< Previous 127 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 34. Sistem Pintal Open-end Keterangan : 1. Corong 2. Rol penyuap 3. Rol pengurai 4. Pipa 5. Rotor 6. Saluran 7. Rol pelepas 8. Rol penggulung Bahan berupa sliver masuk melalui corong (1), diambil oleh rol penyuap (2), kemudian dimasukkan ke daerah penggarukan. Serat-serat diuraikan oleh rol pengurai, selanjutnya melalui pipa (4) disalurkan ke rotor (5). Oleh rotor (5) serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat masuk ke saluran (6) di mana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Karena adanya perbedaan Antara putaran rotor dengan kecepatan tarikan rol pelepas (7), terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas (7) benang digulung pada bobin di atas rol penggulung (8). 128 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Dengan sistem ini produksi jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu : Pembuatan Benang Sistem Serat Pendek Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang Pembuatan Benang Sistem Serat Panjang a) Pembuatan benang kapas Ditinjau dari segi besarnya regangan atau urutan proses, ada beberapa macam cara pembuatan benang kapas, yaitu: (1) Cara memintal dengan regangan biasa (ordinary draft spinning system) Pada urutan proses memintal dengan regangan biasa, terdapat tiga tahap pengerjaan di mesin drawing, bertujuan untuk mendapatkan persentase campuran yang lebih baik. Sedangkan proses yang dimulai dari mesin slubbing, intermediate, roving dan jack bertujuan untuk memberikan regangan pada sliver/roving secara bertahap, sehingga diperlukan cara memintal dengan regangan tinggi. Memintal dengan regangan biasanya digunakan untuk membuat benang yang halus, yaitu benang Ne1 30 sampai dengan Ne1 150. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut: 129 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Benang yang akan dihasilkan dari memintal dengan regangan biasa mempunyai kerataan yang baik. Karena kurang efisien dalam penggunaannya, system ini sekarang jarang dijumpai lagi. (2) Cara memintal dengan regangan tinggi (high draft spinning system) Cara memintal dengan regangan tinggi banyak dijumpai di pabrik pemintalan kapas di Indonesia. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut : Perbedaannya dengan cara memintal dengan regangan biasa adalah terdapat dua tahap proses di mesin drawing dan satu tahap proses di mesin flyer atau yang biasa disebut simplex. Walaupun jumlah mesinnya lebih sedikit, Bal kapas Blowing & Picking Carding Drawing I Drawing II Drawing III Slubbing Intermediate Roving Jack Spinning Winding Bal kapas Blowing & Picking Carding Drawing I Drawing II Drawing III Spinning Winding 130 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 cara ini dapat menghasilkan benang yang nomornya sama dan tingkat kerataan benang yang baik karena konstruksi mesin yang sudah lebih baik. (3) Cara memintal dengan regangan yang sangat tinggi (super high draft spinning system) Cara memintal dengan regangan yang sangat tinggi juga banyak dijumpai di Indonesia. Proses kerjanya adalah sebagai berikut: Urutan proses system super hight draft ini sangat berbeda dengan urutan proses yang lain. Perkembangan selanjutnya ialah usaha untuk memperbesar produksi dengan biaya yang sekecil kecilnya dengan cara memperbaiki konstruksi, menambah peralatan, mempertinggi kecepatan, dan menggunakan tenaga kerja sedikit mungkin. Pada saat ini telah dibuat system hock, yaitu kapas yang telah selesai diproses di mesin blowing tidak digulung menjadi lap, tetapi langsung ke mesin carding sampai dilayani oleh pekerja lagi. Urutan prosesnya sebagai berikut : Bal kapas Blowing & Picking Carding Drawing I Drawing II Spinning Winding 131 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Selain cara tersebut di atas dewasa ini dikenal juga sistem baru yaitu continous automatic spinning system. Pada cara ini mesin blowing, carding dan drawing dirangkaikan menjadi satu sehingga dengan demikian dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja. b) Pembuatan benang sisir (combed yarn) Di pasaran dikenal dua macam benang kapas, yaitu : benang garu (carded yarn) dan benang sisir (combed yarn). Pada proses pembuatan benang garu, kapas setelah melaui proses di mesin carding terus dikerjakan di mesin drawing seperti urutan proses yang telah diuraikan di atas, sedangkan Bal kapas Blowing & Picking Carding Drawing I Drawing II Roving Spinning Winding Bal kapas Blowing & Picking Carding Pre Carding Super Lap Combing Drawing I Drawing II Roving Spinning Winding 132 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 pada proses pembuatan benang sisir, kapas setelah melalui proses di mesin carding harus melalui proses di mesin drawing. Pada mesin combing terjadi proses penyisipan untuk memisahkan serat-serat pendek yang biasanya berkisar antara 12 % sampai dengan 18 % (sesuai kebutuhan) untuk dibuang sebagai comber noil. Benang combing biasanya digunakan untuk keperluan kain rajut, benang jahit atau kain yang bermutu tinggi. Urutan proses pembuatan benang sisir dapat digambarkan sebagai berikut: 133 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 A B C Bal Blowing & Picking Carding Drawing I, II Winding Hank reeling Budling Baling Packing Doubling Twisting Winding Doubling Twisting Winding Hank Reeling Budling Baling Baling 134 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Keterangan : A. Benang gintir dalam bentuk untaian yang di bal B. Benang tunggal dan benang gintir dalam bentuk gulungan cones C. Benang tunggal dalam bentuk untaian yang di bal c) Pembuatan Benang Wol (1) Sistem Pembuatan Benang Wol Garu (woolen spinning) Sistem pemintalan woolen berbeda bengan sistem pemintalan lainnya dan mempunyai ciri-ciri yang khusus pula, antara lain: Benangnya kasar dan empuk; Letak untaian serat-serat yang membentuk benang tidak teratur; Mengkeret besar dan elastisitas rendah; Bahan baku serat wol rendah berasal dari macam macam limbah serat, limbah benang atau limbah kain, yang kemudian digaru dan kadang dicampur dengan serat-serat kain (misalnya serat sintetis). Urutan proses pemintalan benang wol garu : Bahan Baku Serat Wol Penyortiran Pembukaan & Pembersihan (Opening & Cleaning) Pencucian (Washing) Pengeringan (Drying) Karbonisasi (Carbonization) Penggarukan / Penguraian (Tearing into Fiber) Pencampuran & Peminyakan (Mixing & Oiling) Ring Spinning Urutan Proses Pemintalan Benang Wol Garu 135 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Keterangan : Sortir Bertujuan untuk memisahkan setiap jenis bahan menurut klasifikasi tertentu agar mendapatkan kwalitas bahan yang sama. Opening dan cleaning Bertujuan untuk : - pembukaan setelah pencelupan; - pembukaan persiapan sebelum pencampuran; - pembukaan bahan sebelum pencucian; - pembersihan karbon setelah proses carbonization; - pembersihan kotoran-kotoran. Washing Bertujuan untuk membersihkan kotoran serta minyak yang menempel pada serat wol dan dikerjakan pada larutan sabun atau soda pada suhu 40°C selama ± 6 jam. Drying Drying adalah proses yang dilakukan pada: - Pengeringan yang dilakukan terhadap bahan yang telah mengalami proses pencucian dan karbonisasi sehingga kadar air tinggal ± 20 %. - Pengeringan persiapan karbonisasi. Pengeringan ini hanya dilakukan pada bahan benang wol garu. Carbonization Bertujuan untuk : - Memisahkan hasil tembahan noil, limbah benang dan serat-serat lain yang mungkin tercampur, seperti serat kapas, dan serat sintetis. - Memisahkan kotoran-kotoran yang menempel pada serat wol antara lain kulit, biji, ranting yang berasal dari senyawa selulosa. Proses 136 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 karbonisasi dapat menggunakan larutan asam sulfat (wol carbonization). Tearing into fiber Bertujuan untuk menguraikan serat-serat menjadi bentuk yang dapat dipintal yang berasal dari bahan baku yang berupa limbah benang maupun limbah kain. Agar tidak terlalu banyak serat yang putus-putus, biasanya terlebih dahulu dilakukan peminyakan terhadap bahan baku yang akan disiapkan. Jenis mesin yang digunakan adalah : - Rag machine Dalam proses ini bahan yang berasal dari limbah kain diuraikan dalam bentuk serat-serat tanpa banyak mengalami kerusakan serat yang cukup berarti sehingga memudahkan dalam proses berikutnya. Proses ini bertujuan agar limbah benang atau bahan yang berasal dari mesin rag dapat dibuka dan diuraikan. - Opening card Bagian bahan yang belum sempurna terbuka dan terurai pada proses mesin garnett atau bahan sebelum pencelupan dapat lebih terbuka dan terurai dengan dikerjakan pada mesin carding. Mixing dan oiling Bertujuan untuk : - mendapatkan campuran yang homogen dan setiap jenis kualitas bahan baku yang akan diolah; - mendapatkan jumlah kandungan minyak yang merata dalam bahan; - mendapatkan harga pokok bahan baku yang rendah; Carding Bertujuan untuk : - menguraikan gumpalan-gumpalan serat menjadi serat-serat individu. Next >