< Previous 16 Benang lusi ialah benang untuk lusi, yang pada kain tenun terletak memanjang kearah panjang kain. Dalam proses pembuatan kain, benang ini banyak mengalami tegangan dan gesekan. Oleh karena itu, benang lusi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menahan tegangan dan gesekan tersebut. Untuk memperkuat benang lusi, maka jumlah antihannya harus lebih banyak atau benangnya dirangkap dan digintir. Apabila berupa benang tunggal, maka sebelum dipakai harus diperkuat terlebih dahulu melalui proses penganjian. Benang pakan ialah benang untuk pakan, yang pada kain tenun terletak melintang kearah lebar kain. Benang ini mempunyai kekuatan yang relatif lebih rendah daripada benang lusi. Benang rajut ialah benang untuk bahan kain rajut. Benang ini mempunyai antihan / gintiran yang relatif lebih rendah daripada benang lusi atau benang pakan. Benang sisir ialah benang yang dalam proses pembuatannya, melalui mesin sisir (Combing machine). Nomor benang ini umumnya berukuran sedang atau tinggi (Ne1 40 keatas) dan mempunyai kekuatan dan kerataan yang relatif lebih baik daripada benang biasa. Benang hias ialah benang-benang yang mempunyai corak-corak atau konstruksi tertentu yang dimaksudkan sebagai hiasan. Benang ini dibuat pada mesin pemintalan dengan suatu peralatan khusus. Gambar 3.12 Benang Hias Keterangan : 1. Benang dasar 2. Benang pengikat 3. Benang hias Benang jahit ialah benang yang dimaksudkan untuk menjahit pakaian. Untuk pakaian tekstil benang jahit ini terdiri dari benang-benang yang digintir dan telah diputihkan atau dicelup dan disempurnakan secara khusus. 17 Gambar 3.13 Benang Jahit Benang sulam ialah benang-benang yang dimaksudkan untuk hiasan pada kain dengan cara penyulaman. Benang-benang ini umumnya telah diberi warna, sifatnya lemas dan mempunyai efek-efek yang menarik. 3.4 Persyaratan Benang Benang dipergunakan sebagai bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. Supaya penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu antara lain ialah : kekuatan, kemuluran dan kerataan. 3.4.1 Kekuatan Benang Kekuatan benang diperlukan bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama proses pembuatan kain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini ialah : • Sifat-sifat bahan baku antara lain dipengaruhi oleh : - Panjang serat Makin panjang serat yang dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, makin kuat benang yang dihasilkan. - Kerataan panjang serat Makin rata serat yang dipergunakan, artinya makin kecil selisih panjang antara masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan. - Kekuatan serat Makin kuat serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. - Kehalusan serat Makin halus serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps yang selanjutnya akan mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya. • Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh : - Jumlah antihan Jumlah antihan pada benang menentukan 18 kekuatan benang, baik untuk benang tunggal maupun benang gintir. Untuk setiap pembuatan benang tunggal, selalu diberikan antihan seoptimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum. Kalau jumlah antihan kurang atau lebih dari jumlah antihan yang telah ditentukan, maka kekuatan benang akan menurun. - Nomor benang Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang sama, maka benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya lebih kasar dan akan mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada benang yang mempunyai nomor lebih besar. 3.4.2 Mulur Benang Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam persentasi terhadap panjang benang. Mulur benang selain menentukan kelancaran dalam pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selanjutnya. Sebaliknya benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Kalau panjang benang sebelum ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm), maka mulur benang tersebut = %100xaab−. Mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh : a. Kemampuan mulur dari serat yang dipakai. b. Konstruksi dari benang. 3.4.3 Kerataan Benang Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh : • Kerataan panjang serat Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya. • Halus kasarnya benang Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya. • Kesalahan dalam pengolahan Makin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya pada mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata. 19 • Kerataan antihan Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula. • Banyaknya nep Makin banyak nep pada benang yaitu kelompok-kelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh pengerjaan mekanik, makin tidak rata benang yang dihasilkan. Serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat-serat yang dewasa. 3.5 Penomoran Benang Untuk menyatakan kehalusan suatu benang tidak dapat dengan mengukur garis tengahnya, sebab pengukurannya diameter sangat sulit. Biasanya untuk menyatakan kehalusan suatu benang dinyatakan dengan perbandingan antara panjang dengan beratnya. Perbandingan tersebut dinamakan nomor benang. 3.5.1 Satuan-satuan yang dipergunakan Untuk mempermudah dalam perhitungan, terlebih dahulu harus dipelajari satuan-satuan yang biasa dipergunakan dalam penomoran benang. Adapun satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut : Satuan panjang 1 inch (1”) = 2,54 cm 12 inches = 1 foot (1’) = 30,48 cm 36 inches = 3 feet = 1 yard = 91.44 cm 120 yards = 1 lea = 109,73 m 7 lea’s = 1 hank = 840 yards = 768 m Satuan berat 1 grain = 64,799 miligram 1 pound (1 lb) = 16 ounces = 7000 grains = 453,6 gram 1 ounce (1 oz) = 437,5 grains Ada beberapa cara yang dipakai untuk memberikan nomor pada benang. Beberapa negara dan beberapa cabang industri tekstil yang besar, biasanya mempunyai cara-cara tersendiri untuk menetapkan penomoran pada benang. Tetapi banyak negara yang menggunakan cara-cara penomoran yang sama. Pada waktu ini, ada bermacam-macam cara penomoran benang yang dikenal, tetapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua cara yaitu : - Penomoran benang secara tidak langsung dan - Penomoran benang secara langsung. 3.5.2 Penomoran Benang Secara Tidak Langsung Pada cara ini ditentukan bahwa makin besar (kasar) benangnya makin kecil nomornya, atau makin kecil (halus) benangnya 20 makin tinggi nomornya. Penomeran cara Tidak Langsung dinyatakan sebagai berikut : nomor = )()(BBeratPPanjang 3.5.2.1 Penomoran Cara Kapas (Ne1) Penomoran ini merupakan penomoran benang menurut cara Inggris. Cara ini biasanya digunakan untuk penomoran benang kapas, macam-macam benang stapel rayon dan benang stapel sutera. Satuan panjang yang diguanakan ialah hank, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne1 menunjukkan berapa hanks panjang benang untuk setiap berat 1 pound. Penomeran cara Kapas dinyatakan sebagai berikut: Ne1= pounddalamBBerathankdalamPPanjang)()( Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Ne11? Jawab : Untuk setiap berat benang 1 lb, panjangnya 1 hank, atau 1 x 840 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne1 20 ? Jawab : Untuk setiap berat benang 1 lb, panjangnya 20 hanks atau 20 x 840 yards. Soal 3 : Benang kapas panjang 8400 yards, berat 0,5 lb. Berapa Ne1 nya ? Jawab : Panjang 1 lb benang = 2 x 8400 yards = 16.800 yards = 840800.16 hank = 20 hanks. Maka nomor benang tersebut ialah Ne1 20. Soal 4 : Benang panjang 120 yards, berat 25 grains. Berapa Ne1 nya ? Jawab : Panjang 1 lb benang = 257000x 120 yards = 280 x 840120 hanks = 7280 = 40 hanks. Jadi nomor benang tersebut Ne1 40. Soal 5 : 1 yards lap beratnya 14 oz. Berapa nomor lap tersebut ? Jawab : Panjang 1 lb lap = 1416x 1 yard = 1416 yards = 8401416xhank = 0,00136. 21 Jadi nomor lap tersebut Ne1 0,00136. 3.5.2.2 Penomoran Cara Worsted (Ne3) Penomoran dengan cara ini dipakai untuk benang-benang wol sisir, mohair, alpaca, unta dan cashmere. Satuan panjang yang digunakan ialah 360 yards, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne3 menunjukkan berapa kali 560 yards panjang benang setiap berat 1 pound. Penomeran cara Worsted dinyatakan sebagai berikut: Ne3 = pounddlmBrtByardsdlmpjgP)(560)( Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Ne3 1 ? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 1 kali 560 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne3 26 ? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 26 kali 560 yards. Soal 3 : Benang wol sisir panjang 1680 yards, beratnya ¼ pound. Berapa Ne3 nya ? Jawab : Panjang 1 lb benang = 4 x 1680 yards = 6.720 yards = 12 x 560 yards. Jadi nomor benang tersebut Ne3 12 3.5.2.3 Penomoran Cara Wol (Ne2 atau Nc) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran jute dan rami. Nc untuk : wol. Satuan panjang yang digunakan ialah 300 yards, sedangkan satuan beratnya ialah pound. Ne2 atau Nc menunjukkan berapa kali 300 yards panjang benang untuk setiap berat 1 pound. Penomeran cara Wol dinya takan sebagai berikut: Ne2 = pounddlmBrtByardsdlmpjgP)(300)( Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Ne2 1 ? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 1 kali 300 yards. Soal 2 : Apa artinya Nc 25 ? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 25 kali 300 yards. Soal 3 : Benang rami panjang 3600 yards, berat 1/5 22 pound. Berapa Ne2nya ? Jawab : Panjang 1 lb = 5 x 3600 yards = 18.000 yards = 60 x 300 yards. Jadi nomor benang tersebut Ne2 60. Soal 4 : Benang wol panjang 4200 yards, berat 90,72 gram. Berapa Nc nya ? Jawab : Berat benang = 6,45372,90 x 1 lb = 1/5 lb. Panjang 1 lb benang = 5 x 4200 yards = 21.000 yards = 70 x 300 yards. Jadi nomor benang tersebut Nc 70. 3.5.2.4 Penomoran Cara Metrik (Nm) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran segala macam benang. Satuan panjang yang digunakan ialah meter, sedang satuan beratnya ialah gram. Nm menunjukkan berapa meter panjang benang untuk setiap berat 1 gram. Penomeran cara Metrik dinyatakan sebagai berikut: Nm = gramdlmBeratBmeterdlmpanjangP)()( Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Nm 1 ? Jawab : Untuk setiap berat 1 gram panjangnya 1 m. Soal 2 : Apa artinya Nm 30 ? Jawab : Untuk setiap berat 1 gram panjangnya 30 meter. Soal 3 : Benang kapas panjang 60 meter, beratnya 2 gram. Berapa Nm nya ? Jawab : Panjang 1 gram benang = ½ x 60 = 30 meter. Jadi nomor benang tersebut Nm 30. Soal 4 : nomor suatu benang kapas Nm 10. Berapa Ne1 nya ? Jawab : Panjang 1 gram benang = 10 m. Panjang 1 lb = 16,453x 10 m = 4563 m = 7684536hanks = 5,9 hanks Jadi nomor benang tersebut Ne1 5,9. 3.5.2.5 Penomoran Benang Cara Perancis (Nf) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran benang kapas. Satuan panjang 23 yang digunakan ialah meter, sedang satuan beratnya ialah gram. Nf menunjukkan berapa meter panjang benang untuk setiap berat ½ gram. Penomeran cara Perancis dinyatakan sebagai berikut: Nf = gramdalamBeratBmeterdalampanjangP21)()( Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Nf 1 ? Jawab : Untuk setiap berat benang ½ gram, panjangnya 1 meter. Soal 2 : Apa artinya Nf 20 ? Jawab : Untuk setiap berat ½ gram panjangnya 20 meter. Soal 3 : Benang kapas panjangnya 40 m, beratnya 1 gram. Berapa Nf nya ? Jawab : Panjang benang untuk setiap berat ½ gram = ½ gram x 40 meter = 20. Jadi nomornya Nf 20. 3.5.2.6 Penomoran Benang Cara Wol Garu (Ne4) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran benang wol garu dan semacamnya. Satuan panjang yang digunakan ialah 256 yards, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne4 menunjukkan berapa kali 256 yards panjang benang, untuk setiap berat 1 pound. Penomeran cara Wol Garu dinyatakan sebagai berikut: Ne4 = )()256(pounddalamByardsdalamP Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Ne4 1 ? Jawab : Setiap berat 1 pound, panjangnya 256 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne4 30 ? Jawab : Setiap berat 1 pound panjangnya 30 x 256 yards = 7680 yards. Soal 3 : Benang wol garu panjang 2560 yards, beratnya ¼ pound. Berapa Ne4 nya ? Jawab : Panjang benang untuk setiap 1 pound = 1/¼ pound x 2560 yards = 10.240 yards = 40 x 256 yards. Jadi nomor benang adalah Ne4 40. 3.5.3 Penomoran Benang Secara Langsung Cara penomoran ini kebalikan dari cara penomoran benang secara tidak langsung. Pada cara ini makin kecil (halus) 24 benangnya makin rendah nomornya, sedangkan makin kasar benangnya makin tinggi nomornya. Penomeran cara Langsung dinyatakan sebagai berikut Nomor = )()(PPanjangBBerat 3.5.3.1 Penomoran Cara Denier (D atau Td) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran benang-benang sutera, benang filamen rayon dan benang filamen buatan lainnya. Satuan berat yang digunakan ialah gram, sedang satuan panjangnya ialah 9000 meter. D atau Td menunjukkan berapa gram berat benang untuk setiap panjang 9000 meter. Penomeran cara Denier dinyatakan sebagai berikut: D = meterdlmpjgPgramdlmbrtB9000)()( Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya D 1 ? Jawab : Untuk setiap panjang 9000 m, beratnya 1 gram. Soal 2 : Apa artinya Td 20 ? Jawab : Untuk setiap panjang 9000 meter, beratnya 20 gram. Soal 3 : Benang sutera panjangnya 2000 meter, beratnya 30 gram. Berapa D nya ? Jawab : Berat 9000 meter benang = 20009000 x 30 gram = 85 gram. Jadi nomor benang tersebut D 85. Soal 4 : Nomor benang rayon Td 30. Berapa Nm nya ? Jawab : Berat setiap 9000 m = 30 gram. Panjang 1 gram = 1/30 x 9000 m = 300 meter. Jadi nomor benang tersebut Nm 300. 3.5.3.2 Penomoran Cara Tex (Tex) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran segala macam benang. Satuan berat yang digunakan ialah gram, sedangkan satuan panjangnya ialah 1000 meter. Tex menunjukkan berapa gram berat benang untuk setiap panjang 1000 meter. Penomeran cara Tex dinyatakan sebagai berikut: Tex = meterdlmpjgPgramdlmbrtB1000)()( 25 Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Tex 1 ? Jawab : Untuk setiap panjang 1000 meter, beratnya 1 gram. Soal 2 : Apa artinya Tex 30 ? Jawab : Untuk panjang 1000 meter, beratnya 30 gram. Soal 3 : Benang kapas panjang 2000 meter, beratnya 10 gram. Berapa Tex nya ? Jawab : Berat 1000 m benang = 20001000 x 10 gr = 5 gram. Jadi nomor benang tersebut Tex 5. Soal 4 : nomor suatu benang rayon Tex 60. Berapa Td nya ? Jawab : Berat 1000 m benang = 60 gram. Berat 9000 m benang = 10009000x 60 gr = 540 gram. Jadi nomor benang tersebut Td 540. 3.5.3.3 Penomoran Cara Jute (Ts) Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran benang jute. Satuan berat yang digunakan ialah pound, sedang satuan panjangnya ialah 14.400 yard. Ts menunjukkan berapa pound berat benang untuk setiap panjang 14.400 yards. Penomeran cara Jute dinyatakan sebagai berikut: Ts = )400.14()(yardsdalamPpounddalamB Contoh Soal : Soal 1 : Apa artinya Ts 1 ? Jawab : Untuk setiap panjang 14.400 yards beratnya 1 pound. Soal 2 : Apa artinya Ts 20 ? Jawab : Untuk setiap panjang 14.400 yards, beratnya 20 pound. Soal 3 : Benang jute panjang 28.800 yards berat 6 pounds. Berapa Ts nya ? Jawab : Berat benang untuk setiap panjang 14.400 yards = 800.28400.14 x 6 pounds = 3 pounds. Jadi nomor benang adalah Ts 3. Benang-benang tunggal seringkali digintir untuk Next >