< Previous 27 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Penampang membujur sutra tusah Penampang melintang sutra tusah 3) Komposisi Serat Sutra Table 7. Komposisi serat sutra Susunan Persen terhadap serat kering Fibroin ( serat ) 76 Serisin ( perekat ) 22 Lilin 1,5 Garam – garam mineral 0,5 Serisin adalah protein albumin yang tidak larut dalam air, tetapi menjadi lunak dalam air panas dan larut dalam alkali lemah atau sabun. Fibroin adalah protein yang tidak larut dalam alkali lemah dan sabun. 28 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 4) Sifat Serat Sutra a) Sifat fisika (1) Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan makananya. (2) Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur 20–25%. Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier dengan mulur 25-30%. (3) Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang semula. (4) Sangat higroskopis (5) Moisture regain sutra mentah 11%, dan setelah serisinnya dihilangkan moisture regainnya menjadi 10%. (6) Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat ini karena pengerjaan dalam larutan asam encer yang mekanisme belum diketahui. (7) Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya dihilangkan berat jenisnya menjadi 1,25. (8) Untuk mengimbangi berat serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam larutan garam-garam timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan kekuatannya berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari. b) Sifat kimia (1) Pengaruh asam Sutra tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dengan cepat di dalam asam kuat. Pemasakan dengan asam mineral (asam khlorida) yang encer mengurangi kekuatan sedangkan dengan asam lemah (asam cuka) justru membantu dalam pencelupan sutra. (2) Pengaruh alkali Larutan kaustik soda pekat dan dingin dengan waktu singkat yang diikuti pencucian hanya sedikit berpengaruh pada sutra. Pemanjangan waktu merusak sutra. Larutan yang encer akan melarutkan sutra dengan cepat pada suhu mendidih. 29 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (3) Pengaruh oksidator Sutra mudah diserang oleh zat–zat oksidator tetapi tahan terhadap serangga, jamur dan bakteri. (4) Pengaruh air Pemanasan yang lama dalam air menyebabkan kilau dan kekuatan berkurang. Perubahan ini menjadi lebih cepat apabila bila suhunya lebih dari 100°C. (5) Pengaruh sinar Penyinaran yang lama dengan sinar matahari atau penyinaran yang pendek dengan sinar ultra violet menyebabkan kekuatan berkurang. (6) Penggunaan serat sutra Serat sutra digunakan untuk bahan pakaian dan keperluan rumah tangga. b. Serat Wol 1) Struktur Morfologi Serat Wol Serat wol terdiri dari kutikula di lapisan luar dan korteks di bagian dalam. Sering terdapat medula di bagian tengah, terutama pada serat wol kasar. Tiap–tiap bagian terbentuk dari lapisan sel yang berbeda. Kutikula merupakan lapisan sel-sel yang pipih yang disebut sisik, menumpuk seperti genteng pada atap di sepanjang serat. korteks di tutupi oleh sisik, sedangkan medula merupakan sel kosong disepanjang sumbu serat. 30 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 2) Bentuk Serat Wol Diameter rata-rata serat wol berkisar 16-17 mikron. Dipandang dari segi teknologi, diameter rata-rata serat merupakan faktor yang penting dalam penentuan grade. Sifat benang dan kain terutama tergantung pada diameter rata-rata serat. Variasi diameter benang juga berpengaruh pada kerataan benang sampai batas-batas tertentu. Bentuk penampang melintang serat wol bervariasi dari bulat sampai lonjong. Keriting serat wol berhubungan langsung dengan kehalusan serat atau diameter serat. Keriting serat sukar dihitung dan diukur karena bentuknya tidak teratur dan kecilnya gaya yang diperlukan untuk meluruskan serat. Panjang stapel wol halus berkisar antara 3,75–10 cm, wol sedang 5 -10 cm, dan wol panjang 12,5–35 cm. Bentuk penampang melintang serat wol bervariasi dari bulat sampai lonjong 31 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Penampang membujur serat wol 3) Komposisi Serat Wol Table 8. Komposisi serat wol Jenis Berat kering wol (%) Air (%) Lilin (%) Keringat (%) Debu dan kotoran (%) Merino 49 10 16 6 19 Cross bred 61 12 11 8 8 Wol cabut 63 9 16 1 11 4) Sifat–sifat Serat Wol a) Sifat fisika (1) Kilau serat wol bervariasi, tergantung pada susunan permukaan serat, ukuran serat, serat gelombang, atau keriting. (2) Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram/denier dengan mulur 30–40 %. (3) Semakin lambat penarikan semakin besar mulurnya. (4) Mulur sangat bergantung pada kadar kelembaban dan kecepatan tarik, semakin lambat penarikan, makin besar mulutnya. b) Sifat kimia (1) Menggelembung 10% dalam air dingin atau hangat; (2) Dapat bereaksi dengan asam kuat atau asam lemah; (3) Tidak larut oleh asam kuat atau asam lemah. (4) Menggelembung kira–kira 3% dalam asam khlorida pada PH=0,6; 32 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (5) Menggelembung kira–kira 18% dalam asam monokhlor asetat pada PH=0,6; (6) Menggelembung 50% dalam asam format 98%; (7) Mudah rusak dalam alkali; (8) Rusak oleh zat reduktor dan zat oksidator yaitu memutus ikatan sistina atau ikatan disulfida; (9) Tahan terhadap jamur dan bakteri; (10) Dapat dicelup dengan zat warna asam, direk, dan krom. c) Penggunaan Serat Wol Wol banyak digunakan untuk bahan pakaian pria, wanita dan anak–anak. Wol juga digunakan untuk keperluan alat-alat rumah tangga seperti karpet, kursi, tirai, selimut dan lain-lain, dan untuk keperluan industri, seperti untuk piano, isolasi, sumbu lampu, dan lain-lain. c. Serat Barang Galian 1) Serat asbes Asbes adalah serat yang diperoleh dari batu karang yang terletak jauh di bawah permukaan tanah. 2) Bentuk serat asbes Di bawah mikroskop dengan pembesaran rendah,bentuk serat bergelombang samapi lurus. Dengan mikroskop elektron (pembesaran 17.000 kali) fibril–fibril serat asbes berbentuk lurus, tidak padat, tetapi seperti pipa. Permukaan serat tidak kasar, sehingga mudah selip dalam proses pemintalan. Semua jenis serat asbes mengelompok seperti serat tunggal yang sebenarnya terdiri dari banyak serta halus. Diameter serat berkisar 0,02–0,04 mikron untuk jenis chrysotile dan 0,1–0,2 untuk jenis amphibole. Penampang membujur serat asbes 33 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Penampang melintang serat asbes 3) Komposisi Serat Asbes Table 9. Komposisi serat asbes Susunan Chrysotile Crocidolite SiO₂ 35-44 43-57 MgO 36-44 43-57 Oksidasi besi dan Al₂O₃ 0-3 20-40 CaO dan Na₂O 0-2 2-8 H₂O 12-5 2-4 4) Sifat–sifat Serat Asbes a) Sifat fisika (1) Mulur serat asbes sangat rendah, yaitu 1-3 %. (2) Berat jenis asbes chrysotile 2,22–2,75 dan jenis amphibole 2,8–3,6. (3) Serat asbes hanya sedikit menyerap air. Dalam udara absorpsi maksimum hanya 3 %. (4) Serat asbes tahan terhadap panas dan api. Pada pemanasan 200-1000°C, asbes kehilangan berat karena menguapnya air kristal dan karbondioksida. Pada suhu 980°C, jenis chrysotile kehilangan berat 12 16%. Titik leleh tergantung dari jenis, berkisar antara 1.180–1.500°C. (5) Kekuatan dan mulur bervariasi, tergantung dari jenis, cara penambangan dan pengambilan serat batunya. Kawat baja = 50–150 kg/mm² Kapas = 30–70 kg/mm² Serat gelas = 80–200 kg/mm² Asbes = 30–230 kg/mm² 34 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 b) Sifat kimia Daya tahan asbes terhadap asam sangat penting sehubungan dengan kegunaan asbes sebagai penyaring dan katalisator dalam pabrik–pabrik kimia seperti pabrik asam tatrat, asam nitrat, asam sulfat, dan asam khlorida. Dalam asam khlorida 25% pada suhu kamar, setelah direndam 10-24 jam asbes kehilangan berat sekitar 5–57% tergantung pada jenisnya. Pada suhu mendidih asam khlorida merusak asbes lebih kuat. c) Sifat Lainnya (1) Menghantar listrik dan panas yang tidak baik; (2) Tahan terhadap gesekan; (3) Tahan terhadap cuaca; (4) Menyerap suara, terutama untuk frekunsi tinggi. 5) Penggunaan Serat Asbes Serat asbes dapat dipintal menjadi benang sehingga dapat dibuat menjadi kain. Asbes digunakan sebagai bahan campuran untuk atap, pembungkus, papan asbes, semen asbes, bahan penahan panas dan api, serta bahan–bahan yang banyak mendapat gesekan seperti pelapis rem dan kopling. 3. Serat Buatan Organik a. Serat Rayon Viskosa Sebagai bahan dasar serat rayon viskosa adalah kayu yang dimurnikan dan dengan mengubah natrium hidroksida menjadi selulosa alkali kemudian dengan mengubah karbon disulfuda dirubah menjadi natrium selulosa xantat dan selanjutnya dilarutkan di dalam larutan natrium hidroksida encer. Larutan ini kemudian diperam dan akhirnya dengan cara pemintalan basah dengan menggunakan larutan asam. Filamen hasil pemintalan masih belum murni sehingga perlu dimurnikan dengan cara dicuci dengan air, kemudian digunakan larutan natrium sulfida SERAT BUATAN 35 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 untuk menghilangkan belerang dan mungkin juga senyawa-senyawa yang mengandung belerang, kemudian diputihkan dengan natrium hipoklorit dan akhirnya dicuci dengan air dan dikeringkan. 1) Sifat a) Kekuatan dan Mulur Kekuatan serat rayon viskosa kira-kira 2,6 gram/denier dalam keadaan kering dan kekuatan basahnya kira-kira 1,4 gram/denier. Mulurnya kira-kira15% dalam keadaan kering dan kira-kira 25% dalam keadaan basah. b) Moisture Regain Moisture regain serat rayon viskosa dalam kondisi standar adalah 12 – 13%. c) Elastisitas Elastisitanya tidak baik. d) Berat Jenis Berat jenis rayon viskosa adalah 1,52 e) Sifat Listrik Dalam keadaan kering rayon viskosa merupakan isolator listrik yang baik, tetapi uap air yang diserap oleh rayon akan mengurangi daya isolasinya. f) Sinar Penyinaran dapat menyebabkan kekuatan rayon viskosa berkurang. Berkurangnya kekuatan lebih sedikit dibandingkan dengan sutra, tetapi lebih tinggi dari asetat. g) Panas Rayon viskosa tahan terhadap penyetrikaan tetapi pemanasan dalam waktu lama menyebabkan rayon berubah menjadi kuning. h) Sifat kimia Rayon viskosa lebih cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas, terutama dalam keadaan panas. Pengerjaan dengan asam encer dingin dalam 36 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 waktu singkat biasanya tidak berpengaruh, tetapi pada suhu tinggi akan merusak serat rayon viskosa. Rayon viskosa tahan terhadap pelarut-pelarut untuk pencucian kering. i) Sifat Biologi Jamur menyebabkan kekuatan rayon viskosa berkurang serta berwarna. Biasanya jamur mula-mula tumbuh pada kanji yang menempel pada benang. Apabila kanji telah dihilangkan kemungkinan diserang jamur berkurang. Penampang membujur serat rayon viskosa Penampang melintang serat rayon viskosa 2) Penggunaan Rayon viskosa dipergunakan untuk tekstil pakaian dan tekstil rumah tangga seperti kain tirai, kain penutup kursi, taplak meja, sprei, kain renda, kain-kain halus untuk pakaian dan pakaian dalam. Rayon viskosa baik untuk kain lapis karena tahan gesek, berkilau dan licin. Campuran rayon viskosa dan poliester banyak digunakan sebagai bahan pakaian. Next >