< Previous 8 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pewarnaan Tekstil 1 penelitian, buku elektronik, gambar, video dan sebagainya. Kumpulkan informasi-informasi tersebut untuk memperluas wawasan dan pengetahuan sebagai salah satu proses pembelajaran secara mandiri. c. Laporkan data anda di berbagai media (cetak, elektronik) Tabel 1.2. Contoh lembar kegiatan mengumpulkan data/informasi No. Sumber Informasi Bentuk Informasi Tanggal Pengambilan Data Ket. 1. 2. 3. 4. 5. … 4. Mengasosiasikan/ mengolah informasi a. Diskusikan dengan teman-teman anda tentang teknik pewarnaan yang telah anda kumpulkan dari berbagai sumber: 1). Pengertian teknik pewarnaan dengan zat warna sintetis 2). Jenis dan wujud masing-masing zat warna sintetis 3). Teknik pewarnaan serat. 4). Teknik pewarnaan kain b. Tulislah hasil diskusi anda 5. Mengkomunikasikan a. Presentasikan hasil diskusi anda: 1). Pengertian teknik pewarnaan dengan zat warna sintetis 2). Jenis dan wujud masing-masing zat warna sintetis 3). Teknik pewarnaan serat 4). Teknik pewarnaan kain 9 Pewarnaan Tekstil 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013b. Tulislah masukan-masukan anda pada saat presentasi yang kamu disajikan di kelas/sekolah ataupun forum ilmiah lainnya. Masukan hasil presentasi: ......................................................................................................... ......................................................................................................... ......................................................................................................... D. Penyajian Materi 1. Pengertian Zat Warna Sintetis Setiap zat warna tekstil memiliki sifat yang berbeda-beda, baik sifat tahan luntur maupun cara pemakaiannya. Zat pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya, atau semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna (permanent). Jadi suatu zat dapat disebut sebagai zat warna apabila mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: a. Mempunyai gugus yang dapat menimbulkan warna (kromofor), misalnya: azo, nitro dan nitroso. b. Mempunyai gugus yang dapat mempunyai afinitas terhadap serat tekstil atau gugus yang dapat mengaktifkan kerja kromofor dan memberikan daya ikat terhadap serat yang diwarnainya yang disebut dengan gugus auksokrom, misalnya amino, hidroksil dan sebagainya. Zat warna sintetis (synthetic dyes) atau zat wana kimia merupakan zat warna yang mudah diperoleh, stabil (komposisinya tetap), mempunyai aneka warna, dan praktis pemakaiannya. Zat Warna sintetis dalam tekstil merupakan turunan hidrokarbon aromatik, seperti benzena, toluena, naftalena dan antrasena yang diperoleh dari ter arang batubara (coal, ter, dyestuff) yang merupakan cairan kental berwarna hitam dengan berat jenis 1,03 - 1,30 dan terdiri dari dispersi karbon dalam minyak. Minyak tersebut tersusun dari beberapa jenis senyawa dari bentuk yang paling sederhana misalnya benzena (C6H6) sampai bentuk yang rumit mialnya krisena (C18H12) dan pisena (C22Hn). 10 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pewarnaan Tekstil 1 2. Jenis-Jenis Zat Warna Sintetis Zat warna tekstil digolongkan berdasarkan sifat pencelupannya dan cara penggunaannya. Macam-macam zat warna sintetis: Zat warna Direk Zat warna asam Zat warna Basa Zat warna Napthol Zat warna Belerang Zat warna Pigmen Zat warna Dispersi Zat warna Bejana Zat warna Bejana larut (Indigosol) Zat warna Reaktif Tidak semua zat warna sintetis yang disebutkan di atas dapat dipakai untuk pewarnaan bahan kerajinan karena ada zat warna yang prosesnya memerlukan perlakuan khusus, sehingga hanya dapat dipakai pada skala Industri. Zat warna sintetis yang banyak dipakai untuk pewarnaan bahan kerajinan tekstil terutama untuk mewarnai serat dan kain batik atau cetak saring, antara lain: Zat warna direk, asam, napthol, Indigosol, reaktif, Indanthreen dan pigmen. Dalam materi ini hanya akan membahas zat warna yang digunakan untuk mewarnai serat dank ain. Berikut ini dijelaskan beberapa zat warna yang banyak digunakan untuk mewarnai serat dan kain: a. Zat warna Direk Zat warna direk disebut juga zat warna subtantif karena dapat terserap baik oleh serat kapas, atau disebut juga zat warna garam karena dalam pencelupannya harus ditambah garam untuk memperbesar penyerapan. Golongan zat warna ini memiliki warna yang cukup banyak, harganya murah dan mudah pemakaiannya. Tetapi ketahananya terhadap cucian, sinar, alkali dan lainnya kurang baik, maka dari itu zat warna direk jarang dipakai untuk mewarnai serat tekstil tetapi banyak dipakai untuk mewarnai anyaman bambu untuk kerajinan. b. Zat warna Asam Zat warna asam merupakan garam natrium yang berasal dari asam-asam organik, misalnya asam sulfonat atau asam karboksilat. Zat warna ini digunakan dalam suasana asam dan memiliki daya tembus langsung terhadap serat-serat protein atau poliamida (contohnya serat sutera atau wol). 11 Pewarnaan Tekstil 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013c. Zat warna Basa Zat warna basa pada umumnya merupakan garam khlorida atau oksalat dari basa organik, misalnya basa ammonium dan basa oksonium, dan sering pula merupakan garam rangkap, misalnya seng khlorida. Khromofor dari zat warna ini terdapat pada kationnya maka dari itu zat warna ini juga disebut zat warna kation. Zat warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat – serat protein. d. Zat Warna Napthol Zat warna napthol termasuk zat warna Azo (“Developed Azo Dyes”) karena jika digabungkan dengan garam diazo baru timbul warna dan tidak larut dalam air. Untuk melarutkan komponen napthol memerlukan obat bantu yaitu kostik soda dan proses pewarnaannya memerlukan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam napthol. Wujud zat warna napthol berbentuk serbuk, warna yang tampak akan berbeda dengan warna yang terserap. Ciri lain dari zat warna napthol adalah dengan nama depan AS (termasuk golongan azo), sedangkan garam napthol /garam diozonium menunjukkan arah warna, seperti contoh garam kuning GC menunjukkan arah warna kuning. Tiap-tiap pabrik zat warna memberi nama dagang sendiri-sendiri, contohnya nama Zat Warna Napthol yang banyak dipakai antara lain: Napthol AS Napthol AS.G Napthol AS.LB Napthol AS.BO Napthol AS.OL Napthol AS.GR Napthol AS.BR Napthol AS.GR Napthol AS.D Napthol AS.BS Garam diazonium yang dipakai antara lain: Garam Kuning GC Garam Bordo GP Garam Orange GC Garam Violet B Garam Scarlet R Garam Blue BB 12 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pewarnaan Tekstil 1 Garam Scarlet GG Garam Blue B Garam Red 3 GL Garam Black B Garam Red B Untuk menentukan warna yang diinginkan dapat berdasarkan pada standard warna napthol seperti dalam table berikut : Tabel 1.3. Standar Warna Napthol e. Zat Warna Indigosol Zat warna Indigosol termasuk golongan zat warna Bejana Larut yang merupakan zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat digunakan dengan cara pencelupan dan coletan. Warna akan muncul setelah dirangsang dengan Natrium Nitrit dan Asam (Asam sulfat atau Asam klorida). Zat warna Indigosol berbentuk serbuk, warna yang tampak berbeda dengan warna yang terserap. Ciri lain dari zat 14 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pewarnaan Tekstil 1 f. Zat Warna Reaktif Zat warna reaktif termasuk zat warna sintetis yang diperoleh dari hasil reaksi bahan–bahan kimia aromatik atau dari ter-batubara dan mengandung unsur logam, sehingga mempunyai daya tahan terhadap sinar, cuci yang baik tetapi limbahnya sangat sulit diolah kembali. Zat warna reaktif berbentuk serbuk dan warna yang tampak akan sama dengan warna yang terserap. Nama belakang pada zat warna reaktif menunjukkan jenis warna. Zat warna reaktif mudah larut dalam air, menghasilkan warna yang cerah dan sangat bervariasi untuk pewarnaan batik dengan teknik colet, kuas atau celup. 1). Jenis zat warna Reaktif Berdasarkan cara pemakaiannya jenis zat warna reaktif dapat digolongkan menjadi dua yaitu zat warna reaktif panas dan zat warna reaktif dingin. Yang termasuk zat warna reaktif dingin salah satunya adalah zat warna procion, dengan nama dagang Procion MX yang mempunyai daya reaktif tinggi dan dicelup pada suhu rendah. Zat warna reaktif termasuk zat warna yang larut dalam air dan bereaksi dengan serat selulosa, oleh karena itu zat warna reaktif merupakan bagian dari serat yang memiliki sifat-sifat tahan luntur dan tahan terhadap sinar. Pencelupan dengan zat warna reaktif banyak dilakukan terutama untuk jenis warna muda. 2). Nama Dagang Zat Warna Reaktif: Procion ( produc dari I.C.I) Remazol (produc Hoechst) Cibacron (produc Ciba Geigy) Levafix (produc Bayer) Drimarine (produc Sandoz) Basilen (BASF) Primazine (produc BASF) Apollo Reactive (Taiwan) 16 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pewarnaan Tekstil 1 Dilihat dari cara pemakaian dalam pencelupan, zat warna bejana dibagi menjadi 4, yaitu : 1). Golongan IK, mempunyai sifat sebagai berikut : Memerlukan jumlah alkali yang sedikit Suhu pembejanaan dan pencelupan rendah Memerlukan penambahan garam yang banyak untuk penyerapannya 2). Golongan IW, mempunyai sifat sebagai berikut : Memerlukan jumlah alkali cukup banyak Suhu pembejanaan dan pencelupan 45-50 ºC Memerlukan penambahan garam untuk penyerapannya 3). Golongan IN, mempunyai sifat sebagai berikut : memerlukan jumlah alkali yang banyak Suhu pembejanaan dan pencelupan 50-60 ºC Tidak memerlukan penambahan garam untuk penyerapannya, 4). Golongan IN Sp, mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan golongan IN, hanya penggunaan alkalinya lebih banyak. Pada pembahasan ini yang akan dibahas adalah golongan IN, karena golongan IN dianggap yang paling netral. 1). Jenis Zat Warna Indanthreen Nama zat warna bejana berbeda-beda tergantung pada pabrik yang membuatnya, antara lan : Indanthrene (Bayer, Hoechst, BASF) Cibanone (Ciba) Sandozthren (Sandoz) Caledone (ICI) Mikethren (Mitsui) Helanthren (Mitsui) Next >