< Previous 157 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 pada mesin Hopper. Dengan demikian akan diperoleh penyuapan yang rata. (2) Mesin hopper feeder Gambar 42. Skema mesin hopper feeder Keterangan : 1. Gumpalan kapas 2. Pelat penahan 3. Apron/lattice Proses di mesin hopper feeder adalah sebagai berikut: Gumpalan serat yang berasal dari mesin loftex charger jatuh pada lattice (3) dan diteruskan ke depan. Mesin ini sama dengan loftex charger yang merupakan peralatan penyuapan ke mesin berikutnya. 158 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (3) Mesin hopper feeder cleaner Gambar 43. Skema mesin hopper feeder cleaner Keterangan : 1. Sisir kapas 2. Apron berpaku (spike lattice) 3. Rol pengambil (a) Proses di mesin hopper feeder cleaner Mesin ini mempunyai fungsi yang sama dengan mesin loftex charger, yaitu merupakan peralatan penyuapan ke mesin berikutnya. Kapas dibawa ke atas oleh apron berpaku (2) dan diratakan oleh sisir perata (1). Jarakantara sisir perata (1) dengan apron berpaku (2) diatur sedemikian rupa sehingga hanya gumpalan kapas yang masih besar, akan jatuh kebawah oleh pukulan sisir perata (1). Gumpalan-gumpalan kapas yang jatuh tersebut akan mengalami proses seperti di atas berulang kali sampai gumpalan menjadi kecil sehingga dapat lewat melalui jarak antara sisir perata (1) dengan apron berpaku (2). Setelah itu kapas dipukul oleh rol pengambil (3) dan jatuh pada mesin Pre Opener Cleaner. Rol pengambil (3) berbentuk silinder dan dapat digunakan untuk mengolah serat kapas atau serat buatan. 159 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (b) Gerakan antara permukaan berpaku Gerakan-gerakan ini dijumpai pada mesin-mesin pencabik bal kapas (hopper bale breaker), pembuka bal kapas (hopper bale opener) dan mesin penyuap (hopper feeder). Prinsip kerja mesin-mesin tersebut pada hakekatnya sama, hanya berbeda dalam hal ukuran paku-paku pada lattice dan rol perata. Apabila jarak rol perata terhadap lattice makin dekat, gumpalan-gumpalan kapas yang lewat diantaranya semakin kecil. Dengan demikian tingkat pembukaan kapas dapat diatur oleh pengaturan jarak tersebut. Makin dekat penyetelan jaraknya, kemudian terbuka kapasnya, tetapi produksi persatuan waktu semakin rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar kapas akan dipukul dan kembali jatuh. Dikembalikannya sebagian gumpalan kapas tersebut, menyebabkan terjadinya proses pencampuran yang lebih baik. Untuk mendapatkan tingkat pembukaan yang baik tanpa mengurangi jumlah produksi dapat ditempuh dengan cara mempercepat putaran lattice. Tidak ada pedoman tertentu, mengenai lattice ini yang penting adalah jarak antara lattice dan rol peratanya. 160 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 44. Alur gerakan antara permukaan berpaku Setting jarak antara lattice dan rol perata harus dijaga dan usahakan sedekat mungkin. Namun demikian perlu diperhatikan juga bahwa semakin dekat settingnya kemungkinan timbul bahaya kebakaran makin besar. Apabila kecepatan perata dan pemukul tidak sebanding peningkatannya, gumpalan-gumpalan kapas besar yang relatif belum terbuka dapat 161 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 lewat diantaranya meskipun setingnya sudah dekat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada gambar di atas misalkan kecepatan permukaan lattice berpaku dari suatu pembuka kapas 6000 cm/menit dan kecepatan putaran rol perata 250 rpm, sedangkan jumlah paku pada rol perata ada4, maka setiap menit akan ada paku sebanyak 4x250 = 1.000 buah melewati titik R. Kecepatan permukaan lattice antara titik Pdan Q ialah 6000 cm/menit, tetapi antara titik Q dan S kecepatan ujung-ujung pakunya ± 9000 cm/menit karena adanya perubahan arah paku yang menyebabkan jarak antar ujung-ujung paku bertambah besar. Jika jarak semua antar ujung paku antara titik P dan Q sama dengan 1,25 cm, jarak antara titik Q dan S menurut perhitungan, tersebut menjadi ((20/ 12,5) x 11,25 cm) = 18 cm. Apabila kecepatan ujung-ujung paku antara titik Q dan S dibagi dengan jumlah paku rol perata yang melewati titik R (jumlah pukulan paku per menit) akan didapat hasil : 9.000/1.000 = 9 cm/paku Rol perataI ini berarti bahwa untuk setiap kali paku rol perata melewa tititik R, maka ujung-ujung paku pada lattice antara titik Q dan S bergerak sejauh 9 cm. Jadi setiap paku pada lattice akan mengalami 18/9 = 2 kali pukulan oleh paku rol perata. Tempat kedudukan pukulan tersebut tidak tepat pada titik R, di mana setting antar ujung-ujung paku pada posisi paling dekat, sehingga terjadi dua kali pemukulan. Apabila kecepatan lattice ditingkatkan dua kali tanpa mempercepat kecepatan rol perata, gumpalan-gumpalan kapas yang besar kapas akan diteruskan melewatinya karena perata hanya mempunyai kesempatan memukul sekali saja. Usaha-usaha untuk memperbaiki pembukaan tanpa mempengaruhi jumlah produksi itidak dapat dicapai hanya dengan mempercepat lattice. 162 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (4) Mesin pre opener cleaner Gambar 45. Skema mesin pre opener cleaner Keterangan : 1. Penggerak (driver) 2. Penahan (baffles) 3. Silinder pemukul berpaku 4. Pelat pembersih 5. Batang saringan (gridbars) 6. Peghisap (breather) 7. Saluran pneumatic (pneumatic line) 8. Pelat penahan hisapan (air gap dis) (a) Proses di pre opener cleaner Kapas yang berasal dari mesin blending feeder jatuh pada permukaan silinder pemukul yang berpaku (3) pada bagian yang pertama dari susunan tiga silinder. Kemudian kapas diteruskan pada mesin pre opener cleaner pada ketiga silinder pemukul berpaku (3). Ketiga silinder tersebut meneruskan kapas melalui pelat pembersih (4) dan batang saringan (5). Jarak batang saringan dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kapas yang diolah. Udara dikeluarkan dari celah sehingga dengan demikian sebagian besar debu dan serat serat yang beterbangan dihisap, sedangkan pecahan pecahan biji dan kotoran serta limbah dapat 163 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 ditampung di bawah gridbars. Kemudian kapas dikeluarkan melalui silinder saluran pneumatic (7) dan diteruskan ke mesin berikutnya. Mesin ini dapat juga digunakan untuk mengolah serat buatan yang biasanya dalam keadaan yang sangat padat tanpa mengakibatkan kerusakan pada seratnya. (b) Pemisahan kotoran di mesin pre opener cleaner Gumpalan serat yang jatuh ke rol pemukul (1) akan langsung mendapat pukulan sehingga terjadi proses pembukaan serat menjadi lebih terurai karena berat jenis kotoran (biji, batang, daun, pasir/logam) lebih berat dari pada berat jenis serat, sehingga cenderung akan jatuh ke bawah membentur dinding-dinding batang saringan (2) untuk masuk melalui celah-celah batang jaringan (3) dan bertumpuk di under cassing. Gambar 46. Skema rol pemukul dan batang saringan Keterangan : 1. Rol Pemukul (pined beater) 2. Batang Sarigan (gridbars) 3. Celah Batang Saringan 164 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (c) Gerakan Pemukul Gambar 47. Skema rol pemukul mesin pre opener cleaner Keterangan : 1. Pelat pemisah 2. Rol pemukul 3. Batang saringan Gumpalan serat yang jatuh ke permukaan rol pemukul (2) A langsung dipukul dan terlempar ke rol pemukul (2) B. Karena ada pelat pemisah, gumpalan serat kembali jatuh pada permukaan antara rol pemukul (2) A dan rol pemukul (2) B. Berdasarkan gambar di atas maka ada dua kali proses pembukaan di daerah x dan y. Agar gumpalan serat dapat lebih terbuka digunakan lima buah rol pemukul, karena akan terjadi empat kali proses pembukaan. 165 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (5) Mesin condensor at cleanser Gambar 48. Skema mesin condensor at cleaner Keterangan : 1. Silinder penampungn (condensor) 2. Rol pemukul/pengambil (a) Proses di mesin condensor at cleaner Gumpalan serat yang jatuh ke permukaan condensor (1) akan terhisap oleh fan sehingga kotoran dan serat pendek akan terhisap oleh fan dan kemudian akan masuk melalui celah-celah condensor untuk ditampung pada air filter condensor at cleaner. Serat-serat panjang yang menempel pada permukaan condensor akan tergaruk oleh rol pemukul/pengambil (karena permukaan rol pemukul/pengambil terbuat dari kulit) untuk diteruskan ke mesin opener cleaner. 166 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (b) Pemisahan kotoran di mesin condensor at cleaner Gambar 49. Skema pemisah kotoran mesin condensor at cleaner Keterangan : 1. Batang saringan (Condensor) 2. Saluran fan penghisap 3. Fan penghisap Gumpalan serat akan menempel pada permukaan condensor karena hisapan fan. Kotoran-kotoran berupa biji, batang daun, pasir, atau logam cenderung berada di bagian bawah gumpalan serat dan serat-serat pendek karena hisapan fan juga cenderung berada pada lapisan gumpalan serat di atas permukaan condensor. Gerakan rol pengambil akan membantu kotoran-kotoran dan serat pendek terhisap oleh fan melalui celah-celah condensor dan saluran fan untuk ditampung pada air filter for condensor at cleaner. Next >