< Previous xxvii Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan tappet (cam/eksentrik) 1. Merawat mesin tenun teropong dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan tapet 4. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan Dobby 1. Merawat mesin tenun teropong dengan Dobby 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan dobby 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxviii Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan Jacquard 1. Merawat mesin tenun teropong dengan Jacquard 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan Jacquard 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan Jacquard 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis mesin tenun Rapler yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) 1. Merawat mesin tenun rapier dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun rapier dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun rapier dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxix Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun Projectile yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) 1. Merawat mesin tenun projectile dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun projectile dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun projectile dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis mesin tenun Jet yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) 1. Merawat mesin tenun Jet dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun Jet dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun Jet dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Ruang Lingkup Tekno logi Tekstil 1.1.1 Pengertian Tekstil 1.1.2 Pengertian Berdasarkan Etimologi Kata “tekstil” berasal dari bahasa latin (bahasa Yunani Kuno), yaitu kata “texere” yang berarti “menenun” yaitu membuat kain dengan cara penyilangan atau penganyaman dua kelompok benang yang saling tegak lurus sehingga membentuk anyaman benang-benang yang disebut “kain tenun”. Selanjutnya kata “kain tenun “ itu sendiri berubah menjadi “tekstil” atau “bahan tekstil” yang identik dengan pengertian “bahan pakaian” karena pada umumnya kain tenun digunakan untuk bahan pakaian. 1.1.3 Pengertian Berdasarkan Substansi Bahan Pada tahap perkembangan selanjutnya pengertian “tekstil” diperluas lagi berdasarkan sifat dan bentuk bahan. Berdasarkan hal tersebut diatas kata “tekstil” diartikan sebagai “bahan mentah dan produknya yang mencakup serat, benang dan kain”. 1.1.4 Pengertian Berdasarkan Modifikasi Bahan dan Fungsi Berdasarkan modifikasi dan fungsinya, kata “tekstil” berarti semua bahan yang berunsur serat, filamen, benang atau kain yang memiliki fungsi tertentu. Contoh : - benang tenun - benang jahit - benang hias - tali - tambang - benang kabel - kain rajut - kain tenun - kain furniture - kain rumah tangga - kain berlapis - kain tiga dimensi - kain karpet - kain jaring (net) - kain sulam - kain tanpa anyaman - kain penutup lantai berbahan serat - kain industri - kain bumi (geotekstil) - kain kesehatan - sarung tangan - pakaian - produk-produk tekstil (tas, sepatu, ikat pinggang, topi) 1.1.5 Pengertian Berdasarkan Teknologi Proses Berdasarkan teknologi prosesnya, “tekstil” berarti proses-proses utama yang mencakup : 2 - Teknologi Pembuatan Serat - Teknologi Pembuatan Benang - Teknologi Pembuatan Kain Tenun - Teknologi Pembuatan Kain Rajut - Teknologi Pembuatan Kain Tanpa Anyaman - Teknologi Pencelupan - Teknologi Pencapan - Teknologi Produk Pakaian Jadi - Teknologi Industri Produk Tekstil Mengingat luasnya cakupan Teknologi Tekstil dan kedalaman setiap bagian teknologi tekstil, dalam buku ini hanya akan dibahas tentang “Teknologi Pembuatan Benang” dan “Teknologi Pembuatan Kain Tenun”. 1.2 Prinsip Pembuatan Benang Yang dimaksud dengan pembuatan benang adalah pengolahan serat stapel baik serat alam, serat buatan atau serat semi buatan (semi sintetis) menjadi benang yang memiliki sifat-sifat fisik tertentu. Proses pengolahan itu meliputi : - proses pembukaan - proses penarikan, dan - proses pemberian antihan atau sifat-sifat fisik tertentu yang diharapkan membe rikan : - kekuatan tarik - jumlah antihan per satuan panjang - kehalusan (diameter) benang Untuk mendapatkan sifat-sifat diatas digunakan antara lain : - Bermacam-bermacam alat, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang moderen. - Bermacam-macam metode pengolahan, sehingga hasilnya lebih optimal sesuai dengan tujuan penggunaan. - Bermacam-macam jenis serat, stapel atau campuran serat stapel sehingga tujuan-tujuan ekonomis dapat dicapai secara optimal. Produk akhir proses pembuatan benang dapat berupa : • Benang tunggal, benang gintir atau benang rangkap, sedangkan ditinjau dari penggunaan selanjutnya, produk akhir dapat berupa : • Benang tenun (benang lusi dan benang pakan) • Benang rajut (untuk membuat kain rajut) • Benang jahit • Benang crepe (untuk memberi daya elastis pada kain) • Benang hias (untuk memberi efek hiasan pada kain tenun) 3 1.3 Prinsip Pembuatan Kain Tenun Seperti dijelaskan pada butir 1.1.1, kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua kelompok benang yang saling tegak lurus posisinya sehingga membentuk kain tenun dengan kontruksi tertentu. Dua kelompok benang yang dimaksud adalah kelompok benang yang membentuk “panjang kain” atau biasa disebut “benang lusi”, dan kelompok benang yang membentuk “lebar kain” atau biasa disebut “benang pakan”. Kontruksi kain yang dihasilkan merupakan ketentuan-ketentuan tentang spesifikasi kain yang mencakup : - kehalusan benang lusi dan benang pakan - kerapatan benang lusi dan benang pakan per satuan panjang - lebar kain - jenis anyaman - jenis bahan untuk benang lusi atau benang pakan Kontruksi kain inilah yang akan dijadikan dasar penentuan : - spesifikasi benang yang akan digunakan - peralatan / mesin yang digunakan - proses-proses yang harus dilaksanakan - metode-metode kerja yang optimal biaya produksi minimal 4 BAB II BAHAN BAKU 2.1 Pengertian Serat Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, serat memegang peranan penting, sebab : - Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan. - Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia. 2.2 Sejarah Perkemba gnan Serat Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.640 SM negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540 SM telah berdiri industri kapas di India, serat flax pertama digunakan di Swiss pada tahun 10.000 SM dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 3000 SM. Selama ribuan tahun serat flax, wol, sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai diperkenalkan serat buatan hingga sekarang bermacam-macam jenis serat buatan diproduksi. 2.2.1 Produksi Serat Produksi serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap, tetapi persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi serat-serat buatan yang makin tinggi. Hal ini disebabkan karena : - Tersedianya serat alam sangat terbatas pada lahan yang ada dan iklim. - Pada umumnya sifat-sifat serat buatan lebih baik daripada serat alam. - Produksi serat buatan dapat diatur baik jumlah, sifat, bentuk dan ukurannya. 5 Serat Alam Serat Buatan Serat BinatangSerat Tumbuh- tumbuhan Serat MineralAsbes Crysotile Crocidolite Filamen Sutera Stapel WolBiri-biri Rambut Alpaca Unta Kashmir Lama Mohair Kelinci Vikuna Biji Kapas Kapok Batang Pohon Flax Jute Rosella Henep Rami Urena Kenaf Sunn Daun Albaka Sisal Henequen Sabut Kelapa Organik Anorganik Polimer Alam Alginat Selulosa Ester Selulosa Rayon Kupramonium Viskosa Alginat Selulosa Polimer buatan Polimer kondensasi Poliamida (Nylon) Poliester Poliuretan Polimer adisi Polihidrokarbon Polihidrokarbon yang disubtitusi halogen Polihidrokarbon yang disubstitusi hidroksil Polihidrokarbon yang disubstitusi nitril Gelas Logam Silikat SERAT Gambar 2.1 Klasifikasi Serat Berdasarkan Asal Bahan Buah Next >