< Previous 35 maka dengan berputarnya bobin, benang dapat tergulung. Bibir Cap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir Cap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. Sistem in banyak digunakan pada pembuatan benang dari wol. 5.4 Sistem Pintal Ring Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk serat-serat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti pada gambar 5.3. Spindel (1) diputar melalui pita. Bobin (4) yang berlubang dapat dimasukkan ke spindel sedemikian, sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobin tersebut terdapat ring (3) yang terletak pada landasan ring (2) yang dapat naik turun. Pada bibir ring dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk āCā yang disebut traveller (5) dan berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang (6) yang berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang (6) selanjutnya digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui traveller (5). Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir ring. Oleh sebab traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran traveller memberikan antihan pada benang. Gambar 5.3 Sistem Pintal Ring Keterangan : 1. Spindel 2. Landasan Ring 3. Ring 4. Bobin 5. Traveller 6. Pengantar benang 7. Pemisah Dasar-dasar perhitungan mengenai jumlah antihan, arah antihan dan hal-hal yang berhubungan dengan 36 pemintalan ini akan diuraikan pada bab tersendiri. 5.5 Sistem Pintal Open-end Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end dapat dilihat pada gambar 5.4 : Gambar 5.4 Sistem Pintal Open-end Keterangan : 1. Corong 2. Rol penyuap 3. Rol pengurai 4. Pipa 5. Rotor 6. Saluran 7. Rol pelepas 8. Rol penggulung Bahan berupa sliver masuk melalui corong (1), diambil oleh rol penyuap (2), dimasukkan ke daerah penggarukan. Oleh rol pengurai (3) serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa (4) disalurkan ke rotor (5). Oleh rotor (5), serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat masuk ke saluran (6) dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan kecepatan tarikan rol pelepas (7), maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas (7) benang digulung pada bobin di atas rol penggulung (8). Dengan sistem ini produksinya jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu : - Pembuatan Benang Sistem Serat Pendek - Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang 37 - Pembuatan Benang Sistem Serat Panjang 5.6 Pembuatan Benang Kapas Ditinjau dari segi besarnya regangan atau urutan proses maka cara pembuatan benang kapas ada beberapa macam, yaitu : - Cara memintal dengan regangan biasa. - Cara memintal dengan regangan tinggi. - Cara memintal dengan regangan sangat tinggi. 5.6.1 Cara memintal dengan regangan biasa (ordinary draft spinning system) Biasanya digunakan untuk membuat benang yang halus yaitu benang Ne1 30 sampai dengan Ne1 150. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut : Bal Kapas Blowing & Picking Carding Drawing III Drawing II Drawing I Slubbing Intermediate Roving Winding Spinning Jack Gambar 5.5 Urutan Proses Ordinary Draft System Pada urutan proses diatas, terdapat tiga tahap pengerjaan di mesin drawing, hal ini bertujuan untuk mendapatkan persentase campuran yang lebih baik. Sedangkan proses yang dimulai dari mesin Slubbing, Intermediate, Roving dan Jack bertujuan untuk memberikan regangan pada sliver / roving secara bertahap, sehingga benang yang akan dihasilkan mempunyai kerataan yang baik. Karena kurang efisien penggunaan sistem ini sekarang jarang dijumpai lagi. 5.6.2 Cara Memintal dengan Regangan Tinggi (High Draft Spinning System) Cara ini banyak dijumpai di pabrik pemintalan kapas di 38 Indonesia. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut : Bal Kapas Blowing & Picking Carding Roving Drawing II Drawing I Spinning Winding Gambar 5.6 Urutan Proses High Draft System Perbedaannya adalah terdapat dua tahap proses di mesin Drawing dan satu tahap proses di mesin flyer atau yang biasa disebut simplex. Walaupun jumlah mesinnya lebih sedikit namun dapat menghasilkan benang yang nomornya sama dan tingkat kerataan benang yang baik, karena konstruksi mesin yang sudah lebih baik. 5.6.3 Cara Memintal dengan Regangan yang Sangat Tinggi (Super High Draft Spinning System) Cara ini juga banyak dijumpai di Indonesia, dengan urutan proses sebagai berikut : Bal Kapas Blowing & Picking Carding Spinning Drawing II Drawing I Winding Gambar 5.7 Urutan Proses Super High Draft System 39 Urutan proses system super hight draft ini sangat berbeda dengan urutan proses yang lain. Perkembangan selanjutnya merupakan bagaimana usaha untuk memperbesar produksi dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Dengan memperbaiki konstruksi, menambah peralatan dan mempertinggi kecepatan dan penggunaan tenaga kerja sedikit mungkin. Pada saat ini telah dibuat System Hock, yaitu kapas yang telah selesai diproses di mesin Blowing tidak digulung menjadi lap, melainkan langsung ke mesin Carding sampai dilayani oleh pekerja lagi. Dengan urutan proses sebagai berikut : Bal Kapas Blowing & Picking Carding Roving Drawing II Drawing I Spinning Winding Gambar 5.8 Urutan Proses Hock System Disamping cara tersebut diatas dewasa ini telah dikenal juga sistem baru yaitu Continous Automatic Spinning System. Pada cara ini mesin Blowing, Carding dan Drawing dirangkaikan menjadi satu sehingga dengan demikian dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja. 5.6.4 Pembuatan Benang Sisir (Combed Yarn) Dipasaran dikenal dua macam benang kapas yaitu : benang garu (Carded Yarn) dan benang sisir (Combed Yarn). Pada proses pembuatan benang garu, kapas setelah melaui proses di mesin Carding terus dikerjakan di mesin drawing seperti urutan proses yang telah diuraikan diatas, sedangkan pada proses pembuatan benang sisir, kapas setelah melalui proses di mesin Carding harus melalui proses di mesin Drawing. Pada mesin Combing terjadi proses penyisipan untuk memisahkan serat-serat pendek yang biasanya berkisar antara 12 % sampai dengan 18 % (sesuai kebutuhan) untuk dibuang sebagai comber noil.. Benang Combing biasanya 40 untuk keperluan kain rajut, benang jahit atau kain yang bermutu tinggi. Urutan proses pembutan benang sisir dapat digambarkan sebagai berikut : Bal Kapas Blowing & Picking Carding Combing Super Lap Pre Carding Drawing Drawing II Roving Winding Spinning Gambar 5.9 Urutan Proses Combed Yarn 41 Bal Kapas Blowing & Picking Carding Drawing I & II Winding Doubling Doubling Twisting Twisting Winding Winding Hank Reeling Hank Reeling Bundling Bundling Baling Baling Packing Packing A B C Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan Benang Tunggal dan Benang Gintir 42 Keterangan : A. Benang gintir dalam bentuk untaian yang di bal B. Benang tunggal dan benang gintir dalam bentuk gulungan cones C. Benang tunggal dalam bentuk untaian yang di bal 5.7 Pembuatan Benang Wol 5.7.1 Sistem Pembuatan Benang Wol Garu (Woolen Spinning) Sistem pemintalan Woolen berbeda bengan sistem pemintalan lainnya dan mempunyai ciri-ciri yang khusus pula, antara lain : - Benangnya kasar dan empuk - Letak untaian serat-serat yang membentuk benang tidak teratur - Mengkeret besar dan elastisitas rendah - Bahan baku serat wol rendah berasal dari macam-macam limbah serat, limbah benang atau limbah kain, yang kemudian digaru dan kadang dicampur dengan serat-serat kain (misalnya serat sintetis). Urutan proses pemintalan benang wol garu : Bahan Baku Serat Wol Penyortiran Pembukaan & Pembersihan (Opening & Cleaning) Pencucian (Washing) Pengeringan (Drying) Karbonisasi (Carbonization) Penggarukan / Penguraian (Tearing into Fiber) Pencampuran & Peminyakan (Mixing & Oiling) Ring Spinning Gambar 5.11 Urutan Proses Pemintalan Benang Wol Garu 43 Keterangan : x Sortir Bertujuan untuk memisah kan setiap jenis bahan menurut klasifikasi tertentu agar mendapatkan kwalitas bahan yang sama. x Opening dan Cleaning Bertujuan untuk : - pembukaan setelah pence lupan - pembukaan persiapan sebe lum pencampuran - pembukaan bahan sebelum pencucian - pembersihan carbon setelah proses carbonization - pembersihan kotoran-kotor an x Washing Bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran serta minyak-minyak yang menempel pada serat wol dan dikerjakan pada larutan sabun atau soda pada suhu 40q selama r 6 jam. x Drying Proses yang dilakukan pada : - pengeringan yang dilakukan terhadap bahan yang telah mengalami proses pencuci an dan karbonisasi sehingga kadar airnya tinggal r 20 %. - Pengeringan persiapan karbonisasi. Pengeringan ini hanya dilakukan pada bahan benang wol garu. x Carbonization Bertujuan untuk : - Memisahkan hasil tembahan noil, limbah benang dan serat-serat lain yang mungkin tercampur, seperti serat kapas, serat sintetis. - Memisahkan kotoran-kotor an yang menempel pada serat wol antara lain kulit, biji, ranting yang berasal dari senyawa selulosa. Proses karbonisasi dapat menggunakan larutan asam sulfat (wol carbonization). x Tearing into Fiber Bertujuan untuk menguraikan serat-serat menjadi bentuk yang dapat dipintal yang berasal dari bahan baku yang berupa limbah benang maupun limbah kain. Agar tidak terlalu banyak serat yang putus-putus, biasanya terle bih dahulu diadakan pemi nyakan terhadap bahan baku yang akan disiapkan. Jenis mesin yang digunakan adalah : - Rag Machine Dalam proses ini bahan yang berasal dari limbah kain diuraikan dalam bentuk serat-serat tanpa banyak mengalami kerusakan serat yang cukup berarti sehingga memudahkan dalam proses berikutnya. 44 - Garnett Machine Proses ini bertujuan agar limbah benang atau bahan yang berasal dari mesin Rag dapat dibuka dan diuraikan. - Opening Card Bagian bahan yang belum sempurna terbuka dan terurai pada proses mesin garnett atau bahan sebelum pencelupan dapat lebih terbuka dan terurai dengan dikerjakan pada mesin Carding. x Mixing dan Oiling Bertujuan untuk : - mendapatkan campuran yang homogen dan setiap jenis kwalitas bahan baku yang akan diolah. - mendapatkan jumlah kandungan minyak yang merata dalam bahan. - mendapatkan harga pokok bahan baku yang rendah. x Carding Bertujuan untuk : - menguraikan gumpalan- gumpalan serat menjadi serat-serat individu. - mencampur setiap jenis bahan dengan baik. - mendapatkan sliver yang rata. x Ring Spinning Wolen Spinning dikenal dengan dua cara, yaitu : - Intermitten Spinning Machine - Continous Spinning Machine yang pertama adaalh Mule spinning, sedangkan yang kedua adalah Ring Spinning. 5.7.2 Pembuatan Benang Wol Sisir Prinsip dasar pemintalan sistem ini sama dengan sistem pemintalan kapas dan sutera. Bahan baku serat wol mengalami pengaliran untuk menghilangkan kotoran-kotoran, pensejajaran dan pelurusan serta pemintalan serat pendek sehingga diperoleh benang yang berkilau dan rata permukaannya. Umumnya diperlukan serat yang panjang serta kehalusan sama. Perbedaan utama terhadap sistem pemintalan kapas adalah urutan prosesnya. Dalam hal ini serat wol terlebih dahulu mengalami proses pengerjaan secara kimiawi dengan jalan pemasakan untuk menghilangkan bekas-bekas keringat dan kotoran lain. Selain dari pada itu jumlah susunan dan jenis urutan mesin lebih banyak sistem pemintalan worsted, menurut sifat bahan bakunya dapat dibagi dalam dua cara, yaitu : - Cara pemintalan Worsted Inggris (Bradford) - Cara pemintalan Worsted Perancis (Continental) Umumnya untuk serat wol panjang digunakan cara Inggris dan untuk serat wol pendek digunakan cara Perancis. Next >