< Previous 137 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 - mencampur setiap jenis bahan dengan baik. - mendapatkan sliver yang rata. Ring spinning Wolen spinning dikenal dengan dua cara, yaitu : - intermitten spinning machine - continous spinning machine yang pertama adalah mule spinning, sedangkan yang kedua adalah ring spinning. d) Pembuatan benang wol sisir Prinsip dasar pemintalan sistem ini sama dengan sistem pemintalan kapas dan sutra. Bahan baku serat wol mengalami pengaliran untuk menghilangkan kotoran-kotoran, pensejajaran dan pelurusan serta pemintalan serat pendek sehingga diperoleh benang yang berkilau dan rata permukaannya. Umumnya diperlukan serat yang panjang serta kehalusan sama. Perbedaan utamanya dengan sistem pemintalan kapas adalah urutan prosesnya. Pada proses ini serat wol terlebih dahulu mengalami proses pengerjaan secara kimiawi dengan jalan pemasakan untuk menghilangkan bekas-bekas keringat dan kotoran lain. Selain itu jumlah susunan dan jenis urutan mesin lebih banyak sistem pemintalan worsted. Menurut sifat bahan bakunya, pemintalan worsted dapat dibagi dalam dua cara, yaitu: (a) Cara pemintalan worsted inggris (bradford) (b) Cara pemintalan worsted perancis (continental) Umumnya untuk serat wol panjang digunakan cara Inggris dan untuk serat wol pendek digunakan cara Perancis. 138 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 35. Pengelompokan serat wol berdasarkan 3 kelas Keterangan : A. untuk 64’s A. untuk 50’s B. untuk 60’s B. untuk 56’s C. untuk pieces Gambar 36. Pengelompokan serat wol berdasarkan 4 kelas 139 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Keterangan : A. untuk 64’s A. untuk 50’s B. untuk 60’s B. untuk 56’s C. untuk pieces C. untuk 46’s D. untuk pieces Urutan proses pemintalan benang wol sisir : Sortir Pemisahan atau pengelompokan yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas hasil benang yang sesuai tujuannya. Pengelompokan ini didasarkan atas kehalusan, panjang, kekuatan, keriting (crimp), warna serat, dan sebagainya. Dan setiap lembaran yang berasal sari seekor biri-biri dikelompokkan menjadi 3–4 kelas (lihat gambar di atas). Washing Bertujuan untuk menghilangkan kotoran–kotoran serta lemak-lemak yang melekat pada serat wol. Pencucian dilakukan dengan menggunakan alkoli dan sabun. Drying Serat wol yang telah mengalami pencucian kemudian dikeringkan agar satu sama lain saling membuka. Oiling Bertujuan agar serat-serat yang telah mengalami pengeringan tidak mudah patah/rusak (getas) pada serat proses caring dan juga menghindari listrik statik dan serat-serat lebih lentur dan mempunyai sifat lenting yang baik. Persentase peminyakan biasanya berkisar antara 2–3 % dari berat kering. Carding Bertujuan untuk : - Menguraikan gumpalan serat-serat wol yang telah megalami pencucian dan pengeringan menjadi serat serat individu. - Memisahkan serat-serat pendek dan yang panjang serta menghilangkan kotoran-kotoran. 140 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 - Meluruskan sertamensejajarkan serat. - Membuat sliver atau lap. Jenis mesin carding yang digunakan dalam proses pemintalan benang wol sisir adalah roller card. Mesin carding jenis ini berbeda dengan mesin carding yang digunakan untuk proses kapas. Hasil akhir mesin Carding yang berupa sliver langsung ditampung dalam can kemudian digulung dalam bentuk bal atau gulungan (bal). Hasil perangkapan web dari 8–10 buah mesin carding. Combing Bertujuan untuk : - Memperbaiki kerataan panjang serat. - Memisahkan serat-serat pendek dan kotoran yang masih melekat dengan jalan penyisiran. - Mensejajarkan serta meluruskan serat-serat. Sliver yang dihasilkan dari proses pada mesin combing ini lebih rata dan biasanya disebut “TOP”. Proses combing ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : cara Inggris dan cara Perancis. Cara Perancis biasanya digunakan untuk proses serat wol merino, sedang cara Inggris digunakan untuk serat wol Inggris. Sebelum proses dilanjutkan, top yang dihasilkan dari proses combing terlebih dahulu mengalami proses pencucian pada mesin back washing. Tujuan pencucian ini adalah sebagai berikut : - menghilangkan kotoran-kotoran serat minyak yang melekat agar didapatkan hasil celupan yang baik; - menjaga kemungkinan terjadinya perubahan warna, karena adanya reaksi kimia dari sisa kotoran minyak apabila terjadi penyimpanan yang lama; - Top sebagai bahan setengah jadi yang juga diperjual belikan harus lebih baik kualitasnya maupun kenampakkannya. 141 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Drawing Bertujuan untuk : - meluruskan serta lebih mensejajarkan letak serat-serat ke arah sumbu sliver. - mengurangi ketidakrataan sliver dengan jalan perangkapan. Proses drawing biasanya dilakukan pada mesin gil box. Sesuai dengan sifat bahan baku dan hasil benang yang diinginkan proses drawing ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu : o Fench drawing o English drawing (disebut juga Brag Ford System) o Anglo-Continental drawing o American drawing o New English System atau Raper System drawing French drawing digunakan untuk memproses dry top yang berasal dari serat wol merinoyang halus dan pendek. English drawing digunakan untuk memproses oil top. Anglo-continental drawing dapat digunakan untuk memproses dry top maupun oil top. American drawing mempunyai susunan sangat sederhana. New english system menggunakan auto leveller sehingga menghasikan sliver yang rata dan merupakan suatu sistem yang terbaru. Susunan mesin drawing besar nilai regangan dan jumlah rangkapan tergantung pada cara yang digunakan serta sifat serat wol yang diolah. Hal ini biasa digunakan pada cara Inggris dan Perancis untuk bahan serat wol yang halus dan putih yang terdiri dari susunan. Untuk serat-serat wol medium terdiri dari 7 susunan mesin drawing, sedangkan untuk serat-serat wol panjang, mohair, dan lain sebagainya terdiri dari 6 susunan mesin drawing. Hasil akhir dari mesin drawing ini merupakan Roving. Sebelum dilakukan proses drawing pertama-tama dilakukan pemilihan top. Pemilihan didasarkan pada kualitas dan harga top serta kwalitas benang yang akan dihasilkan. 142 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Ring Spinning Sama halnya dalam proses pembuatan benang kapas, pada proses di mesin ring spinning ini bertujuan untuk melakukan peregangan (drafting), penggintiran (twisting) dan penggulungan (winding) terhadap roving untuk mendapatkan benang yang rata. Karena roving dalam sistem worsted spinning ada yang berasal dari cara drawing Inggris (yang mempunyai antihan) dan cara drawing Perancis (yang tidak mempunyai antihan), maka mesinr ring spinning pun disesuaikan dengan jenis roving yang diolah. Jenis mesin ring spinning terdiri dari: - Mesin spinning flyer (flyer spinning frame) - Mesin spinning cap (cap spinning frame) - Mesin ring spinning (ring spinning frame) - Mesin mule spinning (mule spinning frame) Mesin spinning flyer, mesin spinning cap dan mesin ring spining digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing Inggris dan menghasikan benang yang berkilau. Mesin ring spinning dan mesin mule spinning digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing Perancis yang tidak mempunyai antihan dan menghasilkan benang yang empuk. e) Pembuatan benang rami (1) Bahan baku (a) Jenis tanaman Bahan baku benang rami adalah Boehmeria nivea yang termasuk dalam jenis tanaman tropis/subtropis. Dikenal dua macam rami, yaitu rami kuning dan rami hijau. Rami kuning lebih baik dari rami hijau, karena menghasilkan serat yang lebih lemas. (b) Penanaman Untuk menanam Boehmeria nivea diperlukan tanah yang lekat dan tercampur pasir. Bila tanah terlalu lembab, akar-akarnya mudah menjadi rusak. Cara penanaman adalah dengan setek rhizjoma berbaris berjarak kira-kira 15 cm antara satu dengan lainnya, sedangkan jarak antar barisnya kira-kira 60 cm. 143 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (2) Proses pengolahan bahan baku menjadi benang Proses pengolahan bahan baku menjadi benang diuraikan sebagai berikut: (a) Pemotongan 2–4 kali pemotongan per tahun. Panjang hasil pemotongan pertama dan kedua kira-kira 2 meter, dan pemotongan ketiga kira-kira 1½ meter. (b) Pengambilan serat dari batangnya. Pengelupasan ini dilakukan dengan mesin decorticator. (c) Penjemuran pada sinar matahari. (d) Penyikatan dengan brushing machine. (e) Penyortiran sesuai dengan kualitasnya. Grade istimewa mempunyai panjang 90 cm, bersih tanpa cacat, berwarna putih. Grade pertama mempunyai panjang 90 cm, tidak bersih sempurna. Grade kedua mempunyai panjang 75–90 cm. Sisa mempunyai panjang dari 60 cm. (f) Degumming : menghilangkan getah dengan cara pemasakan dengan menggunakan kaustik soda. Biasanya, sebelum dimasak dilakukan pelunakan terlebih dahulu. (g) Crushing : yaitu menumbuhkan agar serat-seratnya terurai dan terlepas satu sama lainnya serta menghilangkan kotoran yang melekat sambil terus menerus disemprot dengan air. Setelah itu bahan tersebut diberi minyak (lemak hewan) untuk memudahkan dalam proses pemintalan. (h) Pengeringan pada pesemaian di udara terbuka. (i) Pelemasan, yaitu penghalusan sambil pencabikan (unravelling) agar serat serat lebih terbuka. Kemudian dilakukan peminyakan untuk kedua kalinya dan baru diletakkan dalam ruang kondisi (conditioning room). (j) Filling machine, dimana serat diletakkan pada permukaan silinder, kemudian pemotongan serat-serat yang terlalu panjang sehingga merupakan rumbai-rumbai. (k) Dressing machine, di mana dilakukan penyisiran dan perapihan sehingga didapat pemisahan serat-serat panjang dan pendek. 144 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (l) Picking, yaitu penyortiran serat-serat menjadi lempengan-lempengan (setelah dibuang kotoran-kotoran yang mungkin masih melekat padanya). (m) Spreading machine, dimana dilakukan peregangan dan pelurusan serat dengan menggunakan semacam mesin gill box. (n) Setting frame, yang berfungsi hampir sama dengan spreading machine yaitu untuk lebih mensejajarkan letak serat-serat serta menentukan ukuran slivernya. (o) Drawing frame, yang berfungsi dengan setting frame. Pada drawing frame dilakukan perangkapan untuk mengurangi ketidakrataan. (p) Roving frame, dimana roving mulai diberi antihan terhadap hasil mesin sebelumnya serta sedikit regangan sebagai persiapan menjadi benang dengan nomor tertentu. (q) Ring spinning, dimana terjadi proses peregangan, antihan dan penggulungan pada bobin, dan hasilnya berupa benang. (3) Sifat rami dibandingkan dengan serat kapas Perbandingan antara sifat rami dan kapas adalah sebagai berikut: (a) Kekuatan rami lebih besar daripada kekuatan kapas 50 (b) Persentase mulur rami hampir sama dengan kapas. (c) Rami lebih baik dari pada kapas. (d) Persentase penambahan kekuatan rami dalam keadaan basah lebih besar daripada kapas. (e) Rami lebih cepat menyerap dari pada kapas. (f) Serat rami lebih kasar dari pada serat kapas (sekitar 5–8 denier). (4) Kegunaan serat rami Rami digunakan untuk bahan topi wanita, kemeja, saputangan, serbet, taplak meja dan lain-lain. Pencampuran dengan serat-serat lain: (a) Dalam pembuatan benang-benang campuran (blended yarn) biasa dicampur dengan tetoron (poliester) atau kapas. 145 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (b) Nomor benang yang bisa dibuat adalah Ne1 30’S -Ne1 40’S, bahkan kadang-kadang untuk bahan yang berkualitas tinggi sampai dengan Ne1 60’S. (c) Persentase campuran biasanya: Poliester 65 % dan rami 35 % Kapas 80 % dan rami 20% Komposisi/persentase campuran dapat diatur sesuai dengan kegunaan barang jadinya. f) Pengolahan benang sutra (1) Bahan baku Sutra adalah salah satu serat alam yang berasal dari hewan, yaitu ulat sutra. Serat terbentuk pada saat ulat sutra akan berubah menjadi kepompong dan kemudian ngengat. Lapisan-lapisan serat sutra pada terbentuk saat proses pembuatan kokon. Serat sutra merupakan satu satunya serat alam yang berbentuk filamen. Filamen adalah serat yang kontinyu. Pengambilan serat dilakukan dengan jalan menguraikan kokon dengan alat yang biasa disebut mesin reeling. Ada dua jenis serat sutra, yaitu : Cultivated silk, yaitu serat sutra yang dihasilkan dari ulat sutra yang dipelihara dengan saksama. Pemeliharaan dilakukan dari mulai telur ulat menetas sampai dengan masa pembuatan kokon. Wild silk, yaitu serat sutra yang dihasilkan dari ulat sutra yang tidak dipelihara, yaitu ulat sutra yang memakan daun pohon oak. (a) Pengolahan kokon Proses pengolahan kokon menjadi benang sutra dilaksanakan sebagai berikut: Proses persiapan. Kokon yang tidak akan menjadi bibit, dikumpulkan untuk dimatikan kepompongnya agar tidak menjadi kupu-kupu yang akan menerobos kokon. Bila kokon diterobos, maka filamen akan rusak. Penjemuran dibawah sinar matahari selama beberapa jam. Penggunaan aliran uap air pada ruangan yang berisi kokon. Suhu di dalam ruangan kokon harus dijaga tetap berada antara 65°C-75°C. 146 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Pengerjaan dilakukan selama 15–25 menit. Setelah dimatikan kepompongnya, kemudian kokon dikeringkan dalam ruangan pengering. Penggunaan aliran udara panas. Cara ini dilakukan dalam suatu alat atau ruang pengeringan. Suhu ruang pengering diatur mulai 50°C berangsur-angsur naik sampai dengan ± 95ºC. Pengerjaan dilakukan selama 20–30 menit. Penggunaan obat-obatan. (b) Proses pemilihan kokon Kokon yang telah dimatikan kepompongnya sebelum mengalami proses, perlu dipilih terlebih dahulu di bagian penyortiran. Pekerjaan penyortiran meliputi: Pembersihan dan pengupasan serat-serat bagian luar kokon; Pemisahan kokon yang besar dan kecil; Pemisahan kokon cacat dan kotor. (2) Pembuatan benang dengan mesin reeling Sebelum dapat diuraikan menjadi benang pada mesin reeling, kokon terlebih dahulu harus dimasak dengan air panas yang bersuhu ± 95ºC selama 1–2 menit. Pemasakan ini dilakukan agar ujung-ujung serat filamen sutra mudah dicari dan diuraikan pada saat reeling. Penguraian dan pencarian ujung filamen dilakukan dengan peralatan sikat yang berputarputar pada mesin reeling. Air yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut: bersih, jernih dan bebas dari macam-macam kotoran. sedapat mungkin netral atau sedikit alkalis dengan pH 6,8 – 8,5. kesadahan diantara 8º–10º, kesadahan Jerman. sisa penguapan 0,15–0,2 gr/1. Pada mesin reeling konvensional sejumlah ujung filamen dari beberapa buah kokon, disatukan dan ditarik melalui pengantar, kemudian digulung pada kincir atau haspel. Filamen dapat diberi sedikit antihan agar dapat saling berpegangan satu sama lainnya. Setiap pekerja dapat memegang mesin reeling sampai dua puluh mata pintal. Next >