011 = xxxxx3616,1189536040010080 287 kgxx10006,4532018401 = 11,14 kg x Produksi Nyata Untuk menghitung produksi nyata dari mesin ring twister dapat dilakukan dengan menghitung atau menimbang jumlah benang gintir yang dihasilkan. Penghitungan atau penimbangan dapat dilakukan pada setiap kali doffing atau dalam satu periode waktu tertentu. Sebagai misal, diambil data realisasi produksi mesin ring twister untuk satu kali doffing = 38 kg. Waktu doffing yang diperlukan untuk memproduksi benang gintir Ne1 40/2 (Ne1 20) = 4 jam, maka : Realisasi produksi / jam / mesin = kg5,9438 x Efisiensi Seperti halnya pada mesin-mesin sebelum ring twister, maka untuk menghitung efisiensi produksi mesin ring twister dilakukan dengan membandingkan antara produksi teoritis dengan produksi nyata. Untuk menentukan efisiensi produksi mesin ring twister, diambil data perhitungan produksi teoritis dan perhitungan produksi nyata. Produksi teoritis/mesin/jam = 11,114 kg Produksi nyata/mesin/jam = 9,5 kg Jadi efisiensi produksi mesin ring twister adalah : =%100sin//sin//.xjammeteoritisProd.jammenyataProd = %10014,115,9x = 85,47 % A1PENUTUP Buku ini diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam mengadakan observasi pada mesin-mesin Pembuatan Benang dan mesin-mesin Pembuatan Kain Tenun di dunia usaha dan dunia industri. Selain itu masih diperlukan juga pengembangan bahan ajaran untuk ilmu pengetahuan dan teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain yang sudah ada di industri namun landasan teorinya belum tercakup pada buku ini. Masih diperlukan pengkajian tentang isi buku ini yang meliputi kedalamanan dan keluasannya serta materi cara penyajiannya agar lebih dapat dipahami oleh siswa maupun guru. B1DAFTAR PUSTAKA 1. Baba Sangyo Kikai Co LTD. Baba High Performance Sizing Machine. Osaka,Japan 2. Baba Sangyo Kikai Co LTD. Universal Sectional Warp Sizing Machine. Osaka,Japan 3. Baba Sangyo Kikai Co LTD. Baba High Speed Warping Machine. Osaka,Japan 4. Elang, S.Teks dkk. 1982. Pedoman Praktikum Persiapan Pertenunan. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. 5. Hamamatsu.1967.Haw To Handle Sakamoto’s SO Type Cop-Change Automatic Loom. Japan. 6. John Wiley & Sons,Inc.1976. Modern Textiles.Toronto. 7. Liek Soeparlie,S.Teks dkk.1973.Teknologi Pertenunan. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. 8. Liek Soeparlie,S.Teks dkk.1974.Teknologi Persiapan Pertenunan. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. 9. Nagoya International Training Center. 1976. Weaving Machine. Japan. International Cooperation Agency. 10. Oldrich Talavasek / and Vladimir Svaty.1981.Shuttleless Weaving Machines. New York. Elsever Scientific Publishing Company. 11. Pawitro,S.Teks.dkk.1973. Teknologi Pemintalan Bagian Pertama. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. 12. Pawitro,S.Teks.dkk.1975. Teknologi Pemintalan Bagian Kedua. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. 13. R.E Dachlan,S.Teks dkk.1998.Teknologi Pertenunan Tanpa Teropong. Bandung. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. B214. Soji Muramatsu. Jacquard Weaving .Kyoto Japan. Murata Textile Machine. CO.LTD. 15. Toyoda Automatic Loom Works LTD. 1990. Intruction Manual For Ring Spinning Frame Model RY 5 4th Edition. Tokyo Japan. 16. Toyoda Automatic Loom Works LTD. 1990. Intruction Manual For Roving FL 16. 9th Edition. Tokyo Japan. 17. To Do Seikusho. Information and Direction For Using Reaching Machine.Osaka Japan. 18. Wibowo Moerdoko,S.Teks.dkk.1973.Evaluasi Tekstil Bagian Fisika. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. C1 DAFTAR GAMBAR Ganbar 2.1 Klasifikasi Serat Berdasarkan Asal Bahan. 5 Gambar 2.2 Hand Stapling............................................. 7 Gambar 2.3 Baer Sorter................................................ 7 Gambar 2.4 Pinset Pencabut Serat................................ 7 Gambar 2.5 Garpu Penekan Serat................................ 7 Gambar 2.6 Fraksi Serat Kapas diatas Beludru............ 7 Gambar 2.7 Skema Single Fibre Strength Tester.......... 8 Gambar 2.8 Skema Pressley Cotton Fibre Strength Tester........................................................ 9 Gambar 2.9 Vice (tempat mengencangkan klem)......... 9 Gambar 2.10 Klem Serat dan Kunci Pas......................... 9 Gambar 2.11 Skema Micronaire...................................... 10 Gambar 3.1. Pemintalan secara Mekanik...................... 12 Gambar 3.2. Pemintalan secara Kimia........................... 12 Gambar 3.3. Benang Stapel........................................... 13 Gambar 3.4. Benang Monofilamen................................. 14 Gambar 3.5. Benang Multifilamen.................................. 14 Gambar 3.6. Filamen Low.............................................. 14 Gambar 3.7. Benang Logam.......................................... 15 Gambar 3.8. Benang Tunggal........................................ 15 Gambar 3.9. Benang Rangkap....................................... 15 Gambar 3.10 Benang Gintir............................................. 15 Gambar 3.11 Benang Tali............................................... 15 Gambar 3.12 Benang Hias................................................ 16 Gambar 3.13 Benang Jahit................................................ 17 Gambar 4.1. Landasan Bal Kapas................................. 27 Gambar 4.2. Bal Kapas dengan jumlah Pelat Besi 6...... 27 Gambar 4.3 Besi Pelepas Pelat Pembalut Kapas......... 27 Gambar 4.4 Gunting Pemotong Pelat Pembalut Bal Kapas........................................................ 27 Gambar 5.1 Sistem Pintal dengan Flyer........................ 33 Gambar 5.2 Sistem Pintal dengan Cap......................... 34 Gambar 5.3 Sistem Pintal Ring..................................... 35 Gambar 5.4 Sistem Pintal Open End............................. 36 Gambar 5.5 Urutan Proses Ordinary Draft System....... 37 Gambar 5.6 Urutan Proses High Draft System............ 38 Gambar 5.7 Urutan Proses Super High Draft System 38 Gambar 5.8 Urutan Proses Hock System..................... 39 Gambar 5.9 Urutan Proses Gombed Yarn.................... 40 C2 Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan Benang Tunggal dan Benang Gintir....................... 41 Gambar 5.11 Urutan Proses Pemintalan Benang Wol Garu.................................................. 42 Gambar 5.12 Pengelompokan Serat Wol Berdasarkan 3 Kelas....................................................... 45 Gambar 5.13 Pengelompokan Serat Wol Berdasarkan 4 Kelas....................................................... 45 Gambar 5.14 Skema Proses Pemintalan Rami.............. 52 Gambar 5.15 Skema Reeling Sutera............................... 55 Gambar 5.16 Filamen Keriting......................................... 59 Gambar 5.17 Filamen Helix............................................. 59 Gambar 5.18 Unit Mesin Blowing.................................... 62 Gambar 5.19 Skema Mesin Loftex Charger.................... 63 Gambar 5.20 Skema Mesin Hopper Feeder.................... 64 Gambar 5.21 Skema Mesin Hopperv Feeder Cleaner.... 64 Gambar 5.22 Alur Gerakan antara Permukaan Berpaku. 65 Gambar 5.23 Skema Mesin Pre Opener Cleaner............ 67 Gambar 5.24 Skema rol pemukul dan batang saringan.. 68 Gambar 5.25 Skema rol pemukul mesin Pre Opener Cleaner...................................................... 68 Gambar 5.26 Skema Mesin Condensor at Cleaner......... 69 Gambar 5.27 Skema pemisah kotoran mesin Condensor at Cleanser................................................ 69 Gambar 5.28 Skema Mesin Opener Cleaner.................. 70 Gambar 5.29 Skema Rol Pemukul dan Batang saringan 71 Gambar 5.30 Skema mesin Condensor at Picker........... 71 Gambar 5.31 Skema Pemisah kotoran Mesin Condensor at Cleaner............................... 71 Gambar 5.32 Skema Mesin Micro Even Feeder.............. 72 Gambar 5.33 Skema Mesin Scutcher.............................. 73 Gambar 5.34 Pengatur Penyuapan................................. 74 Gambar 5.35 Pengatur Penyuapan (Feed Regulator)..... 75 Gambar 5.36 Pergerakan Pedal dan Perpindahan Belt.. 76 Gambar 5.37 Bagian penyuapan mesin Scutcher........... 80 Gambar 5.38 Terpisahnya kotoran dari serat.................. 80 Gambar 5.39 Tekanan Rol Penggilas pada Kapas......... 83 Gambar 5.40 Tekanan Batang Penggulung Lap............. 84 Gambar 5.41 Tekanan Batang Penggulung pada Rol Penggulung Lop........................................ 86 Gambar 5.42 Susunan Roda Gigi Mesin Scutcher dengan satu sumber gerakan.................... 89 Gambar 5.43 Mesin Carding........................................... 99 Gambar 5.44 Gulungan Lap............................................ 101 C3 Gambar 5.45 Lap Roll..................................................... 101 Gambar 5.46 Lap Stand................................................... 101 Gambar 5.47 Lap Cadangan........................................... 102 Gambar 5.48 Pelat Penyuap........................................... 102 Gambar 5.49 Bentuk dari Gigi-gigi pada Taker-in........... 103 Gambar 5.50 Rol Pengambil dan Silinder....................... 104 Gambar 5.51 Rol Pengambil, Pisau Pembersih dan Saringan.................................................... 106 Gambar 5.52 Sistem Pembebanan dengan Bandul pada Rol Penyuap..................................... 106 Gambar 5.53 Bagian dari Rol Pengambil........................ 108 Gambar 5.54 Gaya-gaya yang bekerja pada kotoran dan kapas.................................................. 109 Gambar 5.55 Penampang Melintang dan memanjang dari Flat Carding........................................ 111 Gambar 5.56 Saringan Silinder (Cylinder Screen).......... 112 Gambar 5.57 Stripping Action......................................... 113 Gambar 5.58 Carding Action........................................... 113 Gambar 5.59 Doffer Comb.............................................. 119 Gambar 5.60 Rol Penggilas (Calender Roll)................... 120 Gambar 5.61. Letak Sliver didalam Can........................... 121 Gambar 5.62. Penampungan Sliver dalam Can............... 122 Gambar 5.63. Warp Block................................................ 123 Gambar 5.64. Neraca Analitik.......................................... 123 Gambar 5.65. Daerah Setting Mesin Carding................... 125 Gambar 5.66. Leaf Gauge................................................ 126 Gambar 5.67. Leaf Gauge khusus Top Flat..................... 126 Gambar 5.68. Susunan Roda Gigi Mesin Carding........... 128 Gambar 5.69. Skema Mesin Drawing............................... 137 Gambar 5.70. Can............................................................ 138 Gambar 5.71 Pengantar Sliver........................................ 138 Gambar 5.72 Traverse Guide.......................................... 138 Gambar 5.73 Pasangan Rol-rol Penarik.......................... 139 Gambar 5.74 Rol Atas..................................................... 140 Gambar 5.75 Alur pada penampang Rol Atas dan Rol Bawah dari Logam.............................. 141 Gambar 5.76 Pembebanan Sendiri ................................ 141 Gambar 5.77 Pembebanan Mati/Bandul......................... 142 Gambar 5.78 Pembebanan Pelana................................. 142 Gambar 5.79 Pembebanan dengan Tuas....................... 142 Gambar 5.80 Pembebanan dengan Per.......................... 142 Gambar 5.81 Peralatan Pembersih Rol Bawah............... 143 Gambar 5.82 Peralatan Pembersih Rol Atas................... 143 C4 Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol pada Proses Peregangan............................................... 144 Gambar 5.84 Dua Pasang Rol pada proses Peregangan 145 Gambar 5.85 Empat Daerah Peregangan....................... 146 Gambar 5.86 Tiga Daerah Peregangan.......................... 146 Gambar 5.87 Pengaruh jarak antar Rol dengan ketidakrataan dari sliver yang dihasilkan... 147 Gambar 5.88 Roller Gauge............................................. 148 Gambar 5.89 Kedudukan Serat antara dua pasangan rol penarik.................................................. 149 Gambar 5.90 Sliver yang melalui rol dengan ukuran yang berbeda............................................. 150 Gambar 5.91 Pelat penampung Sliver............................ 151 Gambar 5.92 Penampang Terompet............................... 151 Gambar 5.93 Coiler......................................................... 152 Gambar 5.94 Letak Sliver dalam Can............................. 153 Gambar 5.95 Susunan pada gigi mesin Drawing............ 155 Gambar 5.96 Urutan Proses Persiapan Combing........... 162 Gambar 5.97 Arah Penyuapan pada Mesin Combing..... 163 Gambar 5.98 Tekukan serat yang diserapkan ke Mesin Combing.................................................... 164 Gambar 5.99 Mesin Pre Drawing.................................... 165 Gambar 5.100 Alur Proses Mesin Pre Drawing................. 166 Gambar 5.101 Skema Mesin Lap Former ........................ 168 Gambar 5.102 Alur Proses Mesin Lap Former.................. 168 Gambar 5.103 Susunan Roda Gigi Mesin Lap Former..... 171 Gambar 5.104 Skema Mesin Combing............................. 174 Gambar 5.105 Skema Bagian Penyuapan mesin Combing.................................................... 176 Gambar 5.106 Gulungan Lap............................................ 176 Gambar 5.107 Rol Pemutar Lap........................................ 176 Gambar 5.108 Pelat Penyuap........................................... 176 Gambar 5.109 Rol Penyuap.............................................. 176 Gambar 5.110 Landasan Penjepit..................................... 177 Gambar 5.111 Pisau Penjepit............................................ 177 Gambar 5.112 Awal Penyuapan Lap................................. 177 Gambar 5.113 Penjepitan Lap........................................... 178 Gambar 5.114 Posisi Sisir Utama pada saat penjepitan lap.............................................................. 178 Gambar 5.115 Skema Bagian Penyisisran Mesin Combing.................................................... 178 Gambar 5.116 Sisir Utama................................................ 179 Gambar 5.117 Rol Pencabut............................................. 179 Gambar 5.118 Sisir Atas................................................... 179 Next >